Sabtu, 09 September 2017

Bagian Kedua IPS VIII Revisi 2017




Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII Edisi Revisi 2017:
BAB II
Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Kehidupan Sosial dan Kebangsaan
A.     Mobilitas Sosial
1.    Pengertian Mobilitas Sosial
2.    Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial
3.    Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
4.    Saluran-saluran Mobilitas Sosial
5.    Dampak Mobilitas Sosial
B.     Pluralitas Masyarakat Indonesia
1.    Perbedaan Agama
2.    Perbedaan Budaya
3.    Perbedaan Suku Bangsa
4.    Perbedaan Pekerjaan
5.    Peran dan Fungsi Keragaman Budaya
C.     Konflik dan Integrasi dalam Kehidupan Sosial
1.    Konflik dalam Kehidupan Sosial
2.    Integrasi Sosial


Bab II
Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Kehidupan Sosial dan Kebangsaan
Kalian perhatikan keragaman masyarakat Indonesia pada gambar di atas. Keragaman masyarakat yang ada di Indonesia, merupakan salah satu kekayaan bangsa Indonesia. Keragaman masyarakat Indonesia, melahirkan berbagai kebudayaan yang memiliki nilai yang sangat tinggi. Interaksi masyarakat yang beragam, melahirkan berbagai inovasi budaya yang menarik.
Keragaman masyarakat Indonesia bukan hanya dalam hal etnis, tetapi juga faktor-faktor lain, seperti: agama; budaya; kegiatan ekonomi; dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari, kalian menemukan masyarakat Indonesia yang memiliki keragaman profesi atau pekerjaan, seperti: buruh dan majikan; staf dan pimpinan; guru dan kepala sekolah. Interaksi dalam masyarakat antara lain menghasilkan kesepakatan yang tertulis maupun tidak tertulis, untuk menempatkan seseorang pada posisi yang sesuai peranannya. Pekerjaan dapat terbentuk oleh adanya kesepakatan dalam masyarakat. Setiap aspek kehidupan, diisi dengan banyak variasi pekerjaan yang berbeda-beda.
Kalian akan mempelajari bagaimana terjadinya mobilitas sosial masyarakat Indonesia. Mobilitas masyarakat Indonesia yang sangat dinamis, merupakan pendorong terjadinya keragaman. Keragaman atau pluralitas, merupakan keunggulan bangsa Indonesia. Namun demikian, bangsa Indonesia harus waspada terhadap terjadinya konflik. Karena itu, bangsa Indonesia harus berusaha menyelesaikan berbagai konflik sehingga persatuan dan kesatuan tetap terjaga.

Tujuan
Setelah mempelajari uraian pada tema ini, kalian diharapkan mampu:
1.      Menjelaskan pengaruh interaksi sosial terhadap mobilitas sosial.
2.      Menjelaskan pengaruh interaksi sosial terhadap pluralitas.
3.      Menjelaskan pengaruh interaksi sosial terhadap integrasi dan konflik.

A.     Mobilitas Sosial
1.      Pengertian Mobilitas Sosial
Simaklah terlebih dahulu kisah singkat berikut ini.

Kesuksesan Mas’oed
Sebagai seorang anak petani miskin, Mas’oed berusaha untuk memperbaiki taraf kehidupan keluarganya. Orangtuanya hanya mampu menyekolahkan dia sampai tingkat SMP. Walaupun demikian, Mas’oed tetap bercita-cita melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Pada tahun 1980, pergilah Mas’oed ke kota bersama temannya. Di kota, mereka berjualan koran di waktu pagi dan berangkat sekolah pada waktu siang.
Dari hasil penjualan koran, Mas’oed membiayai sekolahnya, bahkan sampai kuliah di perguruan tinggi. Kuliah di perguruan tinggi membuat Mas’oed semakin memiliki pengetahuan luas tentang usaha bisnis. Mas’oed tidak lagi berjualan koran di pinggir lampu merah. Dia membuka kios koran dan majalah. Usaha Mas’oed terus mengalami kemajuan, hingga berkembang menjadi toko buku yang laris.
Kini, Mas’oed memiliki 4 cabang toko buku yang memperkerjakan lebih dari 200 pekerja. Mas’oed yang masa lalunya anak petani miskin, kini telah menjadi pengusaha terpandang di kotanya. Keberhasilan Mas’oed tidak lepas dari usahanya yang gigih.

Perhatikan cerita keberhasilan Mas’oed di atas. Apabila kondisi ekonomi keluargamu sama dengan Mas’oed, mudah-mudahan kisah Mas’oed dapat menginspirasi. Seandainya kalian saat ini lebih baik kondisinya dibandingkan saat Mas’oed di SMP, kalian tentu harus jauh lebih sukses dari Mas’oed. Kisah keberhasilan Mas’oed pada teks di atas, merupakan salah satu contoh mobilitas sosial.

Perhatikan gambar seorang direktur dan bawahannya pada gambar di atas. Pernahkah kalian memikirkan bagaimana seseorang dapat menjadi direktur perusahaan? Apakah kalian pernah bercita-cita menjadi direktur perusahaan? Apakah staf atau bawahan direktur perusahaan, dapat menjadi direktur? Menjadi direktur perusahaan itu tidak mudah. Ada beragam cara untuk menjadi seorang direktur. Salah satu cara yang paling mudah adalah merintis karier sebagai karyawan biasa, menjalankan tugas dan tanggung jawab sebaik-baiknya sehingga mencapai prestasi dan promosi, dan pada akhirnya menduduki jabatan direktur. Seorang karyawan yang berprestasi hingga menduduki jabatan direktur, merupakan contoh mobilitas sosial.
Setelah kalian memperhatikan contoh mobilitas sosial pada 2 kasus di atas, tentu kalian memiliki sejumlah pertanyaan: Apa yang dimaksud mobilitas sosial? Mengapa terjadi mobilitas sosial? Apa saja yang tergolong mobilitas sosial? Bagaimana keuntungan dan kerugian terjadinya mobilitas sosial? Untuk menjawab beberapa pertanyaan tersebut, kalian dapat menyimak penjelasan berikut ini.
Mobilitas berasal dari bahasa Latin: mobilis, yang berarti: mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial pada istilah tersebut, mengandung makna: seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Seseorang yang mengalami perubahan kedudukan (status) sosial dari suatu lapisan ke lapisan lain, baik menjadi lebih tinggi maupun menjadi lebih rendah dari sebelumnya atau hanya berpindah peran tanpa mengalami perubahan kedudukan, disebut: mobilitas sosial.
Beberapa contoh lain mobilitas sosial dalam kehidupan masyarakat kita, misalnya: seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen, beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang; seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil, lalu membuka usaha lain namun gagal dan akhirnya jatuh miskin. Dalam mobilitas sosial, selain terjadi perubahan dari strata bawah ke strata atas, juga terjadi perubahan dari strata atas ke strata bawah. Mobilitas sosial dapat berupa pergerakan sosial ke atas, tetapi juga pergerakan sosial ke bawah.

Wawasan
Mobilitas Sosial menurut paraahli:
·         Paul B. Horton: mobilitas sosial adalah suatu gerak berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
·         Kimball Young dan Raymond W. Mack: mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antarindividu dalam kelompok dan hubungan antara individu dan kelompoknya.
·         Anthony Giddens: mobilitas sosial menunjuk pada gerakan dari orang per orang dan kelompok-kelompok diantara kedudukan-kedudukan sosial ekonomi yang berbeda.
·         Horton & Hunt: mobilitas sosial merupakan tindakan berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.

Aktivitas Individu
Tugas Individu
1.      Carilah 6 orang tetanggamu yang mengalami mobilitas sosial seperti materi yang kalian pelajari.
2.      Tuliskan secara singkat, proses mobilitas sosial yang terjadi pada orang tersebut.
3.      Tuliskan faktor-faktor apa yang menyebabkan mereka mengalami mobilitas sosial.
4.      Tuliskan hasil identifikasimu pada kertas folio bergaris.

2.      Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial
Kalian telah mempelajari pengertian mobilitas sosial dan menemukan berbagai contoh mobilitas sosial yang terjadi dilingkungan tempat tinggalmu. Untuk memperdalam pemahamanmu tentang mobilitas sosial, kalian dapat mempelajari berbagai bentuk mobilitas sosial. Berdasarkan bentuknya, mobilitas sosial dibedakan atas: mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal.
Mobilitas sosial positif/naik, yaitu: perubahan atau dampak yang akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Mobilitas sosial negatif/turun, yaitu: perubahan atau dampak yang akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih buruk.
Untuk memahami kedua mobilitas sosial tersebut, perhatikan kasus di bawah ini.

Kasus 1
Bu Damaris Mendila adalah seorang guru di salah satu sekolah di provinsi Papua. Sebagai guru IPS, Bu Damaris Mendila menjalankan tugas dengan baik. Bukan hanya mengajar saja, Bu Damaris Mendila juga melaksanakan administrasi dengan penuh tanggung jawab. Berbagai kegiatan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya, dilaksanakan dengan baik. Karena berbagai prestasinya, Bu Damaris Mendila diangkat menjadi kepala sekolah. Gerak sosial dari seorang guru menjadi kepala sekolah atau naik jabatan pada kasus Bu Damaris Mendila, merupakan salah satu bentuk mobilitas sosial vertikal.

Kasus 2
Pak Gayus adalah seorang anak pengusaha yang memiliki usaha perkebunan teh dibeberapa tempat di Jawa Barat. Pak Gayus mengembangkan usaha dengan membuka usaha baru, yakni: bisnis pertambangan. Namun usaha pertambangan Pak Gayus tidak berhasil berkembang. Bahkan usaha perkebunannya terus merugi hingga akhirnya mengalami kebangkrutan. Kini Pak Gayus memulai sebagai pengusaha kecil, yakni: menjadi agen penjualan teh. Gerak sosial Pak Gayus yang mengalami penurunan pada kasus ini juga merupakan contoh mobilitas sosial vertikal.

Kasus 3
Pak Zaenuri seorang kepala sekolah di salah satu SMP di Jawa Timur yang sudah 8 tahun menjabat. Dinas pendidikan memindahkan Pak Zaenuri ke sekolah lain dan tetap menjabat sebagai kepala sekolah. Gerak sosial yang dialami pak Zaenuri juga merupakan contoh bentuk mobilitas sosial horizontal.

Aktivitas Kelompok
Tugas Kelompok
1.      Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.      Berdasarkan bacaan pada kasus 1, kasus 2, kasus 3, diskusikan pertanyaan di bawah ini.
a.       Jelaskan perbedaan mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal.
b.      Tuliskan 3 contoh lain mobilitas vertikal dan horizontal.
3.      Bandingkan hasil diskusi kelompokmu dengan kelompok yang lain.
4.      Simpulkan kembali hasil diskusimu setelah membandingkan hasilnya dengan kelompok lain.

Uraian berikut ini membantumu untuk mengidentifikasikan pengertian mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal.

a.       Mobilitas Vertikal
Apakah yang dimaksud mobilitas vertikal? Mobilitas Vertikal: adalah perpindahan seseorang atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat, baik pindah ke tingkah yang lebih tinggi (social climbing/ mobilitas vertikal ke atas) maupun turun ketingkat yang lebih rendah (social sinking/ mobilitas vertikal ke bawah).
1)      Mobilitas Vertikal ke Atas (Social Climbing)
Social climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang atau naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi. Seorang karyawan yang karena prestasinya dinilai baik, kemudian berhasil menduduki sebagai kepala bagian; manajer; bahkan direktur suatu perusahaan, merupakan contoh mobilitas sosial jenis ini. Bentuk social climbing lain, misalnya: terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi daripada lapisan sosial yang sudah ada.
Kisah Bu Damaris, dalam contoh bacaan Kasus 1, merupakan contoh mobilitas sosial ke atas.
2)      Mobilitas Vertikal ke Bawah (Social Sinking)
Social sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses social sinking seringkali menimbulkan gejolak kejiwaan bagi seseorang, karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya. Contoh: seorang pegawai diturunkan pangkatnya karena melanggar aturan, sehingga ia menjadi pegawai biasa. Contoh bacaan Kasus 2, yaitu kejadian yang menimpa Pak Gayus, merupakan contoh social sinking dalam kehidupan sehari-hari. Social sinking dapat terjadi karena berhalangan melaksanakan tugas; memasuki masa pensiun; turun jabatan; atau dipecat. Social sinking merupakan pergerakan atau perubahan status sosial dari atas ke bawah.

Aktivitas Individu
1.      Perhatikan orang-orang yang tinggal dilingkungan tempat tinggalmu.
2.      Carilah contoh terjadinya social climbing dan social sinking pada orang-orang yang kalian ketahui. Masing-masing 5 contoh.
3.      Tukarkan hasil pekerjaanmu dengan temanmu.
No
Nama
Social Climbing/ Social Sinking
1
Pandu
Seorang karyawan menjadi pimpinan cabang perusahaan
2


3


4


5



b.      Mobilitas Horizontal
Mobilitas Horizontal: adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya, dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Pada mobilitas horizontal, tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang.
Contoh bacaan Kasus 3, yaitu kejadian yang menimpa Pak Zaenuri, merupakan contoh mobilitas horizontal. Pak Zaenuri pindah ke sekolah lain, namun tetap dalam jabatan sebagai kepala sekolah. Kalian dapat menemukan contoh lain mobilitas sosial horizontal dilingkungan tempat tinggalmu.

Aktivitas Individu
Tugas Individu
1.      Perhatikan orang-orang yang tinggal dilingkungan tempat tinggalmu.
2.      Carilah contoh terjadinya mobilitas horizontal pada orang-orang yang kalian ketahui. Masing-masing 5 contoh.
3.      Tukarkan hasil pekerjaanmu dengan temanmu.
No
Nama
Kejadian
1
Mulyani
Seorang pimpinan cabang bank pindah ke cabang yang lain
2


3


4



Setelah kalian mempelajari pengertian dan contoh-contoh mobilitas vertikal dan horizontal, kalian tentu memperoleh pelajaran penting bagaimana gerak kehidupan manusia. Ibarat roda yang berputar, manusia tidak selamanya menduduki jabatan yang tinggi. Karena itulah manusia harus mampu menjaga dirinya dengan baik, apabila telah memperoleh kedudukan yang lebih tinggi. Manusia harus sadar bahwa kedudukan tersebut merupakan amanah yang harus dijalankan dengan baik.
Bagaimana apabila saat ini sedang berada dilapisan social paling bawah? Orang yang merasa dirinya berada dilapisan paling bawah, tidak perlu berkecil hati asalkan tetap berusaha dengan tekun. Sikap pantang menyerah, merupakan kunci keberhasilan meraih cita-cita.

3.      Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
Kalian mungkin bertanya, mengapa terjadi mobilitas sosial? Apakah mobilitas selalu terjadi dalam masyarakat? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kalian perlu mempelajari faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya mobilitas sosial.
Dalam setiap masyarakat, kecenderungan mengalami mobilitas sosial berbeda-beda. Ada masyarakat yang dengan cepat dan mudah mengalami mobilitas sosial, tetapi ada pula masyarakat yang cenderung sulit mengalami mobilitas sosial. Mengapa demikian?
Terdapat beragam faktor yang mendorong dan terjadinya mobilitas sosial, yaitu:
a.       Faktor Struktural
Kalian tentu mengenal semua presiden yang pernah memerintah Republik Indonesia, seperti: Soekarno; Soeharto; BJ Habibie; Abdurrahman Wahid; Megawati; Susilo Bambang Yudhoyono; dan Joko Widodo. Ketujuh tokoh Indonesia tersebut berhasil mencapai status sosial yang tinggi berkat sistem demokrasi yang berlaku dalam politik di Indonesia. Dengan sistem demokrasi, setiap WNI dapat mencapai status sosial berupa jabatan politik yang tinggi. Kedudukan yang tinggi, bukan lagi didasarkan pada keturunan, tetapi pada kemampuan hingga kemudian dipercaya menjadi pemimpin. Rakyat biasa sebagaimana ke-7 tokoh di atas, menjadi presiden bukan karena mereka keturunan presiden, tetapi dipilih oleh rakyat. Hal ini tentu berbeda dengan sistem pemerintahan kerajaan, dimana pengganti raja adalah keturunan sang raja sendiri.
Struktur masyarakat Indonesia, sangat terbuka. Orang miskin dapat mengalami mobilitas sosial setinggi-tingginya, bahkan menjadi presiden. Apabila kalian merupakan anak dari keluarga kurang mampu, jangan berkecil hati. Banyak contoh tokoh Indonesia yang berasal dari keluarga miskin. Kalian tetap dapat mengejar cita-cita setinggi-tingginya, karena mobilitas sosial masyarakat Indonesia bukan berdasarkan keturunan melainkan prestasi. Memang, keturunan memiliki peran penting dalam perjuangan mobilitas sosial. Anak orang kaya mudah untuk memperoleh modal usaha dibandingkan anak orang miskin. Namun pada masa sekarang, banyak orang miskin yang menjadi kaya karena kegigihannya dalam berusaha. Demikian halnya banyak kasus orang kaya tiba-tiba miskin karena terlena dengan kekayaannya, lantas menjadi santai menjalani hidup.
b.      Faktor Individu
Setiap individu memiliki perbedaan dalam hal: sikap; pengetahuan; dan keterampilan. Dua orang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relatif setara, belum tentu menjadi berhasil dalam melaksanakan mobilitas sosial ke atas. Hal ini disebabkan keberhasilan individu, sangat ditentukan sikap dan perilaku individu tersebut. Sebagai contoh: 2 orang sarjana dari perguruan tinggi yang sama-sama melamar pekerjaan disuatu perusahaan. Hanya 1 orang yang diterima karena dianggap memiliki ambisi dan komitmen dalam hidup. Kalian dapat menemukan berbagai contoh perbedaan individu orang-orang disekitar tempat tinggalmu, yang memengaruhi peluang mereka mengalami mobilitas sosial ke atas.

Inspirasi
Dari Pemungut Bola Menjadi Pengusaha Sukses
Monang, pengusaha “Rumah Barbie”, miniatur rumah yang biasa digunakan anak-anak untuk boneka Barbie. Usaha lelaki asal Medan ini, berhasil menembus beberapa pasar di kota-kota besar di Indonesia. Monang merupakan salah satu contoh difabel yang sukses. Ia yang hanya memiliki satu kaki, memulai usaha dengan penuh kerja keras. Beberapa kali ia gagal, namun selalu punya semangat untuk bangun kembali. Sebelum menjadi pengusaha, ia lebih dulu berkarir sebagai atlet difabel, lalu menjadi pemungut bola dilapangan tenis.
Monang pernah berjuang menjadi atlet difabel hingga akhirnya menjadi pengusaha rumah boneka. Kini Monang memiliki 5 pekerja dan usahanya semakin sukses. Kegigihan Monang perlu ditiru. Walaupun hanya memiliki satu kaki, Monang pantang menyerah hingga mencapai keberhasilan.

c.       Faktor Sosial
Setiap perjuangan diawali dari ketidakpuasan. Ketidakpuasan akan status sosial, mendorong manusia untuk terus berjuang segigih-gigihnya. Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orangtuanya. Saat ia dilahirkan, tidak ada satu manusiapun yang dapat memilih status. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orangtuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi.
Kalian tentu juga ingin meningkatkan status sosialmu. Orangtuamu juga selalu berpesan supaya kalian belajar giat. Mereka berharap, suatu saat kalian lebih berhasil dari orangtuamu.
d.      Faktor Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Keadaan ekonomi yang baik, memudahkan individu dan kelompok melakukan mobilitas sosial. Kalian dapat memperhatikan berbagai fenomena masyarakat di sekeliling kita. Masyarakat yang kondisi ekonominya baik, cenderung lebih mudah melakukan mobilitas sosial. Dengan kondisi ekonomi yang baik, mereka mudah untuk memperoleh modal; pendidikan; dan kesempatan lainnya. Hal ini tentu berbeda dengan masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi atau bahkan kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya. Pada masyarakat yang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, prioritas utama adalah pemenuhan kebutuhan primer.
e.       Faktor Politik
Bangsa Indonesia patut bersyukur karena memiliki stabilitas politik yang baik. Kondisi Negara, aman dan damai, sehingga para pemimpin dapat menjalankan roda pembangunan dengan baik. Semua rakyat berperan aktif dalam pembangunan. Kondisi ini tentu berbeda dengan situasi Indonesia pada tahun 1945-1950. Pada masa tersebut, situasi politik dalam negeri tidak menentu. Belanda masih berusaha menguasai Indonesia, sehingga memilih perang baru.
Beberapa pemberontakan juga terjadi, yang membuat pemerintah lebih sibuk mengurus keamanan negara daripada meningkatkan perekonomian. Hal ini jelas memengaruhi mobilitas sosial warga negara.
f.       Kemudahan Dalam Akses Pendidikan.
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mudah juga bagi orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperolehnya. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang tak menjalani pendidikan yang bagus, serta sulit untuk mengubah status karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan.
Pada zaman penjajahan, pendidikan sulit didapat bangsa Indonesia. Akibatnya, masyarakat terkungkung dalam kebodohan. Jangankan mengembangkan IPTEK, membaca saja sebagian besar rakyat Indonesia tidak bisa. Penduduk Indonesia yang dapat membaca dan menulis pada akhir masa penjajahan Jepang, tidak lebih dari 10%. Kalian dapat memperkirakan, pada masa penjajahan Belanda, jumlah buta huruf di Indonesia tentu jauh lebih besar.
Bagaimana dengan pendidikan di Indonesia pada masa sekarang? Kalian patut bersyukur, karena rakyat Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses pendidikan. Apabila kalian menginginkan pendidikan setinggi-tingginya, negara telah menyediakan berbagai kemudahan. Untuk pendidikan SD dan SMP, negara telah membebaskan biaya dasar pendidikan. Walaupun demikian, tentu bukan pendidikan gratis. Sebab kalau ingin mutu sekolah semakin baik, tentu diperlukan biaya yang tinggi juga. Untuk pendidikan tingkat menengah, beberapa daerah juga telah membebaskan biaya pendidikan. Apabila masih terjadi kesulitan, pemerintah dan swasta memberikan banyak beasiswa.
Bagaimana dengan pendidikan di perguruan tinggi? Selain berbagai beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa berprestasi dan mahasiswa miskin selama menempuh pendidikan, pemerintah juga memberikan beasiswa yang diberikan pada saat mahasiswa mendaftar di perguruan tinggi. Beasiswa yang diluncurkan sejak masa Presiden Susilo Bambang Yudoyono tersebut, bernama: BIDIKMISI (Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi). Apabila merasa berasal dari keluarga kurang mampu, kalian dapat mendaftarkan diri di perguruan tinggi dengan dukungan beasiswa BIDIKMISI. Semua biaya kuliah dan biaya hidup selama studi, akan ditanggung negara.

Aktivitas Individu
1.      Carilah buku biografi orang sukses di perpustakaan sekolah atau lainnya.
2.      Bacalah buku tersebut, kemudian ceritakan kembali secara singkat:
a.       Siapa orang sukses yang kalian baca?
b.      Bagaimana cerita orang tersebut sebelum sukses?
c.       Bagaimana usaha orang tersebut untuk sukses?
d.      Apakah orang tersebut dalam berusaha selalu berhasil, atau pernah juga mengalami kegagalan?
e.       Bagaimana hambatan orang tersebut untuk menjadi sukses?
f.       Bagaimana kegiatan sosial orang tersebut setelah menjadi orang sukses?
3.      Tukarkan hasil ringkasanmu dengan 2 orang temanmu.

Selain memahami berbagai faktor yang mendorong terjadinya mobilitas sosial, kalian juga perlu memahami berbagai faktor penghambat mobilitas sosial. Beberapa faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial yang telah kalian pelajari di atas pada dasarnya juga merupakan faktor penghambat mobilitas sosial apabila kondisinya dibalik. Sebagai contoh: pendidikan akan menjadi pendorong mobilitas sosial apabila sistem pendidikan bersifat terbuka seperti pada masa sekarang. Apabila sistem pendidikan seperti pada masa penjajahan, mobilitas sosial masyarakat pasti terhambat.
Beberapa faktor penghambat mobilitas sosial, adalah sebagai berikut:
a.       Kemiskinan
Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal yang sangat sulit. Salah satu penyebab kemiskinan adalah pendidikan yang rendah. Masyarakat yang berpendidikan rendah berpengaruh terhadap kualitas SDM. Akibatnya, tingkat kemudahan untuk mendapatkan pekerjaan, terbatas.
Saat ini negara Indonesia masih memiliki penduduk miskin 12%. Hal ini menjadi hambatan dalam mobilitas sosial. Karena itulah pemerintah berusaha mengurangi kemiskinan tersebut dengan berbagai cara. Dengan hilangnya kemiskinan, dengan sendirinya masyarakat akan mudah mengakses berbagai fasilitas dasar dan memudahkan mobilitas.
b.      Diskriminasi
Diskriminasi berarti pembedaan perlakuan karena alasan perbedaan: bangsa; suku; ras; agama; golongan. Pada masa penjajahan, terjadi diskriminasi pemerintah Hindia Belanda terhadap masyarakat keturunan Eropa dan masyarakat Indonesia. Dalam memperoleh pendidikan, masyarakat Indonesia disediakan sekolah yang kualitasnya berbeda dengan sekolah-sekolah untuk orang-orang Eropa. Hal ini tentu mempersulit mobilitas sosial rakyat Indonesia.

4.      Saluran-saluran Mobilitas Sosial
Kalian tentu berpikir, bagaimana caranya agar mobilitas sosial itu terjadi? Setiap orang dapat mewujudkan mobilitas sosial di lingkungan atau instansi tempat ia sedang berkarya. Sebagai contoh: bagi seorang guru yang sedang bertugas di lembaga pendidikan, ia dapat mewujudkan mobilitas sosial di lembaga pendidikan tersebut. Seorang politikus di partai politik, dapat melakukan mobilitas sosial di partai politik yang ia ikuti.
Berikut ini merupakan contoh saluran-saluran mobilitas sosial.
a.       Pendidikan
Pendidikan merupakan saluran bagi mobilitas vertikal yang sering digunakan, karena melalui pendidikan, orang dapat mengubah statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang mengangkat seseorang dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh: seorang anak dari keluarga miskin, mengenyam sekolah sampai jenjang perguruan tinggi. Setelah lulus, ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha. Setelah ia berhasil menjadi pedagang, secara otomatis status sosialnya juga meningkat.
b.      Organisasi Politik
Banyak contoh orang yang meniti perjuangan karir di organisasi politik dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Sebagai contoh: Presiden RI pertama Ir. Soekarno. Ketika mendirikan PNI, Soekarno tidak memiliki jabatan di pemerintahan. Namun melalui perjuangan politiknya, Sukarno semakin dikenal rakyat dan penjajah. Pada saat kemerdekaan, Sukarno dipilih menjadi Presiden RI.

Wawasan
Pendidikan merupakan faktor penting dalam mobilitas sosial. Keberhasilan pergerakan nasional bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah, tidak lepas dari peran penting pendidikan. Kalian ingat bagimana organisasi pergerakan nasional pertama Budi Utomo berdiri, yang dipelopori oleh para cerdik cendikia atau mahasiswa kedokteran STOVIA.
Berdirinya Budi Utoma dan berbagai organisasi sosial politik lainnya, terjadi berkat peran pendidikan. Dapat dikatakan bahwa pendidikan telah mendorong mobilitas bangsa Indonesia dari kelompok yang diperintah, kemudian memerintah sendiri. Apabila kalian ingin melakukan mobilitas sosial ke atas, belajarlah dengan baik dan kejarlah ilmu setinggi-tingginya.

Seorang anggota partai politik yang profesional dan punya dedikasi tinggi, kemungkinan besar akan cepat mendapatkan status yang semakin tinggi dalam partainya sampai akhirnya menjadi anggota dewan legislatif. Kalian dapat menemukan berbagai contoh perjuangan orang-orang di partai politik disekitar tempat tinggalmu.

c.       Organisasi Ekonomi
Organisasi yang bergerak itu antara lain dalam bidang perusahaan ataupun jasa, umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal. Organisasi ekonomi itu, antara lain: koperasi dan badan usaha.
Kalian tentu memiliki koperasi di sekolahmu. Apa tujuan didirikan organisasi koperasi? Tentu untuk menyejahterakan anggotanya. Karena itu, koperasi akan melayani kebutuhan anggotanya. Koperasi sekolah tentu akan mengutamakan pelayanan terhadap para peserta didik. Demikian juga halnya dengan koperasi pasar; petani; nelayan; dan sebagainya. Melalui organisasi koperasi, kesejahteraan anggota dapat diperjuangkan. Keberhasilan perjuangan koperasi, mencerminkan keberhasilan perjuangan anggota-anggotanya.
d.      Organisasi Profesi
Contoh organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal, adalah: Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI); Ikatan Dokter Indonesia (IDI); Himpunan Penguasaha Muda Indonesia (HIPMI); dan organisasi profesi lainnya. Kalian dapat menemukan berbagai organisasi profesi yang ada di Indonesia.
Bagaimana organisasi profesi dapat menjadi sarana saluran mobilitas vertikal? Karena organisasi profesi merupakan himpunan orang-orang yang memiliki profesi yang sama, sehingga mereka akan lebih kompak dan kuat memperjuangkan profesinya. Sebagai contoh: organisasi profesi guru PGRI merupakan salah satu sarana perjuangan para guru dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan guru. Selain memperjuangkan pendidikan di Indonesia, PGRI juga memperjuangkan peningkatan kesejahteraan guru. Perjuangan PGRI tentu diperhatikan oleh pemerintah Indonesia sehingga kesejahteraan guru di Indonesia terus mengalami peningkatan.

5.      Dampak Mobilitas Sosial
Apakah dampak terjadinya mobilitas sosial? Apabila semua mobilitas sosial bersifat ke atas (social climbing), tentu semua orang akan merasa senang. Akan tetapi selalu ada 3 kemungkinan mobilitas sosial, yakni: ke bawah; ke atas; dan ke samping. Karena itulah kalian perlu memahami bahwa dampak terjadinya mobilitas sosial bersifat dan negatif.
Apakah dampak positif terjadinya mobilitas sosial? Berikut ini beberapa dampak positif terjadinya mobilita sosial:
a.       Mendorong Seseorang untuk Lebih Maju
Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata ke strata yang lain, menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju diberbagai bidang. Kalian dapat membedakan kondisi Indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan. Pada masa penjajahan, banyak rakyat kecil yang tidak memiliki cita-cita menjadi: camat; bupati; atau gubernur. Hal ini karena tidak adanya kesempatan untuk itu. Bagaimana dengan sekarang? Banyak rakyat kecil kemudian berhasil menjadi pemimpin diberbagai bidang.
b.      Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial
Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi, jika didukung SDM yang berkualitas. Hal itu berarti perlu peningkatan kualitas pendidikan.
Keberhasilan mobilitas sosial di Indonesia berarti membuat orang Indonesia memiliki kedudukan terhormat. Cerdik cendikia yang semakin banyak, secara langsung mendorong terjadinya perubahan sosial budaya masyarakat. Perubahan yang mudah dilihat, misalnya: pada masyarakat desa. Penduduk yang berhasil melakukan mobilitas sosial, biasanya akan memengaruhi teman-teman atau masyarakat lainnya. Hal ini berarti secara langsung akan mendorong terjadinya perubahan sosial budaya di desa tersebut. Penduduk yang sebagian besar berpendidikan rendah kemudian berpendidikan tinggi, akan berpengaruh terhadap gaya hidup dan mata pencaharian mereka.
c.       Meningkatkan Integrasi Sosial
Terjadinya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat, dapat meningkatkan integrasi social. Contohnya: ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup; nilai-nilai; dan norma-norma yang dianut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru, sehingga tercipta integrasi sosial. Perubahan sosial yang terjadi pada suatu masyarakat, akan mendapat respon yang berbeda dari masyarakat lain. Respon tersebut dapat berupa tentangan, namun juga dapat berupa penerimaan. Penerimaan pengaruh yang diakibatkan mobilitas sosial, tentu merupakan salah satu contoh terjadinya integrasi dalam masyarakat.

Kalian telah memahami dampak positif terjadinya mobilitas sosial. Tentu kalian berpikir bahwa mobilitas sosial juga membawa dampak negatif dalam kehidupan masyarakat. Apa dampak negatif mobilitas sosial?
a.       Terjadinya Konflik
Mobilitas sosial merupakan salah satu perjuangan manusia dan kelompok sosial untuk mencapai posisi sosial yang semakin tinggi. Dalam hal ini, sangat wajar kalau kemudian timbul persaingan yang kerap juga memicu konflik. Dalam perjalanan kehidupan manusia, persaingan tidak dapat dihindarkan. Persaingan selalu muncul dengan berbagai kategori. Bahkan, persaingan bisa menjelma menjadi konflik.
Perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan, mendapat tentangan luar biasa dari penjajah. Konflik ini tidak dapat dihindarkan, bahkan sampai terjadi perang. Sebagai contoh kecil: perjuangan karyawan bawahan di suatu perusahaan untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi, akan menghadapi persaingan dari karyawan lain. Bahkan, dapat pula berhadapan dengan atasan yang takut kedudukannya digeser.
Contoh lain: perjuangan didalam partai politik dan antarpartai politik. Semua partai politik berjuang, salah satunya untuk memperoleh kekuasaan. Kondisi ini tentu menimbulkan persaingan yang kadang memunculkan konflik. Kalian tentu masih ingat peristiwa Gerakan 30 September 1965. Peristiwa tersebut merupakan salah satu dampak negatif dari ambisi mereka; jabatan; atau kekuasaan yang lebih tinggi. Persaingan antarpartai politik di Indonesia, mengakibatkan konflik yang membahayakan kelangsungan bangsa Indonesia.
Persaingan ataupun konflik, perlu disikapi dengan bijaksana. Persaingan tidak dapat dihindarkan, tetapi persaingan yang tidak sehat akan menyebabkan konflik. Karena itulah, setiap perubahan sosial, hendaknya selalu dikelola dengan sikap positif. Dengan demikian, tiap individu atau kelompok sosial yang berhasil atau gagal dalam usaha melakukan mobilitas sosial ke atas, sama-sama ikhlas menerima kenyataan.
b.      Gangguan Psikologis
Seseorang yang memiliki jabatan, kadang khawatir kehilangan jabatan. Bahkan pada saat jabatan yang dimiliki sudah lepas, kadang ia tidak rela melepaskan jabatan tersebut. Banyak orang yang setelah kehilangan jabatan, baik karena diganti ataupun karena sudah selesai masa tugasnya (pensiun), menjadi mudah gelisah. Individu yang mengalami keadaan seperti ini, termasuk mengalami gangguan psikologis. Hal tersebut akan membahayakan diri sendiri, karena stress yang berkepanjangan akan melahirkan berbagai penyakit psikis dan fisik lainnya. Contoh: darah tinggi; asam lambung; insomnia, merupakan penyakit yang salah satunya disebabkan gangguan psikologis. Gangguan psikologis seperti di atas, tentu tidak akan terjadi pada individu yang lapang dada menerima keadaan, dan kemudian bertekad untuk berubah.

Renungkan
Manusia tidak dapat lepas dari mobilitas sosial, entah mobilitas vertikal ataupun horizontal. Dalam mobilitas sosial vertikal, manusia bisa mengalami mobilitas ke atas ataupun ke bawah. Mobilitas ke bawah tentu berusaha dihindari oleh manusia, namun seandainya terjadi hendaknya manusia menerima dengan lapang dada dan berusaha bangkit kembali. Untuk melakukan mobilitas ke atas, diperlukan perjuangan yang gigih.

B.     Pluralitas Masyarakat Indonesia
Perhatikan gambar yang menggambarkan keragaman agama di Indonesia. Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat religius. Beberapa agama dan kepercayaan, dapat ditemukan diberbagai wilayah Indonesia. Indonesia juga memiliki banyak suku bangsa. Itulah sebabnya Indonesia kaya dengan budaya atau adat istiadat. Kondisi geografis dan sosial Indonesia juga memengaruhi berbagai kegiatan ekonomi masyarakat. Karena itu, kita dapat menemukan berbagai pekerjaan masyarakat Indonesia diberbagai tempat.
Kekayaan dan keanekaragaman masyarakat Indonesia, baik: suku; agama; ras; pekerjaan; dan lain-lain, menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia itu bersifat plural. Kata plural berasal dari bahasa Inggris yang yang artinya: jamak, sedangkan pluralitas berarti: kemajemukan. Pluralitas masyarakat Indonesia memiliki arti yang sama dengan kemajemukan masyarakat Indonesia.
Selain istilah pluralitas, kalian juga menemukan istilah lain yang berhubungan dengan keragaman, yakni: multikultural. Multikultural berasal dari kata multi yang berarti banyak (lebih dari dua), dan culture artinya kebudayaan. Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki lebih dari 2 kebudayaan. Masyarakat multikultural tersusun atas berbagai budaya yang menjadi sumber nilai bagi terpeliharanya kestabilan kehidupan masyarakat pendukungnya. Keragaman budaya tersebut berfungsi untuk mempertahankan identitas dan integrasi sosial masyarakatnya.
1.      Perbedaan Agama
Apakah kalian menemukan berbagai macam agama dilingkungan tempat tinggalmu? Pernahkah kalian mengamati pemeluk agama lain yang sedang melaksanakan upacara keagamaan? Tentu kalian banyak menemukan perbedaan. Kalian mungkin merasa asing dengan upacara persembahyangan agama yang berbeda dengan agama yang kalian peluk. Hal ini wajar, karena setiap agama memiliki tuntunan dalam melaksanakan persembahyangan atau upacara keagamaan.
Setiap agama memiliki tuntunan cara persembahyangan yang berbeda. Kalian perlu mengetahui bagaimana setiap umat beragama memiliki tempat ibadah dan melaksanakan kegiatan upacara keagamaan atau persembahyangan. Mengapa kita perlu memahami berbagai kegiatan ibadah agama selain yang kalian anut?
Hal ini sangat penting agar dalam diri kita tumbuh sikap saling memahami dan menghargai atau toleransi. Sebagai contoh: ketika umat Islam melaksanakan salat Idulfitri di lapangan, umat beragama lain perlu memahami bahwa kegiatan dilapangan tersebut merupakan upacara keagamaan/persembahyangan. Tentu saja hanya pemeluk agama Islam yang melaksanakan kegiatan salat Idulfitri. Namun demikian, pemeluk agama lain membantu menciptakan suasana agar salat berlangsung aman dan nyaman. Toleransi dalam beragama bukan berarti kita mencampuradukkan ajaran agama, tetapi saling menghormati dan membantu menciptakan keamanan dan kenyamanan umat beragama lain dalam beribadah.
a.       Agama Islam
Pada saat ini, agama Islam merupakan agama yang dipeluk sebagian besar masyarakat Indonesia. Menurut sensus tahun 2010, sebanyak 87,2% penduduk Indonesia beragama Islam. Kalian tentu masih ingat pelajaran IPS Kelas VII, yang mengisahkan perkembangan kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Indonesia. Agama Islam diperkirakan telah sampai di Indonesia pada abad VII yang kemudian diikuti perkembangan kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Indonesia. Sebelum kedatangan Islam, di Indonesia telah berkembang agama Hindu dan Buddha sejak sekitar abad IV M.
Apabila kalian bukan beragama Islam, kalian perlu memahami berbagai hari penting yang sering diperingati pemeluk Islam. Hal ini bukan untuk tujuan membandingkan antaragama, tetapi supaya kita dapat membantu kelancaran kegiatan agama lain. Umat Islam memiliki beberapa hari besar yang dirayakan setiap tahun, seperti: hari raya Idulfitri dan hari raya Iduladha. Hari Jumat juga merupakan hari penting bagi umat Islam. Pada hari Jumat, semua laki-laki wajib melaksanakan ibadah salat Jumat secara berjamaah di masjid. Selain itu, umat Islam juga memiliki beberapa hari penting yang selalu diperingati, seperti: hari raya tahun baru Hijrah; hari kelahiran maulid Nabi Muhammad SAW; dan hari turunnya wahyu Al-Qur’an.
b.      Agama Kristen Protestan
Kristen Protestan berkembang di Indonesia, selama masa kolonial Belanda (VOC) sekitar abad XVI. Pada abad XX, Kristen Protestan berkembang dengan sangat pesat, yang ditandai dengan kedatangan para misionaris dari Eropa ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah: Papua; Sumatera Utara; Sulawesi Utara; dan Jawa.
c.       Agama Kristen Katolik
Ada pendapat yang menyatakan bahwa agama Kristen Katolik telah masuk ke Indonesia, tepatnya di Sumatera Utara, sekitar abad VIII. Namun pendapat tersebut belum didukung bukti-bukti yang kuat. Bukti yang paling kuat kedatangan agama Kristen Katolik bersamaan dengan penjelajahan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia. Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang diperkuat dengan kedatangan bangsa Spanyol.
Salah satu tujuan Portugis ke Indonesia adalah menyebarkan agama Katolik Roma di Indonesia, yang dimulai di Kepulauan Maluku pada tahun 1534. Antara tahun 1546 dan 1547, pelopor misionaris Kristen, Fransiskus Xaverius, mengunjungi pulau itu dan membaptis ribuan penduduk setempat. Selanjutnya para misionaris giat menyebarkan agama Katolik ke berbagai wilayah Indonesia.
Hari raya umat Kristen Katolik adalah: hari Natal, yang diperingati setiap tanggal 25 Desember. Selain itu, umat Katolik memiliki beberapa hari penting yang juga selalu diperingati, misalnya: hari raya Paskah dan hari raya kenaikan Isa Almasih.
d.      Agama Hindu
Agama Hindu diperkirakan telah masuk ke Indonesia, sejak awal abad Masehi. Pada saat mempelajari perkembangan kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, kalian tentu ingat kapan agama Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia. Kalian tentu masih ingat beberapa teori proses masuk dan berkembangnya agama Hindu di Indonesia.
Beberapa upacara keagamaan pada hari-hari penting agama Hindu, misalnya: hari raya Galungan; hari raya Nyepi; dan hari Saraswati. Agama Hindu, kaya akan berbagai upacara atau tradisi keagamaan. Tradisi-tradisi warisan agama dan kebudayaan agama Hindu juga memengaruhi kebudayaan Indonesia yang masih berkembang hingga kini.
e.       Agama Buddha
Perkembangan agama Buddha, diperkirakan terjadi bersamaan dengan perkembangan agama Hindu. Kerajaan Sriwijaya di Sumatera, merupakan salah satu pusat studi agama Buddha di Asia Tenggara. Banyak sarjana dari Tiongkok dan bangsa-bangsa Asia Timur, mempelajari agama Buddha di Sriwijaya.
Beberapa upacara keagamaan yang dapat kalian kenal, misalnya: Hari Raya Waisak dan Ulambana. Waisak dirayakan pada bulan Mei pada waktu terang bulan (purnama sidhi) untuk memperingati 3 peristiwa penting, yaitu: lahirnya Pangeran Siddharta; Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha; serta wafatnya Buddha Gautama.
f.       Agama Konghucu
Kehadiran agama Konghucu di Indonesia, telah berlangsung berabad-abad lamanya. Kalian dapat menemukan kelenteng yang biasa digunakan sebagai tempat ibadah umat Konghucu diberbagai wilayah di Indonesia. Contoh: Kelenteng Ban Hing Kiong di Manado yang didirikan pada tahun 1819; Kelenteng Boen Tjhiang Soe di Surabaya. Umat Konghucu banyak memiliki hari penting, tetapi hari raya yang terkenal dan telah menjadi hari libur nasional di Indonesia, adalah: Hari Raya Imlek.
Jauh sebelum agama Islam; Kristen; Katolik; Hindu; Buddha; dan Konghucu berkembang, di Indonesia telah berkembang berbagai aliran kepercayaan. Sampai saat ini, kalian dapat menemukan berbagai aliran kepercayaan yang dianut sebagian masyarakat Indonesia. Berbagai aliran kepercayaan, sebagian telah berkembang sejak masa praaksara.

Aktivitas Individu
1.      Carilah temanmu yang agamanya berbeda denganmu.
2.      Tanyakan berbagai hari penting yang diperingati dalam agamanya.
3.      Tanyakan apa yang dapat kalian bantu, agar ibadah agamanya dapat berjalan dengan aman dan nyaman.

2.      Perbedaan Budaya
Kalian hampir setiap hari mendengarkan istilah budaya atau kebudayaan. Apakah yang dimaksud dengan budaya dan kebudayaan? Koentjaraningrat (1996) menjelaskan bahwa kata kebudayaan berasal dari Sansekerta: buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari: buddhi yang berarti: budi atau kekal. Culture adalah kata asing yang berasal dari kata bahasa Latin: colere (yang berarti: mengolah; mengerjakan; dan terutama berhubungan dengan pengolahan tanah atau bertani), memiliki makna yang sama dengan kebudayaan, yang kemudian berkembang maknanya, menjadi: “segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam”.

Wawasan
·         Menurut Koentjaraningrat: budaya merupakan sebuah sistem gagasan dan rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia didalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan kepunyaannya dengan belajar.
·         Menurut E.B. Taylor: budaya ialah suatu keseluruhan yang kompleks meliputi kepercayaan, kesusilaan, seni, adat istiadat, hukum, kesanggupan, dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai bagian dari masyarakat.
·         Menurut Linton: budaya merupakan keseluruhan dari sikap dan pola perilaku serta pengetahuan, yang merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki oleh suatu anggota masyarakat.

Bagaimanakah cara melihat hasil-hasil budaya? Kalian perlu memahami wujud kebudayaan, agar lebih mudah memahami berbagai hasil budaya manusia. Menurut sosiolog JJ Hoenigman, terdapat 3 wujud budaya, yaitu: gagasan; tindakan; dan karya.
a.       Gagasan (Wujud Ideal)
Wujud ideal kebudayaan, merupakan kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide; gagasan; nilai; norma; peraturan; dan sebagainya, yang sifatnya abstrak atau tidak nyata, tidak dapat diraba atau disentuh. Dimanakah letak ide atau gagasan? Ide dan gagasan, tentu berada dalam pemikiran manusia. Wujud kebudayaan berupa pemikiran manusia, dapat dilihat dalam karya-karya tulis. Tulisan berupa pemikiran, berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut pada waktu tertentu.
b.      Aktivitas (Tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, yang disebut juga dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat diamati dan didokumentasikan.
c.       Artefak (Karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas; perbuatan; dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba; dilihat; dan didokumentasikan. Sifatnya paling nyata dibandingkan 2 wujud kebudayaan yang lain.

Aktivitas Kelompok
1.      Bentuklah kelompok beranggota 3-4 orang.
2.      Diskusikan tentang 3 wujud kebudayaan.
3.      Carilah contoh-contoh wujud kebudayaan yang terdapat dilingkungan tempat tinggalmu.
4.      Tuliskan hasil diskusimu pada tabel di bawah ini.
No
Gagasan
Tindakan
Karya
1



2



3



4



5



5.      Bandingkan hasil kerja kelompokmu dengan kelompok lainnya untuk memperoleh masukan.

Budaya merupakan salah satu kekhasan manusia yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Manusia selalu menghasilkan budaya, karena manusia dikaruniai akal untuk berpikir dalam rangka memperbaiki taraf hidupnya. Hal inilah yang membedakan hewan dan manusia. Adapun hewan menggunakan naluri. Hewan cenderung bersifat statis (tetap), sedangkan manusia dinamis (berubah). Sebagai contoh: kalian dapat membedakan rumah burung dan rumah manusia. Dimanapun, burung pipit akan membuat sarang yang bentuknya sama. Bandingkan dengan rumah manusia diberbagai daerah di Indonesia.
Penjelasan Koentjaraningrat tentang 7 unsur kebudayaan, dapat membantu kita lebih memahami secara nyata tentang kebudayaan. 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai budaya universal tersebut, yaitu:
a.       Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan; alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transpor, dsb).
b.      Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, sistem produksi, sistem distribusi, dsb).
c.       Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan).
d.      Bahasa (lisan dan tertulis)
e.       Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dsb).
f.       Sistem pengetahuan.
g.       Religi (sistem kepercayaan).

Apa saja yang memengaruhi perbedaan budaya masyarakat Indonesia? Banyak hal yang memengaruhi perbedaan budaya masyarakat Indonesia.
a.       Perbedaan Lokasi
Kalian bandingkan bentuk rumah asli masyarakat Jawa dan Kalimantan. Perbedaan kondisi alam di Jawa dan Kalimantan, menyebabkan perbedaan hasil kebudayaan berupa rumah. Kalian juga dapat mengamati berbagai kerajinan yang dibuat masyarakat pegunungan dengan kerajinan yang dibuat masyarakat pesisir.
b.      Perbedaan Agama/Keyakinan
Agama Hindu dan Buddha, banyak meninggalkan hasil kebudayaan berupa patung dan relief pada dinding-dinding candi. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari sistem kepercayaan Hindu-Buddha yang menjadikan candi sebagai salah satu tempat suci. Relief pada dinding-dinding candi Hindu-Buddha, biasanya juga mengandung berbagai ajaran untuk umatnya. Kalian dapat menemukan berbagai candi; patung; dan relief, peninggalan kerajaan masa Hindu-Buddha di pusat-pusat kerajaan tersebut. Pusat-pusat kebudayaan pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Sumatera, dapat kalian temukan di: Riau; Jambi; Sumatera Utara; Sumatera Barat; Sumatera Selatan; dan Lampung. Adapun di Pulau Jawa, kalian dapat menemukannya di: Bogor; Bandung; Yogyakarta; Surakarta; Malang; dan Mojokerto (dekat Surabaya).
Pada masa perkembangan kerajaan Islam, hasil seni bangunan dan ukir relief patung bergeser menjadi seni ukir kaligrafi dan bangunan masjid.
Selain kedua hal tersebut, perbedaan budaya juga disebabkan faktor-faktor lain, seperti: adat-istiadat; kebiasaan; dan tradisi.
Kalian sudah memahami bahwa di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa. Karena Indonesia memiliki beragam suku bangsa, bentuk kebudayaannya juga beragam. Setiap daerah memiliki kebudayaan daerah yang khas. Keragaman budaya daerah dapat diketahui melalui bentuk-bentuk: pakaian adat; lagu daerah; tarian daerah; rumah adat; alat musik; seni pertunjukkan; dan upacara adat.

3.      Perbedaan Suku Bangsa
Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnis atau suku bangsa. Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total populasi. Sebagian besar suku Jawa tinggal di Pulau Jawa, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur. Banyak dari anggota suku ini telah bertransmigrasi dan tersebar ke berbagai pulau di Nusantara bahkan bermigrasi ke luar negeri. Suku Sunda; Suku Melayu; dan Suku Madura, secara berurutan adalah kelompok terbesar berikutnya di negara ini.
Berikut ini merupakan contoh nama suku bangsa dan lokasi atau tempat yang paling banyak didiami/ditinggali.

Nama Suku Bangsa dan Daerah Asal
Suku Bangsa
Daerah Asal
Aceh, Gayo, Tamiang Ulu Sangkil, Aneuk Jamee, Kluet, Gumbak Cadek, dan Simeulue
Aceh
Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, Nias, Simalungun, Asahan, dan Angkola
Sumatera Utara
Minangkabau, Gusci, Caniago, Tanjung Kato, Panyali, Sikumbang, dan Mentawai
Sumatera Barat
Komering, Palembang, Pasemah, Sameda, Ranau, Kisam, Ogan, Lematang, Rejang, rawas, dan Kubu
Sumatera Selatan
Bangka, Belitung, Mendanau, Rawas, dan Semendo
Bangka Belitung
Sunda
Jawa Barat
Betawi
DKI Jakarta
Jawa, Samin, dan Karimu
Jawa Tengah
Jawa, Madura, Osing, dan Tengger
Jawa Timur
Dayak, Ngaju, Apo Kayan, Murut, Poanan, dan Ot Danun
Kalimantan Barat
Bulungan, Tidung, Kenyah, Berusuh, Abai, dan Kayan
Kalimantan Timur
Banjar Hulu dan Banjar Kuala
Kalimantan Selatan
Lawang, Dusun, Bakupai, dan Ngaju
Kalimantan Tengah
Sasak, Sumbawa, dan Bima
NTB
Timor, Rote, Sabu, Manggarai, Ngada, Ende Lio, Larantuka, dan Sumba
NTT
Kaali, Kuwali, Panuma, Mori, Balatar, dan Banggai
Sulawesi Tengah
Wolia, Laki, Muna, Buton, dan Balatar
Sulawesi Tenggara
Sangir, Talaud, Minahasa, Bolaang Mongondow, dan Bantik
Sulawesi Utara
Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Selayar, dan Bone
Sulawesi Selatan
Bali
Bali
Ambon, Alifuru, Togite, dan Faru
Maluku
Berdasarkan data di atas, manakah suku bangsa yang paling banyak kalian temukan ditempat tinggalmu? Pada masa sekarang, kalian dapat menemukan berbagai suku bangsa dilingkungan provinsimu. Walaupun kita memiliki beragam suku bangsa yang berasal dari berbagai wilayah Indonesia, namun kita bebas tinggal diberbagai tempat di Indonesia. Sebagai contoh: Jakarta sebagai ibukota RI, dapat juga disebut miniatur Indonesia. Di Jakarta, kalian dapat menemukan berbagai macam suku bangsa Indonesia.
Mengapa terjadi perbedaan suku bangsa di Indonesia? Apakah manusia dapat memilih terlahir sebagi suku Batak; Dayak; atau Jawa? Tentu saja tidak. Manusia terlahir karena kehendak Tuhan YME. Setiap suku bangsa memiliki derajat yang sama. Secara ilmiah, perbedaan suku bangsa di Indonesia tidak terlepas dari faktor sejarah nenek moyang bangsa Indonesia. Kalian dapat membuka kembali pelajaran Kelas VII, yang membahas tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia.

Aktivitas Individu
Ingatlah kembali pelajaran Kelas VII tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1.      Suku bangsa mana yang dianggap telah ada sebelum kedatangan bangsa Vedda?
2.      Bagaimana proses kedatangan bangsa Vedda ke Indonesia?
3.      Bagaimana proses kedatangan bangsa Proto-Melayu ke Indonesia?
4.      Bagaimana proses kedatangan bangsa Deutro-Melayu ke Indonesia?
5.      Suku bangsa mana yang merupakan keturunan Vedda, Proto Melayu, dan Deutro Melayu?

Berdasarkan perjalanan sejarah yang telah kalian pelajari pada saat Kelas VII, sangat jelas bahwa perbedaan suku bangsa di Indonesia tidak lepas dari faktor sejarah.
Bagaimana interaksi antara berbagai suku bangsa di Indonesia? Sejak ribuan tahun yang lalu, berbagai suku bangsa di Indonesia hidup berdampingan secara harmonis. Berbagai suku bangsa di Indonesia saling memahami dan menghargai berbagai perbedaan yang ada. Pada masa sekarang, kalian dapat menemukan berbagai suku bangsa di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa suku bangsa Indonesia sangat terbuka menerima kedatangan berbagai suku bangsa yang berbeda. Mereka hidup berdampingan dan bekerja sama untuk membangun bangsa dan negara. Bahkan, banyak masyarakat yang melakukan perkawinan campur. Mungkin saja beberapa temanmu atau bahkan dirimu sendiri, lahir dari bapak dan ibu yang berbeda suku bangsa.

4.      Perbedaan Pekerjaan
Pekerjaaan merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan. Pada saat ini kalian dapat menemukan berbagai jenis pekerjaan, baik sektor formal maupun nonformal. Pekerjaan sektor formal adalah berbagai pekerjaan yang dijalankan oleh pelaku usaha resmi, baik pemerintah maupun swasta. Para karyawan perusahaan; pegawai kantor bank; pegawai pemerintah; dan guru, merupakan contoh pekerjaan pada sektor formal. Pada jenis pekerjaan formal ini, individu terikat secara langsung oleh sistem yang berlaku. Dengan demikian, mereka bekerja penuh dengan aturan yang mengikat.
Kondisi tersebut berbeda dengan pekerjaan pemilik bengkel; petani; penjual di pasar; dan pelaku usaha mandiri lainnya. Mereka bekerja secara mandiri, tak tergantung pada pihak lain. Sebagai contoh: pekerjaan sebagai pedagang bakso keliling, sangat tergantung pada pedagang tersebut. Apabila ingin libur, ia dapat libur sewaktu-waktu. Hal ini berbeda dengan orang yang bekerja sebagai karyawan perusahaan atau lembaga pemerintah.
Semua pekerjaan itu mulia, selama pekerjaan tersebut bermanfaat bagi diri dan orang lain. Guru; polisi; dokter; petani; dan tukang pijat, sama-sama pekerjaan mulia. Tidak ada yang lebih rendah atau lebih tinggi derajatnya. Semua profesi, saling membutuhkan. Tanpa guru, tidak akan ada polisi dan dokter. Tanpa petani, tukang pijat dan polisi dapat mengalami kelaparan, demikian seterusnya. Rantai kehidupan manusia, tersusun sedemikian rupa sehingga saling membutuhkan.
Setelah kalian mempelajari berbagai perbedaan masyarakat di Indonesia, tentu kalian dapat menyimpulkan bahwa perbedaan tidak dapat dihindari. Sebagai sebuah negara besar, bangsa Indonesia jauh lebih beragam atau heterogen dibandingkan negara-negara lain. Perbedaan tersebut tentu harus dikelola dengan baik, agar bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Keberagaman budaya telah memberikan manfaat besar bagi bangsa kita. Contohnya dalam bidang bahasa. Kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa daerah, dapat memperkaya perbendaharaan kata bahasa Indonesia. Kosa kata dalam bahasa Indonesia, berbeda dengan kosa kata bahasa Malaysia. Malaysia tidak memiliki kata sebanyak bangsa Indonesia. Bahasa dominan di Malaysia adalah Melayu yang kemudian diperkaya dengan menyerap bahasa asing seperti bahasa Inggris; bahasa Arab; dan bahasa Tionghoa. Dalam bahasa Indonesia, kalian dapat menemukan berbagai istilah yang diserap dari berbagai bahasa daerah.
Potensi keberagaman budaya, dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa. Pemikiran yang timbul dari manusia di tiap-tiap daerah, dapat pula dijadikan acuan bagi pembangunan nasional.

5.      Peran dan Fungsi Keragaman Budaya
Perhatikan gambar tentang tarian Kecak dan tarian Saman. Keduanya adalah contoh tarian daerah di Indonesia. Kalian tentu menemukan berbagai tarian dilingkungan tempat tinggalmu. Indonesia memiliki lebih dari 100 tarian daerah yang tersebar diseluruh Nusantara. Kekayaan tersebut menggambarkan keberagaman budaya Indonesia.
Tarian daerah sebagai salah satu kekayaan seni budaya bangsa Indonesia, menjadi salah satu daya tarik bangsa-bangsa asing. Kekayaan kesenian berupa tarian daerah, menjadi salah satu daya pikat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Apakah kalian pernah menyaksikan tarian Kecak di Denpasar Bali? Setiap hari, ratusan wisatawan asing menyaksikan tarian Kecak dipanggung kesenian. Contoh di atas merupakan salah satu contoh peran dan fungsi tarian daerah dalam pembangunan nasional. Apa peran dan fungsi lain tarian daerah bagi pembangunan nasional?
Tarian daerah bukan hanya sekadar untuk dilihat, tetapi juga mengandung makna yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Tarian daerah di Indonesia merupakan ekspresi jiwa masyarakat Indonesia. Tarian tersebut menggambarkan nilai-nilai penting yang dapat menjadi inspirasi dan teladan bagi masyarakat masa sekarang. Seni tari Indonesia mengandung banyak nilai moral dan keagamaan, yang menjadi pedoman bagi perilaku Indonesia.

Wawasan
Tahukah kalian makna Tari Saman dan Tari Kecak? Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan/dakwah. Tarian ini membawa pesan pendidikan; keagamaan; sopan santun; kepahlawanan; kekompakan; dan kebersamaan. Sebelum Tari Saman dimulai, sebagai pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.
Adapun makna Tari Kecak adalah bahwa keangkaramurkaan akan kalah oleh kebenaran. Tari Kecak menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya pada kondisi tidak sadar melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur, kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.

Tarian hanya sebagian dari keragaman budaya bangsa Indonesia. Kalian tentu menemukan berbagai keragaman budaya selain kesenian. Keragaman budaya daerah dapat dikenali melalui bentuk-bentuk: pakaian adat; lagu daerah; tarian daerah; rumah adat; alat musik; seni pertunjukkan; upacara adat; dan lain-lain.
Untuk memahami lebih dalam, peran dan fungsi keragaman budaya dalam pembangunan nasional, kerjakan aktivitas kelompok berikut.

Aktivitas Kelompok
1.      Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.      Carilah sumber dari buku atau internet tentang contoh peran dan fungsi keragaman budaya di Indonesia.
3.      Tuliskan kesimpulanmu didalam kertas.
4.      Presentasikan hasil simpulanmu didalam kelas.
5.      Tuliskan simpulan hasil diskusi kelas dan bagikan ke seluruh siswa.

Sudahkah kalian selesai mengerjakan aktivitas kelompok? Jika sudah, tentu simpulan yang kalian peroleh yang terkait dengan peran dan fungsi keragaman budaya dalam pembangunan nasional sebagai berikut:
a.       Sebagai Daya Tarik Bangsa Asing
Indonesia adalah salah satu tujuan wisata dari berbagai negara. Salah satu daya tarik wisatawan mancanegara, adalah: kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Perhatikan gambar yang menunjukkan ketertarikan para turis saat melihat Sendra Tari Ballet Ramayana di Prambanan Yogyakarta. Kebudayaan yang masih berkembang di Yogyakarta, merupakan salah satu daya tarik wisatawan berkunjung ke Yogyakarta. Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta, membantu kegiatan perekonomian masyarakat Yogyakarta. Berbagai barang dan jasa, diperjualkan di kota pelajar tersebut. Ratusan hotel; rumah makan; biro perjalanan; produksi cindera mata; seni kerajinan; dan sebagainya, tumbuh subur di Yogyakarta.
b.      Mengembangkan Kebudayaan Nasional
Kebudayaan nasional adalah puncak dari kebudayaan-kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah akan memperkaya kebudayaan nasional. Apa yang dimaksud kebudayaan nasional? Kebudayaan nasional merupakan suatu kebudayaan yang didukung oleh sebagian besar warga suatu negara dan memiliki syarat mutlak bersifat khas dan dibanggakan, serta memberikan identitas terhadap warga. Budaya nasional adalah budaya yang dihasilkan oleh masyarakat bangsa tersebut sejak zaman dahulu hingga kini sebagai suatu karya yang dibanggakan yang memiliki kekhasan bangsa tersebut dan memberi identitas warga, serta menciptakan suatu jati diri bangsa yang kuat.
Dapatkah kalian menemukan contoh budaya nasional? Pakaian batik merupakan salah satu contoh budaya nasional. Batik adalah hasil dari budaya lokal. Beberapa daerah di Indonesia dapat menciptakan batik dengan corak khas yang berbeda-beda. Batik kemudian diangkat menjadi salah satu pakaian nasional. Dengan demikian, budaya lokal menjadi budaya nasional.

Wawasan
Batik Indonesia sebagai keseluruhan teknik; teknologi; serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009. Tanggal 2 Oktober selalu diperingati sebagai: Hari Batik Nasional.

Renungkan
Batik merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang diakui dunia. Sebagai generasi penerus, sepantasnya bangsa Indonesia bangga dengan mahakarya bangsa Indonesia tersebut. Pakaian batik bukan sekedar pakaian yang bermanfaat untuk melindungi tubuh dan memperindah penampilan, tetapi juga mengandung nilai-nilai moral tertentu. Bangsa Indonesia harus bangga dan selalu mengembangkan dan menggunakan pakaian batik.

c.       Tertanamnya Sikap Toleransi
Kekayaan budaya bangsa Indonesia merupakan tantangan untuk bersikap toleran. Keragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia, semakin menambah kesadaran masyarakat bahwa pada hakikatnya manusia memiliki perbedaan, seperti pada gambar di atas. Karena itu, perbedaan kebudayaan adalah hal biasa, tidak perlu dipertentangkan. Setiap budaya ingin dikembangkan. Perlu sikap saling mendukung serta kebersamaan dalam upaya mengembangkan kebudayaan. Kebudayaan Indonesia bukan milik satu suku bangsa, tetapi milik seluruh rakyat Indonesia.
d.      Saling Melengkapi Hasil Budaya
Kebudayaan sebagai hasil pemikiran dan kreasi manusia, tidak pernah sempurna. Keanekaragaman budaya di Indonesia justru memberikan kesempatan untuk saling mengisi, seperti tampak pada gambar di atas. Sebagai contoh: masyarakat Indonesia diberbagai daerah memiliki berbagai corak seni bangunan; lukis; kain tenun; dan sebagainya. Kekayaan corak seni tersebut apabila berinteraksi, akan menghasilkan inovasi budaya baru yang sangat berharga. Pada masa lalu, seni membatik lebih banyak dikembangkan masyarakat suku Jawa, khususnya Jawa Tengah, dengan corak atau motif batik Jawa. Pada saat ini, masyarakat diberbagai daerah memiliki motif batik yang khas yang mencerminkan karakteristik budaya setempat.
e.       Mendorong Inovasi Kebudayaan
Inovasi kebudayaan merupakan pembaharuan kebudayaan untuk menjadi lebih baik. Sebagai contoh: kebudayaan berupa teknologi pertanian yang telah diwariskan nenek moyang. Setiap masyarakat memiliki cara bercocok tanam yang kadang berbeda. Perbedaan ini tentu didasari berbagai alasan. Setiap kelompok masyarakat melakukan interaksi yang berpengaruh pada cara berpikir dan hasil kebudayaan. Itulah hasil komunikasi cara bertani yang menghasilkan cara baru dan khas dalam pertanian. Interaksi itu bersifat khas dan unik. Oleh karena itu, pola bercocok tanam yang dihasilkan juga, khas dan unik.
Bentuk-bentuk inovasi kebudayaan dapat terjadi karena akulturasi dan asimilasi. Kalian dapat memperhatikan gambar yang memberikan informasi tentang salah satu bentuk akulturasi kebudayaan di Indonesia. Gambar tersebut membuktikan nenek moyang bangsa Indonesia, sangat kreatif dan sangat terbuka. Menara Masjid Kudus memiliki bentuk yang sama dengan Bale Kul Kul pura Taman Ayun di Bali. Walaupun bentuknya sama, tetapi fungsinya berbeda. Bale Kul Kul memiliki fungsi sebagai tempat upacara keagamaan umat Hindu, sedangkan Menara Masjid Kudus memiliki fungsi untuk mengumandangkan bedug dan azan. Interaksi budaya di atas, menunjukkan sikap toleran masyarakat pada masa lalu.

C.     Konflik dan Integrasi dalam Kehidupan Sosial
1.      Konflik dalam Kehidupan Sosial
a.       Pengertian Konflik
Perhatikan gambar tentang demonstrasi kenaikan upah buruh terhadap perusahaan didaerah ibukota Jakarta. Mengapa buruh melakukan demonstrasi? Demonstrasi tersebut tentu disebabkan perbedaan keinginan buruh dengan perusahaan (majikan) atas pengupahan yang berlaku. Demonstrasi yang terjadi di atas, merupakan salah satu contoh konflik dalam kehidupan masyarakat.

Wawasan
Pengertian konflik menurut paraahli
A.     Menurut Robert MZ Lawang: konflik adalah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka, seperti: nilai; status; kekuasaan; dan sebagainya, dengan tujuan tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya. Konflik terjadi karena benturan kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dan kelompok lain dalam rangka memperebutkan sumber-sumber kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial, dan budaya) yang relatif terbatas.
B.     Menurut Kartono: konflik merupakan proses sosial yang bersifat antagonistik dan terkadang tidak bisa diserasikan karena dua belah pihak yang berkonflik memiliki tujuan, sikap, dan struktur nilai yang berbeda, yang tercermin dalam berbagai bentuk perilaku perlawanan, baik yang halus, terkontrol, tersembunyi, tidak langsung, terkamuflase maupun yang terbuka dalam bentuk tindakan kekerasan.

Siapa saja yang dapat melakukan konflik? Semua orang dapat terlibat konflik. Pada pelajaran Kelas VII, kalian mempelajari interaksi dapat terjadi antarindividu; individu dengan kelompok; dan kelompok dengan kelompok.
Kalian mungkin pernah mendengar atau membaca, berita tentang pertengkaran antarteman di sekolah. Kejadian ini digolongkan konflik antarindividu. Adapun konflik antara majikan dan buruh, dapat dimasukkan dalam kategori konflik individu dengan kelompok. Contoh konflik antara kelompok dan kelompok, adalah: konflik para pedagang kaki lima dengan para petugas ketertiban. Konflik bahkan dapat melibatkan dalam skala lebih luas. Konflik antarkelompok dan juga dapat berupa konflik antarsuku, bahkan antarbangsa atau antarnegara. Perjuangan negara Palestina melawan penguasaan Israel pada saat sekarang, merupakan salah satu bentuk konflik antarnegara.
b.      Faktor-faktor Penyebab Konflik Sosial
Mengapa terjadi konflik? Akar konflik adalah: perbedaan. Berikut ini merupakan beberapa penyebab konflik yang biasanya terjadi dalam kehidupan manusia.
1)      Perbedaan Individu
Manusia adalah individu yang unik. Jangankan manusia yang berbeda orangtua; suku; dan ras, manusia yang lahir dari dalam satu rahimpun memiliki banyak perbedaan. Walaupun secara fisik sekilas sama, seperti dalam kasus bayi kembar, belum tentu pendirian dan perasaan ke-2 kembar tersebut sama. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini, dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial. Sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Sebagai contoh: para siswa dalam satu kelasmu tentu berbeda tanggapannya ketika mendengarkan musik dangdut. Ada yang merasa terganggu karena suara gendang, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2)      Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Orang dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam lingkup yang lebih luas, berbagai kelompok kebudayaan bisa saja memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat mendatangkan konflik sosial, sebab kriteria tentang sopan-tidak sopan; pantas-tidak pantas; atau bahkan berguna-tidak bergunanya sesuatau, baik itu benda fisik maupun nonfisik, bisa berbeda-beda.
3)      Perbedaan Kepentingan
Kalian perhatikan gambar tentang penolakan sebagian warga terhadap rencana pembangunan bandara di Kulonprogo, Yogyakarta. Pemerintah dan pengusaha yakin bahwa pembangunan bandara di Kulonprogo, akan meningkatkan ekonomi masyarakat. Namun sebagian masyarakat tidak setuju, karena khawatir lahan pertanian akan hilang; ganti rugi kurang jelas; dan berbagai alasan lainnya. Peristiwa ini menggambarkan bahwa dalam melaksanakan pembangunan, pemerintah menghadapi berbagai kelompok yang memiliki kepentingan berbeda. Kalian tentu sering menemukan berbagai kasus pembangunan disekitar tempat tinggalmu yang memicu konflik karena perbedaan sikap antara pemerintah dan warga.
Bentrokan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi; politik; dan sebagainya. Hal ini karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu. Manusia memiliki perasaan; pendirian; maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini, dapat pula menyangkut bidang: politik; ekonomi; sosial; dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antarkelompok atau antara kelompok dan individu.
4)      Perubahan-perubahan Nilai Yang Cepat
Perundang-undangan atau peraturan yang sifatnya mengubah kebiasaan masyarakat, biasanya dilakukan melalui berbagai kajian terlebih dahulu. Hal ini dilakukan supaya masyarakat tidak kaget dengan perubahan yang tiba-tiba terjadi. Sebagai contoh: peraturan merokok di tempat umum. Pemerintah tidak langsung memberlakukannya diseluruh masyarakat Indonesia, tetapi dibeberapa tempat yang terbatas terlebih dahulu, lalu perlahan-lahan terus meluas dalam rangka memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memahami peraturan tersebut. Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan itu akan menyebabkan konflik sosial. Suatu konflik mempunyai kecenderungan atau kemungkinan untuk mengadakan penyesuaian kembali norma-norma dan hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu maupun bagian-bagian kelompok tersebut.

c.       Akibat-akibat Konflik Sosial
Perhatikan gambar tentang tokoh Bung Tomo dalam Pertempuran Surabaya tahun 1945. Pertempuran tersebut merupakan salah satu contoh akibat terjadinya konflik antarnegara. Sekutu; Belanda; dan Indonesia, adalah kelompok yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Pertempuran yang menyebabkan ribuan pejuang Indonesia gugur tersebut, tentu tidak muncul tiba-tiba, tetapi melalui berbagai pertentangan dan peristiwa-peristiwa lainnya. Peristiwa tersebut dapat menggambarkan salah satu akibat dari adanya konflik.
Berikut ini merupakan akibat terjadinya konflik sosial:
1)      Meningkatnya Solidaritas Sesama Anggota Kelompok
Dalam kasus peristiwa Pertempuran Surabaya, para pejuang tidak menghiraukan perbedaan: suku; agama; organisasi politik; dan sebagainya. Mereka bahu-membahu melawan Inggris (Sekutu). Terjadinya konflik dengan kelompok lain, justru dapat meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (in-group solidarity) yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.
2)      Retaknya Hubungan Antarindividu atau Kelompok
Konflik yang terjadi antarindividu atau antarkelompok, dapat menimbulkan keretakan hubungan. Keretakan tersebut dapat terjadi sementara ataupun permanen. Kalian mungkin pernah konflik dengan temanmu yang menyebabkan dalam beberapa waktu tidak terjalin hubungan yang baik. Namun karena kemudian saling menyadari kesalahan, kalian berdua akhirnya saling memaafkan.
3)      Terjadinya Perubahan Kepribadian Para Individu
Perubahan kepribadian dapat terjadi pada kedua belah pihak yang mengalami konflik. Kedua belah pihak dapat saling menyesuaikan atau justru masing-masing mempertahankan kebenaran yang diyakini.
4)      Rusaknya Harta Benda dan bahkan Hilangnya Nyawa Manusia
Konflik yang berujung pada kekerasan fisik, dapat menyebabkan kerusakan dan hilangnya nyawa manusia. Sebagai contoh, konflik yang diakhiri dengan peperangan.
5)      Terjadinya Akomodasi, Dominasi, bahkan Penaklukkan Salah Satu Pihak yang Terlibat dalam Pertikaian

d.      Cara Menangani Konflik
Bagaimana sikap individu atau kelompok sosial atas terjadinya konflik? Terdapat 5 cara yang biasanya digunakan individu atau kelompok dalam menyelesaikan konflik sosial.
1)      Menghindar
Kadang orang merasa tidak ada manfaatnya melanjutkan konflik dengan orang atau kelompok lain. Hal ini mungkin disebabkan keyakinan bahwa dia tidak akan menang menghadapi konflik. Dalam hal ini, dia mengorbankan tujuan pribadi ataupun hubungannya dengan orang lain. Orang ini berusaha menjauhi masalah yang menimbulkan konflik ataupun orang yang bertentangan dengannya.
2)      Memaksakan Kehendak
Terdapat individu atau kelompok yang memandang bahwa pendapatnya atau idenya paling benar. Oleh karena itu, dengan segala cara, konflik harus berakhir dengan kemenangan dipihaknya. Karena itu, dia atau mereka berusaha menguasai lawan-lawannya dan memaksa lawan menerima penyelesaian yang diinginkan. Tujuan pribadinya dianggap sangat penting, sedangkan hubungan dengan orang lain kurang begitu penting. Tipe ini tidak peduli terhadap kebutuhan orang lain. Ia tidak peduli apakah orang lain menyukai dan menerima dirinya atau tidak. Ia menganggap bahwa konflik harus diselesaikan dengan cara satu pihak harus menang.
3)      Menyesuaikan Kepada Keinginan Orang Lain
Terdapat individu yang ingin diterima dan disukai orang lain. Ia merasa bahwa konflik harus dihindari demi keserasian (harmoni) dan ia yakin bahwa konflik tidak dapat dibicarakan jika merusak hubungan baik. Ia khawatir apabila konflik berlanjut, seseorang akan terluka dan hal itu akan menghancurkan hubungan pribadi dengan orang tersebut. Ia mengorbankan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain.
4)      Tawar Menawar
Dalam proses tawar-menawar, individu akan mengorbankan sebagian tujuannya dan meminta lawan konflik mengorbankan sebagian tujuannya juga.
5)      Kolaborasi
Kolaborasi memandang konflik sebagai masalah yang harus diselesaikan. Atas dasar itu, dicarilah cara-cara untuk mengurangi ketegangan kedua belah pihak. Ia berusaha memulai sesuatu pembicaraan yang dapat mengenali konflik sebagai suatu masalah dan mencari pemecahan yang memuaskan keduanya.

2.      Integrasi Sosial
Faktor-faktor Terbentuknya Integrasi
Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut, dapat meliputi: ras; etnis; agama; bahasa; kebiasaan; sistem nilai; dan lain sebagainya.
Menurut Baton, integrasi adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan ras tersebut. William F Ogburn dan Meyer Nimkoff memberi syarat terjadinya integrasi sosial, yaitu sebagai berikut:
1.      Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan mereka.
2.      Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai dan norma.
3.      Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.
Faktor yang memengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi:
1.      Homogenitas kelompok. Pada masyarakat yang homogenitasnya rendah integrasi sangat mudah tercapai, demikian juga sebaliknya.
2.      Besar kecilnya kelompok. Jumlah anggota kelompok memengaruhi cepat lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian diantara anggota.
3.      Mobilitas geografis. Semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi, semakin besar pengaruhnya bagi proses integrasi.
4.      Efektivitas komunikasi. Semakin efektif komunikasi, semakin cepat pula integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai.
Bentuk-bentuk Integrasi Sosial:
1.      Integrasi normatif: integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat. Contoh: masyarakat Indonesia dipersatukan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
2.      Integrasi fungsional: integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat. Contoh: Indonesia yang terdiri dari berbagai suku mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing: suku Bugis melaut, Jawa bertani, Minang berdagang.
3.      Integrasi koersif: integrasi yang dilakukan dengan cara paksaan. Hal ini biasanya dilakukan bila diyakini banyaknya akibat negatif jika integrasi tidak dilakukan, atau pihak yang diajak untuk melakukan integrasi sosial enggan melakukan/mencerna integrasi.
Proses Integrasi dilakukan melalui 2 hal, yaitu:
1.      Asimilasi: bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang saling memengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli tiap-tiap kebudayaan.
2.      Akulturasi: proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru) sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa meninggalkan sifat asli kebudayaan penerima.
Faktor-faktor Pendorong Integrasi Sosial:
1.      Adanya toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda.
2.      Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.
3.      Adanya sikap positif terhadap kebudayaan lain.
4.      Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.
5.      Adanya kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
6.      Adanya perkawinan campur (amalgamasi).
7.      Adanya musuh bersama dari luar.

Aktivitas Kelompok
Untuk mempraktikkan salah satu bentuk interaksi yang bersifat asosiatif, lakukanlah kegiatan kerja bakti di kelasmu. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain menata kembali ruang kelas, membersihkan ruang kelas, dan lainnya. Pilihlah aktivitas yang dapat kalian kerjakan bersama-sama dengan teman-teman satu kelas.

Aktivitas Individu
Kegiatan:
1.      Buatlah kliping yang menunjukkan konflik dan integrasi dalam kehidupan sosial yang terjadi di Indonesia.
2.      Tuliskan pemecahan masalah dari setiap konflik yang terjadi.
3.      Berikan kesimpulan dan alasan, mengapa kita tidak boleh melanggar pranata yang ada.

Rangkuman
Mobilitas sosial selalu terjadi dalam kelompok masyarakat. Mobilitas sosial dapat terjadi secara vertikal dan horizontal. Mobilitas sosial vertikal dapat menimbulkan kekecewaan apabila bentuknya berupa mobilitas vertikal ke bawah. Agar terhindar dari mobilitas vertikal ke bawah, individu atau kelompok hendaknya selalu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
Bangsa Indonesia memiliki keragaman sosial budaya dalam bentuk perbedaan suku bangsa, bahasa, budaya, dan agama. Untuk mendukung keragaman sosial budaya sebagai modal pembangunan nasional, harus tercipta interaksi yang positif dan menjunjung tinggi keberagaman sosial budaya. Bangsa Indonesia harus senantiasa menjalin interaksi positif yang mengarah pada kerjasama untuk mencapai tujuan bersama, yakni pembangunan masyarakat Indonesia. Perbedaan harus dikelola dengan baik sehingga mendorong tujuan pembangunan nasional. Berbagai lembaga berperan penting dalam mengola perbedaan menjadi kekayaan bangsa.
Dalam hidup berbangsa dan bernegara, kita juga tidak dapat lepas dari konflik. Karena itulah, hendaknya konflik dikelola dengan baik sehingga tidak menimbulkan dampak yang merugikan.

Uji Kompetensi
Pilihan Ganda
1.      Pak Amir mengajar SMA sebagai guru. Setelah beberapa tahun, ia kini menjabat sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Kasus ini merupakan contoh mobilitas sosial…
a.       horizontal.                      c. vertikal naik                    e. geografis
b.      antargenerasi.                 d. vertikal turun      
2.      Faktor pendorong bagi kelompok masyarakat tidak mampu untuk melakukan mobilitas sosial adalah…
a.       status sosial                 c. pendidikan rendah             e. penyebab struktural
b.      keadaan ekonomi        d. situasi politik
3.      Perhatikan beberapa contoh saluran mobilitas sosial di bawah ini.
1)      PGRI          2) APKOM DIY       3) IDI             4) PBB             5) IMI
Yang termasuk contoh saluran mobilitas sosial pada bidang organisasi profesi, adalah…
a.       1 dan 2                           c. 2 dan 4                           e. 4 dan 5
b.      1 dan 3                           d. 2 dan 5
4.      Di bawah ini contoh faktor pendorong mobilitas sosial pada pada penyebab struktural adalah…
a.       Seorang anak yang memiliki sifat ulet dan tekun.
b.      Seorang anak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
c.       Seorang anak yang migrasi ke daerah lain karena ada konflik.
d.      Seorang anak desa yang mencari pekerjaan di kota.
e.       Seorang anak yang memiliki keluarga kerajaan.
5.      Di bawah ini yang bukan cara untuk meningkatkan integrasi sosial yang baik, adalah…
a.       Mematuhi norma-norma yang berlaku
b.      Menyesuaikan gaya hidup hedonis
c.       Berpegang teguh pada nilai-nilai sosial
d.      Ikut kegiatan sosial masyarakat
e.       Menyesuaikan dengan budaya sekitar
6.      Keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia memiliki dampak positif, kecuali…
a.       potensi dalam bidang pariwisata         d. kegagalan komunikasi bahasa
b.      bangsa menjadi lebih luwes                e. adanya warisan kearifan lokal yang kaya
c.       objek kajian budaya internasional
7.      Perhatikan nama suku bangsa Indonesia
1)      Minangkabau    2) Gayo       3) Osing       4) Aneuk Jamee      5) Ngaju
Yang termasuk suku bangsa Indonesia berasal dari provinsi NAD, adalah…
a.       1 dan 2       b. 1 dan 3       c. 2 dan 3         d. 2 dan 4         e. 4 dan 5
8.      Yang bukan termasuk cara melestarikan budaya daerah sekitar adalah…
a.       mendokumentasikan pagelaran budaya daerah
b.      mempelajari tarian adat daerah
c.       mempelajari lagu daerah
d.      mengarang lagu bahasa daerah
e.       mempelajari seni bela diri karate
9.      Pluralitas budaya bangsa sebaiknya disikapi dengan…
a.       keseragaman agar tercapai kedamaian      d. mengarang lagu bahasa daerah
b.      mempelajari tarian adat daerah                 e. mempelajari seni bela diri karate
c.       mempelajari lagu daerah
10.  Tari-tarian daerah pada saat ini beralih fungsi untuk acara…
a.       keagamaan      b. sesaji     c. penyambutan tamu     d. syukuran     e. perang
11.  Konflik antara buruh dan pengusaha kerap sekali naik ke pengadilan. Pemberian upah yang tidak sesuai menjadi salah satu alasan. Kasus di atas menggambarkan konflik terjadi karena faktor…
a.       perbedaan budaya                 d. perbedaan kepentingan
b.      perbedaan kepribadian          e.perbedaan kasta
c.       perbedaan keluarga
12.  Individu atau kelompok ini memandang bahwa pendapat atau idenya paling benar sehingga memenangkan konflik dengan cara menguasai lawan adalah jalan untuk mencapai tujuan. Hal ini merupakan contoh cara menangani konflik, yaitu…
a.       menghindar                                       d. kolaborasi
b.      memaksakan kehendak                     e. tawar-menawar
c.       menyesuaikan keinginan orang lain
13.  Berikut ini adalah faktor yang memengaruhi cepat lambatnya proses integrasi, kecuali…
a.       homogenitas kelompok                    d. efektivitas komunikasi
b.      heterogenitas kelompok                   e. besar kecilnya kelompok
c.       mobilitas geografis
14.  Berikut ini yang termasuk faktor penghambat integrasi sosial adalah…
a.       Adanya intoleransi terhadap kebudayaan yang berbeda.
b.      Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.
c.       Adanya perkawinan campur.
d.      Adanya sikap yang terbuka dengan golongan yang berkuasa.
e.       Adanya persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
15.  Integrasi sosial dalam kehidupan dapat terwujud dengan adanya…
a.       Tidak ada kesepahaman antarkelompok.
b.      Konsensus bersama tentang nilai.
c.       Masyarakat yang melanggar norma.
d.      Nilai dan norma baru saja dicanangkan.
e.       Kebutuhan masyarakat sulit dicukupi.

Esai
1.      Jelaskan perbedaan dengan disertai contoh, mobilitas sosial naik dan mobilitas sosial turun.
2.      Untuk mendapatkan jabatan politik tertentu, tentu terdapat persaingan yang dapat memunculkan konflik sosial. Apa cara kalian untuk meminimalisir interaksi sosial tersebut agar tidak memicu konflik?
3.      Mengapa faktor ekonomi menjadi penghambat mobilitas sosial?
4.      Hal apa saja yang menjadikan perbedaan budaya pada masyarakat Indonesia?
5.      Apa perbedaan antara similasi dan akulturasi?
6.      Jelaskan syarat agar terjadi integrasi sosial.

Studi Kasus
Perhatikan bacaan di bawah ini.

Festival Budaya Jawa Digelar di Surabaya
Festival budaya Jawa dengan menghadirkan berbagai ragam kesenian dan budaya Jawa, digelar di Jembatan Merah Plasa (JMP) Kota Surabaya mulai 13-30 Oktober 2012. Dirut PT Lami Citra Tbk selaku pengelola JMP, Priyo Setia Budi, di Surabaya, Kamis, mengatakan gelar festival ini merupakan upaya melestarikan budaya-budaya Jawa yang nyaris terkikis perkembangan zaman.
“Kami punya kepentingan membangun karakter bangsa melalui festival budaya ini. Karakter bangsa tercermin dari kekuatan budaya,” katanya.
Menurut dia, festival budaya tersebut akan menampilkan berbagai ragam kesenian khas Jawa, seperti Tari Remo dari Surabaya, Tari Gembyong dari Jawa Tengah, Tari Gandrung Banyuwangi, dan lainnya. Selain itu, dalam kegiatan ini juga akan digelar pesta seni dan pameran kerajinan milik usaha kecil menengah (UKM). “UKM juga pilar ekonomi. Untuk itu, kami telah menyiapkan tempat khusus bagi para UKM binaan yang ada di Jatim,” katanya.
Adapun barang-barang yang akan ditampilkan para UKM diharapkan masih ada unsur budaya Jawa, seperti penjualan kain batik, kerajinan tangan, makanan, dan lainnya. Adapun peserta dalam festival tersebut diambil dari beberapa daerah di Jatim. “Kami juga mengundang para seniman dari Jawa Tengah untuk ikut meramaikan festival kali ini,” katanya.

Berdasarkan bacaan di atas, kerjakan soal-soal di bawah ini.
1.      Jelaskan bentuk interaksi asosiatif yang terjadi dalam kegiatan festival budaya tersebut!
2.      Jelaskan peranan festival budaya tersebut dalam kegiatan ekonomi masyarakat!
3.      Ketua pelaksana Priyo Setia Budi mengatakan bahwa gelar festival merupakan upaya melestarikan budaya-budaya Jawa yang nyaris terkikis perkembangan zaman. Festival budaya juga merupakan media membangun karakter bangsa. Jelaskan maksud pernyataan tersebut!
4.      Untuk mencontohi kegiatan tersebut, tuliskan ide menyelenggarakan kegiatan festival budaya di lingkungan tempat tinggalmu! Tuliskan bentuk festival yang kalian rencanakan, siapa saja yang terlibat, serta apa tujuan penyelenggaraan festival tersebut!

Refleksi dan Tindak Lanjut
Bangsa Indonesia memiliki keragaman sosial budaya yang sangat potensial sebagai modal pembangunan nasional. Keragaman suku bangsa; bahasa; budaya; dan agama, dimiliki masyarakat diberbagai daerah. Kemerdekaan Indonesia menjadi modal penting dalam mengelola keragaman sosial budaya demi pembangunan nasional. Apakah kalian telah memahami bagaimana peran dan fungsi keragaman sosial budaya tersebut dalam pembangunan nasional? Apakah kalian telah memahami peranan kelembagaan dalam mengelola keragaman sosial budaya tersebut? Apabila kalian telah menguasai materi yang dipelajari pada tema ini, kalian dapat mendalami dengan menambah buku bacaan atau sumber-sumber lainnya.

***

1 komentar: