Rabu, 09 Mei 2012

Tujuh Keajaiban Dunia

Borobudur
Borobudur tersingkir ?
Candi Borobudur berdiri megah di pusatnya Jawa Tengah, tetapi kemegahan itu tidak dapat mengantarkannya menjadi salah satu dari “Tujuh Keajaiban Dunia” versi baru. Tersingkirkah Borobudur ? Jangan buru-buru mengambil kesimpulan.
Kita coba tengok ke belakang : Pernahkah candi Borobudur termasuk ke dalam “Tujuh Keajaiban Dunia” ? Ternyata, tak satu pun sumber resmi dalam berbagai literatur internasional mengatakan demikian. Berbagai situs di internet juga tidak ada yang menyebut candi Budha terbesar di tanah air itu sebagai bagian dari tujuh keajaiban dunia. Dalam beberapa buku pelajaran sekolah di Indonesia, Borobudur memang ditulis sebagai salah satu situs atau bangunan dari tujuh keajaiban dunia. Tapi, itu nampaknya hanya merupakan pengakuan dari dalam negeri saja. Situs-situs yang mengklaim bahwa Borobudur termasuk “Tujuh Keajaiban Dunia”, sebagian besar juga ditulis oleh orang Indonesia.
Kalau mau dirunut lagi, sebenarnya Borobudur tidak pernah menjadi bagian dari tujuh keajaiban dunia versi Antipater Sidon yang paling populer itu. Antipater –sastrawan sekaligus sejarawan dari Sidon yang hidup pada abad ke-2 SM, membagi daftar tersebut dalam sebuah puisi (sekitar 140 SM) sebagai berikut :
"Aku telah melihat tembok Babilonia yang agung yang di atasnya terbentang jalanan untuk kereta-kereta perang, dan patung Zeus di Alfeus, dan taman-taman gantung, dan Kolosus Matahari, dan karya besar yang membangun piramida-piramida tinggi, serta kuburan yang besar dari Mausolus; namun ketika aku melihat rumah Artemis yang menjulang ke awan-awan, yang lain itu semuanya kehilangan keindahannya, dan aku berkata, 'Tengoklah, selain Olympus, Matahari tidak pernah lagi melihat apapun yang sedemikian agung.'" (Antipater, Greek Anthology IX.58).
Jadi menurut Antipater, yang termasuk keajaiban dunia adalah :
1.    Piramida Giza di Mesir, dipakai sebagai makam untuk firaun Mesir Khufu, Khafre, dan Menkaure. Dibangun pada dinasti ke-4 Mesir (sekitar 2575 2465 SM);
2.    Taman Gantung Babilonia di Irak, dibuat oleh Nebukadnezar II, sekitar abad ke-8 SMabad ke-6 SM;
3.    Patung Zeus di Olympia Yunani, dipahat oleh Fidias kira-kira 457 SM;
4.    Kuil Artemis di Efesus Turki, kira-kira 550 SM;
5.    Mausoleum Mausolus (Makam Mausolus) di Halicarnassus Turki, dibuat pada tahun 353351 SM;
6.    Colossus Rhodes/Rodos (Patung Helios) di Yunani, dibuat sekitar tahun 292280 SM oleh Chures; dan
7.    Mercusuar Pharos di Iskandaryah Mesir, mercusuar dibangun sekitar tahun 270 SM di pulau Pharos dekat Alexandria pada masa pemerintahan Ptolemeus II oleh arsitek Yunani Sostratus.
Daftar tersebut disempurnakan pada abad pertengahan berdasarkan gambaran arsitek Belanda, Maerten van Heemskerck.
Keajaiban dunia kuno yang berumur paling pendek adalah Colossus of Rhodes, yang hanya bertahan selama 56 tahun sebelum dihancurkan oleh gempa bumi.
Lalu apa sesungguhnya kategori dan predikat candi Borobudur dalam literatur budaya internasional ?
Dalam situs wonderclub.com, Borobudur ditulis sebagai “The Forgotten Wonders” –keajaiban yang terlupakan, bersama-sama dengan Tembok Besar (Cina); Colosseum (Italia); dan Machu Picchu (Peru). Barangkali, masyarakat di tanah air sudah saatnya menyadari fakta bahwa dari dulu candi Borobudur memang kurang dikenal di percaturan budaya internasional.
Pertanyaannya, mengapa Tembok Besar; Colosseum; dan Machu Picchu –yang sama-sama tergolong keajaiban yang terlupakan, dapat terpilih masuk tujuh keajaiban dunia ? sementara Borobudur, tidak ! Bahkan penyelenggara Tujuh Keajaiban Dunia yang Baru yakni The New Open World Corporation (NOWC) sama sekali tidak mencantumkan Borobudur dalam daftar 177 nominasi.
Ini mencerminkan betapa Indonesia tidak cukup cepat masuk ke pasar informasi, terutama untuk berpromosi. Ingat, pemilihan versi NOWC dilakukan lewat internet. Bandingkan saja, ketika NOWC mulai mengumumkan akan melakukan pemilihan tujuh keajaiban dunia baru, banyak negara –yang memiliki situs warisan dunia, aktif meresponnya dengan antusias. Mereka berkampanye mempromosikan situs budayanya dengan berbagai kiat dan strategi jitu.
1.    Pemerintah Cina, meminta semua mahasiswa dan pelajarnya memberikan suara agar Tembok Besar masuk nominasi.
2.    Bintang-bintang Bollywood India ikut mengkampanyekan Taj Mahal dengan meminta masyarakat membuka internet dan memilihnya.
3.    Pemerintah Yordania menyediakan dana khusus agar warganya berpartisipasi memilih Petra masuk dalam nominasi.
4.    Pemerintah Meksiko mengajak Coca-Cola berpartisipasi dengan cara setiap kalengnya diberi gambar Chichen Itza dan bagaimana memilihnya.
5.    Pemerintah Peru menyediakan komputer gratis beserta jaringan internet di tempat umum agar masyarakat memilih Machu Picchu.
6.    Pemerintah Italia terus menerus mempromosikan Colosseum, baik di dalam maupun luar negeri.
7.    Presiden Brasil berkampanye di TV dan radio, agar rakyatnya memilih Patung Kristus.
Hasilnya, luar biasa positif. Patung Kristus; Kota Kuno Petra; Tembok Besar; Machu Picchu; dan Chichen Itza akhirnya terpilih sebagai bagian dari Tujuh Keajaiban Dunia Baru.
Nah, bagaimana dengan Indonesia ? Sudahkah mengkampanyekan Borobudur agar masuk nominasi NOWC ? Rasanya, tidak pernah. Tampaknya pemerintah adem-ayem dalam merespon, bahkan terkesan tidak begitu peduli sehingga akhirnya candi Borobudur pun lepas. Kita baru ribut setelah semuanya terjadi.
Sekarang, semua telah berlalu. Mari kita menatap ke depan dengan optimis, kita juga perlu bersyukur karena candi Borobudur hingga saat ini masih tetap diakui secara resmi oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia. Unesco sendiri telah memperbarui daftar situs World Heritage –warisan dunia, menjadi 830 tempat. Borobudur, salah satunya. Bahkan, perwakilan ahli Unesco Paris telah mengunjungi Bali pada bulan November 2006, guna memonitor 3 situs yang diusulkan pemerintah menjadi warisan dunia yakni : Pura Taman Ayun; situs pertapaan sepanjang Sungai Pakerisan; dan sistem pengairan Subak di Jatiluwih.
Pada berikutnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (dahulu Kemenbudpar-Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata) sempat terlibat dengan dukungan Pulau Komodo sebagai keajaiban dunia, namun seperti diketahui bersama bahwa Indonesia akhirnya menolak menjadi tuan rumah deklarasi yang akan diadakan pada 11 November 2011 yang diusulkan yayasan New7Wonders. Jero Wacik (mantan Menteri Budpar) saat itu mengatakan bahwa alasan penolakan adalah keberatan dengan komitmen fee. Indonesia harus membayar Rp 400 miliar promosi komodo sebagai tuan rumah dan belum tentu menang. Biaya yang dibayar dinilai tidak sebanding dengan manfaat.
Bagi kita, candi Borobudur adalah kebanggaan bangsa Indonesia. Karena itu, sah-sah saja andai masyarakat kita menyebutnya sebagai bagian dari Keajaiban Dunia.

Kategori Tujuh Keajaiban Dunia
Sampai sekarang tidak ada definisi resmi tentang apa keajaiban dunia itu. Daftar paling populer mengelompokkannya dalam 3 kategori, yakni : Keajaiban Kuno; Keajaiban Abad Pertengahan; dan Keajaiban Modern. Di samping itu terdapat daftar lain dalam kategori yang lain pula, yakni : Keajaiban Yang Terlupakan; Keajaiban Alam; dan Keajaiban Bawah Air.
Yang dimaksud dengan keajaiban yang terlupakan adalah situs kuno yang keberadaannya kurang dikenal oleh para sejarawan dan arsitek secara internasional –candi Borobudur, masuk dalam kategori ini.
Sedangkan keajaiban alam dan keajaiban bawah air ditujukan bagi suatu tempat (di daratan/lautan) yang dianggap memiliki nilai luar biasa sehingga harus dilindungi keberadaannya –Pulau Krakatau di Indonesia merupakan salah satu situs Keajaiban Alam, dan Great Barrier reef di Australia tergolong Keajaiban Bawah Air.
Adapun yang selama ini dinilai sebagai Tujuh Keajaiban Dunia, sesungguhnya adalah Tujuh Keajaiban Kuno yang terkait dengan sejarah Herodotus pada abad ke-5 SM. Tetapi catatan lengkap Herodotus lenyap, sehingga tidak banyak data dan fakta yang bisa diungkapkan. Sekitar 2 abad kemudian, Callimachus –yang menjabat sebagai kepala perpustakaan Alexandria Mouseion, menuliskan catatan tentang Koleksi Keajaiban Dari Seluruh Dunia. Sayang, hanya sedikit yang diketahui dari koleksi tersebut –karena dikabarkan, tulisannya punah tak terselamatkan bersamaan dengan hancurnya perpustakaan tersebut. Selanjutnya, Philon –seorang filosof Yunani dari Bizantium, telah membuat daftar tujuh keajaiban dunia yang pertama. Namun seperti sebelumnya, manuskrip tentang hal ini juga tidak pernah terungkap seutuhnya. Sementara itu, daftar yang kemudian muncul dan dikenal hingga saat ini didasarkan pada puisi kuno Antipater.

UNESCO
Sejauh ini, kategorisasi Tujuh Keajaiban Dunia tersebut tidak pernah tercatat secara resmi dan diakui sebagai program hasil konvensi komite Unesco (Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi masalah : pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya). Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila kemudian muncul pengakuan-pengakuan berbeda dari banyak negara tentang daftar tujuh keajaiban dunia –contoh paling aktual bagi kita adalah candi Borobudur. Unesco (United Nations Education, Scientific, and Cultural Organization) hanya mengelompokkan sejumlah World Heritage Site –situs warisan dunia, sesuai kriteria dan standar yang telah dibakukan dalam konvensi resmi. Hingga saat ini terdapat lebih dari 850 situs warisan dunia, secara resmi masuk dalam daftar Unesco dan mendapat perlindungan internasional –setiap tahun, situs warisan dunia Unesco tersebut terus bertambah seiring dengan penemuan-penemuan baru.
Daftar tujuh keajaiban dunia (kuno) versi Antipater, bukanlah daftar resmi yang disahkan PBB. Daftar tersebut hanyalah catatan sejarah Antipater yang secara turun temurun dikutip sebagai Pilihan Resmi Masyarakat Dunia –padahal bila melihat nama dan tempatnya, dapat disimpulkan bahwa ‘dunia yang dijelajahi oleh Antipater masih sangat kecil’ di sekitar Mediterania dan Timur Tengah (Mesir, Yunani, Turki, Irak).
Dari 7 monumen purba dalam daftar Antipater tersebut –yang berdiri sejak 2500 hingga 200 SM, yang tersisa tinggal Piramida Giza saja. Sedangkan ke-6 bangunan lainnya telah lama musnah, maka tidak mengherankan apabila muncul rekaan gambar dari ke-6 situs purba yang beraneka ragam sesuai dengan imajinasi dan referensi para pelukisnya.

Bernard Weber
New Open World Corporation (NOWC)
Bernard Weber –seorang kurator museum; pembuat film; dan pilot, mulai menggagas New Seven Wonder of The World –Tujuh Keajaiban Dunia yang Baru, pada bulan September 1999. Gagasan tersebut menguat manakala Weber –yang sering berkeliling dunia dan mengunjungi berbagai situs budaya dunia –pada tahun 2001 menyaksikan hancurnya patung Budha raksasa (dibagun pada abad ke-4) di Bamiyan Afghanistan, akibat perang berkepanjangan di negara tersebut. Pria asal Swiss (berdarah campuran Swiss-Perancis) ini begitu prihatin dan menyadari bahwa setiap saat, situs-situs besar dan ajaib di seluruh dunia bisa lenyap oleh banyak sebab dan kemungkinan.
Itulah yang mendorong Weber untuk segera mewujudkan niatnya untuk memilih dan menetapkan tujuh keajaiban dunia yang baru dengan mendirikan NOWC sebagai wadah gagasannya. Weber berharap, dunia akan memiliki Tujuh Keajaiban Dunia Baru selain Tujuh Keajaiban Dunia Lama yang hampir semuanya telah punah.

Jajak Pendapat
Bernard Weber beralasan bahwa Tujuh Keajaiban Dunia Baru ini (harus) merupakan pilihan banyak orang dan mewakili kebudayaan sejak manusia berada di muka bumi –tidak seperti tujuh keajaiban dunia kuno yang ditetapkan oleh hanya satu orang. Perlu diketahui bahwa pemilihan tersebut dilakukan Weber dan NOWC melalui polling (jajak pendapat) internet dan telepon. Pesertanya bisa siapa saja dan tidak dijamin mereka paham akan sejarah; kultur; dan nilai arsitektur bangunan yang dipilihnya. Ini pula yang mendorong banyak pihak mengkritik pemilihan tersebut, tak beda dengan ajang American Idol atau Indonesian Idol. Namun semua kritik tersebut, tak membuat Weber surut. Dia mendapat dukungan dari Frederico Mayor Zaragoza (mantan Direktur Jendral Unesco), yang kemudian oleh Weber dijadikan sebagai Ketua Dewan Juri Pemilihan. Jose Freitas do Amaral, komisaris NOWC mengatakan : “Saya gembira karena untuk pertama kalinya dalam sejarah, dunia bisa memilih dan memutuskan”.
Amaral kemudian mengumumkan, jajak pendapat bisa diikuti melalui internet pada situs http://www.new7wonders.com dan telepon. Masyarakat internasional diundang untuk menominasikan situs budaya yang ada di negara mereka dan merepresentasikan negaranya masing-masing. Kriterianya berkaitan dengan keindahan, kompleksitas, nilai historis, hubungan kebudayaan, dan makna arsitekturalnya. Cara memilihnya sangat mudah, para pemilih hanya meng-klik salah satu gambar yang ada di situs itu. Hasilnya luar biasa, lebih dari 100 juta orang mengikuti pemilihan itu.
Lembaga New Seven Wonders menerima sekitar 200 pengajuan peninggalan sejarah dan arsitektur dari seluruh dunia untuk dipilih menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Dewan juri kemudian menyeleksinya menjadi 77 situs pada tahun 2005, kemudian pada awal 2006 ditetapkan 21 situs sebagai finalis.

07 – 07 – 07
Pemungutan suara berakhir pada tanggal 6 Juli 2007, pengumuman pemenang digelar di stadion sepakbola Benfica Lisbon-Portugal pada Minggu malam tanggal 07; bulan 07; tahun ’07; serta pukul 07 malam. Tanggal 7 Juli 2007 sengaja dipilih untuk menetapkan Tujuh Keajaiban Dunia Baru ini. Dengan dihadiri ribuan orang –termasuk tokoh dunia dan selebritis seperti PM Portugal Jose Socrates; astronot Neil Armstrong; dan artis Jennifer Lopez,- sedangkan acara dipandu oleh aktor Inggris Ben Kingsley dan aktris Hillary Swank peraih Piala Oscar Amerika Serikat serta disiarkan ke 170 negara dan disaksikan sekitar 1,6 miliar penduduk bumi, maka Tujuh Keajaiban Dunia baru pun telah lahir, yakni :
No
Nama
Lokasi
Perlambang
1.
Tembok Besar
Cina
Perlindungan dan Terus Menerus
2.
Taj Mahal
India
Cinta dan Hasrat
3.
Petra
Yordania
Teknik dan Perlindungan
4.
Chichen Itza
Meksiko
Pemujaan dan Ilmu Pengetahuan
5.
Machu Picchu
Peru
Komunitas dan Dedikasi
6.
Colosseum
Italia
Kesenangan dan Penderitaan
7.
Patung Kristus Penebus
Brazil
Penerimaan dan Keterbukaan

Begitu pengumuman disiarkan, kritik pun mencuat. “Tujuh Keajaiban Dunia yang baru itu hanyalah hasil dari sebuah inisiatif privat,” demikian pernyataan resmi Unesco. Bagaimana tidak, Unesco sebenarnya memiliki daftar 850 monumen yang disebut situs peninggalan dunia. Namun, Unesco tidak dilibatkan.
Kendati ditolak Unesco, namun masyarakat yang situs budaya negaranya terpilih menyambutnya dengan suka cita. Surat kabar USA Today dari Amerika Serikat, menulis : “Untuk segala kekurangannya, daftar tujuh keajaiban dunia baru ini merupakan sebuah pengingat akan kreativitas manusia sepanjang masa yang begitu mengagumkan. Apalagi jika dihadapkan di tengah panggung dunia internasional yang dipenuhi terorisme dan kekerasan.”
Koran itu juga menggarisbawahi bahwa jajak pendapat itu menunjukkan betapa teknologi mengubah bumi menjadi sebuah desa elektronik, makanya USA Today menobatkan “internet” sebagai salah satu keajaiban dunia versinya. Selengkapnya Tujuh Keajaiban Dunia versi USA Today adalah :
1.    Potala Palace (Tibet);
2.    Kota Tua Yerussalem;
3.    Kubah Es (Kutub);
4.    Monumen Nasional Kelautan Papahanaumokuakea (Hawaii);
5.    Reruntuhan Mayan (Mesoamerica); dan
6.    Great Migration of Serengeti and Masai Mara (Tanzania dan Kenya); serta
7.    Internet.

Tujuh Keajaiban Dunia Baru

Great Wall
1.    Tembok Besar – Cina
(Perlindungan dan Terus Menerus)
Tembok Besar –juga dikenal dengan nama Tembok Sepanjang 10.000 Li- merupakan bangunan terpanjang yang pernah dibuat oleh manusia. Pada tanggal 18 April 2009, setelah investigasi secara akurat oleh pemerintah Republik Rakyat Cina, diumumkan bahwa tembok raksasa yang dikonstruksikan pada periode Dinasti Ming itu panjangnya adalah 8.851 km; tinggi 8 m; lebar 5 m (bagian atas) dan 8 m (bagian bawah). Pada jarak 180 hingga 270 meter, dibangun menara pengintai yang tingginya mencapai 11 hingga 12 meter.
Menurut catatan sejarah, setelah tembok panjang dibangun oleh Ming, barulah dikenal istilah "changcheng" ("tembok besar" atau "tembok panjang"). Sebelumnya istilah tersebut tidak ditemukan. Istilah Tembok Besar Cina dalam Bahasa Mandarin adalah "wanli changcheng", bermakna "tembok yang panjangnya 10 ribu li". Pada masa sekarang, istilah inilah yang resmi digunakan. Tembok Besar Cina disebut-sebut sebagai salah satu bangunan buatan manusia yang terlihat dari ruang angkasa dengan mata telanjang. Namun, setelah dilakukan investigasi oleh para astronot, persepsi tersebut tidak benar. Dari orbit yang rendah, bangunan buatan manusia seperti jalan, kapal laut, kota dan lain-lain memang dapat terlihat, namun pada saat melewati orbit bumi dengan tinggi puluhan ribu kaki, tak satu pun benda di permukaan bumi yang dapat terlihat, termasuk Tembok Besar Cina. Hal ini diperkuat oleh pernyataan NASA: "The Greatwall can barely be seen from the Shuttle, so it would not be possible to see it from the moon with the naked eye". –Tembok Besar Cina ini hampir tidak terlihat dari dalam kapsul pesawat (antariksa), sehingga tidak mungkin dapat terlilat dari bulan dengan mata telanjang. Astronot Cina pertama yang diluncurkan di ruang angkasa pada tahun 2004, Yang Li-Wei, juga menyatakan bahwa ia tidak dapat melihat bangunan tersebut.
Pendirian tembok ini memakan waktu ratusan tahun dan melewati kekuasaan beberapa kaisar. Semula diperkirakan Kaisar Qin Shi-huang (dinasti Qin) 2 abad sebelum masehi yang memulai pembangunan tembok itu, namun menurut penelitian dan catatan literatur sejarah, tembok itu dibuat sebelum dinasti Qin berdiri. Qin hanya meneruskan pembangunan; merenovasi; dan mengokohkannya. Bentuk tembok yang sekarang merupakan hasil pembangunan dan renovasi di zaman dinasti Ming (1368 – 1644).
Bentangan Tembok Besar
Pada 221 SM, Kaisar Qin Shi-huang berhasil menyatukan Tiongkok. Ia lalu memerintahkan agar tembok-tembok yang dibangun oleh berbagai negara kepangeranan itu disambung menjadi satu tembok besar. Tembok itu dijadikan sebagai kubu pertahanan untuk menangkis serangan pasukan kavaleri etnis nomadic di padang rumput Mongolia –bagian Utara Tiongkok.
Saat ini Tembok Besar bukan lagi berfungsi sebagai kubu pertahanan militer, ia sudah menjadi cagar budaya; situs warisan dunia; sekaligus sebagai obyek wisata. Tembok Besar adalah hasil jerih payah yang dibasahi keringat; darah; jiwa; serta diresapi kecerdasan rakyat Tiongkok pada zaman kuno. Kini, Tembok Besar itu telah menjadi monumen semangat bangsa Cina.


Taj Mahal
2.    Taj Mahal – India
(Cinta dan Hasrat)
Taj Mahal merupakan musoleum (makam) di sebuah kota bernama Agra yang terletak di kawasan utara India Uttar Pradesh yang sekilas bentuknya mirip masjid. Makam ini memang dikenang sebagai persembahan cinta abadi Sultan Syihabuddin Shah Jahan I untuk mendiang istri Persianya : Arjumand Banu Begum juga dikenal sebagai Mumtaz-ul-Zamani atau Mumtaz Mahal.
Bangunan itu berawal dari 4 janji Shah Jahan I, saat Mumtaz Mahal terbaring sekarat di sisi suaminya Shah Jehan, setelah melahirkan anak ke-14 bagi sang raja. Perempuan itu menagih empat janji dari sang raja. Pertama memohon dibangunya sebuah Taj, kedua memintanya tidak kimpoi –menikah- lagi, ketiga menuntut perlakuan baik suaminya pada anak-anak mereka, dan terakhir memintanya untuk mengunjungi makamnya secara teratur. Tak lama kemudian Mumtaz Mahal pun meninggal.
Shah Jahan, awalnya bernama Khurrum Shihab-ud-din Muhammad, merupakan pangeran dari Dinasti Mughal. Ia lahir dari 1592 di Lahore, dan menjadi putra ketiga yang paling disayang kaisar Jahangir. Ia diplot sang kaisar untuk menggantikannya kelak, dan ia pun dididik secara khusus termasuk dalam bidang budaya, pengetahuan, dan seni beladiri serta kemiliteran. Di usia 16 tahun ia mengejutkan ayahnya dengan desain markasnya di dalam benteng Kabul dan mendesain ulang benteng Agra, setelah diberi wewenang oleh sang ayah untuk memimpin sejumlah pasukan. Ia kemudian menikah dengan Akbarabadi Mahal menyusul istri kedua Kandahari Mahal. Tetapi cinta sejati justru berkembang saat ia jatuh hati pada gadis belia 14 tahun Arjumand Banu Begum, cucu bangsawan Persia. Ia terpaksa menunggu selama lima tahun sebelum diizinkan menikahi gadis menawan itu pada 1612. Dan seusai pesta pernikahan yang megah itu, istri ketiganya itu diberi julukan Mumtaz Mahal Begum. Mumtaz Mahal justru menjadi istri yang paling disayang dan dimanjakannya. Begitupun sang istri ini selalu menemaninya dalam setiap penugasan ke luar daerah. Setia menemani di dalam istana, maupun di tenda-tenda dalam perjalanan sang pangeran. Cinta kedua anak manusia ini memang sangat romantis, intim, dan harmonis.

“….Di sini, pada bumi yang berdebu, kematian yang lemah lembut telah menutup kehidupan dalam bungkus kenangan yang teramat indah…” –sebait puisi, ditulis penyair India Rabindranath Tagore untuk melukiskan keindahan bangunan Taj Mahal itu.

Pembangunan Taj Mahal memakan waktu selama 22 tahun (1630 – 1653), menyerap 20 ribu orang pekerja. Menggunakan material pualam putih dari Rajastan; batu permata Kristal dari Cina; batu pirus hijau dari Tibet; dan batu safir dari Srilangka –diperlukan 1.000 ekor gajah untuk mengangkut bahan-bahan itu. Taj mahal dirancang khusus oleh para arsitek Persia dan Arab, di bawah pimpinan Ustadz Ahmad Lahori –arsitek asli India. Namun sejumlah penelitian merujuk bahwa sang arsitek utama yang misterius itu kemungkinan besar adalah seorang Italia. Seseorang yang bernama Geronimo Veroneo. Dugaan muncul berdasarkan pernyataan Father Manrique, seorang Augustinian Friar, yang berkunjung ke Agra pada 1640 dalam upaya menjemput Father Antony yang akan dibebaskan dinasti Mughal dari penjara. Tapi kesaksian ini justru sangat ditentang oleh banyak orang yang meragukan ada seniman besar Italia di abad ke 17 yang berada di India. Akan tetapi sejumlah makam Kristen Padres Santos di Agra memang menjadi satu bukti bahwa orang Eropa sudah berada di Agra saat pembangunan Taj Mahal dan masa sesudahnya. Sultan Shah Jahan membuat Taj Mahal sebagai persembahan bagi istri ke-3 nya Mumtaz Mahal yang meninggal dunia pada 1631 dalam usia 39 tahun, setelah melahirkan putrinya yang ke-14 –yang diberi nama Gauhara Begum.
Jean-Baptiste Travernier mungkin menjadi "turis" Eropa pertama yang mengunjungi Taj Mahal. Dari kunjungannya tahun 1665, ia menuliskan bahwa kemungkinan Shah Jahan berencana membangun Taj Mahal dengan marmer hitam. Namun Shah Jahan mungkin sudah tidak berkuasa lagi digantikan anaknya Aurungzeb sebelum Taj Mahal dibangun. Sehingga akhirnya dibuat dengan marmer putih. Sisa-sisa marmer hitam masih terlihat di seberang sungai di Moonlight Garden, Mahtab Bagh, yang tampaknya mendukung versi legenda ini. Namun hasil penelitian dan penggalian di sana pada 1990 menemukan bahwa marmer itu adalah marmer putih yang berubah warna menjadi hitam. Teori tersebut juga sudah diuji coba pada 2006 di lokasi tersebut dan membuktikan bahwa marmer yang digunakan adalah memang marmer putih dan bukan hitam. Masih banyak lagi mitos dan kontroversi soal Taj Mahal. Termasuk keraguan apakah Taj Mahal memang dibangun khusus untuk mengenang kisah cinta Shah Jahan bagi sitrinya Mumtaz Mahal, atau lebih daripada itu yaitu merupakan refleksi cinta yang lebih murni dalam konsep spiritual ilahi. Atau sekadar propaganda dinasti Mughal untuk menunjukkan kajayaan mereka semata? Belum ada yang bisa memastikan. Bangunan yang mengusung konsep simetris itu merupakan satu pertanyaan lain. Lalu penataan kolam dan refleksi langsung Taj Mahal di atas air menjadi bahan perdebatan lainnya.


 3.    Petra – Yordania
(Teknik dan Perlindungan)
Petra adalah kota yang didirikan dengan memahat dinding-dinding batu di Wadi Araba, sebuah lembah bercadas di Yordania. Petra –yang berarti : batu, dalam bahasa Yunani –merupakan ibukota Kerajaan Nabatean. Didirikan pada 9 SM hingga 40 M oleh Raja Aretas IV, sebagai kota yang sulit ditembus musuh dan aman dari bencana alam. Nabatean membangun Petra dengan sistem pengairan yang luar biasa rumit. Terdapat terowongan air dan bilik air yang menyalurkan air bersih ke kota, juga berguna untuk mencegah banjir mendadak. Mereka memiliki teknologi hidrolik untuk mengngkat air, terdapat pula sebuah teater yang mampu menampung 4.000 orang. Hingga kini, istana Makam Hellenistis yang memiliki tinggi 40 m masih berdiri impresif di sana. Kota Petra bagi orang Eropa lebih terkenal dengan nama The Rose Red City.
Penduduk kota Petra adalah penyembah berhala, dengan dewa utamanya bernama Dushara –yang berbentuk batu hitam, juga menyembah Allat –dewa Arab kuno. Dari tujuan utama sebagai pertahanan, Petra kemudian berkembang menjadi kota perdagangan, karena terletak di jalur distribusi barang antara Eropa; Timur Tengah; dan Cina –jalur Sutera.
Kawasan Petra merupakan wilayah tertinggi (1.350 m dpl) di seluruh padang gurun Yordania –sering disebut Jabal Harun (gunung Harun); El Barra atau gunung Hor, tempat nabi Harun as meninggal dan dimakamkan oleh nabi Musa as. Nabi Harun as tiba di wilayah itu ketika mendampingi nabi Musa as yang membawa umatnya keluar Mesir untuk menghindari dari kejaran firaun. Konon wilayah Petra merupakan tempat melarikan diri bangsa Israel pada masa tribulasi (pertengahan) dari kejaran tentara Antikris. Beberapa gua berukuran raksasa yang berada jauh dari permukaan tanah, menjadi tempat perlindungan kuat bagi Israel selama 1.260 hari.
Pada tahun 106 M, Kerajaan Romawi mencaplok Petra. Sekitar tahun 700 M, Petra menjadi kota mati setelah sistem hidrolik dan beberapa bangunan utamanya hancur menjadi puing. Usai Perang Salib pada abad ke-12, Petra sempat menjadi kota yang hilang –lebih dari 500 tahun- hanya penduduk lokal di wilayah Arab yang mengenalnya dan tetap merahasiakan keberadaannya. Baru pada 1812, Johann Ludwig Burckhardt –seorang petualang dari Swiss- menemukan kota itu dengan menyamar sebagai seorang muslim.
Petra kemudian dikenal luas di Eropa setelah dikampanyekan oleh David Robert dari Skotlandia yang mengunjungi Petra pada bulan Maret 1839. Dia menemukan Petra setelah lebih 5 bulan mengelilingi Timur Tengah.


Piramida Chichen Itza
4.    Chichen Itza – Meksiko
(Pemujaan dan Ilmu Pengetahuan)
Reruntuhan Kota Chichen Itza di Semenanjung Yukatan Meksiko, merupakan kota yang dibangun oleh suku Maya. Masa kejayaan peradaban suku Maya (500 SM – 800 M) ditandai dengan seni arsitektur; pahat; patung; dan keramik. Mereka juga pandai dalam ilmu perbintangan; matematika; teknologi pertanian; dan mencatatkan sejarah mereka di bangunan-bangunan penting. Kota Chichen Itza menjadi semacam pusat pemerintahan suku Maya di dataran rendah Utara, wilayah Semenanjung Yukatan. Ia juga menjadi semacam ‘kiblat’ ibadah bagi suku-suku Indian di Amerika Tengah.
Kota kuno ini dibangun pada penanggalan tahun 514 M. Chichen Itza, berarti : di bibir sumur Itza –bahasa suku Maya. Penamaan itu berhubungan dengan penemuan 2 buah sumber air bersih yang jernih dan melimpah, oleh suku Maya di wilayah itu. Setelah 150 tahun berdiri, Chichen Itza akhirnya ditinggalkan oleh suku Maya. Alasan perginya seluruh penduduk kota, sampai sekarang masih menjadi misteri. Lebih dari 300 tahun, kota Chichen Itza menghilang ditelan belukar dan hancur. Baru kemudian ditemukan oleh suku Maya lainnya dan mereka membangun permukiman kembali. Oleh sebab itu, catatan sejarah membagi peradaban suku Maya di Chichen Itza menjadi 2 bagian :
Pertama, Chichen Viejo (Chichen Lama) yang ditemukan pada 500 M dengan arsitektur yang merepresentasikan Chaac –Dewa Hujan Suku Maya.
Kedua, Chichen Nuevo (Chichen Baru) yang berdiri sekitar 850 M dengan arsitektur yang merepresentasikan Kukulcan –Dewa Ular Berbulu Suku Maya.
Suku Maya Yukatan adalah pemuja dewa matahari, maka mereka membangun kuil-kuil pemujaan yang berbentuk piramida bertangga/berundak di atas bukit. Puncak piramida tidak runcing, melainkan datar. Setiap sisinya terdapat tangga dengan 91 anak tangga. Jumlah keseluruhan anak tangga dari 4 sisi piramida dan ditambah 1 anak tangga di bagian puncak, adalah 365 anak tangga –konon, menggambarkan jumlah hari dalam setahun.
Kejayaan suku Maya akhirnya surut seiring hadirnya suku Toltec dan Aztec. Menurut literatur, suku Toltec-lah yang kemudian menguasai Yukatan dan membangun Chichen Itza tanpa mengubah tradisi dan ciri peradaban Maya sebelumnya. Dengan demikian, periode kejayaan Chichen Itza merupakan campuran kebudayaan Maya dan Toltec. Ratusan tahun kemudian, Chichen Itza dikuasai oleh suku Aztec yang tetap mempertahankan tradisi dan ciri peradaban Maya dan Toltec. Puing-puing peninggalan Kota Chichen Itza dewasa ini menjadi bukti yang menunjukkan betapa kota itu kerap menjadi korban peperangan antarsuku.


Reruntuhan Kota Machu Picchu
5.    Machu Picchu – Peru
(Komunitas dan Dedikasi)
Machu Picchu adalah kota berlapis emas yang dibangun suku Inca di ketinggian 2.350 m di atas permukaan laut. Machu Picchu -"Gunung Tua" dalam bahasa Quechua; sering juga disebut "Kota Inca yang hilang" –berada di atas lembah Urubamba di Peru, sekitar 70 km barat laut Cusco. Kota ini dibangun antara 1440 dan 1470 SM oleh Pachacuti Inca Yupanqui –penguasa suku Inca. Ditinggalkan seratus tahun kemudian, ketika bangsa Spanyol berhasil menaklukan Kerajaan Inca –namun para ahli menduga wabah cacarlah yang menyebabkan Machu Picchu ditinggalkan, lebih dari 50 persen populasinya terbunuh akibat wabah itu pada tahun 1527.  Ketika Pizzaro –penakluk dari Spanyol- tiba di Cuzco pada tahun 1532, Machu Picchu keburu menjadi kota hantu di atas awan. Akhirnya situs ini kembali ditemukan oleh Hiram Bingham III –arkeolog dari Universitas Yale- pada tahun 1911.
Muncullah berbagai teori mengenai puing-puing kota yang berdiri di atas perbukitan itu. Beberapa peneliti percaya Machu Picchu adalah makam Pachacutec, karena terdapat bangunan-bangunan yang dilapisi emas. Peneliti lain berteori Machu Picchu adalah ‘Ilacta’ atau kota untuk mengontrol ekonomi daerah-daerah taklukan dan melindungi para bangsawan Inca. Teori lainnya adalah Machu Picchu sebagai ‘vila’ para pembesar Inca, sekaligus sebagai tempat upacara pengamatan musim dan astrologi.
Hidung Orang Inca
Siluet gunung (Huayna Picchu atau ‘gunung muda’) yang berada di latar belakang Machu Picchu menunjukkan hidung orang Inca yang melihat ke langit. Machu Picchu ini bertingkat-tingkat, semakin tinggi tingkatannya, semakin tinggi tingkat kekuasaan orang yang menempatinya. Di tempat tertinggilah tempat para pendeta Inca mengadakan upacara menghormati matahari setiap harinya. Di wilayah itu terdapat sebuah batu seukuran piano yang disebut sebagai ‘intihuatana’ (tempat tambatan matahari) –dimana matahari terikat. Batu ini sebagai jam matahari.
Pintu Masuk Machu Picchu yang didesain dengan mekanisme tutupan internal, dibagi dalam beberapa bagian yakni sektor hanan (atas) dan hurin (bawah) yang mereka bagi berdasarkan partisipasi sosial dalam hirarki masyarakat Inca. Pembagian ini dipisahkan oleh sebuah plaza (tanah lapang) yang panjang, yang dibangun di atas sebuah teras dalam berbagai level berdasarkan struktur tanah pegunungan ini. Salah satu bangunan yang paling penting di daerah perumahan ini adalah Menara Templo del Sol (Menara Tempat Pemujaan kepada Matahari) –di Templo del Sol ini, tepat jam 12 siang orang berebutan untuk merasakan kekuatan tenaga magnet matahari di puncaknya. Di tempat ini pula diselenggarakan perayaan yang berhubungan dengan peredaran matahari, seperti perpindahan posisi matahari dari utara ke selatan –biasanya bulan Juni. Di Cusco khususnya di Sacsayhuaman dirayakan Perayaan Inti Raymi –pemujaan kepada Dewa Matahari. Selain itu terdapat pula Perumahan Raja di mana Pachacutec dan keluarganya tinggal. Ini merupakan perumahan yang paling halus, besar dan menempati sebagian besar zona perumahan ini. Ada dua ruangan besar yang rapih, salah satu kamarnya memiliki akses ke kamar kecil tempat aliran air. Selain itu, terdapat juga kandang untuk binatang llama dan sebuah teras pribadi untuk melihat pemandangan ke arah timur kota ini.
Batu Intihuatana
Sektor Hurin (bawah) merupakan bagian paling utara dari kota Machu Picchu dan dari sini terdapat jalan menuju Huayna Picchu (Gunung Kota Muda). Bagian yang terbesar dari sektor ini adalah bangunan yang hanya mempunya satu pintu masuk yang mereka namakan  Acllahuasi –rumah bagi para perempuan terpilih- yang mendedikasikan diri mereka untuk pelayanan religius dan keindahan murni.











Colosseum
6.    Colosseum – Italia
(Kesenangan dan Penderitaan)
Colosseum adalah sebuah peninggalan bersejarah berupa arena gladiator, berbentuk elips yang disebut amfiteater atau dengan nama aslinya Flavian Amphitheatre. Nama Coloseum diambil dari nama sebuah patung setinggi 130 kaki atau 40 m, Colossus. Patung Colossus dibuat ulang sebagai pengganti Nero sebagai perumpamaan dari Sol dewa matahari, dengan menambahkan mahkota matahari. Di waktu pertengahan tahun, patung colossus telah menghilang. Seorang ahli mengatakan bahwa sejak patung itu terbuat dari tembaga, patung itu telah dileburkan untuk digunakan kembali. Di Italia, Coloseum ini diberi nama il colosseo tapi bahasa Roma lainnya menggunakan nama le colisée dan el coliseo untuk menyebutkan Colosseum.
Situs ini terletak di kota kecil di Italia, Roma, yang didirikan oleh Walikota Vespasian tahun 72 M pada masa Domitianus dan diselesaikan oleh anaknya Titus tahun 80 M.
Pertunjukan Gladiator
Di Coloseum inilah penyelenggaraan serbagai pertunjukan yang spektakuler digelar, yaitu pertarungan antara binatang (venetaiones), pertarungan antara tahanan dan binatang, eksekusi tahanan (noxii), pertarungan air (naumachiae) dengan cara membanjiri arena, dan pertarungan antara gladiator (munera). Selama ratusan tahun itu, diperkirakan ribuan orang maupun binatang mati di pertunjukkan Coloseum.
Tempat duduk di Coloseum dibagi menjadi tingkatan-tingkatan yang berbeda berdasarkan status sosial dalam masyarakat Romawi. Podium utama di yang terletak di bagian utara dan selatan untuk Kaisar dan keluarganya, Kemudian pada tingkat yang sama dengan platform yang lebih luas merupakan podium khusus untuk para senator Roman, yang boleh membawa kursi sendiri. Pada tingkat berikutnya disebut maenianum primum, yang dikhususkan untuk para bangsawan Roman. Selanjutnya pada tingkat ketiga adalah maenianum secundum yang dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian. Bagian paling bawah (immum) digunakan untuk para orang kaya, di bagian atasnya lagi (summum), digunakan untuk rakyat jelata. Dan yang terakhir, di bagian kayu (maenianum secundum in legneis) adalah tempat yang strukturnya dari kayu di paling atas bangunan. Tempat itu merupakan tempat untuk berdiri saja yang digunakan untuk para wanita rendahan.


Christ Redeemer
7.    Patung Kristus Penebus – Brazil
(Penerimaan dan Keterbukaan)
Patung Kristus Penebus –Christ Redeemer (bahasa Portugis: Cristo Redentor) adalah patung dengan gaya arsitektur Art Deco terbesar (selesai dibangun serta diresmikan pada 12 Oktober 1931) dan terdapat di Rio de Janeiro, Brazil. Patung ini memiliki tinggi 38 meter dan terletak di puncak dari Gunung Corcovado yang tingginya 710 m di Taman Nasional Hutan Tijuca, yang menghadap ke kota. Didesain oleh Heitor da Silva Costa dan dipahat oleh Paul Landowski asal Prancis. Butuh lima tahun membangun patung ini dari beton dan batu. Jalan kereta api pun dibangun untuk membawa potongan-potongan besar patung ke puncak gunung. Gagasan untuk membangun sebuah patung yang besar di puncak Corcovado telah muncul sejak pertengahan 1850-an, ketika imam Katolik Pedro Maria Boss meminta dana dari Putri Isabel untuk membangun sebuah monumen keagamaan yang besar. Putri Isabel tidak menanggapi gagsan itu, yang kemudian sama sekali dilupakan pada 1889, ketika Brazil menjadi republik, dengan undang-undang yang mewajibkan pemisahan gereja dari negara. Usul kedua dilontarkan pada 1921 oleh Keuskupan Agung Rio de Janeiro. Keuskupan Agung mengorganisir sebuah acara yang disebut Semana do Monumento ("Minggu Monumen") untuk menarik para penyumbang, yang kebanyakan berasal dari Katolik Brazil. Rancangan-rancangannya dipertimbangkan untuk "Patung Kristus" termasuk sebuah representasi dari salib Kristen, sebuah patung Yesus dengan bola dunia di tangannya, dan sebuah pedestal yang melambangkan dunia. Akhirnya patung Kristus Sang Penebus dengan tangan yang terbuka yang dipilih.
Hanya menempuh waktu sekitar 15 menit dari pantai Copacabana Rio de Janeiro yang luar biasa indah, kita bisa tiba di gerbang masuk area Patung Yesus Kristus Penebus di Taman Nasional Hutan Tijuca Gunung Corcovado, Brazil. Wajah dan tangan patung Christ Redeemer itu menghadap ke arah kota Rio dan pantai Copacabana di bawahnya, seakan menerima segala kesalahan dan dosa umat untuk ditebusnya.





Mugia aya Manfaatna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar