Kamis, 07 April 2016

Kata Rahasia dalam Pramuka



Sandi di dalam Kepramukaan adalah salah satu media pembelajaran yang baik bagi peserta didik, karena dapat melatih: ketelitian; daya ingat; kecerdasan; dan konsentrasi.

Kode Morse
Sandi adalah sebuah kata dalam bahasa Sansekerta yang kira-kira artinya adalah: “rahasia”; “menyembunyikan”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata persandian yang berasal dari kata dasar sandi, bermakna: rahasia atau kode; definisi sinonimnya dalam bahasa Inggris, yakni: cryptography, yang berarti: pengetahuan; studi; atau seni tentang tulisan rahasia
Samuel Fibley Breese Morse dan Alfred Vail merupakan dua orang Amerika pertama, yang menemukan sebuah cara agar setiap manusia dapat saling berhubungan. Cara ini kemudian dikenal sebagai Kode Morse. Kode Morse atau Sandi Morse adalah sistem representasi huruf, angka, tanda baca dan sinyal dengan menggunakan kode titik dan garis yang disusun mewakili karakter tertentu pada alfabet atau sinyal (pertanda) tertentu yang disepakati penggunaannya di seluruh dunia. Cara tersebut ditemukannya pada tahun 1835, tetapi baru dapat diterima untuk dipergunakan di seluruh dunia pada tahun 1851 dalam Konferensi Internasional.
Isyarat Morse dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1.    Suara, yaitu dengan menggunakan Peluit;
2.    Sinar, yaitu dengan menggunakan Senter;
3.    Tulisan, yaitu dengan menggunakan tanda Titik (*) dan Setrip (–); dan
4.    Bendera, yaitu dengan menggunakan Bendera Morse.
Durasi pengiriman Kode Morse –di dalam penggunaannya secara umum melalui jaringan radio atau media lain, diukur dalam satuan Kata Per Menit (word per minute; disingkat WPM), dan berkisar di antara 8-50 WPM. Bila Kode Morse disampaikan dengan cara meniup Peluit, maka tiupan dengan durasi pendek untuk mewakili Titik dan meniup Peluit dengan durasi panjang untuk mewakili Setrip.
Berikut ini adalah Kode Morse yang telah disepakati bersama:
Kode Morse

Trik Menghafal Morse
Beberapa metode umum digunakan untuk memudahkan penghafalan kode ini, baik visual, auditori dan metode lain yang masih terus berkembang. Sekurangnya terdapat dua metode, yakni: Metode Koch dan Metode Substitusi. Metode Koch adalah metode pembelajaran pengiriman Kode Morse dengan sistem gradual. Latihan dengan Metode Koch dimulai dengan menggunakan dua huruf yang diulang terus-menerus (umumnya E dan T untuk alasan pembiasaan dengan interval). Setelah seseorang menguasai dua huruf ini dan dapat membaca maupun mengirimkannya dengan cepat, maka satu huruf ditambahkan, dan seterusnya hingga seseorang yang mempelajari Kode Morse dapat menguasai pembacaan maupun pengiriman kode melalui pembiasaan. Metode Subsitusi ini umum digunakan di Kepramukaan Indonesia, yaitu dengan membuat padanan kata yang berawal dari alfabet Latin, dan setiap O mewakili Setrip (–), dan setiap huruf vokal lain mewakili Titik (*)
Kadangkala peserta didik kesulitan menghafal atau mengingat kembali isyarat Morse, apalagi jarang berlatih secara periodik. Berikut ini, tips khusus menghafal Morse dengan cepat:
Diagram Kode Morse
Petunjuk Penggunaan:
1.    Gambar di atas terbagi menjadi dua bagian, Kanan dan Kiri;
2.    Cara membacanya: dari Atas ke Bawah;
3.    Blok Putih menunjukkan kode Titik (*), dan blok Hitam menunjukkan kode Setrip (–);
4.    Setiap blok sebelah Kiri, selalu diawali Titik (Putih). Sedangkan blok sebelah Kanan, selalu diawali Setrip (Hitam).
Contoh:
Dari Atas ke Bawah:
Putih-Putih-Putih-Putih (artinya: 4 Titik, berarti huruf: H);
Putih-Putih-Hitam (artinya: 2 Titik dan 1 Setrip, berarti huruf: U);
Hitam-Hitam-Hitam (artinya: 3 Setrip, berarti huruf: O);
Hitam-Hitam-Putih (artinya: 2 Setrip dan 1 Titik, berarti huruf: G);
Hitam-Hitam-Hitam-Hitam (artinya: 4 Setrip, berarti huruf: KH); dan
Hitam-Hitam-Putih-Hitam (artinya: 3 Setrip dan 1 Titik, berarti huruf: Q).

Cukup mudah, bukan ?
Selamat Mencoba…

***