Senin, 28 Juli 2014

Lanjutan Tema IV (bagian akhir)




1.    Persiapan dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Perhatikan gambar pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di atas. Siapakah yang membaca teks proklamasi tersebut ? Dimana proklamasi tersebut dibacakan ? Mengapa perlu proklamasi kemerdekaan ? Bagaimana maknanya bagi kehidupan bangsa indonesia pada masa sekarang ?
a.    Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Kedudukan Jepang semakin terdesak oleh sekutu dalam Perang Dunia II di Asia Pasifik. Kekalahan Jepang, hanya tinggal menunggu waktu. akan tetapi, Jepang masih terus melawan dan mencari dukungan kepada bangsa-bangsa yang didudukinya dengan memberikan janji kemerdekaan. Pada tanggal 7 September 1944, Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Janji tersebut dikemukakan di depan Parlemen Jepang, dengan tujuan: untuk menarik simpati Indonesia. Sebagai pembuktiannya, ia mengijinkan pengibaran bendera merah putih di kantor-kantor, tetapi harus berdampingan dengan bendera Jepang. Kondisi Jepang yang semakin terdesak oleh sekutu, justru menguntungkan bangsa Indonesia. Jepang akhirnya memberikan kesempatan bangsa Indonesia, untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Bagaimana proses kemerdekaan Indonesia ? Kamu dapat menyimak informasi di bawah ini.
1)   Pembentukkan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
Pada tanggal 1 Maret 1945, panglima pemerintahan Jepang di Jawa, Jenderal Kumakichi Harada, mengumumkan pembentukkan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Jundi Coosokai. BPUPKI bertujuan untuk menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan persiapan kemerdekaan Indonesia.
BPUPKI terdiri dari 63 orang, didalamnya terdapat perwakilan Cina, Arab, dan Indonesia, serta 7 orang Jepang. Pada tanggal 29 April 1945, pengurus BPUPKI dibentuk dengan ketuanya: Dr. KRT. Radjiman Wediodiningrat.
Sidang BPUPKI bertujuan untuk merumuskan Dasar Negara dan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. Pembicaraan pertama dalam persidangan adalah merumuskan Dasar Negara dengan mendengarkan pidato dari beberapa tokoh pergerakan, seperti: Mr. Mohammad Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Sukarno.

Wawasan
Pada tanggal 22 Juni 1945, dibentuk sebuah panitia kecil yang anggotanya sembilan prang. Panitia diketuai oleh Ir. Sukarno, dengan anggota-anggotanya: Drs. Mohammad Hatta, Mr. Mohammad Yamin, Mr. Achmad Soebardjo, Mr. AA. Maramis, Abdul Kahar Muzakir, KH. Wahid Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikusno Tjorosujoso.
Hasil terpenting dari panitia kecil atau “Panitia Sembilan” ini adalah berupa Rancangan Pembukaan Hukum Dasar, yang isinya tentang: Tujuan Berdirinya Negara Indonesia Merdeka. Rumusan tersebut dikenal dengan nama: Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Piagam Jakarta memuat Dasar Negara Indonesia (Pancasila), yang bunyinya sebagai berikut:
a)    Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
b)   (menurut dasar) kemanusiaan yang adil dan beradab.
c)    Persatuan Indonesia
d)   (dan) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
e)    (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Piagam Jakarta yang dirumuskan oleh Panitia Sembilan ini, menjadi bahan untuk dilaporkan dalam sidang pleno BPUPKI selanjutnya. Piagam Jakarta ini kemudian menjadi Mukadimah UUD 1945. Sila pertama dalam Piagam Jakarta diubah dari “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Perubahan ini didasari karena adanya keberatan dari sebagian anggota.
Piagam Jakarta juga menunjukkan kebesaran jiwa parapemimpin bangsa. Perbedaan yang ada, tidaklah mendorong perpecahan. Mereka mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Salah satu buktinya adalah, mengenai perdebatan sila pertama dalam Piagam Jakarta. Kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dihilangkan dan diganti menjadi “Yang Maha Esa”. Perubahan ini didasari karena keberatan dari sebagian anggota.

Sidang kedua membahas rencana Undang-Undang Dasar (UUD). Sidang ini juga membicarakan mengenai Bentuk Negara. Wacana yang muncul dalam persidangan mengenai bentuk Negara, adalah: bentuk Republik atau Kerajaan. Pada akhirnya, mayoritas peserta sidang setuju dengan bentuk republik.
BPUPKI membentuk panitia kecil, yang beranggotakan 9 orang untuk mempercepat kerja sidang. Panitia ini bernama: Panitia Perancang UUD, yang diketuai Ir. Sukarno. Panitia ini menyepakati Piagam Jakarta dijadikan sebagai inti Pembukaan UUD. Panitia Perancang UUD juga membentuk panitia lebih kecil, beranggotakan 7 orang, yang diketuai oleh Soepomo untuk merumuskan Batang Tubuh UUD.
Pada tanggal 14 Juli 1945, Panitia Perancang UUD yang diketuai Sukarno, melaporkan hasil kerja panitia, yaitu:
a)    Pernyataan Indonesia Merdeka.
b)   Pembukaan Undang-Undang Dasar.
c)    Batang Tubuh Undang-Undang Dasar.
Dengan demikian, Panitia Perancang UUD telah selesai melaksanakan tugasnya. Pada tanggal 16 Juli 1945, BPUPKI menerima dengan bulat naskah Undang-Undang Dasar yang dibentuk oleh Panitia Perancang UUD. Setelah menyelesaikan tugasnya, BPUPKI menyerahkan seluruh hasil kerjanya kepada Saiko Shikikan (panglima tertinggi tentara) di Jawa. Saiko Shikikan di Jawa menurut garis komando, berada di bawah Saiko Shikikan Nanpo Gun (panglima militer tertinggi untuk daerah Selatan) yang bermarkas di Saigon Vietnam.

2)   Pembentukkan PPKI
BPUPKI yang telah menyelesaikan tugasnya, kemudian dibubarkan. Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritzu Zyumbi Inkai sebagai pengganti BPUPKI pada tanggal 7 Agustus 1945. Tugas utama PPKI adalah: mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan keperluan pergantian kekuasaan.
Pada tanggal 9 Agustus, Jenderal Terauchi memanggil 3 tokoh nasional, yakni: Ir. Sukarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Dr. Radjiman Widyodiningrat. Mereka bertiga dipanggil ke Saigon/Dalat Vietnam, untuk menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia. Pelaksanaan kemerdekaan, akan adapat dilakukan dengan segera. Wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah bekas jajahan Hindia Belanda.
3)   Peristiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki. Kedua bom atom tersebut mengakibatkan korban jiwa yang sangat besar, dan menghancurkan berbagai fasilitas. Pemerintah Jepang, benar-benar dalam kesulitan. Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu.
Ketiga tokoh bangsa Indonesia yang dipanggil pemerintah Jepang, telah kembali ke tanah air. Keadaan politik di Indonesia telah terjadi perubahan sangat drastis. Paratokoh yang terus mengikuti perkembangan Perang Dunia II, mempunyai ide untuk segera memproklamasikan kemerdekaan tanpa menunggu keputusan Jepang. Perbedaan pendapat, sempat terjadi dalam mengambil keputusan: kapan proklamasi kemerdekaan dinyatakan.
Perbedaan pendapat terjadi antara golongan tua/paratokoh PPKI, dengan golongan muda yang terwakili dalam beberapa perkumpulan. Beberapa perkumpulan yang termasuk golongan muda, misalnya:
a)    Kelompok Asrama Menteng 31 yang dipelopori Chaerul Saleh dan Sukarni.
b)   Kelompok Asrama Indonesia Merdeka yang dipelopori Mr. Soebardjo
c)    Kelompok Asrama Mahasiswa Kedokteran yang mendukung Sjahrir.
Golongan muda mendesak, agar Indonesia segera memproklamirkan kemerdekaan. Sementara golongan tua, menghendaki proklamasi menunggu perkembangan keputusan Jepang. Golongan tua beralasan untuk menghindari pertumpahan darah, mengingat pasukan Jepang masih banyak yang ada di Indonesia. Paraanggota PPKI seperti Sukarno dan Hatta, tetap menginginkan proklamasi dilakukan sesuai mekanisme PPKI. Mereka beralasan bahwa kekuasaan Jepang di Indonesia, belum diambil alih. Golongan muda tetap menginginkan proklamasi kemerdekaan dilaksanakan sesegera mungkin.
Parapemuda mendesak agar Sukarno dan Hatta, memproklamasikan kemerdekaan secepatnya. Mereka beralasan, bahwa saat itu Indonesia sedang mengalami kekosongan kekuasaan (vacuum of power). Pertentangan pendapat antara golongan tua dan golongan muda inilah, yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Bagaimana jalannya peristiwa Rengasdengklok ? Dimana lokasi peristiwa Rengasdengklok ? Mari kalian telusuri dengan mengkaji uraian berikut.

Wawasan
Rengasdengklok adalah salah satu kota kecamatan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Kelompok pemuda revolusioner yang menghendaki kemerdekaan Indonesia untuk segera dikumandangkan, secepatnya membawa Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok secara paksa. Peristiwa heroic ini dipicu oleh adanya perbedaan paham antara golongan tua yang moderat dengan golongan muda yang revolusioner dalam pelaksanaan proklamasi.
1)   Golongan Tua. Mereka yang disebut sebagai golongan tua adalah paraanggota PPKI yang diwakili oleh Sukarno dan Hatta. Mereka adalah kelompok konservatif yang menghendaki bahwa pelaksanaan proklamasi, harus melalui PPKI sesuai dengan prosedur maklumat Jepang, yaitu: pada tanggal 24 Agustus 1945. Mereka beralasan, bahwa meskipun Jepang telah kalah, namun kekuatan militernya di Indonesia harus diperhitungkan demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Kembalinya tentara Belanda ke Indonesia, dianggap lebih berbahaya daripada sekedar permasalahan waktu pelaksanaan proklamasi itu sendiri.
2)   Golongan Muda. Golongan muda tidak setuju terhadap sikap golongan tua. Golongan muda menganggap, PPKI adalah bentukan Jepang. Oleh karena itu, mereka menolak jika proklamasi dilaksanakan melalui PPKI. Sebaliknya mereka menghendaki, terlaksananya proklamasi kemerdekaan adalah dengan kekuatan sendiri, terbebas dari pengaruh Jepang. Sutan Syahrir termasuk tokoh pertama yang mendesak Sukarno dan Hatta, untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Sikap golongan muda diputuskan dalam rapat di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus 1945. Rapat ini dihadiri oleh: Chairul Saleh, Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono, Armansyah, dan Wikana. Rapat yang dipimpin Chairul Saleh ini memutuskan, bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan masalah rakyat Indonesia sendiri, bukan menggantungkan kepada pihak lain.
Keputusan rapat kemudian disampaikan oleh Darwis dan Wikana kepada Sukarno dan Hatta di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Golongan muda mendesak mereka untuk memaklumatkan proklamasi kemerdekaan, pada tanggal 16 Agustus 1945. Naumun, Sukarno tetap bersikap keras pada pendiriannya, bahwa proklamasi harus dilaksanakan melalui PPKI. Oleh karena itu, PPKI harus segera menyelenggarakan rapat. Pro dan Kontra yang mencapai titik puncak inilah, akhirnya mangantarkan terjadinya peristiwa Rengasdengklok.
Golongan muda memutuskan untuk membawa Sukarno dan Hatta, keluar Jakarta dengan tujuan untuk menjauhkan Sukarno dan Hatta dari pengaruh Jepang. Golongan muda memilih Shodanco Singgih untuk melaksanakan pengamanan terhadap Sukarno dan Hatta. Sukarno dan Hatta kemudian dibawa ke Rengasdengklok yang ada di sebelah Timur Jakarta. Kota Rengasdengklok dipilih dengan alasan perhitungan militer. Anggota PETA Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta, pernah mengadakan latihan bersama di Rengasdengklok, sehingga terjalin hubungan yang baik diantara mereka. Letak Rengasdengklok sangat strategis bagi pengamanan, karena letaknya yang terpencil sekitar 15 km dari Kedunggede Karawang, pada jalan raya Jakarta-Tegal.
Di Jakarta terjadi dialog antara golongan muda yang diwakili oleh Wikana, dan golongan tua Ahmad Subardjo. Dialog tersebut mencapai kata sepakat, bahwa proklamasi kemerdekaan harus dilaksanakan di Jakarta dan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Golongan muda mengutus Yusuf Kunto untuk mengantarkan Ahmad Subardjo ke Rengasdengklok dalam rangka menjemput Sukarno dan Hatta, setelah dialog tersebut. Kepada para-golongan muda, Ahmad Subardjo memberi jaminan bahwa proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan selambat-lambatnya pukul 12.00. Adanya jaminan tersebut membuat Cudanco Subeno selaku Komandan Kompi PETA Rengasdengklok, bersedia melepaskan Sukarno dan Hatta untuk kembali ke Jakarta dalam rangka mempersiapkan kelengkapan untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan.

Renungkan
Perbedaan antara golongan tua dan golongan muda hingga terjadinya peristiwa Rengasdengklok, menunjukkan adanya saling menghargai antara golongan tua dan golongan muda. Walaupun golongan muda membawa paksa golongan tua (Sukarno dan Hatta), namun mereka tetap menghormati kedua tokoh ini sebagai Bapak Bangsa. Golongan muda tetap memperlakukan Sukarno dan Hatta dengan hormat. Sukarno dan Hatta pun, tidak membenci golongan muda. Bahkan kemudian mereka menuruti keinginan golongan muda untuk memproklamasikan kemerdekaan tanpa persetujuan Jepang. Mari, kalian galang persatuan dan kesatuan untuk saling bermusyawarah.

4)   Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Sukarno dan Hatta akhirnya menyetujui proklamasi kemerdekaan, segera dikumandangkan. Sukarno dan Hatta tiba di Jakarta pada pukul 23.00, lalu menuju rumah kediaman Laksamana Maeda. Pertemuan di rumah Laksamana Maeda dianggap tempat yang aman dari tindakan militer Jepang, karena Maeda adalah Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut di daerah kekuasaan Angkatan Darat. Di kediaman Maeda itulah, rumusan teks proklamasi disusun. Sukarni, Mbah Diro, dan BM. Diah dari golongan muda, hadir dalam pertemuan itu untuk menyaksikan perumusan teks proklamasi. Berdasarkan pembicaraan antara: Sukarno, Hatta, dan Ahmad Subardjo, diperoleh rumusan teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Sukarno.
Permasalahan muncul mengenai siapa yang harus menandatangani teks tersebut, setelah teks proklamasi disusun. Hatta mengusulkan, agar teks proklamasi itu ditandatangani oleh seluruh yang hadir sebagai Wakil Bangsa Indonesia. Sukarni dari golongan muda, mengajukan usul bahwa teks proklamasi tidak perlu ditandatangani oleh semua yang hdir, tetapi cukup oleh Sukarno dan Hatta saja, Atas Nama Bangsa Indonesia. Sukarno juga diusulkan untuk membacakan teks proklamasi tersebut. Usulan dari Sukarni, diterima. Kemudian, Sukarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi tersebut, disertai perubahan-perubahan yang disetujui bersama.

Renungkan
Betapa besar jiwa nasionalisme bangsa Indonesia ditunjukkan pada masa revolusi fisik kemerdekaan, sebagaimana ditunjukkan oleh golongan muda dan para founding father untuk mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia yang bebas dari segala ikatan belenggu tangan asing yang jahil. Masihkah ada sikap-sikap nasionalisme dan ksatria semacam itu pada anak bangsa, sekarang ini. Bukankah bangsa yang heterogen ini akan hancur tanpa adanya ikatan nasionalisme yang telah dengan letih, mengukuhkan bangunan bangsa ini. Marilah kalian merenung sejenak, dan kemudian berpikirlah, apakah nasionalisme masih ada didadamu atau sudah lumpuh sama sekali. Karena masa depan bangsa, benar-benar berada dipundakmu.

b.    Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Parapahlawan berjuang melawan penjajah dengan tujuan tercapainya Indonesia Merdeka. Proklamasi adalah momentum penting bagi bangsa Indonesia. Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan langkah awal untuk menata diri, agar diakui keberadaannya oleh dunia internasional. Bagaimana proses pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia ? Kamu perlu menghayati proses proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan melaksanakan aktivitas kelompok berikut ini.

Aktivitas Kelompok
1.    Bentuklah kelompok dengan anggota 8-10 orang.
2.    Carilah sumber dari buku atau internet tentang kronologi proklamasi kemerdekaan Indonesia dan peranan paratokoh dalam proklamasi.
3.    Buatlah skenario drama untuk memerankan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
4.    Berlatihlah untuk memerankan proses proklamasi kemerdekaan tersebut.
5.    Tampilkan hasil latihan kelompok, pada pentas kelas.

Setelah kamu melaksanakan aktivitas kelompok di atas, tentu kamu semakin memahami dan menghayati proses proklamasi kemerdekaan Indonesia. Untuk menambah informasi tentang proses proklamasi kemerdekaan Indonesia, kamu simak uraian di bawah ini.

1)   Persiapan Pembacaan Teks Proklamasi
Pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, parapemimpin nasional dan parapemuda kembali ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan penyelenggaraan pembacaan teks proklamasi setelah selesai merumuskan dan mengesahkan teks proklamasi. Rakyat dan tentara Jepang menyangka, bahwa pembacaan proklamasi akan dilaksanakan di lapangan Ikada. Jepang telah mengetahui rencana pembacaan proklamasi, sehingga tentara Jepang memblokade lapangan Ikada. Barisan Muda pun telah berdatangan ke lapangan Ikada dalam rangka menyaksikan pembacaan teks proklamasi. Pemimpin Barisan Pelopor, Sudiro, juga datang ke lapangan Ikada dan melihat pasukan Jepang dengan persenjataan lengkap menjaga ketat lapangan tersebut. Sudiro melaporkan keadaan itu kepada Muwardi, Kepala Keamanan Sukarno. Sudiro mengetahui bahwa proklamasi akan diikrarkan di rumah Sukarno di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Halaman rumah Sukarno sudah dipadati oleh massa, menjelang pembacaan teks proklamasi. Dr. Muwardi memerintahkan kepada Latief Hendraningrat, untuk menjaga keamanan pelaksanaan upacara. Latief dalam melaksanakan pengamanan dibantu oleh Arifin Abdurrahman, untuk mengantisipasi gangguan tentara Jepang. Suasana halaman rumah Sukarno, terlihat sangat sibuk. Suwiryo, Wakil Walikota Jakarta, meminta kepada Wilopo untuk mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan. Wilopo meminjam mikrofon dan beberapa pengeras suara ke took elektronik milik Gunawan.
Sudiro memerintahkan kepada S. Suhud, Komandan Pengawal rumah Sukarno, untuk mencari tiang bendera. Suhud mendapatkan sebatang tiang bambu dari belakang rumah, dan menancapkan bamboo tersebut didekat teras serta memberi tali sebagai kelengkapan untuk pengibaran bendera. Di tempat lain, Fatmawati mempersiapkan bendera yang dijahit dengan tangan. Ukuran bendera tersebut masih belum standar seperti ukuran bendera saat ini.
Parapemuda menghendaki agar pembacaan teks proklamasi, segera dilaksanakan karena mereka sudah tidak sabar dan sudah menunggu sejak pagi. Mereka mendesak Muwardi agar mengingatkan Sukarno, karena hari semakin siang dan suasana semakin panas. Akan tetapi, Sukarno menolak jika ia harus melaksanakannya sendiri tanpa Hatta. Keteganganpun terjadi karena Muwardi terus mendesak Sukarno, untuk segera membacakan teks proklamasi tanpa harus menunggu kehadiran Hatta. Untunglah, lima menit sebelum pelaksanaan upacara, Hatta datang dan langsung menemui Sukarno untuk segera melaksanakan upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia.
2)   Pelaksanaan Upacara Proklamasi Kemerdekaan
Upacara dipimpin oleh Latief Hendraningrat, tanpa protokol. Latief segera memimpin barisan untuk berdiri, dengan sikap sempurna.
Latief dan Suhud mengibarkan bendera merah putih secara perlahan-lahan, setelah pembacaan proklamasi selesai. Bendera merah putih dinaikkan dan diiringi lagu Indonesia Raya, yang secara spontan dinyanyikan oleh parahadirin.
3)   Penyebaran Berita Proklamasi
Kelompok pemuda yang cukup berperan dalam penyebarluasan berita proklamasi, adalah: kelompok Sukarni. Kelompok ini bermarkas di Bogor Lama (sekarang menjadi Jalan Dr. Sahardjo, S.H.). Sukarni dan kelompoknya berusaha mengatur strategi untuk menyebarluaskan berita proklamasi. Seluruh alat komunikasi yang tersedia dipergunakan, seperti: pengeras suara, pamflet, dan bahkan mobil-mobil, dikerahkan ke seluruh kota Jakarta. Propaganda ini dimaksudkan pula untuk mengerahkan massa agar hadir dalam pembacaan teks proklamasi di Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Penyebaran berita proklamasi tidak terbatas melalui udara, tetapi juga melalui pers dan selebaran-selebaran kertas. Peran buruh kereta api sangat besar dalam membawa berita proklamsi melaui surat-surat selebaran. Pada tanggal 20 Agustus 1945, hamper seluruh harian di Jawa memuat berita proklamasi dan UUD Negara Republik Indonesia yang baru saja dibentuk. Selanjutnya, berita proklamasi dengan cepat tersebar ke seluruh penjuru tanah air. Berita tersebut segera mendapat sambutan dari rakyat.

Aktivitas Individu
1.    Carilah kliping atau buku yang menceritakan tentang peranan salah satu tokoh dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan.
2.    Buatlah biografi singkat tokoh tersebut, dan bagaimana peran tokoh itu dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan.
3.    Bagimana kegiatan tokoh tersebut setelah Indonesia merdeka.
4.    Tuliskan hasil pencarianmu dalam analisis kliping 2-3 halaman.
Nama Tokoh

Sejarah Singkat

Peranan pada peristiwa Proklamasi Kemerdekaan

Peranan pada masa kemerdekaan

Keteladanan

5.    Tukarkan hasil karyamu dengan teman yang lain, kemudian berikan komentar hasil karya temanmu.

Kamu telah mempelajari bagaimana proses proklamasi kemerdekaan Indonesia. Indonesia telah menjadi negara merdeka, berikutnya kamu akan mempelajari bagaimana perjalanan bangsa Indonesia untuk membentuk pemerintahan yang lengkap.

2.    Proklamasi Kemerdekaan sebagai Pintu Gerbang Pembangunan
Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju keberhasilan pembangunan nasional. Bagaimana makna kalimat tersebut ? Pembangunan yang dicita-citakan masyarakat Indonesia, hanya dapat dilakukan setelah Indonesia merdeka.
a.    Pengesahan UUD 1945
Rapat PPKI beragendakan untuk menyepakati Pembukaan dan UUD Negara Republik Indonesia. Piagam Jakarta yang dibuat oleh BPUPKI menjadi rancangan awal, dan dengan sedikit perubahan, disahkan menjadi UUD yang terdiri atas: Pembukaan, Batang Tubuh yang terdiri dari 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan dan 2 Pasal Aturan Tambahan disertai dengan penjelasan. Dengan demikian, Indonesia memiliki landasan hukum yang kuat dalam hidup bernegara dengan menentukan arahnya sendiri.
b.    Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Sukarna dan Hatta ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden pertama Republik Indonesia, secara aklamasi dalam musyawarah untuk mufakat. Lagu kebangsaan Indonesia Raya, mengiringi penetapan presiden dan wakil presiden terpilih.
c.    Pembagian Wilayah Indonesia
Rapat PPKI tanggal 19 Agustus 1945 memutuskan pembagian wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi di seluruh bekas jajahan Hindia Belanda. Kedelapan provinsi tersebut, adalah: Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Borneo (Kalimantan), Maluku, Sulawesi, Sunda Kecil (Nusatenggara), Sumatera, dan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta.
d.   Pembentukkan Kementerian
Mr. Ahmad Subarjo melaporkan hasil rapat Panitia Kecil yang dipimpin olehnya, hasil rapat Panitia Kecil mengajukan adanya 13 kementerian.
e.    Pembentukkan Komite Nasional Indonesia
Pada tanggal 22 Agustus 1945, PPKI kembali menyelenggarakan rapat pembentukkan KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) yang akan menggantikan PPKI. Sukarno dan Hatta mengangkat 135 orang anggota KNIP yang mencerminkan keadaan masyarakat Indonesia. Seluruh anggota PPKI, kecuali Sukarno dan Hatta, menjadi anggota KNIP yang kemudian dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945.
Tugas dan wewenang KNIP adalah menjalankan fungsi pengawasan dan berhak ikut serta dalam menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).
f.     Membentuk Kekuatan Pertahanan dan Keamanan
Pada tanggal 23 Agustus, Presiden Sukarno mengesahkan secara resmi Badan Keamanan Rakyat (BKR) sebagai badan kepolisian yang bertugas menjaga keamanan. Sebagian besar anggota BKR terdiri dari mantan anggota PETA, KNIL, dan Heiho. Pada tanggal 5 Oktober, berdirilah TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Supriyadi (tokoh perlawanan tentara PETA terhadap Jepang di Blitar), terpilih sebagai pimpinan TKR. Atas dasar maklumat itu, Urip Sumohardjo segera membentuk Markas Besar TKR yang dipusatkan di Yogyakarta.

Wawasan
Sambutan Rakyat terhadap Proklamasi Kemerdekaan
Puncak perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah, adalah dengan diproklamasikannya Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebagian besar rakyat Indonesia, dapat dengan cepat menanggapi hakikat dari makna proklamasi itu. Namun demikian, ada juga yang menanggapi kemerdekaan itu adalah bebas dari segala-galanya, sehingga mereka berusaha melawan kekuatan yang selama ini membelenggunya. Kondisi ini kerap kali memunculkan apa yang disebut: revolusi sosial. Sikap rakyat yang berbeda inilah yang pada gilirannya memunculkan perlawanan-perlawanan, baik terhadap tentara Jepang maupun kepada penguasa pribumi yang pada zaman kolonial Belanda maupun Jepang, berpihak kepada penjajah.
1)   Rapat Raksasa di Lapangan Ikada
Rakyat Indonesia, baik di pusat maupun daerah, pada umumnya melakukan aksi-aksi yang mendukung diproklamasikannya Kemerdekaan Indonesia. Parapemuda yang dipelopori oleh Komite van Aksi Menteng 31, di pusat, dalam hal ini Jakarta, menghendaki agar parapemimpin perjuangan kemerdekaan, mau bertemu dengan rakyat dan berbicara di hadapan mereka mengenai kemerdekaan Indonesia sebagai puncak perjuangan bangsa. Rencana ini dilaksanakan dengan dua cara, yaitu: persiapan pengerahan massa, dan menyampaikan rencana itu kepada presiden. Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta yang terpilih secara aklamasi oleh PPKI, menyetujui rencana tersebut, demikian pula dengan paramenteri yang telah dilantik. Masalah yang menjadi perhatian adalah: sikap tentara Jepang dengan rencana tersebut. Presiden harus mempertimbangkan rencana tersebut dengan matang, agar tidak terjadi bentrokan dengan massa. Presiden memutuskan untuk mengadakan sidang kabinet di kediaman presiden. Sidang kabinet diselenggarakan pada tanggal 9 September 1945 dan berlangsung sampai tengah malam, sehingga sidang ditunda sampai pukul 10.00 pagi keesokan harinya. Pada pagi harinya, sidang dilanjutkan lagi di Lapangan Banteng Barat dan dihadiri oleh parapemimpin pemuda atau parapemimpin Badan Perjuangan. Parapemimpin pemuda menghendaki agar pertemuan antara pemimpin bangsa dengan rakyatnya, tidak dibatalkan. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, rapat menyetujui rencana itu. Presiden dan wakil presiden serta paramenteri, kemudian menuju ke Lapangan Ikada. Ternyata, Lapangan Ikada telah dipenuhi oleh massa yang lengkap dengan senajata tajam. Tampak pula, tentara Jepang bersiap siaga dengan senjata lengkap dan tank-tanknya. Melihat kondisi ini, tampaknya bentrokan antara pasukan Jepang dengan massa, dapat terjadi sewaktu-waktu. Mobil presiden dan wakil presiden diberhentikan sebentar oleh komandan jaga, sebelum dipersilahkan masuk ke Lapangan Ikada. Sukarno menuju panggung dan menyampaikan pidato singkat, meminta dukungan dan kepercayaan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mematuhi kebijaksanaan-kebijaksanaannya serta disiplin. Sukarno juga memerintahkan massa untuk bubar dengan tertib. Imbauan tersebut ternyata dipatuhi oleh massa yang memadati Lapangan Ikada. Melihat fenomena ini, Rapat Raksasa di Lapangan Ikada ini adalah manifestasi pertama dari kewibawaan pemerintah Republik Indonesia kepada rakyatnya. Sekalipun rapat ini berlangsung singkat, tetapi telah berhasil mempertemukan rakyat dengan para-pemimpinnya dan sekaligus memberikan kepercayaan rakyat kepada para-pemimpinnya.
2)   Tanggapan di berbagai Daerah terhadap Proklamasi
Berita proklamasi segera menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Pekik merdeka mewarnai salam masyarakat Indonesia disetiap gang, pasar, lembaga pendidikan, dan berbagai tempat umum lainnya. Sebagian masyarakat merasa tidak percaya, akan tetapi luapan kegembiraan menghiasi hari-hari setelah tanggal 17 Agustus 1945. Rasa syukur atas kemerdekaan, dilakukan dengan berbagai cara. Doa sykur berkumandang di tempat-tempat ibadah, sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
Rasa syukur terhadap kemerdekaan, bukan hanya diucapkan dengan lisan, tetapi juga dibuktikan dengan perbuatan. Semangat kemerdekaan, telah membakar keberanian rakyat Indonesia diberbagai daerah. Pada bagian yang akan datang, kalian akan mempelajari bagaimana besarnya semangat dan keberanian rakyat Indonesia dalam mempertahankan proklamasi kemerdekaan. Jiwa dan raga dipertaruhkan, dalam rangka menjaga kelangsungan negara Indonesia.

Aktivitas Individu
Carilah buku di perpustakaan atau membuka internet yang tersedia di sekolah.
1.    Carilah salah satu peristiwa reaksi masyarakat di berbagai daerah, dalam mendukung Proklamasi 17 Agustus 1945.
2.    Ceritakan kembali dengan bahasamu sendiri, salah satu peristiwa yang terdekat dengan tempat tinggalmu.
3.    Tuliskan dalam kertas 1-2 halaman.
4.    Serahkan tugasmu kepada guru.

Renungkan
Rakyat Indonesia bersuka cita menyambut kemerdekaan. Kemerdekaan tersebut diperjuangkan parapendahulu, dengan penuh pengorbanan. Selayaknya bangsa Indonesia yang hidup pada pembangunan jaman sekarang, selalu bercermin pada parapejuang kemerdekaan. Jiwa semangat berkorban, kerjasama, dan saling menghargai, ditunjukkan pada perilaku parapejuang dalam memperjuangkan proklamasi dan mendirikan Republik Indonesia. Apabila kamu menjadi pemimpin, dahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.

Apakah kamu telah menguasai materi tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia ? Untuk mengetahui tingkat pemahamanmu tentang materi di atas, kerjakan latihan soal di bawah ini.

Latihan
Tingkatan
Soal
Menjelaskan
Jelaskan upaya Jepang dalam menarik simpati rakyat Indonesia, untuk mendukung Jepang dalam Perang Dunia II.
Menerapkan
Tuliskan bukti-bukti bahwa Jepang menjajah Indonesia, menyebabkan penderitaan berat bagi bangsa Indonesia.
Menganalisis
Bagaimana hubungan kekalahan Jepang terhadap Sekutu, dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Mengevaluasi
Para pemuda memaksa bung Karno dan bung Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bertujuan agar kemerdekaan Indonesia bukanlah sebagai hadiah Jepang. Bagaimana pendapatmu terhadap tindakan para pemuda tersebut. Apakah kamu setuju dengan tindakan mereka. Jelaskan alasanmu.
Mengkreasi
Susunlah sebuah rencana kegiatan yang merupakan salah satu pengamalan semangat perjuangan para pemuda dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Apakah kamu dapat menyelesaikan soal di atas dengan baik ? Apabila kamu telah mampu menjawab soal di atas, lanjutkan pada kegiatan berikutnya.

Proyek
Kondisi Sosial Budaya sebagai Modal Dasar Pembangunan Nasional
Kompetensi:
1.    Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat.
2.    Mengidentifikasi keragaman sosial budaya (Suku Bangsa, Bahasa, Budaya, dan Agama).
3.    Menjelaskan peran kelembagaan (Keluarga, Agama, Ekonomi, Pendidikan, Budaya, Politik) dalam mengelola keragaman sosial budaya untuk pembangunan nasional.
4.    Mengidentifikasi bentuk-bentuk kegiatan masyarakat dalam mengisi kemerdekaan.

Proyek/Kegiatan Kelas
1.    Tetapkan Tema Proyek yang akan dikerjakan. Misalnya: “Peran Kesenian dan Budaya Daerah untuk Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Masyarakat”.
2.    Diskusikan bagaimana caranya, kalau kalian akan mengembangkan “Kesenian dan Budaya Daerah untuk Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Masyarakat” di daerah/kotamu.
Misalnya:
a.       Apa saja bentuk-bentuk kesenian daerah yang ada di daerah/kotamu (jenis kesenian dan atau budaya) ?
b.      Jenis kegiatan kesenian dan atau budaya apa saja yang sudah ada dan yang akan muncul di daerah/kotamu ?
c.       Bagaimana perkembangan kesenian dan kebudayaan daerah yang sudah ada dan yang mungkin akan ada, termasuk siapa saja yang dapat diharapkan menjadi penyandang dana dan pengelolanya jika akan dikembangkan kesenian atau budaya di daerah/kotamu ?
d.      Apa simpulan kalian tentang kesenian dan budaya daerah untuk membangun rasa persatuan dan kesatuan masyarakat di daerah/kotamu ?
3.    Bagilah kelasmu menjadi 4-5 kelompok, masing-masing kelompok bertugas mencari informasi dari berbagai sumber yang ada untuk menjawab kelima pertanyaan di atas. Jika tersedia, carilah sumber dari: buku, koran, majalah, atau sumber internet di sekolahmu, untuk membantu mendapatkan informasi serta menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas.
4.    Laporkan hasil kegiatan proyekmu dalam laporan yang berisi:
No.
Komponen
Uraian
1.
Halaman Judul
“Peran Kesenian dan Budaya Daerah untuk Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Masyarakat”
2.
Daftar isi Laporan Proyek
I.            Kondisi Geografis Wilayah dengan Peta Wilayah yang menggambarkan sebaran pusat-pusat kesenian atau budaya daerah.
II.         Jenis-jenis Kesenian atau Budaya Daerah
III.       Kegiatan Kesenian atau Budaya
IV.       Perkembangan Kesenian dan Kebudayaan Daerah
V.          Simpulan
3.
Isi Laporan Proyek
I.            Deskripsi Kondisi Geografi Wilayah
II.         Jenis-jenis Kesenian atau Budaya yang ada atau yang akan ada.
III.       Kegiatan Kesenian atau Budaya yang ada atau yang akan ada.
IV.       Perkembangan Kesenian dan Kebudayaan Daerah yang sudah ada dan yang mungkin akan ada.
V.          Kesimpulan
5.    Presentasikan hasil diskusimu di depan kelas.


***

1 komentar: