Senin, 28 Juli 2014

Tema II



Tema II
Dinamika Kependudukan dan Pembangunan Nasional

Pada saat duduk di kelas VII, kamu telah mempelajari keadaan penduduk di Indonesia seperti jumlah penduduk Indonesia, persebaran penduduk Indonesia, dan komposisi penduduk. Jumlah penduduk di suatu negara, merupakan modal sekaligus beban dalam pembangunan. Pertumbuhan penduduk yang tinggi tetapi tidak diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja dan persediaan pangan dan papan, akan menjadi masalah besar bagi negara.
Mobilitas penduduk, merupakan salah satu dinamika kependudukan di Indonesia. Kebutuhan untuk memperbaiki taraf hidup, merupakan salah satu alasan penduduk melakukan migrasi. Migrasi juga didukung oleh ketersediaan fasilitas kehidupan, seperti: sarana pendidikan, kesehatan, dan perekonomian, serta akses ilmu dan teknologi di tempat lain.
Salah satu diantara modal dasar pembangunan di Indonesia, adalah penduduk yang berkualitas. Peningkatan kualitas penduduk pada awal abad XX, berpengaruh terhadap perjuangan pergerakan nasional. Titik puncak pergerakan nasional, adalah tercapainya kemerdekaan sebagai modal dasar pembangunan.
Kajian pada tema ini, akan membahas tentang kependudukan dan peranannya dalam pembangunan nasional di Indonesia.
Tujuan:
Setelah kamu mempelajari uraian pada tema ini, diharapkan mampu:
1.    Mendeskripsikan jumlah dan pertumbuhan penduduk di Indonesia.
2.    Menjelaskan komposisi penduduk di Indonesia.
3.    Menganalisis terjadinya migrasi di Indonesia.
4.    Menjelaskan hubungan kualitas penduduk dan pembangunan nasional.
5.    Menjelaskan pengaruh kualitas penduduk terhadap pergerakan nasional.

A.  Jumlah dan Pertumbuhan, Komposisi, serta Persebaran dan Migrasi Penduduk
Pada peta konsep di atas, tampak bahwa dinamika kependudukan dan pembangunan nasional mencakup: 1) jumlah dan pertumbuhan penduduk, 2) komposisi penduduk, 3) persebaran dan migrasi penduduk, 4) kualitas penduduk dan pembangunan, dan 5) pergerakan nasional.
1.    Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
a.    Jumlah Penduduk
Terkait dengan dinamika kependudukan dan pembangunan nasional, biasanya pertanyaan yang pertama kali muncul adalah: berapakah sebenarnya jumlah penduduk Indonesia, khususnya saat ini ?
Jumlah penduduk suatu wilayah atau negara, termasuk Indonesia, selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, disebabkan oleh pertumbuhan penduduk. Sensus penduduk yang pertama kali diadakan di Indonesia, yaitu: tahun 1930, jumlah penduduk Nusantara adalah 60,7 juta jiwa. Setelah merdeka, pemerintah Indonesia mengadakan sensus penduduk pertama tahun 1961, menunjukkan penduduk Indonesia berjumlah 97,1 juta jiwa. Sensus penduduk kedua tahun 1971, jumlahnya 119,2 juta jiwa. Sensus penduduk ketiga tahun 1980, sebanyak 146,9 juta jiwa. Sensus penduduk keempat tahun 1990, sebanyak 178,6 juta jiwa. Sensus penduduk kelima tahun 2000, berjumlah 205,1 juta jiwa. Dan pada sensus penduduk keenam tahun 2010, penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa.
Indonesia termasuk negara dengan jumlah penduduk yang besar. Pada tahun 2013, Indonesia tidak memiliki kegiatan pemuktahiran (updating) data penduduk, karena biasanya sensus diadakan setiap 10 tahun sekali. Namun diperkirakan sebesar 250 juta jiwa, dengan pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun.
Keadaan jumlah penduduk sebesar itu, tentu memerlukan perhatian yang besar dari pemerintah atau lembaga terkait, untuk memenuhi kebutuhan penduduknya.
Untuk mengetahui jumlah penduduk beserta pertumbuhannya di Indonesia, serta perbedaan pada masing-masing pulau, amatilah tabel jumlah penduduk berikut.
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk di beberapa pulau besar dari tahun ke tahun di Indonesia
Pulau Besar
Jumlah Penduduk
1971
1980
1990
1995
2000
2010
Sumatera
20.808.148
28.016.160
36.506.703
40.830.334
43.309.707
50.630.931
Jawa dan Madura
76.086.327
91.269.528
107.581.306
114.733.486
121.352.608
136.610.590
Kalimantan
5.154.774
6.723.086
9.099.874
10.470.843
11.331.558
13.787.381
Sulawesi
8.526.901
10.409.533
12.520.711
13.732.449
14.946.488
17.371.782
Bali dan Nusatenggara
6.619.074
7.931.760
9.416.104
10.118.834
11.112.702
13.074.796
Papua dan Maluku
2.013.005
2.584.881
3.506.498
4.029.143
4.211.532
6.165.396
TOTAL SE-INDONESIA
119.208.229
147.490.298
179.378.946
194.754.808
206.264.595
237.641.326
Selanjutnya kerjakan lembar kerja pada kolom aktivitas berikut.

Aktivitas Kelompok
1.    Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.    Berdasarkan tabel 2.1 bandingkan perubahan jumlah penduduk dari tahun 1971 sampai dengan tahun 2010 di Indonesia.
3.    Apakah jumlah penduduk mengalami kenaikan atau penurunan.
4.    Hitunglah jumlah kenaikan atau penurunan pada setiap periode.
5.    Tuliskan hasil penghitungan kalian pada tabel di bawah ini.
Tahun
Jumlah Penduduk
Jumlah Kenaikan/ Penurunan (jiwa)
Kenaikan/ Penurunan (persen)
1971
119.208.229


1980
147.490.298
28.282.069
23,72
1990
179.378.946


2000
206.264.595


2010
237.641.326


Pertambahan rata-rata jumlah penduduk tiap 10 tahun



Dari data di atas, kamu dapat menyimpulkan bahwa dari tahun 1971 sampai tahun 1980, jumlah penduduk Indonesia mengalami kenaikan sebanyak 28.282.069 jiwa (23,72%). Secara keseluruhan, rata-rata kenaikan jumlah penduduk setiap 10 tahun sebesar hampir 20%.
Perlu kamu ketahui, bahwa menurut perkiraan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, pada tahun 2014 jumlah penduduk Indonesia akan menjadi 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun. Salah satu penyebabnya, adalah: tingginya tingkat kelahiran.
Jumlah penduduk yang besar di Indonesia menjadi permasalahan serius, terutama di daerah perkotaan.
Pengendalian jumlah penduduk perlu dilakukan, supaya negara dapat membuat perencanaan pembangunan ynag baik. Jumlah penduduk dapat diketahui berdasarkan sensus penduduk (cacah jiwa) yang biasanya diadakan setiap 10 tahun sekali. Sensus penduduk (cacah jiwa) adalah: kegiatan dalam rangka pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan penyebarluasan data kependudukan.
Informasi tentang jumlah penduduk di suatu wilayah, sangat diperlukan untuk merancang pembangunan.
Setelah kamu memahami materi di atas, untuk lebih memperdalam pemahaman kamu, kerjakan kegiatan belajar berikut ini.

Aktivitas Kelompok
1.    Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.    Diskusikan bagaimana cara mengatasi permasalahan akibat jumlah penduduk yang besar.
3.    Tuliskan hasilnya pada tabel di bawah ini.
No.
Cara Mengatasi
1.

2.

3.

4.

4.    Presentasikan hasil pekerjaan kalian di depan kelas.

Setelah melakukan diskusi, tentu kamu menemukan berbagai cara mengatasi permasalahan akibat jumlah penduduk yang besar. Salah satu cara yang dapat dilakukan, adalah: dengan menciptakan lapangan kerja yang luas.
Kamu telah mempelajari jumlah penduduk dan pertambahan penduduk. Kamu dapat memperkirakan bagaimana jumlah penduduk Indonesia 10 tahun yang akan datang, bahkan 50 tahun atau 100 tahun yang akan datang. Salah satu cara mudah untuk mengetahui jumlah penduduk pada masa yang akan datang adalah dengan melihat angka pertumbuhan penduduk dari waktu ke waktu.

b.    Pertumbuhan Penduduk
Mengapa terjadi pertumbuhan penduduk ? Pertumbuhan penduduk terjadi karena pertambahan atau pengurangan jumlah penduduk akibat adanya: kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi). Kelahiran dan kematian, merupakan faktor pertumbuhan alami. Sedangkan perpindahan penduduk, merupakan faktor pertumbuhan non alami.

Wawasan
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan menyangkut jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara tertentu, pada waktu tertentu dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya, maupun kemungkinan-kemungkinannya untuk waktu-waktu mendatang.

1)   Pertumbuhan Penduduk Alami
Pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari hasil selisih tingkat kelahiran dengan kematian dalam satu tahun, disebut: Pertumbuhan Penduduk Alami. Pertumbuhannya dinyatakan dalam perseribu.
Contoh: Diketahui jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 adalah 241,9 juta jiwa. Angka kelahirannya, 23 perseribu penduduk. Angka kematian, 6 perseribu penduduk. Berapa angka pertumbuhan penduduk Indonesia ?
Adapun perhitungannya dapat digunakan rumus:
P = L – M
P = pertumbuhan penduduk, L = lahir, M = mati.
P = 23/1000 – 6/1000 = 17/1000
Artinya, terjadi pertambahan penduduk 17 orang, setiap 1000 penduduk.
Jika dijadikan dalam persen, maka akan menjadi 1,7%. Artinya: dalam satu tahun, terjadi peningkatan jumlah penduduk sebesar 1,7% x 241.900.000 = 4.112.000 jiwa.
2)   Pertumbuhan Penduduk Non Alami
Pertumbuhan penduduk non alami diperoleh dari selisih imigrasi (migrasi masuk) dengan emigrasi (migrasi keluar). Pertumbuhan penduduk non alami, disebut juga dengan: pertumbuhan penduduk karena migrasi.
Rumus: P = I – E
P = pertumbuhan penduduk, I = imigrasi, E = emigrasi.
3)   Pertumbuhan Penduduk Total
Pertumbuhan total adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran dengan kematian, ditambah dengan selisih pertumbuhan non alami.
Rumus = P = (L – M) + (I – E)
Laju pertumbuhan penduduk total di Indonesia, tidak banyak berbeda dengan laju pertumbuhan penduduk alami, karena migrasi jumlahnya hanya sedikit sehingga pengaruhnya sangat kecil dan dapat diabaikan.
Kelahiran dan kematian meruapakan factor utama pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh: kondisi kesehatan, kualitas lingkungan hidup, dan pendidikan. Kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan kesadaran tentang kesehatan melalui proses pendidikan. Lingkungan yang kurang terawat dapat menyebabkan berbagai penyakit, hal tersebut berdampak pada angka kematian suatu daerah yang dapat menyebabkan: Pertumbuhan Penduduk Negatif.
Jumlah penduduk Indonesia tahun2010 tercatat 237, 6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,49 persen. Jika laju pertumbuhan penduduk tetap pada angka itu, maka pada tahun 2045 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 450 juta jiwa.

Mengenal Tokoh
Thomas Robert Malthus, lahir di Surrey Inggris 13 Februari 1766, meninggal di Haileybury, Hertford Inggris pada 23 Desember 1834. Ia seorang pakar demografi (kependudukan) Inggris dan ekonomi politik, sangat terkenal karena pandangannya tentang teori ekonomi dan kependudukan. Salah satu dalil “Teori Malthus” yang terkenal, adalah: “bahwa jumlah penduduk cenderung meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara arismatik (deret hitung)”.

Untuk memperdalam pengetahuanmu tentang pertumbuhan penduduk, kerjakan aktivitas berikut ini.

Aktivitas Kelompok
1.    Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.    Lakukan wawancara dengan perangkat desa ditempat tinggalmu, untuk menanyakan data tentang: jumlah dan pertumbuhan penduduk di desamu.
3.    Tuliskan hasil wawancaramu pada tabel berikut ini.
Kelompok                   :
Desa Yang Diamati     :
Tahun
Kelahiran
Kematian
Migrasi
Pertumbuhan Total

























Pertambahan rata-rata tiap tahun



4.    Presentasikan hasil wawancaramu di depan kelas.

Renungkan
Pertumbuhan penduduk setiap 10 tahun di Indonesia adalah 10%. Bangsa Indonesia patut bersyukur karena dikaruniai jumlah penduduk yang besar, dengan beraneka ragam suku, ras, maupun agama. Jumlah penduduk yang terlalu besar, dapat menyebabkan berbagai permasalahan, terutama: kesempatan kerja. Karena itu, negara Indonesia wajib mengatur pertumbuhan penduduk agar tidak terjadi ledakan penduduk. Kamu dapat berpartisipasi menahan laju pertumbuhan penduduk, dengan merencanakan perkawinan di usia ideal dan telah mampu memberikan nafkah keluarga.

2.    Komposisi Penduduk
Setelah kamu memahami jumlah dan pertumbuhan penduduk, sekarang kamu akan mempelajari tentang komposisi penduduk.
Berdasarkan gambar di atas, apakah kamu dapat mencermati kecenderungan (trend) dari setiap kategori komposisi penduduk mulai tahun 2009 sampai dengan 2012 ? Berilah tanda centang (v) pada kolom kecenderungan dalam tabel berikut.
No.
Kategori Komposisi
Kecenderungan (trend)
Naik
Turun
1.
Jumlah penduduk laki-laki


2.
Jumlah penduduk perempuan


3.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) umur 7-12 th


4.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) umur 13-15 th


5.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) umur 16-18 th


6.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) umur 19-24 th


7.
Jumlah Buruh/Karyawan/Pegawai


8.
Jumlah Pekerja Bebas di bidang Pertanian


9.
Jumlah Pekerja Bebas di bidang Non Pertanian


Dari contoh uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa komposisi penduduk adalah: pengelompokkan atau susunan penduduk suatu negara atau suatu wilayah berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Contoh: berdasarkan usia/umur, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain.

Wawasan
Komposisi penduduk adalah pengelompokkan penduduk berdasarkan: usia/umur, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain.

Komposisi penduduk diperlukan dalam suatu negara, karena dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan ataupun penentuan kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan. Setiap penduduk, pasti memiliki usia dan jenis kelamin yang berbeda, sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda pula. Pemerintah dapat merancang kegiatan atau perencanaan yang sesuai dengan kemampuan penduduk. Oleh karena itu, dengan mengetahui komposisi penduduk, dapat dibuat pertimbangan yang logis, matang, dan bermakna, sehingga tidak menimbulkan adanya kesalahan (bias) dalam pengambilan keputusan ataupun penentuan kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin.

a.    Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
Komposisi penduduk berdasarkan usia/ umur, dapat dibuat dalam bentuk: Usia Tunggal, seperti: 0, 1, 2, 3, sampai 60 tahun atau lebih. Juga dapat berdasarkan: Interval Usia Tertentu, seperti: 0 – 5 (usia balita), 6 – 12 (usia SD), 13 – 15 (usia SMP), 16 – 18 (usia SMA), 19 – 24 (usia Perguruan Tinggi), 25 – 60 (usia dewasa), dan > 60 (usia lanjut). Selain itu, komposisi penduduk juga dapat dibuat berdasarkan: Usia Produktif dan Usia Non-Produktif, misal: 0 – 14 (usia belum produktif, 15 – 64 (usia produktif), dan > 65 (usia tidak produktif).
Contoh penggunaan komposisi penduduk berdasarkan usia, adalah: dalam perencanaan program Wajib Belajar (Wajar). Dengan menganalisis jumlah penduduk tiap-tiap kelompok usia, maka dapat diketahui: berapa jumlah anak yang harus bersekolah, sarana dan prasarananya, berapa jumlah pendidik dan tenaga kependidikan untuk mendukung kegiatan tersebut, berapa jumlah sekolah yang dapat melayani kegiatan belajar mengajar, dan lain-lain. Contoh lain penggunaan komposisi penduduk berdasarkan usia, yaitu: dalam perencanaan pembangunan nasional. Dapat dirancang bentuk dan arah pembangunan. Apakah akan dikembangkan pembangunan yang padat modal atau padat karya, juga dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan serta cadangan pangan nasional.

Wawasan
Komposisi penduduk berdasarkan usia adalah pengelompokkan penduduk berdasarkan usia, baik tunggal maupun berdasarkan interval usia tertentu. Komposisi penduduk juga dapat dibuat berdasarkan usia produktif dan usia non-produktif.

Komposisi penduduk berdasarkan usia produktif dan non-produktif, dapat digunakan untuk menghitung Angka Ketergantungan (dependency ratio). Angka ini dapat memperkirakan beban tiap penduduk non-produktif untuk menopang kebutuhan hidupnya.
Permasalahan dalam komposisi penduduk, antara lain adalah: apabila jumlah penduduk dengan usia di bawah 15 tahun dan usia di atas 65 tahun jumlahnya lebih besar dibandingkan usia produktif (15 – 65 th). Hal tersebut dapat menyebabkan, penduduk usia produktif menanggung hidup seluruh penduduk usia non-produktif.
Semakin besar angka ketergantungan, akan semakin besar beban penduduk dalam menopang kehidupan.
Angka ketergantungan dapat dicari dengan rumus: AK = a/b x 100
AK = angka ketergantungan, a = jumlah penduduk belum atau tidak produktif (usia 0 – 14 tahun, dan umur > 65 tahun), b =  jumlah penduduk produktif (15 - 64 tahun), 100 = dihitung perseratus penduduk.
Contoh: Diketahui jumlah penduduk Desa Sukamakmur yang berusia kurang dari 15 tahun sebanyak 5.400 jiwa dan penduduk berusia 15 – 64 tahun sebanyak 11.450 jiwa, sedangkan penduduk di atas 65 tahun sebanyak 850 jiwa. Hitunglah Angka Beban Ketergantungannya.
AK = a x 100 = (5.400 + 850) x 100 = 6.250 x 100 = 54,49
          b                   11.450                  11.450
AK = 54,49 artinya: setiap 100 penduduk usia produktif, menanggung 54,49 (dibulatkan 55) jiwa yang tidak produktif.
Setelah kamu mempelajari angka ketergantungan, selanjutnya kamu perlu mempelajari bonus demografis yang dimiliki bangsa Indonesia. Bonus demografis adalah keadaan dimana komposisi penduduk kita, sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia kerja atau usia produktif cukup besar, sedangkan penduduk usia muda makin sedikit dan penduduk usia lanjut belum banyak.
Jika kelompok usia produktif ini memiliki kompetensi yang memadai sesuai dengan yang dibutuhkan, maka akan menjadi potensi sumber daya manusia yang sangat berarti bagi pembangunan bangsa dan negara. Tetapi, apabila kelompok ini tidak/kurang memiliki kompetensi yang diperlukan untuk pembangunan, maka kelompok ini justru akan menjadi beban yang luar biasa berat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Bangsa Indonesia harus mampu menyiapkan generasi muda yang berkualitas tinggi, melalui: pendidikan, pelatihan, kesehatan, penyediaan lapangan kerja, dan investasi. Apabila kekurangan lapangan kerja, maka akan terjadi permasalahan, yairu: pengangguran, yang akan menjadi beban negara.
Apakah bangsa Indonesia sudah mampu memanfaatkan bonus demografi sebagai modal pembangunan ? Kamu juga dapat berperan dalam hal tersebut, misalnya dengan belajar giat sehingga ketika dewasa, kamu menjadi warga negara yang terampil. Salah satu cara memanfaatkan bonus demografi, adalah: mengelola usia produktif dengan baik.

b.    Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, dapat digunakan dalam menghitung angka perbandingan jenis kelamin (sex ratio). Perbandingan tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan bentuk pemberdayaan penduduk sebagai sumber daya manusia, sesuai dengan karakteristiknya. Misalnya: berkenaan dengan pekerjaan, tanggung jawab, serta bentuk pengembangan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan potensi dan kemampuan penduduk.
Pada zaman dahulu, kaum laki-laki lebih dominan untuk berusaha (bekerja) dan mempertahankan diri. Akan tetapi sesuai dengan prinsip emansipasi wanita, ternyata hampir semua jenis pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh kaum laki-laki, juga dapat dikerjakan oleh kaum perempuan.

Wawasan
Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin, dapat dituangkan dalam bentuk diagram yang dikenal dengan: Piramida Penduduk.

Aktivitas Kelompok
1.    Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.    Lakukan wawancara dengan perangkat desa ditempat tinggalmu, untuk menanyakan data tentang: komposisi penduduk, di desamu.
3.    Tuliskan hasil wawancaramu pada tabel berikut ini.
Kelompok                   :
Desa yang diamati      :
Jumlah penduduk tahun…
Usia di bawah 15 tahun
Usia 15-65 tahun
Usia di atas 65 tahun
Laki-laki



Perempuan



Simpulan …………………………………………………………………….
                 ……………………………………………………………………
4.    Presentasikan hasil wawancaramu di depan kelas.

c.    Piramida Penduduk
Piramida penduduk memiliki manfaat, seperti: mengetahui perbandingan jumlah penduduk pria dan wanita, mengetahui pertumbuhan penduduk di suatu negara, mengetahui jumlah penduduk usia sekolah, dan mengetahui golongan penduduk produktif dan tidak produktif. Dengan demikian, piramida penduduk menjadi data penting sebagai salah satu dasar pembuatan keputusan penting di suatu negara.
Data tentang komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, dapat digambarkan dalam suatu grafik pada saat tertentu, yang disebut: Piramida Penduduk. Komposisi penduduk berdasarkan umur, dapat dibedakan menjadi kelompok-kelompok, misalnya: Penduduk Usia Muda (umur 0 – 20 tahun), Penduduk Usia Dewasa (umur 21 – 55 tahun), dan Penduduk Usia Tua (umur > 55 tahun).
Dengan membaca piramida penduduk suatu negara, kamu dapat memperoleh banyak data dan informasi tentang kondisi penduduk tersebut. Piramida penduduk dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1)   Piramida Penduduk Muda
Perhatikan gambar 2.4 yang menggambarkan piramida penduduk muda. Piramida ini menggambarkan kondisi penduduk yang sedang tumbuh, dengan ditandai oleh tingkat kelahiran yang tinggi, sehingga penduduk usia muda lebih besar daripada penduduk usia tua. Piramida ini juga disebut: Piramida Kerucut, karena bentuknya menyerupai kerucut. Di bawahnya lebih lebar dibandingkan bagian puncaknya.
Piramida penduduk muda menunjukkan angka ketergantungan yang tinggi. Penduduk usia produktif, banyak menanggung beban usia muda dan tua.
Proporsi yang besar dari usia muda ini, merupakan penghambat bagi pembangunan ekonomi, karena penduduk golongan usia muda cenderung menurunkan tingkat penghasilan per kapita dan mereka merupakan konsumen, bukan sebagi produsen dalam perekonomian.
2)   Piramida Penduduk Dewasa
Piramida penduduk dewasa menggambarkan menggambarkan komposisi penduduk usia muda, seimbang dengan komposisi penduduk usia tua, dimana jumlah penduduknya dalam keadaan tetap atau seimbang. Bentuk piramida ini disebut juga: Piramida Penduduk Tetap (stasioner), ada juga yang menyebutnya dengan istilah: Piramida Granat, karena bentuknya menyerupai granat.
Suatu negara yang memiliki komposisi penduduk seperti piramida penduduk dewasa, angka ketergantungannya rendah, karena usia produktif lebih banyak.
3)   Piramida Penduduk Tua (constructive)
Piramida penduduk tua menggambarkan kompisisi penduduk usia tua, lebih besar daripada penduduk usia muda atau dewasa. Digambarkan seperti batu nisan, sehingga piramida ini disebut: Piramida Batu Nisan.
Suatu negara yang memiliki komposisi piramida penduduk tua, kondisinya hampir sama dengan negara yang memiliki piramida penduduk muda. Keduanya, sama-sama menggambarkan usia non-produktif lebih banyak daripada usia produktif. Akibatnya, angka ketergantungannya tinggi.

Wawasan
Piramida penduduk adalah dua buah diagram batang, pada satu sisi menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam kelompok interval usia lima tahunan. Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri, sedangkan penduduk perempuan di sebelah kanan.
Piramida penduduk dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: 1. Piramida penduduk muda, 2. Piramida penduduk dewasa, dan 3. Piramida penduduk tua.

Kamu telah mengkaji piramida penduduk sebagai data penting untuk mengetahui dinamika keoendudukan di Indonesia. Untuk lebih memahami tentang piramida penduduk, kamu kerjakan aktivitas berikut ini.

Aktivitas Kelompok
1.    Pada aktivitas sebelumnya, kamu telah melakukan wawancara dengan perangkat desa ditempat tinggalmu untuk menanyakan data tentang komposisi penduduk di desamu.
2.    Berdasarkan data pada aktivitas sebelumnya, buatlah piramida penduduk di desamu.
3.    Simpulkan, piramida penduduk di desamu termasuk dalam: piramida muda, piramida dewasa, atau piramida tua.
4.    Pajanglah gambarmu di majalah dinding kelas.

Renungkan
Kalian harus bersyukur sekaligus bangga, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar, disertai dengan bonus demografis yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai negara yang adil dan makmur. Namun sampai saat ini, masih banyak persoalan-persoalan terkait dengan dinamika kependudukan di Indonesia, seperti: pertumbuhan penduduk yang tinggi, serta jumlah penduduk yang memusat di Pulau Jawa. Sebagai calon pemimpin di negeri ini, tentu pada saatnya kamu punya tanggung jawab bagaimana mengatasi persoalan-persoalan berkaitan dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia.

3.    Persebaran Penduduk dan Migrasi
Persebaran penduduk dan migrasi, ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Bagaimana persebaran penduduk dan migrasi, akan kamu pelajari melalui uraian berikut ini.
a.    Persebaran Penduduk Indonesia
Beberapa daerah di Indonesia, penduduknya msih sangat sedikit atau masih kekurangan jumlah penduduk (under population). Contoh: di Papua, kepadatan penduduknya rata-rata hanya 4 jiwa per kilometer persegi. Sementara Pulau jawa, kepadatan penduduknya mencapai 945 jiwa per kilometer persegi. Pulau-pulau lain di Indonesia, dengan luas berkali lipat dari Pulau Jawa, jika seluruh penduduknya dijumlahkan, tidak dapat mencapai jumlah penduduk yang tinggal di Pulau Jawa.
Bagaimana dampak penduduk yang tidak merata tersebut ? Daerah dengan penduduk yang padat berarti tersedia cukup banyak tenaga kerja, sedangkan daerah yang tidak padat penduduk, akan terjadi kekurangan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia untuk melaksanakan pembangunan. Salah satu cara untuk mengatasi msalah tersebut, tentu dengan mendatangkan tenaga terampil dari daerah-daerah lain.
Pulau Jawa adalah daerah yang sangat subur dan telah lama berkembang pertanian tradisional. Lokasi Pulau Jawa yang sebagian besar wilayahnya mudah terjangkau, menjadi salah satu penyebab persebaran penduduk di Pulau Jawa, terus terjadi. Selain itu, Pulau Jawa juga merupakan pusat perkembangan politik pada masa pengaruh: Hindu, Buddha, Islam, dan masa penjajahan. Tidak mengherankan, apabila sarana dan prasarana di Pulau Jawa, cukup lengkap.
Pemusatan penduduk di Pulau Jawa, tentu saja sangat merugikan proses pembangunan nasional. Salah satu cara untuk memeratakan jumlah penduduk di Indonesia, adalah: dengan melalui perpindahan penduduk ke daerah yang jarang penduduknya. Perpindahan penduduk tersebut, tentu dapat dilakukan dengan keinginan sendiri maupun diprogramkan oleh pemerintah.

Renungkan
Persebaran penduduk Indonesia yang tidak merata, dapat membahayakan ketahanan nasional Indonesia. Penduduk yang tidak merata, merupakan sebuah permasalahan tersendiri bagi pelaksanaan pembangunan, karena di daerah dengan penduduk yang padat berarti tersedia cukup banyak tenaga kerja. Namun di daerah lain, terjadi kekurangan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia untuk melaksanakan pembangunan. Namun, kamu dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut dengan belajar giat sehingga menjadi sumber daya manusia unggul. Kamu juga harus rela bekerja diseluruh pelosok Indonesia, agar pembangunan dapat merata.

b.    Migrasi Penduduk
Berkat kemajuan transportasi dan komunikasi, saat ini masyarakat sangat mudah melakukan kegiatan perpindahan penduduk. Perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain, baik untuk menetap maupun sementara, disebut: migrasi.
1)   Penyebab Migrasi
Penyebab penduduk melakukan kegiatan migrasi, ada beberapa alasan seperti:
a)      Bencana Alam
Kamu tentu sadar bahwa masyarakat Indonesia tinggal di daerah rawan bencana, terutama gempa bumi dan gunung meletus. Hanya Pulau Kalimantan, yang tidak memiliki ancaman gempa bumi dan gunung meletus. Karena bencana alam tersebut, sering memaksa penduduk melakukan migrasi.
b)      Lahan Semakin Sempit
Masyarakat petani pedesaan yang lahan pertaniannya semakin sempit, sementara anggota keluarganya banyak, kadang menghadapi masalah ekonomi yang sulit diselesaikan. Untuk mengatasinya, kemudian mereka melakukan perpindahan ke daerah lain untuk mencari pekerjaan baru atau mencari daerah yang lahan pertaniannya masih luas.
c)      Situasi Pertentangan
Pertentangan, menyebabkan penduduk melakukan migrasi ke tempat lain karena merasa tidak nyaman di tempat tersebut. Situasi pertentangan ini, biasanya tidak saling menghargai dan mau benar sendiri, tidak mau mendengarkan pendapat orang lain. Situasi tidak aman, mendorong orang untuk melakukan migrasi ke tempat yang aman.
d)     Kondisi Alam
Kondisi alam yang tandus, kadang mendorong penduduk untuk mencari daerah lain yang lebih menguntungkan.

Wawasan
Migrasi diartikan sebagai perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain, baik untuk menetap maupun sementara, perseorangan maupun kelompok. Migrasi dapat disebabkan oleh berbagai alasan, seperti: 1. Bencana Alam, 2. Lahan yang semakin sempit, 3. Situasi konflik/pertentangan, dan 4. Kondisi alam.

2)   Macam-macam Migrasi
Kamu telah menemukan beberapa faktor penyebab terjadinya migrasi penduduk. Ditinjau dari daerah yang dituju, migrasi dibedakan menjadi dua, yakni: Migrasi Internasional dan Migrasi Nasional.
Migrasi internasional merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Migrasi nasional merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dalam satu wilayah negara, atau disebut juga: Migrasi Internal. Migrasi nasional terdiri dari dua bentuk, yaitu: Transmigrasi dan Urbanisasi.

Wawasan
Migrasi internasional dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Imigrasi: perpindahan penduduk yang masuk ke dalam suatu negara dengan tujuan untuk menetap di negara yang didatanginya.
Emigrasi: perpindahan penduduk yang meninggalkan suatu negara ke negara lain dengan tujuan untuk menetap.
Remigrasi: perpindahan penduduk dari suatu Negara ke Negara tempat asalnya, istilah lainnya disebut: Repatriasi.

c.    Transmigrasi
Apakah yang dimaksud dengan transmigrasi ? Perpindahan penduduk dari suatu daerah atau pulau yang berpenduduk padat, ke daerah atau pulau yang berpenduduk jarang, dalam rangka untuk kepentingan pembangunan nasional, disebut: Transmigrasi. Transmigrasi dapat berupa: perpindahan penduduk dalam satu daerah, tetapi juga dapat dilakukan antarprovinsi atau antarpulau. Transmigrasi dalam satu daerah, misalnya: penduduk di Garut Utara Jawa Barat, dipindahkan ke Garut Selatan yang penduduknya masih jarang. Pada saat ini, transmigrasi dalam satu daerah, sangat jarang ditemukan di Pulau Jawa, karena hampir semua lokasi di Pulau Jawa, sudah padat penduduknya.
Salah satu tujuan pelaksanaan transmigrasi adalah: Pemerataan Penduduk. Untuk memahami latar belakang transmigrasi dan daerah tujuan transmigran, kerjakan aktivitas kelompok berikut.

Aktivitas kelompok
1.    Bentuklah kelompok dengan anggota 4-5 orang.
2.    Diskusikan faktor penyebab penduduk melakukan transmigrasi.
3.    Daerah seperti apa yang umumnya mereka tuju.
4.    Tuliskan hasil diskusimu pada tabel berikut ini.
Penyebab Transmigrasi
Penjelasan
Tujuan Daerah
Persebaran penduduk tidak merata


Alasan Ekonomi


Bencana Alam


Dst.


5.    Presentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Tujuan lain transmigrasi adalah: meningkatkan taraf hidup masyarakat. Lahan yang sempit di Pulau Jawa ketika diolah, mungkin hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan melakukan transmigrasi, suatu keluarga akan memperoleh lahan luas di Pulau sumatera yang membuat seluruh anggota keluarga dapat bekerja dengan baik, sehingga hasilnya melimpah. Masalah pengangguran juga terselesaikan, berkat program transmigrasi. Transmigrasi juga bertujuan untuk menanggulangi bencana alam.

Wawasan
Bentuk-bentuk transmigrasi di Indonesia:
a)    Transmigrasi Keluarga: perpindahan penduduk yang disebabkan oleh keluarga/kerabat paratransmigran lama yang sudah menetap di daerah migran.
b)   Transmigrasi Khusus: perpindahan penduduk dari daerah padat ke daerah jarang, dengan tujuan khusus. Misalnya: transmigrasi parapejuang atau paraveteran perang di daerah perbatasan, atau transmigrasi dalam upaya penanggulangan bencana alam.
c)    Transmigrasi Umum: perpindahan penduduk yang dibiayai dan difasilitasi oleh pemerintah, sejak dari daerah asal sampai ke daerah tujuan transmigrasi dengan diberikan tanah seluas dua hektar, penyediaan peralatan pertanian, rumah, dan bibit.
d)   Transmigrasi Lokal: perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain, masih dalam satu provinsi. Contoh: transmigrasi antarkabupaten di Provinsi Jambi.
e)    Transmigrasi Spontan: perpindahan penduduk atas biaya dan kehendak sendiri.
f)    Bedol Desa: perpindahan penduduk dari satu desa dengan segenap aparatnya dan organ-organ didalamnya. Transmigrasi ini dilakukan dengan memanfaatkan daerah asal transmigran, untuk tujuan yang lebih besar. Misalnya: pembangunan Waduk Gajah Mungkur.
g)   Transmigrasi Swakarsa: perpindahan penduduk yang seluruh biayanya, ditanggung oleh transmigran atau pihak lain di luar pemerintah.
h)   Transmigrasi Sektoral: perpindahan penduduk oleh parapetani teladan, atas biaya Departemen Dalam Negeri, Departemen Transmigrasi, dan Pemda.
i)     Transmigrasi Padat Karya: perpindahan penduduk pada suatu daerah yang padat penduduknya, untuk dipekerjakan pada proyek-proyek pembangunan daerah tujuan transmigrasi.
j)     Evakuasi: perpindahan penduduk dari daerah ke daerah lain, baik perorangan maupun kelompok, karena adanya bencana alam atau peperangan.
k)   Forentisme: perpindahan penduduk yang sifatnya sementara karena suatu tugas pekerjaan. Contohnya: penduduk daerah pinggiran, yang bekerja di kota, dengan cara dilaju (pulang-pergi)
l)     Tourisme: perpindahan penduduk untuk sementara waktu, dengan tujuan untuk rekreasi.
m) Migrasi Musiman: perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain yang sifatnya sementara, terutama pada saat suatu daerah membutuhkan tenaga kerja dari daerah lain. Contohnya: pada saat musim panen tebu di suatu daerah, banyak tenaga kerja dari daerah lain yang datang untuk menjadi buruh tebang tebu. Setelah selesai, parapekerja kembali ke daerah asalnya.

Untuk memperdalam pemahamanmu tentang transmigrasi, kamu lakukan aktivitas berikut ini.

Aktivitas Kelompok
1.    Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.    Bersadarkan bentuk-bentuk transmigrasi di Indonesia, temukan bentuk-bentuk transmigrasi yang terjadi di provinsimu.
3.    Gunakan referensi dari buku, internet, atau melakukan wawancara kepada orangtua.
No.
Bentuk Transmigrasi
Asal
Tujuan
1.
Keluarga
Wonogiri, Jawa Tengah
Lampung Utara
2.



3.



dst




Renungkan
Transmigrasi memiliki peranan penting dalam pemerataan penduduk di Indonesia. Penduduk yang merata, akan mendorong optimalisasi pengolahan sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia. Transmigrasi juga mengurangi angka pengangguran, bahkan menambah lapangan kerja baru. Suatu ketika, apabila kamu sudah dewasa, jangan ragu untuk melakukan transmigrasi demi pembangunan Indonesia.

d.   Urbanisasi
Apa yang dimaksud urbanisasi ? mengapa terjadi urbanisasi ? Bagaimana dampak urbanisasi ? Kamu akan mempelajarinya, dalam uraian di bawah ini.
Amati gambar 2.13 di atas. Gambar tersebut adalah suasana arus mudik lebaran di Jakarta. Mudik artinya: pulang kampung. Ternyata sebagian besar dari mereka telah menjadi penduduk Jakarta, tetapi tradisi mudik bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, tidak bisa ditinggalkan. Tradisi tersebut ada kaitannya dengan urbanisasi.
Apa yang dimaksud urbanisasi ? Perpindahan penduduk dari desa ke kota, sering diartikan sebagai: Urbanisasi. Saat ini, pengertian urbanisasi bukan sekedar perpindahan secara fisik saja, namun dapat diartikan sebagai suatu proses perpindahan yang dapat dilihat dari sudut pandang ekonomi, demografi, sosiologi, dan geografi. Perubahan suasana pedesaan menjadi suasana kehidupan kota juga dapat diartikan sebagai urbanisasi.
Mengapa terjadi urbanisasi ? salah satu penyebab utama urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Ada dua hal penting yang menyebabkan terjadinya urbanisasi, yakni: Daya Dorong Desa dan Daya Tarik Kota.
1)   Daya Dorong Desa
Salah satu ciri kehidupan masyarakat desa, adalah mata pencahariannya yang relatif homogen.
Pertumbuhan penduduk terus berkembang, sementara lahan yang tersedia tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk. Hal inilah yang mendorong masyarakat desa, pergi ke kota untuk memperoleh suasana kehidupan yang lebih dinamis.
Kehidupan mengandalkan alam, menghadapi resiko berupa kegagalan-kegagalan akibat perubahan alam itu sendiri. Hal inilah yang mendorong sebagian masyarakat desa mencari pekerjaan yang hasilnya lebih diandalkan.
Dari uraian di atas, dapt ditemukan beberapa penyebab penduduk desa melakukan migrasi ke kota, antara lain:
a.    Terbatasnya lapangan pekerjaan di pedesaan.
b.    Semakin sempitnya lahan pertanian.
c.    Keberhasilan pertanian yang tidak pasti, seperti: paceklik, kekeringan, dan serangan hama.
d.   Minimnya fasilitas sosial di pedesaan.
e.    Kehidupan desa yang tidak bervariasi atau monoton.

Renungkan
Apabila penduduk produktif desa terlalu banyak melakukan urbanisasi, siapa yang akan mengolah lahan di pedesaan ? Sebagai pelajar, belajarlah dengan giat sehingga kamu dapat berpartisipasi dalam pembangunan desa. Mengolah lahan di desa seoptimal mungkin, dapat memberikan lapangan kerja yang luas kepada masyarakat desa. Dengan demikian, kamu telah berpartisipasi dalam pencegahan perpindahan penduduk dari desa ke kota.

2)   Daya Tarik Kota
Bagi masyarakat desa, kota sering identik dengan kemajuan dan modernisasi. Keunggulan utama di kota adalah: lengkapnya sarana dan prasarana yang tersedia.
Pemerintah membangun sarana pendidikan, pelayanan masyarakat, gedung olahraga, gedung kesenian, dan pusat pemerintahan di kota.
Perkembangan perusahaan swasta juga cenderung makin banyak di kota. Sebagian daya tarik kota, diantaranya adalah:
a.    Lapangan pekerjaan di kota, lebih banyak dibanding di desa.
b.    Upah pekerja di kota, lebih tinggi dibanding di desa.
c.    Fasilitas sosial, pendidikan, olahraga, dan lain-lain, lebih lengkap dibanding di desa.

Untuk lebih memahami tentang makna urbanisasi, kamu kerjakan aktivitas kelompok berikut.

Aktivitas Kelompok
1.    Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.    Lakukan wawancara kepada Pengurus RT tentang warganya yang pindah ke tempat tinggal lain.
3.    Tuliskan alasan kepindahan mereka dari desa ke kota.
No.
Nama
Alasan kepindahan









4.    Presentasikan hasil diskusimu di depan kelas.

Selain karena perpindahan penduduk dari desa ke kota, urbanisasi juga terjadi karena pertumbuhan kota. Munculnya kota-kota baru, juga menjadi salah satu pendorong proses urbanisasi.
Urbanisasi terjadi apabila ada perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari kota kecil ke kota besar. Urbanisasi akan terus terjadi, sejauh lapangan pekerjaan dan fasilitas umum di kota masih dipandang masyarakat desa, lebih baik daripada lapangan pekerjaan di pedesaan. Masalah yang ditimbulkan oleh adanya urbanisasi ini, antara lain: semakin banyak jumlah pengangguran di perkotaan, karena jumlah tenaga kasar dari pedesaan semakin banyak dan murah. Banyaknya pengangguran, berakibat semakin tingginya tindak kejahatan dan tumbuhnya pemukiman kumuh.
Upaya untuk menghentikan laju urbanisasi, antara lain: dengan membuka lapangan pekerjaan di pedesaan. Membangun industri yang banyak menyerap tenaga kerja, seperti: pabrik dan pusat perdagangan. Cara lainnya: membangun fasilitas umum, seperti: fasilitas pendidikan, kesehatan, dan transportasi.
Bagaimana dampak terjadinya urbanisasi ? Baik kota maupun desa, merasakan dampak terjadinya urbanisasi. Dampak tersebut berupa: dampak positif maupun negatif. Untuk memahami bagaimana dampak positif dan negatif urbanisasi bagi desa dan kota, lakukan kegiatan pembelajaran berikut ini.

Aktivitas Kelompok
1.    Bentuklah kelompok dengan anggota 4-5 orang.
2.    Diskusikan dampak positif dan negatif urbanisasi bagi desa dan kota.
3.    Gunakan buku, surat kabar, majalah, atau internet, untuk membantu menemukan jawabanmu.
4.    Tuliskan hasil diskusimu pada kolom di bawah ini.

Bagi Kota
Bagi Desa
Dampak Positif
1.
1.
2.
2.
3.
3.
4.
4.
dst
dst
Dampak Negatif
1.
1.
2.
2,
3.
3.
4.
4.
dst
dst
5.    Presentasikan hasil diskusimu di depan kelas.

Setelah melaksanakan kegiatan belajar di atas, tentu kamu dapat mengidentifikasi berbagai dampak urbanisasi bagi desa dan kota. Dampak negatif urbanisasi terhadap desa, misalnya: berkurangnya tenaga terdidik, menurunnya kualitas dan kuantitas pertanian, serta pengaruh budaya negatif dari kota. Namun demikian, desa juga merasakan manfaat urbanisasi, seperti: menurunnya angka pengangguran, meningkatnya daya beli desa karena uang dikirim dari kota, pengaruh ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya positif dari kota.
Bagi kota, urbanisasi menimbulkan dampak negatif, seperti: meningkatnya jumlah penduduk kota, ketatnya persaingan kerja, berkurannya lahan kota, dan masalah sosial lainnya. Dampak positifnya: tersedianya tenaga kerja murah (terutama tenaga kasar), dan terjadinya kompetisi yang tinggi dalam rekrutmen tenaga kerja sehingga dihasilkan tenaga kerja yang unggul.

Renungkan
Kota memiliki berbagai fasilitas yang lebih lengkap daripada desa, termasuk didalamnya, pekerjaan yang lebih bervariasi. Hal ini salah satu pendorong penduduk desa melakukan urbanisasi ke kota. Apabila kamu saat ini tinggal di desa, harus hati-hati melakukan perpindahan ke kota. Kamu harus benar-benar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mampu bersaing untuk kehidupan di kota. Mengelola sumber daya desa lebih optimal, menjadi alternatif bijaksana untuk memajukan desamu.


Latihan
Untuk melatih kemampuanmu dalam menguasai materi di atas, kerjakan latihan di bawah ini.
Tingkatan
Soal
Menjelaskan
Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi.
Menerapkan
Diketahui jumlah penduduk Kecamatan Madang Raya yang berusia kurang dari 15 tahun sebanyak 6.000 jiwa dan penduduk berusia 15 – 64 tahun sebanyak 13.500 jiwa, sedangkan penduduk berusia di atas 65 tahun sebanyak 700 jiwa. Hitunglah Angka Beban Ketergantungannya.
Menganalisis
Bagaimana hubungan pemerataan penduduk dengan pemerataan pembangunan di Indonesia.
Mengevaluasi
Diantara tiga piramida penduduk, yaitu: Piramida Penduduk Muda, Piramida Penduduk Dewasa, dan Piramida Penduduk Tua, manakah yang kamu pilih agar pembangunan sejahtera. Jelaskan alasanmu.
Mengkreasi
Apabila kamu menjadi Bupati, buatlah satu program untuk mencegah urbanisasi penduduk di kabupatenmu. Jelaskan alasanmu mengapa kamu memilih program tersebut.

***

1 komentar:

  1. tolong dong jawab " satu program untuk mencegah urbanisasi penduduk " jelaskan ! please ..

    BalasHapus