Tema II
Dinamika Kependudukan dan Pembangunan
Nasional
Pada saat duduk di kelas VII, kamu telah
mempelajari keadaan penduduk di Indonesia seperti jumlah penduduk Indonesia,
persebaran penduduk Indonesia, dan komposisi penduduk. Jumlah penduduk di suatu
negara, merupakan modal sekaligus beban dalam pembangunan. Pertumbuhan penduduk
yang tinggi tetapi tidak diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja dan
persediaan pangan dan papan, akan menjadi masalah besar bagi negara.
Mobilitas penduduk, merupakan salah satu
dinamika kependudukan di Indonesia. Kebutuhan untuk memperbaiki taraf hidup,
merupakan salah satu alasan penduduk melakukan migrasi. Migrasi juga didukung
oleh ketersediaan fasilitas kehidupan, seperti: sarana pendidikan, kesehatan,
dan perekonomian, serta akses ilmu dan teknologi di tempat lain.
Salah satu diantara modal dasar
pembangunan di Indonesia, adalah penduduk yang berkualitas. Peningkatan
kualitas penduduk pada awal abad XX, berpengaruh terhadap perjuangan pergerakan
nasional. Titik puncak pergerakan nasional, adalah tercapainya kemerdekaan
sebagai modal dasar pembangunan.
Kajian pada tema ini, akan membahas
tentang kependudukan dan peranannya dalam pembangunan nasional di Indonesia.
Tujuan:
Setelah kamu mempelajari uraian pada
tema ini, diharapkan mampu:
1.
Mendeskripsikan
jumlah dan pertumbuhan penduduk di Indonesia.
2.
Menjelaskan
komposisi penduduk di Indonesia.
3.
Menganalisis
terjadinya migrasi di Indonesia.
4.
Menjelaskan
hubungan kualitas penduduk dan pembangunan nasional.
5.
Menjelaskan
pengaruh kualitas penduduk terhadap pergerakan nasional.
A. Jumlah dan
Pertumbuhan, Komposisi, serta Persebaran dan Migrasi Penduduk
Pada peta konsep di atas, tampak bahwa
dinamika kependudukan dan pembangunan nasional mencakup: 1) jumlah dan
pertumbuhan penduduk, 2) komposisi penduduk, 3) persebaran dan migrasi
penduduk, 4) kualitas penduduk dan pembangunan, dan 5) pergerakan nasional.
1.
Jumlah
dan Pertumbuhan Penduduk
a.
Jumlah
Penduduk
Terkait dengan dinamika kependudukan dan
pembangunan nasional, biasanya pertanyaan yang pertama kali muncul adalah:
berapakah sebenarnya jumlah penduduk Indonesia, khususnya saat ini ?
Jumlah penduduk suatu wilayah atau
negara, termasuk Indonesia, selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu,
disebabkan oleh pertumbuhan penduduk. Sensus penduduk yang pertama kali
diadakan di Indonesia, yaitu: tahun 1930, jumlah penduduk Nusantara adalah 60,7
juta jiwa. Setelah merdeka, pemerintah Indonesia mengadakan sensus penduduk
pertama tahun 1961, menunjukkan penduduk Indonesia berjumlah 97,1 juta jiwa.
Sensus penduduk kedua tahun 1971, jumlahnya 119,2 juta jiwa. Sensus penduduk
ketiga tahun 1980, sebanyak 146,9 juta jiwa. Sensus penduduk keempat tahun
1990, sebanyak 178,6 juta jiwa. Sensus penduduk kelima tahun 2000, berjumlah
205,1 juta jiwa. Dan pada sensus penduduk keenam tahun 2010, penduduk Indonesia
sebanyak 237,6 juta jiwa.
Indonesia termasuk negara dengan jumlah
penduduk yang besar. Pada tahun 2013, Indonesia tidak memiliki kegiatan
pemuktahiran (updating) data penduduk, karena biasanya sensus diadakan setiap
10 tahun sekali. Namun diperkirakan sebesar 250 juta jiwa, dengan pertumbuhan
penduduk 1,49% per tahun.
Keadaan jumlah penduduk sebesar itu,
tentu memerlukan perhatian yang besar dari pemerintah atau lembaga terkait,
untuk memenuhi kebutuhan penduduknya.
Untuk mengetahui jumlah penduduk beserta
pertumbuhannya di Indonesia, serta perbedaan pada masing-masing pulau, amatilah
tabel jumlah penduduk berikut.
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk di beberapa
pulau besar dari tahun ke tahun di Indonesia
Pulau Besar
|
Jumlah
Penduduk
|
|||||
1971
|
1980
|
1990
|
1995
|
2000
|
2010
|
|
Sumatera
|
20.808.148
|
28.016.160
|
36.506.703
|
40.830.334
|
43.309.707
|
50.630.931
|
Jawa dan Madura
|
76.086.327
|
91.269.528
|
107.581.306
|
114.733.486
|
121.352.608
|
136.610.590
|
Kalimantan
|
5.154.774
|
6.723.086
|
9.099.874
|
10.470.843
|
11.331.558
|
13.787.381
|
Sulawesi
|
8.526.901
|
10.409.533
|
12.520.711
|
13.732.449
|
14.946.488
|
17.371.782
|
Bali dan Nusatenggara
|
6.619.074
|
7.931.760
|
9.416.104
|
10.118.834
|
11.112.702
|
13.074.796
|
Papua dan Maluku
|
2.013.005
|
2.584.881
|
3.506.498
|
4.029.143
|
4.211.532
|
6.165.396
|
TOTAL SE-INDONESIA
|
119.208.229
|
147.490.298
|
179.378.946
|
194.754.808
|
206.264.595
|
237.641.326
|
Selanjutnya kerjakan lembar kerja pada
kolom aktivitas berikut.
Aktivitas Kelompok
1.
Bentuklah
kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.
Berdasarkan
tabel 2.1 bandingkan perubahan jumlah penduduk dari tahun 1971 sampai dengan
tahun 2010 di Indonesia.
3.
Apakah
jumlah penduduk mengalami kenaikan atau penurunan.
4.
Hitunglah
jumlah kenaikan atau penurunan pada setiap periode.
5.
Tuliskan
hasil penghitungan kalian pada tabel di bawah ini.
Tahun
|
Jumlah
Penduduk
|
Jumlah
Kenaikan/ Penurunan (jiwa)
|
Kenaikan/
Penurunan (persen)
|
1971
|
119.208.229
|
||
1980
|
147.490.298
|
28.282.069
|
23,72
|
1990
|
179.378.946
|
||
2000
|
206.264.595
|
||
2010
|
237.641.326
|
||
Pertambahan rata-rata jumlah penduduk
tiap 10 tahun
|
Dari data di atas, kamu dapat
menyimpulkan bahwa dari tahun 1971 sampai tahun 1980, jumlah penduduk Indonesia
mengalami kenaikan sebanyak 28.282.069 jiwa (23,72%). Secara keseluruhan,
rata-rata kenaikan jumlah penduduk setiap 10 tahun sebesar hampir 20%.
Perlu kamu ketahui, bahwa menurut
perkiraan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, pada tahun 2014 jumlah
penduduk Indonesia akan menjadi 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49%
per tahun. Salah satu penyebabnya, adalah: tingginya tingkat kelahiran.
Jumlah penduduk yang besar di Indonesia
menjadi permasalahan serius, terutama di daerah perkotaan.
Pengendalian jumlah penduduk perlu
dilakukan, supaya negara dapat membuat perencanaan pembangunan ynag baik.
Jumlah penduduk dapat diketahui berdasarkan sensus penduduk (cacah jiwa) yang biasanya
diadakan setiap 10 tahun sekali. Sensus penduduk (cacah jiwa) adalah: kegiatan
dalam rangka pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan penyebarluasan data
kependudukan.
Informasi tentang jumlah penduduk di
suatu wilayah, sangat diperlukan untuk merancang pembangunan.
Setelah kamu memahami materi di atas,
untuk lebih memperdalam pemahaman kamu, kerjakan kegiatan belajar berikut ini.
Aktivitas Kelompok
1.
Bentuklah
kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.
Diskusikan
bagaimana cara mengatasi permasalahan akibat jumlah penduduk yang besar.
3.
Tuliskan
hasilnya pada tabel di bawah ini.
No.
|
Cara Mengatasi
|
1.
|
|
2.
|
|
3.
|
|
4.
|
4.
Presentasikan
hasil pekerjaan kalian di depan kelas.
Setelah melakukan diskusi, tentu kamu
menemukan berbagai cara mengatasi permasalahan akibat jumlah penduduk yang
besar. Salah satu cara yang dapat dilakukan, adalah: dengan menciptakan
lapangan kerja yang luas.
Kamu telah mempelajari jumlah penduduk
dan pertambahan penduduk. Kamu dapat memperkirakan bagaimana jumlah penduduk
Indonesia 10 tahun yang akan datang, bahkan 50 tahun atau 100 tahun yang akan
datang. Salah satu cara mudah untuk mengetahui jumlah penduduk pada masa yang
akan datang adalah dengan melihat angka pertumbuhan penduduk dari waktu ke waktu.
b.
Pertumbuhan
Penduduk
Mengapa terjadi pertumbuhan penduduk ?
Pertumbuhan penduduk terjadi karena pertambahan atau pengurangan jumlah
penduduk akibat adanya: kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan
perpindahan penduduk (migrasi). Kelahiran dan kematian, merupakan faktor
pertumbuhan alami. Sedangkan perpindahan penduduk, merupakan faktor pertumbuhan
non alami.
Wawasan
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan
menyangkut jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara tertentu, pada waktu
tertentu dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya, maupun
kemungkinan-kemungkinannya untuk waktu-waktu mendatang.
1)
Pertumbuhan
Penduduk Alami
Pertumbuhan
penduduk yang diperoleh dari hasil selisih tingkat kelahiran dengan kematian
dalam satu tahun, disebut: Pertumbuhan Penduduk Alami. Pertumbuhannya
dinyatakan dalam perseribu.
Contoh:
Diketahui jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 adalah 241,9 juta jiwa.
Angka kelahirannya, 23 perseribu penduduk. Angka kematian, 6 perseribu
penduduk. Berapa angka pertumbuhan penduduk Indonesia ?
Adapun
perhitungannya dapat digunakan rumus:
P = L – M
P = pertumbuhan
penduduk, L = lahir, M = mati.
P = 23/1000 –
6/1000 = 17/1000
Artinya, terjadi
pertambahan penduduk 17 orang, setiap 1000 penduduk.
Jika dijadikan
dalam persen, maka akan menjadi 1,7%. Artinya: dalam satu tahun, terjadi
peningkatan jumlah penduduk sebesar 1,7% x 241.900.000 = 4.112.000 jiwa.
2)
Pertumbuhan
Penduduk Non Alami
Pertumbuhan
penduduk non alami diperoleh dari selisih imigrasi (migrasi masuk) dengan
emigrasi (migrasi keluar). Pertumbuhan penduduk non alami, disebut juga dengan:
pertumbuhan penduduk karena migrasi.
Rumus: P = I – E
P = pertumbuhan
penduduk, I = imigrasi, E = emigrasi.
3)
Pertumbuhan
Penduduk Total
Pertumbuhan
total adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran
dengan kematian, ditambah dengan selisih pertumbuhan non alami.
Rumus = P = (L –
M) + (I – E)
Laju pertumbuhan penduduk total di
Indonesia, tidak banyak berbeda dengan laju pertumbuhan penduduk alami, karena
migrasi jumlahnya hanya sedikit sehingga pengaruhnya sangat kecil dan dapat
diabaikan.
Kelahiran dan kematian meruapakan factor
utama pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh: kondisi kesehatan, kualitas
lingkungan hidup, dan pendidikan. Kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan dan kesadaran tentang kesehatan melalui proses pendidikan.
Lingkungan yang kurang terawat dapat menyebabkan berbagai penyakit, hal
tersebut berdampak pada angka kematian suatu daerah yang dapat menyebabkan:
Pertumbuhan Penduduk Negatif.
Jumlah penduduk Indonesia tahun2010
tercatat 237, 6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,49 persen. Jika laju
pertumbuhan penduduk tetap pada angka itu, maka pada tahun 2045 jumlah penduduk
Indonesia diperkirakan mencapai 450 juta jiwa.
Mengenal Tokoh
Thomas Robert Malthus, lahir di Surrey
Inggris 13 Februari 1766, meninggal di Haileybury, Hertford Inggris pada 23
Desember 1834. Ia seorang pakar demografi (kependudukan) Inggris dan ekonomi politik,
sangat terkenal karena pandangannya tentang teori ekonomi dan kependudukan.
Salah satu dalil “Teori Malthus” yang terkenal, adalah: “bahwa jumlah penduduk
cenderung meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup
riil dapat meningkat secara arismatik (deret hitung)”.
Untuk memperdalam pengetahuanmu tentang
pertumbuhan penduduk, kerjakan aktivitas berikut ini.
Aktivitas Kelompok
1.
Bentuklah
kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.
Lakukan
wawancara dengan perangkat desa ditempat tinggalmu, untuk menanyakan data
tentang: jumlah dan pertumbuhan penduduk di desamu.
3.
Tuliskan
hasil wawancaramu pada tabel berikut ini.
Kelompok :
Desa Yang Diamati :
Tahun
|
Kelahiran
|
Kematian
|
Migrasi
|
Pertumbuhan
Total
|
Pertambahan rata-rata tiap tahun
|
4.
Presentasikan
hasil wawancaramu di depan kelas.
Renungkan
Pertumbuhan penduduk setiap 10 tahun di
Indonesia adalah 10%. Bangsa Indonesia patut bersyukur karena dikaruniai jumlah
penduduk yang besar, dengan beraneka ragam suku, ras, maupun agama. Jumlah
penduduk yang terlalu besar, dapat menyebabkan berbagai permasalahan, terutama:
kesempatan kerja. Karena itu, negara Indonesia wajib mengatur pertumbuhan
penduduk agar tidak terjadi ledakan penduduk. Kamu dapat berpartisipasi menahan
laju pertumbuhan penduduk, dengan merencanakan perkawinan di usia ideal dan
telah mampu memberikan nafkah keluarga.
2.
Komposisi
Penduduk
Setelah kamu memahami jumlah dan
pertumbuhan penduduk, sekarang kamu akan mempelajari tentang komposisi
penduduk.
Berdasarkan gambar di atas, apakah kamu
dapat mencermati kecenderungan (trend) dari setiap kategori komposisi penduduk
mulai tahun 2009 sampai dengan 2012 ? Berilah tanda centang (v) pada kolom
kecenderungan dalam tabel berikut.
No.
|
Kategori
Komposisi
|
Kecenderungan
(trend)
|
|
Naik
|
Turun
|
||
1.
|
Jumlah penduduk laki-laki
|
||
2.
|
Jumlah penduduk perempuan
|
||
3.
|
Angka Partisipasi Sekolah (APS) umur
7-12 th
|
||
4.
|
Angka Partisipasi Sekolah (APS) umur
13-15 th
|
||
5.
|
Angka Partisipasi Sekolah (APS) umur
16-18 th
|
||
6.
|
Angka Partisipasi Sekolah (APS) umur
19-24 th
|
||
7.
|
Jumlah Buruh/Karyawan/Pegawai
|
||
8.
|
Jumlah Pekerja Bebas di bidang
Pertanian
|
||
9.
|
Jumlah Pekerja Bebas di bidang Non
Pertanian
|
Dari contoh uraian di atas, maka dapat
diketahui bahwa komposisi penduduk adalah: pengelompokkan atau susunan penduduk
suatu negara atau suatu wilayah berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Contoh:
berdasarkan usia/umur, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa,
pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain.
Wawasan
Komposisi penduduk adalah pengelompokkan
penduduk berdasarkan: usia/umur, jenis kelamin, mata pencaharian, agama,
bahasa, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain.
Komposisi penduduk diperlukan dalam
suatu negara, karena dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan ataupun
penentuan kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan. Setiap penduduk, pasti
memiliki usia dan jenis kelamin yang berbeda, sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang berbeda pula. Pemerintah dapat merancang kegiatan atau
perencanaan yang sesuai dengan kemampuan penduduk. Oleh karena itu, dengan
mengetahui komposisi penduduk, dapat dibuat pertimbangan yang logis, matang,
dan bermakna, sehingga tidak menimbulkan adanya kesalahan (bias) dalam
pengambilan keputusan ataupun penentuan kebijaksanaan dalam pelaksanaan
pembangunan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai komposisi penduduk
berdasarkan usia dan jenis kelamin.
a.
Komposisi
Penduduk Berdasarkan Usia
Komposisi penduduk berdasarkan usia/
umur, dapat dibuat dalam bentuk: Usia Tunggal, seperti: 0, 1, 2, 3, sampai 60
tahun atau lebih. Juga dapat berdasarkan: Interval Usia Tertentu, seperti: 0 –
5 (usia balita), 6 – 12 (usia SD), 13 – 15 (usia SMP), 16 – 18 (usia SMA), 19 –
24 (usia Perguruan Tinggi), 25 – 60 (usia dewasa), dan > 60 (usia lanjut).
Selain itu, komposisi penduduk juga dapat dibuat berdasarkan: Usia Produktif
dan Usia Non-Produktif, misal: 0 – 14 (usia belum produktif, 15 – 64 (usia
produktif), dan > 65 (usia tidak produktif).
Contoh penggunaan komposisi penduduk
berdasarkan usia, adalah: dalam perencanaan program Wajib Belajar (Wajar).
Dengan menganalisis jumlah penduduk tiap-tiap kelompok usia, maka dapat
diketahui: berapa jumlah anak yang harus bersekolah, sarana dan prasarananya,
berapa jumlah pendidik dan tenaga kependidikan untuk mendukung kegiatan
tersebut, berapa jumlah sekolah yang dapat melayani kegiatan belajar mengajar,
dan lain-lain. Contoh lain penggunaan komposisi penduduk berdasarkan usia,
yaitu: dalam perencanaan pembangunan nasional. Dapat dirancang bentuk dan arah
pembangunan. Apakah akan dikembangkan pembangunan yang padat modal atau padat
karya, juga dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan serta cadangan pangan
nasional.
Wawasan
Komposisi penduduk berdasarkan usia
adalah pengelompokkan penduduk berdasarkan usia, baik tunggal maupun
berdasarkan interval usia tertentu. Komposisi penduduk juga dapat dibuat
berdasarkan usia produktif dan usia non-produktif.
Komposisi penduduk berdasarkan usia
produktif dan non-produktif, dapat digunakan untuk menghitung Angka
Ketergantungan (dependency ratio). Angka ini dapat memperkirakan beban tiap
penduduk non-produktif untuk menopang kebutuhan hidupnya.
Permasalahan dalam komposisi penduduk,
antara lain adalah: apabila jumlah penduduk dengan usia di bawah 15 tahun dan
usia di atas 65 tahun jumlahnya lebih besar dibandingkan usia produktif (15 –
65 th). Hal tersebut dapat menyebabkan, penduduk usia produktif menanggung
hidup seluruh penduduk usia non-produktif.
Semakin besar angka ketergantungan, akan
semakin besar beban penduduk dalam menopang kehidupan.
Angka ketergantungan dapat dicari dengan
rumus: AK = a/b x 100
AK = angka ketergantungan, a = jumlah
penduduk belum atau tidak produktif (usia 0 – 14 tahun, dan umur > 65
tahun), b = jumlah penduduk produktif (15 - 64 tahun), 100 = dihitung perseratus penduduk.
Contoh: Diketahui jumlah penduduk Desa
Sukamakmur yang berusia kurang dari 15 tahun sebanyak 5.400 jiwa dan penduduk
berusia 15 – 64 tahun sebanyak 11.450 jiwa, sedangkan penduduk di atas 65 tahun
sebanyak 850 jiwa. Hitunglah Angka Beban Ketergantungannya.
AK = a x 100 = (5.400 + 850)
x 100 = 6.250 x 100 = 54,49
b 11.450 11.450
AK = 54,49 artinya: setiap 100 penduduk
usia produktif, menanggung 54,49 (dibulatkan 55) jiwa yang tidak produktif.
Setelah kamu mempelajari angka
ketergantungan, selanjutnya kamu perlu mempelajari bonus demografis yang
dimiliki bangsa Indonesia. Bonus demografis adalah keadaan dimana komposisi
penduduk kita, sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah
penduduk usia kerja atau usia produktif cukup besar, sedangkan penduduk usia
muda makin sedikit dan penduduk usia lanjut belum banyak.
Jika kelompok usia produktif ini
memiliki kompetensi yang memadai sesuai dengan yang dibutuhkan, maka akan
menjadi potensi sumber daya manusia yang sangat berarti bagi pembangunan bangsa
dan negara. Tetapi, apabila kelompok ini tidak/kurang memiliki kompetensi yang
diperlukan untuk pembangunan, maka kelompok ini justru akan menjadi beban yang
luar biasa berat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Bangsa Indonesia harus mampu menyiapkan
generasi muda yang berkualitas tinggi, melalui: pendidikan, pelatihan,
kesehatan, penyediaan lapangan kerja, dan investasi. Apabila kekurangan
lapangan kerja, maka akan terjadi permasalahan, yairu: pengangguran, yang akan
menjadi beban negara.
Apakah bangsa Indonesia sudah mampu
memanfaatkan bonus demografi sebagai modal pembangunan ? Kamu juga dapat
berperan dalam hal tersebut, misalnya dengan belajar giat sehingga ketika
dewasa, kamu menjadi warga negara yang terampil. Salah satu cara memanfaatkan
bonus demografi, adalah: mengelola usia produktif dengan baik.
b.
Komposisi
Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan jenis
kelamin, dapat digunakan dalam menghitung angka perbandingan jenis kelamin (sex
ratio). Perbandingan tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan bentuk
pemberdayaan penduduk sebagai sumber daya manusia, sesuai dengan
karakteristiknya. Misalnya: berkenaan dengan pekerjaan, tanggung jawab, serta
bentuk pengembangan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan potensi dan
kemampuan penduduk.
Pada zaman dahulu, kaum laki-laki lebih
dominan untuk berusaha (bekerja) dan mempertahankan diri. Akan tetapi sesuai
dengan prinsip emansipasi wanita, ternyata hampir semua jenis pekerjaan yang
biasa dikerjakan oleh kaum laki-laki, juga dapat dikerjakan oleh kaum
perempuan.
Wawasan
Komposisi penduduk berdasarkan umur dan
jenis kelamin, dapat dituangkan dalam bentuk diagram yang dikenal dengan:
Piramida Penduduk.
Aktivitas Kelompok
1.
Bentuklah
kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.
Lakukan
wawancara dengan perangkat desa ditempat tinggalmu, untuk menanyakan data
tentang: komposisi penduduk, di desamu.
3.
Tuliskan
hasil wawancaramu pada tabel berikut ini.
Kelompok :
Desa yang diamati :
Jumlah
penduduk tahun…
|
Usia di bawah
15 tahun
|
Usia 15-65
tahun
|
Usia di atas
65 tahun
|
Laki-laki
|
|||
Perempuan
|
Simpulan …………………………………………………………………….
……………………………………………………………………
4.
Presentasikan
hasil wawancaramu di depan kelas.
c.
Piramida
Penduduk
Piramida penduduk memiliki manfaat,
seperti: mengetahui perbandingan jumlah penduduk pria dan wanita, mengetahui
pertumbuhan penduduk di suatu negara, mengetahui jumlah penduduk usia sekolah,
dan mengetahui golongan penduduk produktif dan tidak produktif. Dengan
demikian, piramida penduduk menjadi data penting sebagai salah satu dasar
pembuatan keputusan penting di suatu negara.
Data tentang komposisi penduduk menurut
umur dan jenis kelamin, dapat digambarkan dalam suatu grafik pada saat tertentu,
yang disebut: Piramida Penduduk. Komposisi penduduk berdasarkan umur, dapat
dibedakan menjadi kelompok-kelompok, misalnya: Penduduk Usia Muda (umur 0 – 20
tahun), Penduduk Usia Dewasa (umur 21 – 55 tahun), dan Penduduk Usia Tua (umur
> 55 tahun).
Dengan membaca piramida penduduk suatu
negara, kamu dapat memperoleh banyak data dan informasi tentang kondisi
penduduk tersebut. Piramida penduduk dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1)
Piramida
Penduduk Muda
Perhatikan gambar 2.4 yang menggambarkan
piramida penduduk muda. Piramida ini menggambarkan kondisi penduduk yang sedang
tumbuh, dengan ditandai oleh tingkat kelahiran yang tinggi, sehingga penduduk
usia muda lebih besar daripada penduduk usia tua. Piramida ini juga disebut:
Piramida Kerucut, karena bentuknya menyerupai kerucut. Di bawahnya lebih lebar
dibandingkan bagian puncaknya.
Piramida penduduk muda menunjukkan angka
ketergantungan yang tinggi. Penduduk usia produktif, banyak menanggung beban
usia muda dan tua.
Proporsi yang besar dari usia muda ini,
merupakan penghambat bagi pembangunan ekonomi, karena penduduk golongan usia
muda cenderung menurunkan tingkat penghasilan per kapita dan mereka merupakan
konsumen, bukan sebagi produsen dalam perekonomian.
2)
Piramida
Penduduk Dewasa
Piramida penduduk dewasa menggambarkan
menggambarkan komposisi penduduk usia muda, seimbang dengan komposisi penduduk
usia tua, dimana jumlah penduduknya dalam keadaan tetap atau seimbang. Bentuk
piramida ini disebut juga: Piramida Penduduk Tetap (stasioner), ada juga yang
menyebutnya dengan istilah: Piramida Granat, karena bentuknya menyerupai
granat.
Suatu negara yang memiliki komposisi
penduduk seperti piramida penduduk dewasa, angka ketergantungannya rendah,
karena usia produktif lebih banyak.
3)
Piramida
Penduduk Tua (constructive)
Piramida penduduk tua menggambarkan
kompisisi penduduk usia tua, lebih besar daripada penduduk usia muda atau
dewasa. Digambarkan seperti batu nisan, sehingga piramida ini disebut: Piramida
Batu Nisan.
Suatu negara yang memiliki komposisi
piramida penduduk tua, kondisinya hampir sama dengan negara yang memiliki
piramida penduduk muda. Keduanya, sama-sama menggambarkan usia non-produktif
lebih banyak daripada usia produktif. Akibatnya, angka ketergantungannya
tinggi.
Wawasan
Piramida penduduk adalah dua buah
diagram batang, pada satu sisi menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan pada
sisi lainnya menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam kelompok interval usia
lima tahunan. Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri,
sedangkan penduduk perempuan di sebelah kanan.
Piramida penduduk dibedakan menjadi 3
macam, yaitu: 1. Piramida penduduk muda, 2. Piramida penduduk dewasa, dan 3.
Piramida penduduk tua.
Kamu telah mengkaji piramida penduduk
sebagai data penting untuk mengetahui dinamika keoendudukan di Indonesia. Untuk
lebih memahami tentang piramida penduduk, kamu kerjakan aktivitas berikut ini.
Aktivitas Kelompok
1.
Pada
aktivitas sebelumnya, kamu telah melakukan wawancara dengan perangkat desa
ditempat tinggalmu untuk menanyakan data tentang komposisi penduduk di desamu.
2.
Berdasarkan
data pada aktivitas sebelumnya, buatlah piramida penduduk di desamu.
3.
Simpulkan,
piramida penduduk di desamu termasuk dalam: piramida muda, piramida dewasa,
atau piramida tua.
4.
Pajanglah
gambarmu di majalah dinding kelas.
Renungkan
Kalian harus bersyukur sekaligus bangga,
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar, disertai dengan
bonus demografis yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai negara yang adil dan
makmur. Namun sampai saat ini, masih banyak persoalan-persoalan terkait dengan
dinamika kependudukan di Indonesia, seperti: pertumbuhan penduduk yang tinggi,
serta jumlah penduduk yang memusat di Pulau Jawa. Sebagai calon pemimpin di
negeri ini, tentu pada saatnya kamu punya tanggung jawab bagaimana mengatasi
persoalan-persoalan berkaitan dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia.
3.
Persebaran
Penduduk dan Migrasi
Persebaran penduduk dan migrasi, ibarat
dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Bagaimana persebaran penduduk
dan migrasi, akan kamu pelajari melalui uraian berikut ini.
a.
Persebaran
Penduduk Indonesia
Beberapa daerah di Indonesia,
penduduknya msih sangat sedikit atau masih kekurangan jumlah penduduk (under population).
Contoh: di Papua, kepadatan penduduknya rata-rata hanya 4 jiwa per kilometer
persegi. Sementara Pulau jawa, kepadatan penduduknya mencapai 945 jiwa per
kilometer persegi. Pulau-pulau lain di Indonesia, dengan luas berkali lipat
dari Pulau Jawa, jika seluruh penduduknya dijumlahkan, tidak dapat mencapai
jumlah penduduk yang tinggal di Pulau Jawa.
Bagaimana dampak penduduk yang tidak
merata tersebut ? Daerah dengan penduduk yang padat berarti tersedia cukup
banyak tenaga kerja, sedangkan daerah yang tidak padat penduduk, akan terjadi
kekurangan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia untuk melaksanakan
pembangunan. Salah satu cara untuk mengatasi msalah tersebut, tentu dengan
mendatangkan tenaga terampil dari daerah-daerah lain.
Pulau Jawa adalah daerah yang sangat
subur dan telah lama berkembang pertanian tradisional. Lokasi Pulau Jawa yang
sebagian besar wilayahnya mudah terjangkau, menjadi salah satu penyebab
persebaran penduduk di Pulau Jawa, terus terjadi. Selain itu, Pulau Jawa juga
merupakan pusat perkembangan politik pada masa pengaruh: Hindu, Buddha, Islam,
dan masa penjajahan. Tidak mengherankan, apabila sarana dan prasarana di Pulau
Jawa, cukup lengkap.
Pemusatan penduduk di Pulau Jawa, tentu
saja sangat merugikan proses pembangunan nasional. Salah satu cara untuk
memeratakan jumlah penduduk di Indonesia, adalah: dengan melalui perpindahan
penduduk ke daerah yang jarang penduduknya. Perpindahan penduduk tersebut,
tentu dapat dilakukan dengan keinginan sendiri maupun diprogramkan oleh pemerintah.
Renungkan
Persebaran penduduk Indonesia yang tidak
merata, dapat membahayakan ketahanan nasional Indonesia. Penduduk yang tidak
merata, merupakan sebuah permasalahan tersendiri bagi pelaksanaan pembangunan,
karena di daerah dengan penduduk yang padat berarti tersedia cukup banyak
tenaga kerja. Namun di daerah lain, terjadi kekurangan tenaga kerja sebagai
sumber daya manusia untuk melaksanakan pembangunan. Namun, kamu dapat membantu
menyelesaikan masalah tersebut dengan belajar giat sehingga menjadi sumber daya
manusia unggul. Kamu juga harus rela bekerja diseluruh pelosok Indonesia, agar
pembangunan dapat merata.
b.
Migrasi
Penduduk
Berkat kemajuan transportasi dan
komunikasi, saat ini masyarakat sangat mudah melakukan kegiatan perpindahan
penduduk. Perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain, baik untuk
menetap maupun sementara, disebut: migrasi.
1)
Penyebab
Migrasi
Penyebab
penduduk melakukan kegiatan migrasi, ada beberapa alasan seperti:
a)
Bencana
Alam
Kamu tentu sadar
bahwa masyarakat Indonesia tinggal di daerah rawan bencana, terutama gempa bumi
dan gunung meletus. Hanya Pulau Kalimantan, yang tidak memiliki ancaman gempa
bumi dan gunung meletus. Karena bencana alam tersebut, sering memaksa penduduk
melakukan migrasi.
b)
Lahan
Semakin Sempit
Masyarakat
petani pedesaan yang lahan pertaniannya semakin sempit, sementara anggota
keluarganya banyak, kadang menghadapi masalah ekonomi yang sulit diselesaikan.
Untuk mengatasinya, kemudian mereka melakukan perpindahan ke daerah lain untuk
mencari pekerjaan baru atau mencari daerah yang lahan pertaniannya masih luas.
c)
Situasi
Pertentangan
Pertentangan,
menyebabkan penduduk melakukan migrasi ke tempat lain karena merasa tidak
nyaman di tempat tersebut. Situasi pertentangan ini, biasanya tidak saling
menghargai dan mau benar sendiri, tidak mau mendengarkan pendapat orang lain.
Situasi tidak aman, mendorong orang untuk melakukan migrasi ke tempat yang
aman.
d)
Kondisi
Alam
Kondisi alam
yang tandus, kadang mendorong penduduk untuk mencari daerah lain yang lebih
menguntungkan.
Wawasan
Migrasi diartikan sebagai perpindahan
penduduk dari satu tempat ke tempat lain, baik untuk menetap maupun sementara,
perseorangan maupun kelompok. Migrasi dapat disebabkan oleh berbagai alasan,
seperti: 1. Bencana Alam, 2. Lahan yang semakin sempit, 3. Situasi
konflik/pertentangan, dan 4. Kondisi alam.
2)
Macam-macam
Migrasi
Kamu telah
menemukan beberapa faktor penyebab terjadinya migrasi penduduk. Ditinjau dari
daerah yang dituju, migrasi dibedakan menjadi dua, yakni: Migrasi Internasional
dan Migrasi Nasional.
Migrasi
internasional merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain.
Migrasi nasional merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain
dalam satu wilayah negara, atau disebut juga: Migrasi Internal. Migrasi
nasional terdiri dari dua bentuk, yaitu: Transmigrasi dan Urbanisasi.
Wawasan
Migrasi internasional dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
Imigrasi: perpindahan penduduk yang
masuk ke dalam suatu negara dengan tujuan untuk menetap di negara yang
didatanginya.
Emigrasi: perpindahan penduduk yang
meninggalkan suatu negara ke negara lain dengan tujuan untuk menetap.
Remigrasi: perpindahan penduduk dari
suatu Negara ke Negara tempat asalnya, istilah lainnya disebut: Repatriasi.
c.
Transmigrasi
Apakah yang dimaksud dengan transmigrasi
? Perpindahan penduduk dari suatu daerah atau pulau yang berpenduduk padat, ke
daerah atau pulau yang berpenduduk jarang, dalam rangka untuk kepentingan
pembangunan nasional, disebut: Transmigrasi. Transmigrasi dapat berupa:
perpindahan penduduk dalam satu daerah, tetapi juga dapat dilakukan
antarprovinsi atau antarpulau. Transmigrasi dalam satu daerah, misalnya:
penduduk di Garut Utara Jawa Barat, dipindahkan ke Garut Selatan yang
penduduknya masih jarang. Pada saat ini, transmigrasi dalam satu daerah, sangat
jarang ditemukan di Pulau Jawa, karena hampir semua lokasi di Pulau Jawa, sudah
padat penduduknya.
Salah satu tujuan pelaksanaan
transmigrasi adalah: Pemerataan Penduduk. Untuk memahami latar belakang
transmigrasi dan daerah tujuan transmigran, kerjakan aktivitas kelompok
berikut.
Aktivitas kelompok
1.
Bentuklah
kelompok dengan anggota 4-5 orang.
2.
Diskusikan
faktor penyebab penduduk melakukan transmigrasi.
3.
Daerah
seperti apa yang umumnya mereka tuju.
4.
Tuliskan
hasil diskusimu pada tabel berikut ini.
Penyebab
Transmigrasi
|
Penjelasan
|
Tujuan Daerah
|
Persebaran penduduk tidak merata
|
||
Alasan Ekonomi
|
||
Bencana Alam
|
||
Dst.
|
5.
Presentasikan
hasil diskusi di depan kelas.
Tujuan lain transmigrasi adalah:
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Lahan yang sempit di Pulau Jawa ketika
diolah, mungkin hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan
melakukan transmigrasi, suatu keluarga akan memperoleh lahan luas di Pulau
sumatera yang membuat seluruh anggota keluarga dapat bekerja dengan baik,
sehingga hasilnya melimpah. Masalah pengangguran juga terselesaikan, berkat
program transmigrasi. Transmigrasi juga bertujuan untuk menanggulangi bencana
alam.
Wawasan
Bentuk-bentuk transmigrasi di Indonesia:
a)
Transmigrasi
Keluarga: perpindahan penduduk yang disebabkan oleh keluarga/kerabat
paratransmigran lama yang sudah menetap di daerah migran.
b)
Transmigrasi
Khusus: perpindahan penduduk dari daerah padat ke daerah jarang, dengan tujuan
khusus. Misalnya: transmigrasi parapejuang atau paraveteran perang di daerah
perbatasan, atau transmigrasi dalam upaya penanggulangan bencana alam.
c)
Transmigrasi
Umum: perpindahan penduduk yang dibiayai dan difasilitasi oleh pemerintah,
sejak dari daerah asal sampai ke daerah tujuan transmigrasi dengan diberikan
tanah seluas dua hektar, penyediaan peralatan pertanian, rumah, dan bibit.
d)
Transmigrasi
Lokal: perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain, masih dalam satu
provinsi. Contoh: transmigrasi antarkabupaten di Provinsi Jambi.
e)
Transmigrasi
Spontan: perpindahan penduduk atas biaya dan kehendak sendiri.
f)
Bedol
Desa: perpindahan penduduk dari satu desa dengan segenap aparatnya dan
organ-organ didalamnya. Transmigrasi ini dilakukan dengan memanfaatkan daerah
asal transmigran, untuk tujuan yang lebih besar. Misalnya: pembangunan Waduk
Gajah Mungkur.
g)
Transmigrasi
Swakarsa: perpindahan penduduk yang seluruh biayanya, ditanggung oleh
transmigran atau pihak lain di luar pemerintah.
h)
Transmigrasi
Sektoral: perpindahan penduduk oleh parapetani teladan, atas biaya Departemen
Dalam Negeri, Departemen Transmigrasi, dan Pemda.
i)
Transmigrasi
Padat Karya: perpindahan penduduk pada suatu daerah yang padat penduduknya,
untuk dipekerjakan pada proyek-proyek pembangunan daerah tujuan transmigrasi.
j)
Evakuasi:
perpindahan penduduk dari daerah ke daerah lain, baik perorangan maupun
kelompok, karena adanya bencana alam atau peperangan.
k)
Forentisme:
perpindahan penduduk yang sifatnya sementara karena suatu tugas pekerjaan.
Contohnya: penduduk daerah pinggiran, yang bekerja di kota, dengan cara dilaju
(pulang-pergi)
l)
Tourisme:
perpindahan penduduk untuk sementara waktu, dengan tujuan untuk rekreasi.
m) Migrasi Musiman:
perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain yang sifatnya sementara,
terutama pada saat suatu daerah membutuhkan tenaga kerja dari daerah lain.
Contohnya: pada saat musim panen tebu di suatu daerah, banyak tenaga kerja dari
daerah lain yang datang untuk menjadi buruh tebang tebu. Setelah selesai, parapekerja
kembali ke daerah asalnya.
Untuk memperdalam pemahamanmu tentang
transmigrasi, kamu lakukan aktivitas berikut ini.
Aktivitas Kelompok
1.
Bentuklah
kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.
Bersadarkan
bentuk-bentuk transmigrasi di Indonesia, temukan bentuk-bentuk transmigrasi
yang terjadi di provinsimu.
3.
Gunakan
referensi dari buku, internet, atau melakukan wawancara kepada orangtua.
No.
|
Bentuk
Transmigrasi
|
Asal
|
Tujuan
|
1.
|
Keluarga
|
Wonogiri, Jawa Tengah
|
Lampung Utara
|
2.
|
|||
3.
|
|||
dst
|
Renungkan
Transmigrasi memiliki peranan penting
dalam pemerataan penduduk di Indonesia. Penduduk yang merata, akan mendorong
optimalisasi pengolahan sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia.
Transmigrasi juga mengurangi angka pengangguran, bahkan menambah lapangan kerja
baru. Suatu ketika, apabila kamu sudah dewasa, jangan ragu untuk melakukan
transmigrasi demi pembangunan Indonesia.
d.
Urbanisasi
Apa yang dimaksud urbanisasi ? mengapa
terjadi urbanisasi ? Bagaimana dampak urbanisasi ? Kamu akan mempelajarinya,
dalam uraian di bawah ini.
Amati gambar 2.13 di atas. Gambar
tersebut adalah suasana arus mudik lebaran di Jakarta. Mudik artinya: pulang
kampung. Ternyata sebagian besar dari mereka telah menjadi penduduk Jakarta,
tetapi tradisi mudik bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, tidak bisa
ditinggalkan. Tradisi tersebut ada kaitannya dengan urbanisasi.
Apa yang dimaksud urbanisasi ?
Perpindahan penduduk dari desa ke kota, sering diartikan sebagai: Urbanisasi.
Saat ini, pengertian urbanisasi bukan sekedar perpindahan secara fisik saja,
namun dapat diartikan sebagai suatu proses perpindahan yang dapat dilihat dari
sudut pandang ekonomi, demografi, sosiologi, dan geografi. Perubahan suasana
pedesaan menjadi suasana kehidupan kota juga dapat diartikan sebagai
urbanisasi.
Mengapa terjadi urbanisasi ? salah satu
penyebab utama urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Ada
dua hal penting yang menyebabkan terjadinya urbanisasi, yakni: Daya Dorong Desa
dan Daya Tarik Kota.
1)
Daya
Dorong Desa
Salah satu ciri kehidupan masyarakat
desa, adalah mata pencahariannya yang relatif homogen.
Pertumbuhan penduduk terus berkembang,
sementara lahan yang tersedia tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk. Hal
inilah yang mendorong masyarakat desa, pergi ke kota untuk memperoleh suasana
kehidupan yang lebih dinamis.
Kehidupan mengandalkan alam, menghadapi
resiko berupa kegagalan-kegagalan akibat perubahan alam itu sendiri. Hal inilah
yang mendorong sebagian masyarakat desa mencari pekerjaan yang hasilnya lebih
diandalkan.
Dari uraian di atas, dapt ditemukan beberapa
penyebab penduduk desa melakukan migrasi ke kota, antara lain:
a.
Terbatasnya
lapangan pekerjaan di pedesaan.
b.
Semakin
sempitnya lahan pertanian.
c.
Keberhasilan
pertanian yang tidak pasti, seperti: paceklik, kekeringan, dan serangan hama.
d.
Minimnya
fasilitas sosial di pedesaan.
e.
Kehidupan
desa yang tidak bervariasi atau monoton.
Renungkan
Apabila penduduk produktif desa terlalu
banyak melakukan urbanisasi, siapa yang akan mengolah lahan di pedesaan ?
Sebagai pelajar, belajarlah dengan giat sehingga kamu dapat berpartisipasi
dalam pembangunan desa. Mengolah lahan di desa seoptimal mungkin, dapat
memberikan lapangan kerja yang luas kepada masyarakat desa. Dengan demikian,
kamu telah berpartisipasi dalam pencegahan perpindahan penduduk dari desa ke
kota.
2)
Daya
Tarik Kota
Bagi masyarakat desa, kota sering
identik dengan kemajuan dan modernisasi. Keunggulan utama di kota adalah:
lengkapnya sarana dan prasarana yang tersedia.
Pemerintah membangun sarana pendidikan,
pelayanan masyarakat, gedung olahraga, gedung kesenian, dan pusat pemerintahan
di kota.
Perkembangan perusahaan swasta juga
cenderung makin banyak di kota. Sebagian daya tarik kota, diantaranya adalah:
a.
Lapangan
pekerjaan di kota, lebih banyak dibanding di desa.
b.
Upah
pekerja di kota, lebih tinggi dibanding di desa.
c.
Fasilitas
sosial, pendidikan, olahraga, dan lain-lain, lebih lengkap dibanding di desa.
Untuk lebih memahami tentang makna
urbanisasi, kamu kerjakan aktivitas kelompok berikut.
Aktivitas Kelompok
1.
Bentuklah
kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.
Lakukan
wawancara kepada Pengurus RT tentang warganya yang pindah ke tempat tinggal
lain.
3.
Tuliskan
alasan kepindahan mereka dari desa ke kota.
No.
|
Nama
|
Alasan
kepindahan
|
4.
Presentasikan
hasil diskusimu di depan kelas.
Selain karena perpindahan penduduk dari
desa ke kota, urbanisasi juga terjadi karena pertumbuhan kota. Munculnya
kota-kota baru, juga menjadi salah satu pendorong proses urbanisasi.
Urbanisasi terjadi apabila ada
perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari kota kecil ke kota besar.
Urbanisasi akan terus terjadi, sejauh lapangan pekerjaan dan fasilitas umum di
kota masih dipandang masyarakat desa, lebih baik daripada lapangan pekerjaan di
pedesaan. Masalah yang ditimbulkan oleh adanya urbanisasi ini, antara lain:
semakin banyak jumlah pengangguran di perkotaan, karena jumlah tenaga kasar
dari pedesaan semakin banyak dan murah. Banyaknya pengangguran, berakibat
semakin tingginya tindak kejahatan dan tumbuhnya pemukiman kumuh.
Upaya untuk menghentikan laju
urbanisasi, antara lain: dengan membuka lapangan pekerjaan di pedesaan.
Membangun industri yang banyak menyerap tenaga kerja, seperti: pabrik dan pusat
perdagangan. Cara lainnya: membangun fasilitas umum, seperti: fasilitas
pendidikan, kesehatan, dan transportasi.
Bagaimana dampak terjadinya urbanisasi ?
Baik kota maupun desa, merasakan dampak terjadinya urbanisasi. Dampak tersebut
berupa: dampak positif maupun negatif. Untuk memahami bagaimana dampak positif
dan negatif urbanisasi bagi desa dan kota, lakukan kegiatan pembelajaran
berikut ini.
Aktivitas Kelompok
1.
Bentuklah
kelompok dengan anggota 4-5 orang.
2.
Diskusikan
dampak positif dan negatif urbanisasi bagi desa dan kota.
3.
Gunakan
buku, surat kabar, majalah, atau internet, untuk membantu menemukan jawabanmu.
4.
Tuliskan
hasil diskusimu pada kolom di bawah ini.
Bagi Kota
|
Bagi Desa
|
|
Dampak Positif
|
1.
|
1.
|
2.
|
2.
|
|
3.
|
3.
|
|
4.
|
4.
|
|
dst
|
dst
|
|
Dampak Negatif
|
1.
|
1.
|
2.
|
2,
|
|
3.
|
3.
|
|
4.
|
4.
|
|
dst
|
dst
|
5.
Presentasikan
hasil diskusimu di depan kelas.
Setelah melaksanakan kegiatan belajar di
atas, tentu kamu dapat mengidentifikasi berbagai dampak urbanisasi bagi desa
dan kota. Dampak negatif urbanisasi terhadap desa, misalnya: berkurangnya
tenaga terdidik, menurunnya kualitas dan kuantitas pertanian, serta pengaruh
budaya negatif dari kota. Namun demikian, desa juga merasakan manfaat
urbanisasi, seperti: menurunnya angka pengangguran, meningkatnya daya beli desa
karena uang dikirim dari kota, pengaruh ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya
positif dari kota.
Bagi kota, urbanisasi menimbulkan dampak
negatif, seperti: meningkatnya jumlah penduduk kota, ketatnya persaingan kerja,
berkurannya lahan kota, dan masalah sosial lainnya. Dampak positifnya:
tersedianya tenaga kerja murah (terutama tenaga kasar), dan terjadinya kompetisi
yang tinggi dalam rekrutmen tenaga kerja sehingga dihasilkan tenaga kerja yang
unggul.
Renungkan
Kota memiliki berbagai fasilitas yang
lebih lengkap daripada desa, termasuk didalamnya, pekerjaan yang lebih
bervariasi. Hal ini salah satu pendorong penduduk desa melakukan urbanisasi ke
kota. Apabila kamu saat ini tinggal di desa, harus hati-hati melakukan
perpindahan ke kota. Kamu harus benar-benar memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang mampu bersaing untuk kehidupan di kota. Mengelola sumber daya
desa lebih optimal, menjadi alternatif bijaksana untuk memajukan desamu.
Latihan
Untuk melatih kemampuanmu dalam
menguasai materi di atas, kerjakan latihan di bawah ini.
Tingkatan
|
Soal
|
Menjelaskan
|
Jelaskan faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya migrasi.
|
Menerapkan
|
Diketahui jumlah penduduk Kecamatan
Madang Raya yang berusia kurang dari 15 tahun sebanyak 6.000 jiwa dan
penduduk berusia 15 – 64 tahun sebanyak 13.500 jiwa, sedangkan penduduk
berusia di atas 65 tahun sebanyak 700 jiwa. Hitunglah Angka Beban
Ketergantungannya.
|
Menganalisis
|
Bagaimana hubungan pemerataan penduduk
dengan pemerataan pembangunan di Indonesia.
|
Mengevaluasi
|
Diantara tiga piramida penduduk,
yaitu: Piramida Penduduk Muda, Piramida Penduduk Dewasa, dan Piramida
Penduduk Tua, manakah yang kamu pilih agar pembangunan sejahtera. Jelaskan
alasanmu.
|
Mengkreasi
|
Apabila kamu menjadi Bupati, buatlah
satu program untuk mencegah urbanisasi penduduk di kabupatenmu. Jelaskan
alasanmu mengapa kamu memilih program tersebut.
|
***
tolong dong jawab " satu program untuk mencegah urbanisasi penduduk " jelaskan ! please ..
BalasHapus