Senin, 28 Juli 2014

Lanjutan Tema IV




A.  Fungsi dan Peran Kelembagaan dalam Mengelola Keragaman Sosial Budaya untuk Pembangunan Nasional
Pemerintah menyelenggarakan pentas budaya tersebut, dalam upaya mengembangkan budaya-budaya daerah, sekaligus sebagai promosi pariwisata yang sangat menarik. Masyarakat asing, sangat menyukai keragaman seni dan budaya bangsa Indonesia. Untuk mengelola keragaman sosial budaya, diperlukan kelembagaan.
Keragaman sosial budaya seperti yang telah kamu pelajari saat kelas VII, merupakan potensi untuk pembangunan nasional. Pada materi ini, kamu akan mempelajari bagaimana peranan kelembagaan dalam keragaman sosial budaya untuk pembangunan. Kelembagaan yang dimaksud adalah: Lembaga Keluarga, Lembaga Agama, Lembaga Ekonomi, Lembaga pendidikan, Lembaga Budaya, dan Lembaga Politik. Untuk memahami bagaimana peranan keenam kelembagaan tersebut, kalian kerjakan aktivitas kelompok berikut.

Aktivitas Kelompok
1.    Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.    Lakukan wawancara kepada pengurus suatu lembaga dan orangtua kalian, terkait dengan fungsi dan perannya dalam menjalankan aktivitas lembaganya.
3.    Tuliskan kesimpulanmu di dalam kertas.
4.    Presentasikan hasil simpulan di depan kelas.
5.    Tuliskan simpulan hasil diskusi kelas dan bagikan ke seluruh siswa.

Sudahkah kalian selesai mengerjakan aktivitas kelompok ? Jika sudah, tentu simpulan yang kalian peroleh terkait dengan peran lembaga dalam mengelola keragaman sosial budaya untuk pembangunan nasional, adalah sebagai berikut.

1.    Fungsi dan Peran Lembaga Keluarga
Keluarga memiliki peran strategis, dalam melakukan pendidikan keberagaman. Keluarga yang gagal menjalankan fungsinya, akan menyebabkan terganggunya proses sosialisasi pada anak-anak.
Pengakuan atau kesadaran perbedaan, pertama kali dialami anak-anak di dalam keluarga. Keluarga dapat memberikan kesadaran kepada seluruh anggota, bahwa perbedaan fisik merupakan pemberian Tuhan YME yang harus selalui dihargai dan dihormati.
2.    Fungsi dan Peran Lembaga Agama
Kamu tentu masih ingat, beberapa lembaga agama di Indonesia, seperti: Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), dan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), merupakan lembaga agama yang resmi di tingkat nasional. Di samping keenam lembaga agama tersebut, masih terdapat berbagai lembaga agama, baik tingkat nasional maupun daerah.
Bagaimana fungsi dan peran lembaga agama dalam mengelola keberagaman sosial budaya bangsa Indonesia ?
a.    Pemberdayaan Umat
Paratokoh agama, berperan penting dalam pemberdayaan masyarakat. Mereka tidak hanya mengajarkan tentang ibadah, tetapi juga melakukan pendidikan keterampilan kepada masyarakat.
b.    Melakukan Komunikasi Antar-Umat Beragama
Setiap agama memiliki perbedaan keyakinan tentang Tuhan dan cara beribadah. Perbedaan ini kalau tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan perpecahan masyarakat. Untuk mewujudkan komunikasi yang baik, antarpemeluk agama yang berbeda, dapat dilakukan dengan membentuk forum antarumat beragama. Bertemunya paratokoh agama, dapat menyelesaikan berbagai permasalahan masyarakat, bangsa, dan negara.
3.    Fungsi dan Peran Lembaga Ekonomi dalam Mengelola Keragaman Sosial Budaya
Keragaman sosial budaya adalah salah satu aset bangsa yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga ekonomi, dapat memanfaatkan keragaman sosial budaya tersebut untuk pembangunan nasional. Kamu telah mempelajari berbagai lembaga ekonomi di Indonesia pada tema sebelumnya. Bagaimana peran lembaga ekonomi dalam mengelola keragaman sosial budaya di Indonesia?
Salah satu fungsi dan peran lembaga ekonomi, yaitu untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat. Indonesia adalah salah satu tujuan wisatawan sunia, keragaman sosial budaya merupakan salah satu daya tarik wisatawan dunia.
Gambar 4.32 Candi Prambanan di dekat Kota Yogyakarta, merupakan salah satu cagar budaya yang dikunjungi ribuan wisatawan asing dan domestik setiap hari. Namun, keberadaan candi sebagai tempat wisata, berdampak munculnya lembaga ekonomi dalam bentuk pasar. Adanya pasar berdampak pada berbagai aktivitas ekonomi, baik masyarakat Yogyakarta maupun masyarakat lain di luar Yogyakarta. Pedagang di kawasan candi pada umumnya menjual hasil kerajinan yang dihasilkan masyarakat Yogyakarta, juga menjual pakaian batik dari Solo dan Pekalongan, serta menjual kain lurik dan makanan dari Klaten.
Daya tarik candi Prambanan juga didukung oleh keragaman sosial budaya masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.
4.    Fungsi dan Peran Lembaga Pendidikan dalam Mengelola Keragaman Sosial Budaya
Lembaga pendidikan formal dan non formal, memiliki peran penting dalam mengelola keragaman sosial budaya untuk pembangunan nasional. Lembaga pendidikan berperan dalam melakukan transformasi budaya masyarakat. Pelajaran bahasa daerah di sekolah, sebagai salah satu bentuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan berupa bahasa. Saat ini, banyak sekolah yang mengajarkan seni tradisional, seperti: membatik, seni tari, dan sebagainya.
Selain mengajarkan budaya masyarakat, lembaga pendidikan juga berperan penting dalam mengelola keragaman budaya masyarakat. Kamu dapat mengamati kegiatan kesenian di sekolahmu. Pelajaran seni tari yang mengajarkan tarian daerah, merupakan salah satu contoh pendidikan keragaman budaya.
5.    Fungsi dan Peran Lembaga Budaya dalam Mengelola Keragaman Sosial Budaya
Lembaga budaya memiliki arti penting, dalam mengelola keragaman sosial budaya untuk pembangunan nasional. Peran serta lembaga adat, dalam mewariskan dan mengembangkan budaya secara turun temurun.
6.    Fungsi dan Peran Lembaga Politik
Lembaga politik memiliki peran penting dalam mengelola keragaman sosial budaya bangsa Indonesia. Kamu tentu masih ingat, beberapa lembaga politik yang kamu identifikasi pada kelas VII, yakni: MPR

Aktivitas Kelompok
1.    Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.    Diskusikan peranan kelembagaan politik dalam mengelola keragaman sosial budaya untuk pembangunan nasional.
3.    Tuliskan hasil diskusimu pada tabel berikut ini.
Lembaga Politik
Peran dalam Mengelola Keragaman Sosial Budaya
Penjelasan
MPR


DPR
Menetapkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.
Dengan keluarnya UU ini, maka benda cagar budaya di Indonesia dapat dilestarikan.
Kepresidenan


MA


DPA


BPK


Pemerintah Daerah


4.    Presentasikan hasil diskusimu di depan kelas.

Setelah kamu melaksanakan aktivitas kelompok di atas, tentu kamu dapat mengidentifikasi fungsi dan peran lembaga politik dalam mengelola keragaman budaya. MPR sebagai lembaga yang memiliki wewenang mengubah dan menetapkan undang-undang, dapat berperan membuat Undang-Undang Dasar yang memungkinkan berkembangnya keragaman: suku bangsa, bahasa, budaya, dan agama, masyarakat. Fungsi dan peran lembaga politik dalam mengelola keragaman sosial budaya, misalnya dapat dilakukan sebagai berikut:
a.    Menyusun perundang-undangan yang melindungi keragaman sosial budaya masyarakat Indonesia.
b.    Menyusun perundang-undangan yang memungkinkan berkembangnya keragaman sosial budaya.
c.    Mengelola keragman sosial budaya, demi pembangunan nasional.

Wawasan
Dalam melaksanakan Fungsi Legislasi, Fungsi Anggaran, dan Fungsi Pengawasan, DPR mempunyai tugas dan wewenang, antara lain:
·      Membentuk undang-undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
·      Membahas dan memberikan atau tidak memberikan persetujuan terhadap Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.
·      Menerima dan membahas usulan Rancangan Undang-Undang yang diajukan oleh DPD yang berkaitan dengan bidang otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah dan mengikut sertakan dalam pembahasannya dalam awal pembicaraan tingkat I.
·      Mengundang DPD untuk melakukan pembahasan rancangan undang-undang yang diajukan oleh DPR maupun oleh Pemerintah, sebagaimana dimaksud pada huruf c, pada awal pembicaraan tingkat I.
·      Memperhatikan pertimbangan DPD atas Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama, dalam awal pembicaraan tingkat I.
·      Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
·      Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh DPD terhadap pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, pajak, pendidikan, dan agama.
·      Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
·      Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
·      Mengajukan, memberikan persetujuan, pertimbangan/konsultasi, dan pendapat.
·      Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.
·      Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang ditentukan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan undang-undang.

Renungkan
Indonesia memiliki keragaman sosial budaya. Keragaman tersebut, harus selalu dijaga dan dikembangkan demi pembangunan nasional. Pengelolaan keragaman sosial budaya masyarakat Indonesia, tidak boleh merusak nilai-nilai yang terkandung dalam masyarakat Indonesia.

Apakah kamu telah memahami fungsi dan peran kelembagaan, dalam mengelola keragaman sosial budaya Indonesia ? Untuk mengetahui pemahamanmu tentang materi tersebut, kerjakan latihan di bawah ini.

Latihan
Tingkatan
Soal
Menjelaskan
Jelaskan fungsi dan peran keragaman bahasa dalam pembangunan nasional.
Menerapkan
Jelaskan dengan menunjukkan bukti-bukti bahwa keragaman budaya, dapat memperkaya kebudayaan nasional.
Menganalisis
Bagaimana hubungan keragaman sosial budaya dengan kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia.
Mengevaluasi
Bagaimana pendapatmu dengan munculnya perasaan bahwa budaya yang dimiliki merupakan kekayaan bangsa Indonesia.
Mengkreasi
Bagaimana strategi untuk melestarikan dan mengembangkan Batik Indonesia, sebagai warisan dunia.


B.  Kemerdekaan sebagai Modal Pembangunan
Salah satu modal sosial yang sangat penting dalam pembangunan nasional adalah kemerdekaan. Kekayaan suku bangsa, budaya, bahasa, dan agama, tidak akan dapat berkembang dengan baik, tanpa modal kemerdekaan. Pada tema 2, kamu mempelajari bagaimana perjuangan bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaan. Kemerdekaan memberikan kebebasan bangsa Indonesia, menentukan nasib sendiri.
Bagaimana perjuangan pergerakan nasional tersebut, berhasil mengantarkan bangsa Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan ? Kamu akan mempelajari pada uraian di bawah ini.
Bangsa Indonesia pada saat ini (tahun 2014) telah menikmati kemerdekaan selama 69 tahun. Supaya kamu lebih menghayati bagaimana kenikmatan kemerdekaan yang dimiliki bangsa Indonesia sekarang, kamu perlu mempelajari bagaimana pembangunan di Indonesia pada masa penjajahan. Untuk mengetahui pembangunan di Indonesia pada masa penjajahan sampai bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan, kamu pelajari uraian berikut ini.

1.    Perubahan Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan Bangsa Barat
Kamu telah mempelajari bagaimana kondisi masyarakat Indonesia pada masa penjajahan. Pada perjalanan sejarah sejak masa kolonialisme VOC, pemerintah Hindia Belanda, pemerintah Inggris, dan pendudukan Jepang, tentu kalian menemukan berbagai perubahan pada masyarakat Indonesia. Perubahan apa saja yang terjadi pada masyarakat Indonesia pada masa penjajahan, kalian kerjakan aktivitas kelompok berikut.

Aktivitas Kelompok
Petunjuk mengerjakan:
1.    Bentuklah kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari 3-4 orang.
2.    Carilah di internet atau membaca buku di perpustakaan terkait dengan materi tentang perubahan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan.
3.    Lengkapilah kolom berikut sesuai dengan materi yang kalian peroleh.
4.    Tulis hari/tanggal dan identitas kalian (nama, nomor, dan kelas).
5.    Presentasikan hasil kerja kalian di depan kelas.
6.    Tulis simpulan yang diperoleh.
No.
Aspek Perubahan
Deskripsi Perubahan
1.
Perluasan Penggunaan Lahan

2.
Persebaran Penduduk dan Urbanisasi

3.
Pengenalan Tanaman Baru

4.
Penemuan Tambang-tambang

5.
Transportasi dan Komunikasi

6.
Perkembangan Kegiatan Ekonomi

7.
Mengenal Uang

8.
Perubahan dalam Aspek Budaya


Apakah kalian sudah selesai mengerjakan aktivitas kelompok ? Jika sudah, tentu hasil kesimpulan yang kalian peroleh terkait dengan perubahan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan, meliputi:
a.    Perluasan penggunaan lahan
Perkebunan di Indonesia, telah berkembang sebelum masa penjajahan. Pada masa penjajahan, terjadi perubahan besar dalam perkembangan perkebunan di Indonesia. Penambahan jumlah lahan untuk tanaman ekspor, dilakukan diberbagai wilayah Indonesia.
Pada masa pemerintah kolonial Hindia Belanda, banyak perusahaan asing yang menanamkan investasi di Indonesia. Berhektar-hektar hutan, dibuka untuk lahan perkebunan. Saluran irigasi Bendung Komering 10 (BK 10) di Desa Gumawang, Belitang Madang Raya – Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan, dibangun sejak masa Hindia Belanda. Daerah OKU Timur yang awalnya hutan belantara, berubah menjadi lahan pertanian dan perkebunan yang sangat subur. Sepanjang aliran irigasi tersebut, menjadi lumbung padi Sumatera Selatan hingga sekarang.
b.    Persebaran penduduk dan urbanisasi
Kamu tentu masih ingat dengan politik ethis, yang terdiri dari: irigasi, transmigrasi, dan edukasi. Sejarah transmigrasi Indonesia, terjadi pada akhir abad XIX. Tujuannya: untuk menyebarkan tenaga murah diberbagai perkebunan Sumatera dan Kalimantan. Pembukaan perkebunan pada masa kolonial Barat di Indonesia, telah berhasil mendorong persebaran penduduk Indonesia. Persebaran penduduk ke luar Jawa, hingga saat sekarang memiliki dampak sosial juga dampak ekonomi yang positif. Dulunya sebagai tenaga murah, berbalik menjadi majikan.
Munculnya berbagai pusat industri dan perkembangan berbagai fasilitas di kota, menjadi daya dorong terjadinya urbanisasi. Daerah yang awalnya hutan belantara, menjadi ramai dan gemerlap karena ditemukan tambang.
c.    Pengenalan tanaman baru
Pengaruh pemerintah kolonial Barat dalam satu sisi memiliki pengaruh positif dalam mengenalkan berbagai tanaman dan teknologi dalam pertanian dan perkebunan. Beberapa tanaman andalan ekspor, dikenalkan dan dikembangkan di Indonesia. Pengenalan tanaman baru, sangat bermanfaat dalam pengembangan pertanian dan perkebunan di Indonesia.
d.   Penemuan tambang-tambang
Pembukaan lahan pada masa kolonial Barat juga dilakukan untuk pertambangan minyak bumi, batu bara, dan logam. Pembukaan lahan untuk pertambangan ini terutama terjadi pada akhir abad XIX dan awal abad XX.
e.    Transportasi dan komunikasi
Pada zaman penjajahan Belanda, banyak dibangun: jalan raya, rel kereta api, dermaga, dan jaringan telepon. Pembangunan berbagai sarana transportasi dan komunikasi tersebut, mendorong mobilitas barang dan jasa yang sangat cepat.
Kamu tentu masih ingat, bagaimana proses pembangunan jalur Anyer-Panarukan pada masa pemerintah Daendels. Meski menimbulkan kesengsaraan rakyat akibat kerja paksa, tetapi di sisi lain telah mempermudah jalur transportasi dan komunikasi masyarakat Indonesia.
f.     Perkembangan kegiatan ekonomi
Perubahan masyarakat dalam kegiatan ekonomi pada masa kolonial terjadi, baik dalam kegiatan produksi, konsumsi, maupun distribusi. Kegiatan produksi dalam pertanian dan perkebunan, semakin maju dengan ditemukannya berbagai teknologi pertanian yang bervariasi. Rakyat mulai mengenal tanaman yang bukan hanya untuk dipanen semusim. Pembukaan berbagai perusahan, telah melahirkan berbagai jenis pekerjaan baru, seperti: kuli perkebunan, mandor, dan administrasi. Kegiatan ekspor impor juga mengalami kenaikan signifikan, meski tidak lepas dari usaha pemerintah kolonial untuk menggenjot jumlah ekspor. Sedangkan dilihat dari aktivitas konsumsi, masyarakat dapat menikmati hasil produksi dengan kualitas yang lebih baik.
g.    Mengenal uang
Pada masa sebelum kedatangan bangsa-bangsa Barat, biasanya masyarakat melaksanakan aktivitas sehari-hari secara bergotong royong. Pada masa kolonial Barat, uang mulai dikenalkan sebagai alat pembayaran jasa tenaga kerja. Sebagi barang baru dalam kehidupan masyarakat, uang menjadi daya tarik tersendiri. Masyarakat mulai menyenagi uang, karena dianggap lebih mudah digunakan.
Untuk memahami lebih lanjut perubahan masyarakat dilihat dari perubahan penggunaan sarana alat pembayaran, terlebih dahulu kamu akan mempelajari tentang pengertian dan sejarah uang dalam uraian berikut.
Apakah uang itu ? Bagaimana sejarah munculnya uang ? Bagaimana sejarah proses terbentuknya uang, seperti yang kalian lihat sekarang ini ? Uraian berikut ini, akan membatu kamu memahaminya.
1)   Masa Sebelum Barter
Pada mulanya masyarakat belum mengenal pertukaran, karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhan dengan usahanya sendiri. Singkatnya, apa yang diperoleh itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya. Masyarakat semacam ini, biasa disebut dengan: Masyarakat Subsistan, suatu masyarakat dimana mereka melakukan produksi hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Tetapi kemudian, seseorang memiliki teh tetapi tidak memiliki gula. Sementara, orang lain memiliki gula tetapi tidak memiliki teh. Maka kemudian terjadilah pertukaran barang yang dikenal dengan barter.
2)   Masa Barter
Pada masa barter, manusia sudah membutuhkan pihak lain untuk memenuhi kebutuhannya. Syarat utama terjadinya pertukaran/barter, adalah: saling membutuhkan. Kelemahan barter, antara lain: a) kesulitan menemukan barang yang dibutuhkan, b) kesulitan menentukan nilai dari barang yang dipertukarkan, dan c) kesulitan memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam. Oleh karena adanya beberapa kesulitan, maka munculah masa uang barang.
3)   Masa Uang Barang
Pada masa ini, orang sudah mulai berpikir, barang perantara sebagai alat pertukaran. Maka dicarilah jenis barang yang dapat mempermudah pertukaran. Jenis barang yang pernah digunakan sebagai uang barang, antara lain: kulit hewan, hewan, batu-batu berharga, kulit pohon, dan logam. Penggunaan uang barang juga banyak mengalami kesulitan, antara lain: a) sulit disimpan, b) sukar dibawa ke mana-mana, c) sukar dibagi menjadi bagian yang lebih kecil, d) tidak tahan lama, dan e) nilainya tidak tetap. Oleh karena adanya beberapa kesulitan, maka munculah masa uang, seperti yang sekarang kalian kenal.
4)   Masa Uang
Setelah menemukan berbagai kelemahan uang barang, manusia kemudian berusaha menemukan uang yang lebih praktis. Jenis barang yang paling memenuhi syarat tersebut di atas, adalah: logam, terutama emas dan perak. Penggunaan uang sebagai alat pertukaran juga banyak menimbulkan kesulitan, terutama saat terjadi transaksi jual beli yang cukup besar. Dengan menggunakan uang sebagai alat tukar, sangat riskan, maka kemudian munculah sistem kredit.
5)   Mengenal Sistem Kredit
Sistem kredit sederhana, mulai berkembang pada masa pemerintah kolonial Barat. Keberadaan uang, sangat besar peranannya dalam kegiatan perkreditan di Indonesia. Satu sisi negatif dalam sistem kredit, adalah: munculnya berbagai lintah darat diberbagai daerah.
h.    Perubahan dalam pendidikan
Perhatikan gambar 4.42 tentang sistem pendidikan pesantren. Pendidikan tersebut berkembang diberbagai daerah, sebelum kedatangan bangsa Barat. Pada masa kolonial, terdapat dua pendidikan yang dikembangkan. Pertama adalah pendidikan yang dikembangkan oleh pemerintah, dan yang kedua adalah pendidikan yang dikembangkan oleh masyarakat.
Pusat-pusat kekuasaan Belanda diberbagai kota juga sekaligus menjadi pusat pertumbuhan berbagai sekolah di Indonesia. Perguruan Tinggi juga berkembang pada masa penjajahan Belanda, seperti: Institut Teknologi Bandung dan Institut Pertanian Bogor.
Pada masa pemerintahan kolonial Barat, terjadi diskriminasi pendidikan di Indonesia. Sekolah dibedakan menjadi dua golongan, yakni: sekolah untuk bangsa Eropa, dan sekolah untuk penduduk pribumi. Hal ini mendorong lahirnya berbagai gerakan pendidikan di Indonesia, seperti: Taman Siswa yang berdiri di Yogyakarta, merupakan salah satu pelopor gerakan pendidikan modern di Indonesia.
Pengaruh pendidikan modern, berdampak pada perluasan lapangan kerja pada masyarakat Indonesia. Munculnya elit intelektual, menyebabkan lahirnya jenis pekerjaan baru, seperti: guru, administrasi, pegawai pemerinta, dan sebagainya.
i.      Perubahan dalam aspek politik
Pada pemerintahan kolonial Barat, rakyat diperintah oleh bangsa asing. Kekuasaan untuk mengatur bangsanya sendiri, hilang. Perubahan inilah, yang paling penting untuk diperjuangkan. Tanpa kemerdekaan, bangsa Indonesia sulit mengatur dirinya sendiri.
Perubahan dalam sistem politik juga terjadi, dengan dikenalkannya sistem pemerintahan baru, seperti: pemerintahan Gubernur Jenderal, Residen, Bupati, dan seterusnya.
Terbentuknya pemerintah Hindia Belanda, dalam satu sisi menguntungkan bangsa Indonesia. Hubungan yang erat antara rakyat dari berbagai daerah, memunculkan perasaan senasib sepenanggungan dalam bingkai Hindia Belanda.
Munculnya berbagai organisasi pergerakan nasional, tidak lepas dari ikatan politik Hindia Belanda. Sebelum masa penjajahan Hindia Belanda, masyarakat Indonesia terkotak-kotak oleh sistem politik kerajaan. Berbagai daerah tersebut, disatukan dalam satu identitas Hindia Belanda.
j.      Perubahan dalam aspek budaya
Perhatikan gambar Benteng Vredeburg di Yogyakarta pada gambar 4.43, peninggalan tersebut merupakan salah satu bukti pengaruh kolonialisme dalam bidang budaya.
Seni bangunan dengan gaya Eropa, dapat kalian temukan diberbagai kota di Indonesia. Penjajahan Belanda berpengaruh terhadap teknologi dan seni bangunan di Indonesia.
Perubahan kesenian juga terjadi, terutama di masyarakat perkotaan yang mulai mengenal tarian-tarian Barat. Kebiasaan dansa dan minum minuman yang dikenalkan parapejabat Belanda, berpengaruh pada perilaku sebagian masyarakat Indonesia. Kamu juga masih dapat menelusuri bahasa-bahasa Belanda yang mempengaruhi dalam kosa kata bahasa Indonesia.
Dalam aspek budaya juga terjadi perubahan kehidupan beragama masyarakat Indonesia. Pengaruh kolonial yang lain, adalah persebaran agama Kristen di Indonesia. Penyebarannya sangat intensif seiring dengan datangnya bangsa-bangsa Barat ke Indonesia pada abad ke16. Orang-orang Portugal menyebarkan agama Kristen Katolik (selanjutnya disebut Katolik), sedangkan orang-orang Belanda membawa agama Kristen Protestan (selanjutnya disebut Kristen).

Wawasan
Agama Kristen diperkirakan telah sampai di Indonesia, sejak zaman kuno melalui jalur pelayaran. Menurut Cosmas Indicopleustes dalam bukunya Topographica Christiana, bahwa pada abad ke-6 sudah ada komunitas Kristiani di India Selatan, di Pantai Malabar, dan Sri Lanka. Dari Malabar itu, agama Kristen menyebar ke berbagai daerah. Pada tahun 650, agama Kristen sudah mulai berkembang di Kedah (Semenanjung Malaya) dan sekitarnya. Pada abad ke-9, Kedah berkembang menjadi pelabuhan dagang yang sangat ramai di jalur pelayaran yang menghubungkan India-Aceh-Barus-Nias, melalui Selat Sunda-Laut Jawa dan terus ke Cina. Jalur inilah yang disebut-sebut sebagai jalur penyebaran agama Kristen dari India ke Nusantara.

Siapa yang menyebarkan agama Katolik di Indonesia ? Mereka adalah para-pastor, seperti: Franciscus Xaverius, dan SJ dari ordo Yesuit. Pastor ini aktif mengunjungi desa-desa disepanjang Pantai Leitimor, Kepulauan Lease, Pulau Ternate, Halmahera Utara, dan Kepulauan Morotai. Usaha penyebaran agama Katolik ini, kemudian dilanjutkan oleh pastor-pastor yang lain. Di Nusa Tenggara Timur, seperti: Flores, Solor, Timor, agama Katolik berkembang tidak terputus sampai sekarang.
Agama Kristen Protestan berkembang di Kepulauan Maluku, terutama setelah VOC menguasai Ambon. Pada waktu menyebarkan agama baru ini, para-zending dengan semangat pietisme menekankan pertobatan (hidup individu orang Kristen yang baru). Penyebaran agama Kristen ini juga semakin intensif saat Raffles berkuasa di Indonesia. Agama Katolik dan Kristen Protestan, berkembang pesat di Indonesia bagian Timur.

2.    Perubahan Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan Jepang
Untuk memahami perubahan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan Jepang, kalian kerjakan aktivitas kelompok berikut.

Aktivitas Kelompok
Petunjuk mengerjakan:
1.    Bentuk kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari 3-4 orang.
2.    Carilah di internet atau membaca buku di perpustakan terkait dengan materi tentang perubahan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan Jepang.
3.    Lengkapilah kolom berikut sesuai materi yang kalian peroleh.
4.    Tulis hari/tanggal dan identitas kalian (nama, nomor, dan kelas)
5.    Tulis simpulan yang diperoleh.
No.
Aspek Perubahan
Deskripsi Perubahan
1.
Perubahan aspek geografi

2.
Perubahan aspek ekonomi

3.
Perubahan aspek politik

4.
Perubahan aspek pendidikan

5.
Perubahan aspek sosial

6.
Perubahan aspek budaya

6.    Presentasikan hasil kerja kalian di depan kelas.

Sudahkah kamu mengerjakan aktivitas kelompok ? Jika sudah, tentu hasil kesimpulan yang kalian peroleh terkait dengan perubahan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan Jepang. Uraian berikut ini, akan membantu kamu memahami perubahan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan Jepang.
Bagaimana perubahan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan Jepang ? Untuk mempelajari berbagai perubahan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan Jepang, terlebih dahulu kamu perlu memahami bagaimana proses pendudukan Jepang di Indonesia. Kapan Jepang mulai menguasai Indonesia ? Bagaimana Jepang menguasai Indonesia ? Bagaimana kondisi bangsa Indonesia pada masa penjajahan Jepang ?

a.    Bangsa Indonesia dikuasai Jepang
Pada awal mula tujuan Jepang menguasai Indonesia, ialah: untuk kepentingan ekonomi dan politik. Jepang merupakan negara industri yang sangat menginginkan bahan baku industri yang tersedia banyak di Indonesia. Disamping itu, Indonesia juga merupakan daerah pemasaran industri yang strategis bagi Jepang untuk menghadapi persaingan dengan tentara sekutu. Selain itu, Jepang harus menggalang kekuatan pasukannya dan mencari dukungan dari bangsa-bangsa Asia.
Perhatikan gambar 4.45. Peta tersebut menggambarkan gerakan tentara Jepang ketika masuk ke Indonesia. Terdapat tiga tempat penting pendaratan Jepang ketika masuk ke Indonesia, yakni: Tarakan (Kalimantan), Palembang (Sumatera), dan Jakarta (Jawa). Berdasarkan tiga lokasi tersebut, lokasi manakah yang paling dekat dengan tempat tinggalmu ? Dapatkah kamu temukan alasan mengapa Jepang memilih menduduki tempat tersebut ? Tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang strategis serta merupakan pusat perkembangan politik dan ekonomi pada masa kependudukan Belanda.

Wawasan
Pada saat pendudukan Jepang di Indonesia, Jepang melakukan pembagian tiga daerah pemerintahan militer di Indonesia, yakni: 1) Pemerintahan Angkatan Darat (Tentara XXV) untuk: Sumatera, dengan pusatnya di Bukittinggi; 2) Pemerintahan Angkatan Darat (Tentara XVI) untuk: Jawa dan Madura, dengan pusatnya di Jakarta; dan 3) Pemerintahan Angkatan Laut (Armada Selatan II) untuk: Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku, dengan pusatnya di Makassar.

Jepang berhasil menguasai Palembang pada tanggal 16 Februari 1942, kemudian menyerang Pulau Jawa. Batavia (Jakarta) sebagai pusat pemerintahan Belanda, berhasil dikuasai Jepang pada tanggal 15 Maret 1942. Setelah melakukan berbagai pertempuran, akhirnya Belan menyerah tanpa syarakt kepada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati Subang Jawa Barat. Surat perjanjian serah terima kedua belah pihak, ditandatangani oleh Letnan Jenderal Ter Poorten (Panglima Angkatan Perang Belanda) dan Letnan Jenderal Imamura (pimpinan pasukan Jepang). Sejak saat itu, seluruh wilayah Indonesia dalam kekuasaan Jepang.

b.    Kebijakan Pemerintah Militer Jepang
Bagaimana setelah Jepang menguasai Indonesia ? Kebijakan apa saja yang dilakukan Jepang terhadap masyarakat Indonesia ? Bagaimana kondisi bangsa Indonesia pada masa pendudukan Jepang ? Untuk menemukan jawabannya, kerjakan aktivitas kelompok di bawah ini.

Aktivitas Kelompok
1.    Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.    Carilah informasi dengan membaca buku di perpustakaan atau melalui internet di sekolahmu.
3.    Diskusikan kebijakan-kebijakan yang dilakukan Jepang setelah menduduki Indonesia.
4.    Tuliskan hasil diskusi pada tabel di bawah ini.
Kebijakan Pemerintah Jepang di Indonesia
Nama Kebijakan
Penjelasan
Membentuk Organisasi Sosial
1.     Organisasi 3 A: bertujuan untuk memobilisasi rakyat Indonesia guna membantu Jepang. Organisasi 3 A diganti dengan PUTERA.
2.     PUTERA:
3.     dst
Pembentukan Organisasi Semi Militer

Pengerahan Romusha

5.    Presentasikan hasil diskusimu di depan kelas.

Bagaimana setelah kamu melaksanakan aktivitas kelompok di atas ? Kamu tentu menemukan kebijakan pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia. Untuk menambah informasi tentang kebijakan pemerintah Jepang di Indonesia, kamu dapat menyimak informasi berikut ini.

Jepang berusaha menarik simpati rakyat Indonesia dengan berbagai cara. Jepang melakukan propaganda dengan semboyan “Tiga A” (Jepang Pemimpin Asia, Jepang Pelindung Asia, Jepang Cahaya Asia) untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Selain itu, Jepang menjanjikan kemudahan bagi bangsa Indonesia: dalam melakukan ibadah, mengibarkan bendera merah putih yang berdampingan dengan bendera Jepang “Hinomaru”, menggunakan bahasa Indonesia, dan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” bersama lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo”.
Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh Jepang, hanyalah janji-janji manis saja. Sebagai penjajah, Jepang justru lebih kejam dalam menjajah bangsa Indonesia. Program yang paling mendesak bagi Jepang, adalah: mengerahkan seluruh sumber daya yang ada di Indonesia untuk tujuan perang. Beberapa kebijakan tersebut, antara lain:
1)   Membentuk Organisasi-organisasi Sosial
Organisasi-organisasi sosial yang dibentuk oleh Jepang, diantaranya: Gerakan Tiga A, Pusat Tenaga Rakyat, Jawa Hokokai, dan Masyumi. Gerakan Tiga A dipimpin oleh Mr. Syamsudin, yang bertujuan untuk meraih simpati penduduk dan tokoh masyarakat sekitar. Seiring perkembangannya, gerakan ini kurang berhasil sehingga Jepang membentuk organisasi yang lebih menarik.
Sebagai ganti Gerakan Tiga A, Jepang mendirikan gerakan Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) pada tanggal 1 Maret 1943, dipimpin oleh tokoh-tokoh nasional yang sering disebut: Empat Serangkai, yaitu: Sukarno, Mohammad Hatta, KH. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara.
Pemerintah Jepang kurang puas dengan kegiatan yang dilakukan oleh gerakan PUTERA, karena para-tokohnya memanfaatkan organisasi ini untuk melakukan konsolidasi dengan tokoh-tokoh perjuangan. Pada akhirnya, organisasi PUTERA dibubarkan oleh Jepang.
Pada tahun 1944, dibentuk Jawa Hokokai (Gerakan Kebaktian Jawa) dibawah pengawasan para-pejabat Jepang. Tujuan pokoknya: menggalang dukungan untuk rela berkorban demi pemerintah Jepang.
Islam adalah agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia. Jepang merasa harus bisa menarik hati golongan ini, sehingga pada tahun 1943, Jepang membubarkan Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) dan menggantikannya dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) yang dipimpin oleh KH. Hasyim Ashari dan KH. Mas Mansyur.
2)   Membentuk Organisasi Semi Militer
Jepang menyadari pentingnya mengerahkan rakyat Indonesia, untuk membantu perang menghadapi sekutu, sehingga Jepang membentuk berbagai organisasi semi militer, seperti: Seinendan, Fujinkai, Keibodan, Heiho, dan Pembela Tanah Air (PETA).
Organisasi Barisan Pemuda (Seinendan) dibentuk pada 9 Maret 1943, tujuannya: memberi bekal bela negara agar siap mempertahankan tanah air. Maksud Jepang adalah untuk membantu menhadapi tentara sekutu.
Fujinkai merupakan himpunan kaum wanita di atas usia 15 tahun, untuk latihan semi militer. Keibodan merupakan barisan pembantu polisi, untuk laki-laki usia 20-25 tahun. heiho didirikan tahun 1943, merupakan organisasi prajurit pembantu tentara Jepang. Pada saat itu, Jepang sudah mengalami kekalahan dibeberapa front pertempuran. Sedangkan PETA didirikan 3 Oktober 1943, merupakan pasukan bersenjata yang memperoleh pendidikan militer secara khusus dari Jepang. Kelak, para eks-PETA akan besar peranannya dalam bertempur melawan Jepang dan Belanda.
3)   Pengerahan Romusha
Jepang melakukan rekrutmen anggota Romusha, yang bertujuan: untuk mencari bantuan tenaga yang lebih besar untuk membantu perang dan melancarkan aktivitas Jepang. Anggota-anggota romusha, dikerahkan oleh Jepang untuk membangun: jalan, kubu pertahanan, rel kereta api, jembatan, dan sebaginya. Jumlah romusha paling besar berasal dari Jawa, yang dikirim ke luar Jawa, bahkan sampai di: Malaya, Burma, dan Siam.
Perhatikan gambar Romusha di atas. Sebagian besar romusha adalah penduduk yang tidak berpendidikan. Mereka terpaksa melakukan kerja paksa ini, karena rasa takutnya kepada Jepang. Pada saat mereka bekerja sebagai romusha, makanan yang mereka dapat, tidak terjamin, sehingga kesehatan mereka memburuk, sementara pekerjaan sangat berat. Ribuan rakyat Indonesia, meninggal akibat romusha.
Mendengar nasib Romusha yang sangat menyedihkan, banyak pemuda Indonesia yang meninggalkan kampungnya. Mereka takut, akan menjadi romusha. Akhirnya, sebagian besar desa hanya didiami oleh kaum perempuan, orangtua, dan anak-anak.
Penjajahan Jepang yang sangat menyengsarakan, adalah: pemaksaan wanita-wanita untuk menjadi Jugun Ianfu, yaitu wanita yang dipaksa Jepang untuk melayani kebutuhan Jepang diberbagai pos medan pertempuran. Banyak gadis-gadis desa diambil paksa tentara Jepang untuk menjadi Jugun Ianfu. Sebagian dari mereka, tidak kembali walaupun Perang Dunia II telah berakhir.
4)   Eksploitasi Kekayaan Alam
Jepang tidak hanya menguras tenaga rakyat Indonesia. Pengerukan kekayaan alam dan harta benda yang dimiliki bangsa Indonesia, jauh lebih kejam daripada Belanda. Semua usaha yang dilakukan di Indonesia, harus menunjang semua keperluan perang Jepang.
Jepang mengambil alih seluruh aset ekonomi Belanda, dan mengawasi secara langsung seluruh usahanya. Usaha perkebunan dan industri, harus mendukung keperluan perang, seperti: tanaman jarak untuk minyak pelumas. Rakyat, wajib menyerahkan bahan pangan besar-besaran kepada Jepang. Jepang memanfaatkan Jawa Hokokai dan instansi-instansi pemerintah lainnya. Keadaan inilah yang semakin menyengsarakan rakyat Indonesia.
Pada masa panen, rakyat wajib melakukan “setor padi”, sehingga mereka hanya membawa pulang padi sekitar 20% dari panen yang dilakukannya. Kondisi ini, membawa musibah kelaparan dan penyakit busung lapar di Indonesia. Banyak penduduk yang memakan umbi-umbian liar, yang sebenarnya hanya pantas untuk makanan ternak.
Sikap manis Jepang hanya sebentar, tanggal 20 Maret 1942, dikeluarkan maklumat pemerintah yang isinya berupa: larangan pembicaraan tentang pengibaran bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Hal ini tentu membuat kecewa bangsa Indonesia.

c.    Strategi kaum pergerakan kemerdekaan
Beberapa sikap perjuangan bangsa Indonesia, telah dilakukan untuk menanggapi kebijakan Jepang tersebut. Propaganda Jepang, sama sekali tidak mempengaruhi paratokoh perjuangan untuk percaya begitu saja. Bagaimanapun, paratokoh pergerakan sadar, bahwa Jepang adalah penjajah. Bahkan paratokoh sengaja memanfaatkan organisasi-organisasi bentukan Jepang, sebagai: ‘batu loncatan’ untuk meraih Indonesia Merdeka.
Beberapa bentuk perjuangan pada jaman Jepang, adalah:
1)   Memanfaatkan Organisasi Bentukan Jepang
Kelompok ini sering disebut: kolaborator, karena mereka mau bekerja sama dengan penjajah. Sebenarnya cara ini sebagai bentuk perjuangan diplomasi. Tokoh-tokohnya adalah para-pemimpin PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat), seperti: Sukarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan KH. Mas Mansyur. Mereka memanfaatkan PUTERA sebagai sarana komunikasi dengan rakyat. PUTERA justru dijadikan oleh para-pemuda Indonesia, sebagai ajang kampanye nasionalisme.
2)   Gerakan Bawah Tanah
Larangan berdirinya partai politik
Tokoh-tokoh yang masuk dalam garis pergerakan bawah tanah, adalah: Sutan Sjahrir, Achmad Subardjo, Sukarni, A. Maramis, Wikana, Cahirul Saleh, dan Amir Syarifuddin. Mereka terus memantau Perang Pasifik, melalui radio-radio gelap. Pada saat itu, Jepang melarang bangsa Indonesia memiliki pesawat komunikasi. Kelompok bawah tanah inilah yang sering disebut: golongan radikal/keras, karena mereka tidak mengenal kompromi dengan Jepang.
3)   Beberapa Perlawanan Bersenjata
Disamping perjuangan yang dilakukan dengan memanfaatkan organisasi bentukan Jepang dan gerakan bawah tanah, ada pula perlawanan-perlawanan bersenjata yang dilakukan bangsa Indonesia dibeberapa daerah di Indonesia.

Wawasan
Beberapa perlawanan daerah di Indonesia diantaranya:
a)    Perlawanan Rakyat Aceh
Dilakukan oleh Tengku Abdul Jalil, seorang ulama di Cot Plieng Aceh, menentang peraturan-peraturan Jepang. Pada tanggal 10 November 1942, ia melakukan perlawanan. Dalam perlawanan tersebut, ia tertangkap dan ditembak mati.
b)   Perlawanan Singaparna, Jawa Barat
Dipelopori oleh Kiai Haji Zainal Mustofa yang menentang saikerei, yakni: menghormati Kaisar Jepang. Pada tanggal 25 Februari 1944, meletus perlawanan terhadap tentara Jepang. KH. Zainal Mustofa dan beberapa pengikutnya, ditangkap Jepang lalu diberi hukuman mati.
c)    Perlawanan Indramayu, Jawa Barat
Pada bulan Juli 1944, rakyat Lohbener dan Sindang di Indramayu, memberontak kepada Jepang. Parapetani dipimpin oleh H. Madrian, menolak pungutan padi yang terlalu tinggi. Akan tetapi pada akhirnya, perlawanan dapat dipadamkan.
d)   Perlawanan PETA di Blitar, Jawa Timur
Perlawanan PETA merupakan pemberontakan terbesar yang dilakukan rakyat Indonesia, pada masa penjajahan Jepang. Pemberontakan dipimpin oleh Supriyadi, seorang Shodanco (komandan peleton) PETA, pada tanggal 14 Februari 1945. Pemberontakan dapat dipadamkan Jepang, karena kurang persiapan yang matang. Para-pejuang PETA yang berhasil ditangkap, kemudian diadili dalam mahkamah militer di Jakarta. Beberapa diantaranya, dihukum mati, seperti: dr. Ismail, Muradi, Suparyono, Halir Mangkudidjaja, Sunanto, dan Sudarmo. Sedangkan Supriyadi sebagai pemimpin pemberontakan, tidak diketahui nasibnya. Kemungkinan, Supriyadi berhasil ditangkap Jepang kemudian dihukum mati sebelum diadili.

d.   Eksploitasi sumber daya manusia dan alam
Eksploitasi kekayaan alam, menjadi ciri penting pada masa pendudukan Jepang. Misi Jepang untuk memenangkan Perang Dunia II, menjadikan Indonesia sebagai salah satu basis menghadapi tentara sekutu. Jepang menggerakkan tanaman rakyat, yang mendukung Jepang dalam PD II. Tanaman jarak, dikembangkan sebagai bahan produksi minyak yang dibutuhkan untuk mesin perang.
Kesengsaraan pada masa pendudukan Jepang, menyebabkan besarnya angka kematian. Migrasi terjadi terutama untuk mendukung perang Jepang menghadapi sekutu. Banyak rakyat Indonesia, yang ikut dalam Romusha maupun bantuan pasukan Jepang, dibawa ke beberapa negara Asia Tenggara untuk membantu perang Jepang. Sebagian dari mereka, tidak kembali dan tidak diketahui nasibnya. Menurut catatan sejarah, jumlah tenaga kerja yang dikirim ke luar Jawa, bahkan ke luar negeri, seperti: Burma, Malaya, Vietnam, dan Muangthai/Thailand, mencapai 300.000 orang. Ratusan ribu orang tersebut, banyak yang tidak diketahui nasibnya setelah Perang Dunia II usai.
e.    Kemunduran dalam bidang ekonomi
Sistem ekonomi perang Jepang, membawa kemunduran dalam bidang perekonomian di Indonesia. Pemutusan hubungan dengan perdagangan dunia, mempersempit kegiatan perekonomian di Indonesia. Perkebunan tanaman ekspor, diganti menjadi lahan pertanian untuk kebutuhan sehari-hari.
Pembatasan ekspor menyebabkan sulitnya memperoleh bahan pakaian, sehingga rakyat mengusahakan sendiri. Pakaian terbuat dari benang goni, menjadi tren masyarakat masa pendudukan Jepang. Wajib setor padi dan tingginya pajak pada masa pendudukan Jepang, menyebabkan terjadinya kemiskinan yang luar biasa. Nah, apakah kamu pernah mendengar istilah pajak. Tentu jawabnya iya, karena bapak/ibu kalian memiliki tanggung jawab membayar pajak, seperti: pajak kendaraan sepeda motor, mobil, Pajak Bumi dan Bangunan, dan lain sebagainya. Pajak adalah iuran (pembayaran) wajib yang dibayarkan oleh wajib pajak kepada negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan balas jasa secara langsung dari negara, namun balas jasanya berupa fasilitas-fasilitas umum. Bayarlah pajak tepat waktu sesuai peraturan yang berlaku. Jujurlah dalam membayar pajak, karena hasil pemungutan pajak akan digunakan untuk membiayai pembangunan.
f.     Kondisi pendidikan masyarakat
Kegiatan pendidikan dan pengajaran, menurun. Sekolah Dasar, dari 21.500 menjadi 13.500 sekolah. Sekolah lanjutan dari 850 menjadi 20 sekolah, dan kegiatan Perguruan Tinggi macet. Pengenalan budaya Jepang dilakukan diberbagai sekolah di Indonesia. Bahasa Indonesia diperbolehkan menjadi bahasa pengantar diberbagai sekolah di Indonesia. Demikian halnya dengan bahasa Jepang, menjadi bahasa utama di sekolah-sekolah.
Tradisi budaya Jepang dikenalkan di sekolah-sekolah, mulai tingkat rendah. Parasiswa, harus digembleng bersemangat Jepang (Nippon Seishin), dan menyanyikan lagu Kimigayo (lagu kebangsaan Jepang), menghormati bendera Hinomaru, serta melakukan gerak badan (taiso) dan seikerei.
g.    Pemaksaan budaya Jepang
Jepang berusaha “menjepangkan” Indonesia. Ajaran Shintoisme, diajarkan pada masyarakat Indonesia. Kebiasaan menghormat “matahari”, menyanyikan lagu Kimigayo, merupakan salah satu pengaruh pada masa pendudukan Jepang. Pengaruh budaya ini menimbulkan pertentangan diberbagai daerah. Kamu dapat mengamati terjadinya perlawanan masyarakat pada masa pendudukan Jepang, salah satu penyebab perlawanan tersebut adalah: penolakan terhadap kebiasaan perintah menghormati matahari.
Perkembangan bahasa Indonesia pada masa pendudukan Jepang, mengalami kemajuan. Pada tanggal 20 Oktober 1943, atas desakan dari beberapa tokoh Indonesia, didirikan Komisi (Penyempurnaan) Bahasa Indonesia. Tugas Komisi adalah: menentukan istilah-istilah modern dan menyusun suatu tata bahasa normative dan menentukan kata-kata yang umum bagi bahasa Indonesia.
h.    Kemerdekaan bangsa Indonesia
Propaganda Jepang berhasil memengaruhi masyarakat Indonesia. Dengan alasan untuk membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda, Jepang mulai mendapat simpati rakyat. Dengan kebijakan yang kaku dan keras, maka secara politik, organisasi pergerakan yang pernah ada, sulit mengembangkan aktivitasnya.
Pada masa akhir pendudukan Jepang, terjadi revolusi politik di Indonesia, yakni: Kemerdekaan Indonesia. Peristiwa proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, menjadi momen penting perjalanan sejarah Indonesia selanjutnya. Kemerdekaan telah membawa perubahan masyarakat dalam segala bidang.

Aktivitas Kelompok
1.    Bentuklah kelompok dengan anggota 4-5 orang.
2.    Lakukan pengamatan terhadap berbagai peninggalan sejarah pada masa penjajahan.
3.    Diskusikan makna yang dapat diambil dari peninggalan sejarah tersebut.
4.    Diskusikan bagaimana sikap kalian terhadap peninggalan sejarah tersebut.
Bentuk Peninggalan
Makna bagi kehidupan sekarang
Cara melestarikan peninggalan







Renungkan
Pada masa penjajahan, terjadi pembangunan diberbagai bidang. Namun, pembangunan pada masa penjajahan, memiliki tujuan utama: memakmurkan bangsa penjajah. Perubahan masyarakat, terjadi dalam berbagai bidang, tetapi yang berdampak pada kemajuan bangsa Indonesia sangat sedikit dan sangat lambat. Pembangunan nasional pada masa sekarang, adalah pembangunan untuk bangsa dan negara yang mementingkan kemajuan rakyat Indonesia. Sepatutnya bangsa Indonesia bersyukur dan menghargai jasa parapahlawan, dengan belajar giat dan bekerja keras untuk menuju Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar