A. Fungsi dan Peran
Penduduk dalam Pembangunan
Penduduk adalah modal penting dalam
pembangunan nsional. Penduduk seperti apakah yang dapat berperan dan berfungsi
dengan baik dalam pembangunan nasional ? Uraian berikut, akan membantumu
memahaminya.
1.
Kualitas
Penduduk
Apakah kamu mengetahui istilah kualitas
penduduk ? Kualitas penduduk sangat terkait dengan kemampuan penduduk untuk
mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, guna memenuhi kebutuhan
hidup dan meningkatkan kesejahteraannya. Indikator kualitas atau mutu sumber
daya manusia, dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti: pendapatan, tingkat
pendidikan, dan tingkat kesehatan.
Indikator dari tingkat kesehatan
penduduk, dapat dilihat dari: Angka Kematian dan Angka Harapan Hidup. Angka
kematian yang tinggi, menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka
harapan hidup yang tinggi, menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik.
Tingkat kesehatan penduduk juga tidak dapat dilepaskan dari pendapatan
penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk, maka pengeluaran untuk memperoleh
pelayanan kesehatan akan semakin tinggi pula.
Masalah kualitas penduduk juga dapat
dilihat dari tingkat kemakmuran. Beberapa hal yang mempengaruhi kualitas
penduduk Indonesia, adalah: tingkat pendidikan, kondisi kesehatan, dan tingkat
pendapatan. Tingkat pendidikan, merupakan potensi sumber daya manusia yang
unggul. Tingkat kesehatan, mencerminkan kesejahteraan suatu negara. Pendapatan
yang tinggi, sangat mempengaruhi upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat di suatu
negara. Ketiga indikator tersebut, saling mempengaruhi satu sama lain.
Dalam bidang pendidikan, tinggi
rendahnya tingkat pendidikan masyarakat turut menentukan tinggi rendahnya
kualitas sumber daya masyarakat.
Kesehatan yang baik, akan menyebabkan
rakyat dapat bekerja secara optimal. Salah satu cara melihat tingkat kesehatan
masyarakat, adalah: dengan melihat usia harapan hidup masyarakat. Semakin
tinggi usia harapan hidup, berarti kesehatan suatu negara semakin baik.
Tingkat pendapatan juga merupakan ukuran
tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin
baik kesejahteraan masyarakat suatu negara. Semakin rendah angka kemiskinan
suatu negara, semakin makmur kehidupan negara tersebut.
Renungkan
Kualitas penduduk adalah kunci
keberhasilan pembangunan. Jumlah penduduk yang besar, belum tentu berhasil
membawa kemajuan. Tetapi penduduk yang berkualitas, pasti akan mampu membawa
kemajuan bangsa dan negara. Oleh karena itu, kamu harus selalu berusaha untuk
menjadi penduduk yang berkualitas. Bagaimana caranya ? Belajar giat di sekolah
dan di luar sekolah, merupakan cara untuk meningkatkan kualitas diri. Belajar
tidak hanya mata pelajaran di sekolah, tetapi juga: belajar berwirausaha,
belajar kepemimpinan, belajar budaya masyarakatmu, dan sebagainya.
2.
Kualitas
Penduduk dan Pergerakan Nasional
Kualitas penduduk, bukan hanya
berpengaruh pada pembangunan nasional saat ini. Perjuangan untuk pembangunan
bangsa Indonesia, sangat ditentukan oleh kualitas penduduk Indonesia. Penduduk
yang berkualitas, akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas. Pemimpin
yang berkualitas, akan mampu membawa bangsa dan negara dalam kejayaan.
Pentingnya kualitas penduduk dalam
perjuangan bangsa Indonesia juga dapat dilihat pada masa pergerakan nasional.
Tahukah kamu, bahwa salah satu pendorong lahirnya pergerakan nasional Indonesia
adalah karena peningkatan kualitas penduduk di Indonesia. Mengapa demikian ?
Kamu akan mempelajarinya pada uraian berikut.
Tahun
|
1931
|
1961
|
Jumlah Penduduk
|
59,1 juta
|
97,02 juta
|
Jumlah Penduduk Melek Huruf
|
4,4 juta
|
47,4 juta
|
Persentase Penduduk Melek Huruf
|
7,4 %
|
46,7 %
|
Berdasarkan indikator pendidikan,
kualitas penduduk Indonesia pada masa penjajahan, sangat rendah. Tingkat
pendidikan masyarakat Indonesia yang rendah, menyebabkan bangsa asing mudah
mengelabui bangsa Indonesia.
Pada awal abad XX, terjadi perubahan
penting pada kualitas penduduk Indonesia. Perubahan tersebut, terutama dalam
bidang pendidikan. Semakin banyak sekolah berkembang di Indonesia, semakin
banyak kaum terpelajar. Kelompok inilah yang berperan besar pada pergerakan
nasional bangsa Indonesia. Meningkatnya kualitas penduduk di Indonesia,
berpengaruh langsung pada pergerakan kebangsaan Indonesia. Bagaimana proses
pergerakan nasional tersebut ? Kamu akan mempelajarinya melalui uraian berikut
ini.
a.
Munculnya
Nasionalisme Indonesia
Munculnya nasionalisme atau paham
kebangsaan Indonesia, dilatarbelakangi oleh berbagai faktor. Faktor apa saja,
yang mendorong lahirnya nasionalisme (pergerakan kebangsaan) Indonesia ? Uraian
berikut, akan membantumu memahaminya.
1)
Perluasan
Pendidikan
Pemerintah Hindia Belanda menerapkan
kebijakan Politik Ethis tahun 1901, yaitu: irigasi/pengairan,
emigrasi/transmigrasi, dan edukasi/pendidikan. Tiga kebijakan tersebut
sebenarnya bertujuan untuk memperbaiki kondisi masyarakat yang semakin
terpuruk. Namun pada pelaksanaannya, kebijakan Politik Ethis tetap lebih
berpihak kepada penjajah. Dalam pelaksanaannya, banyak penyelewengan dalam
politik ethis, seperti:
a)
Irigasi
hanya untuk kepentingan perkebunan Belanda.
b)
Emigrasi/transmigrasi
hanya untuk mengirim orang-orang Jawa ke luar Jawa guna dijadikan buruh perkebunan
dengan upah murah.
c)
Pendidikan
hanya sampai tingkat rendah yang bertujuan untuk memenuhi pegawai rendahan.
Pendidikan tinggi hanya untuk orang Belanda dan sebagia anak pejabat.
Segi positif yang paling dirasakan
bangsa Indonesia adalah pendidikan. Pengaruh pendidikan inilah yang melahirkan
paratokoh pemimpin pergerakan nasional Indonesia.
Pendidikan adalah investasi peradaban.
Melalui pendidikan, akan tertanamkan pengetahuan dan kesadaran nasionalisme
bangsa Indonesia.
Mulai abad XX, perkembangan pendidikan
yang diselenggarakan swasta juga semakin banyak. Misionaris agama Kristen dan
Katolik, mendirikan berbagai sekolah di pusat-pusat penyebaran agama Kristen.
Di beberapa kota berkembang pendidikan berdasarkan keagamaan, seperti:
Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan sebagainya. Sekolah kebangsaan juga tumbuh,
seperti: Taman Siswa dan sekolah-sekolah yang didirikan organisasi pergerakan.
Pendidikan sangat besar peranannya dalam
menumbuhkembangkan nasionalisme. Pendidikan menyebabkan terjadinya transformasi
ide dan pemikiran yang mendorong semangat pembaharuan masyarakat. Pada masa
sekarang, kamu harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Renungkan
Pendidikan merupakan modal penting dalam
masa pergerakan nasional dan pembangunan sekarang. Sampai saat ini, masih ada
sekitar 8,5 juta penduduk Indonesia yang masih buta huruf. Kita tahu, Angka
Partisipasi Kasar (APK) tingkat SMP, baru 70%. Sedangkan APK untuk tingkat SMU,
baru berkisar 60%. Angka partisipasi untuk Perguruan Tinggi, lebih rendah lagi,
yakni: 18,7%. Jumlah mahasiswa di Indonesia, baru berkisar 4,8 juta orang.
Padahal, jumlah anak usia belajar di perguruan tinggi berkisar 25 juta orang.
Dengan demikian, ada puluhan juta pemuda Indonesia yang terpaksa menjadi tenaga
kerja murah atau pengangguran. Kamu dapat berpartisipasi untuk meningkatkan
kualitas pendidikan, dengan menuntut ilmu setinggi-tingginya. Kamu juga dapat
berperan memberantas buta huruf dan memperluas kesempatan pendidikan, dengan menjadi
guru di daerah-daerah terpencil
2)
Kegagalan
Perjuangan di Berbagai Daerah
Bangsa Indonesia sadar, berbagai
penyebab kegagalan perjuangan kemerdekaan pada masa lalu adalah: perlawanan
yang bersifat kedaerahan.
Untuk memahami berbagai penyebab
kegagalan rakyat Indonesia diberbagai daerah, dalam mengusir penjajah, lakukan
aktivitas berikut.
Aktivitas Kelompok
Kamu telah mempelajari perlawanan rakyat
Indonesia di berbagai daerah, dalam menentang kolonialisme dan imperialisme.
1.
Bentuklah
kelompok dengan anggota 4-5 orang.
2.
Kalian
diskusikan, apa saja penyebab kegagalan perlawanan diberbagai daerah tersebut,
dalam mengusir penjajah.
3.
Tuliskan
hasil diskusimu dalam format berikut.
No.
|
Penyebab
Kegagalan
|
Penjelasan
|
4.
Presentasikan
hasil diskusimu di depan kelas.
Setelah melakukan aktivitas di atas,
tentu kamu semakin memahami bagaimana kelemahan perjuangan secara kedaerahan.
Memasuki abad XX, corak perjuangan bangsa Indonesia berubah menuju perjuangan
yang bersifat nasional. Paham kebangsaan atau nasionalisme, telah tumbuh dan
menjelma menjadi sarana perjuangan yang sangat kuat. Corak perjuangan nasional
bangsa Indonesia, ditandai dengan momentum penting, yaitu: diikrarkan Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1928.
3)
Rasa
Senasib Sepenanggungan
Perluasan kekuasaan Barat di Indonesia,
telah mempengaruhi perubahan politik, ekonomi, dan sosial bangsa Indonesia.
Tekanan pemerintah Hindia Belanda kepada bangsa Indonesia, telah memunculkan
perasaan kebersamaan rakyat Indonesia sebagai bangsa terjajah.
4)
Berkembangnya
Berbagai Paham Baru
Paham-paham baru, seperti:
pan-Islamisme, liberalisme, sosialisme, dan komunisme, menjadi salah satu
pendorong pergerakan nasional Indonesia. Paham-paham tersebut mengajarkan
bagaimana langkah-langkah memperbaiki kondisi kehidupan bangsa Indonesia.
5)
Perkembangan
Organisasi Etnik, Kedaerahan, Keagamaan
Organisasi pergerakan nasional, tidak
muncul begitu saja. Awalnya, yang berdiri di Indonesia adalah berbagai
organisasi etnik, kedaerahan, dan keagamaan.
Organisasi etnik, banyak didirikan oleh
pelajar perantau di kota-kota besar. Mereka membentuk perkumpulan berdasarkan
latar belakang etnis, seperti: Serikat Pasundan dan Perkumpulan Kaum Betawi
yang dipelopori oleh M. Husni Thamrin. Muncul juga organisasi kedaerahan,
seperti: Tri Koro Dharmo (1915), Jong Java (1918), dan Jong Sumatranen Bond
(1917).
Berbagai organisasi bernapaskan
keagamaan pada awal abad XX, sangat mempengaruhi perkembangan kebangsaan Indonesia. Beberapa organisasi bernapaskan keagamaan yang muncul pada masa awal abad XX, misalnya: Jong Islamieten Bond, Muda Kristen Jawi, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, PERSIS (Persatuan Umat Islam), dan Al-Jamiatul Washiyah.
Kaum wanita juga aktif berperan dalam berbagai organisasi, baik organisasi sosial maupun politik. Peran serta perempuan dalam memperjuangkan kemerdekaan, telah ada sejak dulu. Beberapa tokoh pejuang wanita zaman dulu, adalah: RA Kartini, Dewi Sartika, dan Maria Walanda Maramis. RA Kartini adalah putri Bupati Jepara Jawa Tengah, yang memperjuangkan emansipasi (persamaan derajat) antara laki-laki dan perempuan. Beliau mendirikan sekolah khusus untuk perempuan.
Untuk memperluas wawasanmu tentang
perkembangan berbagai organisasi pada masa pergerakan nasional, kamu dapat melakukan aktivitas kelompok berikut ini.
Aktivitas Kelompok
1.
Bentuklah
kelompok dengan anggota 4-5 orang.
2.
Berkunjunglah
ke perpustakaan, kemudian carilah buku tentang perkembangan berbagai organisasi
etnik kedaerahan dan keagamaan pada masa perkembangan pergerakan nasional.
3.
Diskusikan
bagaimana perkembangan organisasi tersebut pada masa pergerakan nasional.
4.
Tuliskan
rangkuman hasil diskusimu, lalu presentasikan di depan kelas.
Nama
Organisasi
|
Sejarah
Kelahiran
|
Tujuan
|
Bentuk
Perjuangan
|
Jong Java
|
|||
Tri Koro Darmo
|
|||
Jong Islamieten Bond
|
|||
Perkumpulan Pemuda Kristen (PPK)
|
|||
Muhammadiyah
|
|||
Nahdlatul Ulama
|
|||
Taman Siswa
|
|||
dst
|
Setelah melakukan aktivitas tersebut,
tentu kamu menemukan banyak organisasi, berkembang pada masa pergerakan
nasional. Setelah kamu memahami berbagai organisasi perintis pergerakan
nasional, berikutnya kamu akan mempelajari bagaimana lahirnya organisasi
pergerakan nasional Indonesia.
b.
Lahirnya
Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia
Gambar 2.15 di atas adalah Museum
Kebangkitan Nasional di Jakarta, merupakan gedung bekas STOVIA yang sangat
penting artinya bagi kebangkitan nasional Indonesia. Kebangkitan nasional yaitu
masa kesadaran bangsa Indonesia untuk berjuang bersama-sama dalam mengusir
penjajahan. Tentu kamu masih ingat, mengapa setiap tanggal 20 Mei selalu
diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Tanggal 20 Mei 1908, merupakan
hari lahir Boedi Oetomo (Budi Utomo), organisasi modernis pertama di Indonesia.
Bagaimana sejarah lahirnya BU dan berbagai organisasi lainnya ? Kamu akan
menelusuri, melalui uraian di bawah ini.
1)
Budi
Utomo
Pada awal abad XX, sudah banyak
mahasiswa di kota-kota besar terutama di Pulau Jawa. Sekolah kedokteran bernama
STOVIA (School Opleideing van Inlandsche Aartsen) terdapat di Jakarta.
Paratokoh mahasiswa kedokteran sepakat untuk memperjuangkan nasib rakyat
Indonesia dengan memajukan pendidikan rakyat. Pada tanggal 20 Mei 1908, sebuah
organisasi bernama Budi Utomo dibentuk di Jakarta. Ketuanya adalah dr. Sutomo,
dengan tokoh lainnya: Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan RT. Ario Tirtokusumo.
2)
Sarekat
Islam
Akibat dari persaingan yang tidak sehat
antara pedagang pribumi dan pedagang Cina, pada tahun 1911 didirikan Serikat
Dagang Islam (SDI) oleh KH. Samanhudi dan RM. Tirtoadisuryo di Solo. Tujuan
utama pada awalnya adalah: melindungi kepentingan pedagang pribumi dari ancaman
pedagang Cina.
Dalam kongres di Surabaya tanggal 30
September 1912, SDI berubah menjadi Sarekat Islam (SI). Perubahan nama
dimaksudkan: agar organisasi lebih terbuka anggota dan kegiatannya. Tahun 1913,
SI dipimpin oleh Haji umar Said Cokroaminoto.
Tahun 1923, SI berubah nama menjadi
Partai Sarekat Islam (PSI) yang bersifat nonkooperatif terhadap Belanda. Tahun
1927, PSI menetapkan tujuan pergerakan untuk: Indonesia Merdeka berasaskan
Islam.
3)
Indische
Partij
Indische Partij adalah partai politik
pertama di Indonesia, dideklarasikan tanggal 25 Desember 1912. Paratokoh
pendiri IP terkenal dengan sebutan: Tiga Serangkai, yaitu: EFE. Douwes Dekker
(Danudirjo Setiabudi), dr. Tjipto Mangunkusumo, dan RM. Suwardi Suryaningrat.
Tujuannya: mengembangkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia. Keanggotaannya
pun terbuka bagi semua golongan, tanpa memandang: suku, agama, dan ras.
Wawasan
Pada tahun 1913, terdapat persiapan
pelaksanaan perayaan 100 tahun pembebasan Belanda dari kekuasaan Perancis.
Belanda meminta rakyat Indonesia untuk turut memperingati hari tersebut.
Paratokoh Indische Partij menentang rencana tersebut. Suwardi Suryaningrat
menulis artikel yang dimuat dalam harian De Expres, dengan judul: Als Ik een
Nederlander was (Seandainya Aku Orang Belanda). Suwardi mengecam Belnda,
bagaimana mungkin bangsa terjajah (Indonesia) disuruh merayakan kemerdekaan
penjajahnya. Pemerintah Belanda marah, akhirnya Douwes Dekker, Tjipto
Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat, ditangkap dan dibuang ke negeri
Belanda.
4)
Perhimpunan
Indonesia (PI)
Semula bernama Indische Vereniging,
didirikan oleh orang-orang Indonesia di Belanda tahun 1908. Pada tahun 1922, IV
berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging dan pada tahun 1922 berubah lagi
menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Nama majalahnya: Hindia Putra, berubah
menjadi: Indonesia Merdeka.
Tujuan utamanya adalah: Indonesia
Merdeka, memperoleh suatu pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab kepada
seluruh rakyat. Tokoh-tokoh PI adalah: Mohammad Hatta, Iwa Kusumasumantri,
Sastro Mulyono, Sartono, Gunawan Mangunkusumo, dan Nazir Datuk Pamuncak.
5)
Partai
Nasional Indonesia (PNI)
Partai Nasional Indonesia (PNI)
didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung, dipimpin Ir. Sukarno. Tujuan PNI
adalah: Indonesia Merdeka, dengan ideologi: Nasionalisme. Keikutsertaan Hatta
dalam kegiatan politik Sukarno, semakin membuat PNI sangat kuat.
Kegiatan politik PNI dianggap mengancam
pemerintah Belanda, sehingga tokoh PNI ditangkap dan diadili tahun 1929.
Sukarno, Maskoen, Gatot Mangkupraja, dan Supriadinata, diadili Belanda. Dalam
pembacaan pembelaannya, Sukarno memberi judul: Indonesia Menggugat. Sukarno dan
kawan-kawan, kemudian dihukum penjara.
Tahun 1931, PNI dibubarkan. Satono
kemudian membentuk Partindo, Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan organisasi
Pendidikan Nasional Indonesia. Paratokoh tersebut kemudian ditangkap Belanda,
dan diasingkan ke Digul Papua.
Renungkan
Karena membela rakyat Indonesia, banyak
tokoh dihukum dan dibuang pemerintah kolonial Belanda, seperti: Sukarno, Hatta,
Ki Hajar Dewantara, dan sebagainya. Kaum perjuangan tidak gentar dengan hukuman
yang dijatuhkan tersebut, keberanian mereka pantas ditiru oleh pemuda masa
kini. Untuk membela kebenaran dan keadilan, kalian tidak perlu takut dengan
berbagai hambatan dan tantangan.
Selain lima organisasi di atas, kamu
dapat menemukan berbagai organisasi pada masa pergerakan nasional, seperti:
Parindra (Partai Indonesia Raya) berdiri tahun 1935 dengan tokoh-tokoh: M.
Husni Thamrin, R. Sukardjo, R. Panji Suroso, dan Mr. Susanto. Gerindo (Gerakan
Indonesia) didirikan di Jakarta pada bulan April 1937, pemimpinnya mantan
pimpinan Partindo yang dibubarkan tahun 1937, seperti: Amir Syarifuddin, Mr. M.
Yamin, Mr. Sartono, dan Dr. AK. Gani.
Golongan nasionalis mencoba menggunakan
Volksraad sebagai media perjuangan nasional, tujuannya untuk memperkuat
wakil-wakil bangsa Indonesia. Pada tahun 1930, M. Husni Thamrin membentuk
Fraksi Nasional. Pada tahun 1936, seorang anggota Volksraad bernama Sutarjo,
mengajukan petisi yang menuntut kemerdekaan Indonesia berangsur-angsur dalam 10
tahun. petisi ini kemudian dikenal sebagai: Petisi Sutarjo. Petisi tersebut
ditolak Belanda dengan alasan bangsa Indonesia belum siap untuk merdeka.
Parapejuang pergerakan nasional kecewa,
dan harapan kepada Volksraad tidaklah besar. Pada tahun 1939, dibentuklah
federasi/gabungan dari beberapa organisasi politik, yang disebut: Gabungan
Politik Indonesia (GAPI), dengan semboyan: Indonesia Berparlemen.
Wawasan
Pada masa pergerakan nasional juga
berkembang organisasi yang sangat berpengaruh, yaitu: Partai Komunis Indonesia
(PKI). Cikal bakal PKI adalah Indische Social Demokratische Vereeniging (ISDV)
yang didirikan oleh HJFM Sneevelt (orang Belanda), tahun 1914 di Semarang. PKI
didirikan tanggal 23 Mei 1920, diketuai oleh Semaun. PKI melakukan
pemberontakan pertama, dengan menggunakan kekuatan senjata tahun 1926.
Pemberontokan tahun 1926 kurang konsolidasi, sehingga justru menyebabkan
tokoh-tokohnya ditangkap dan diasingkan ke luar negeri. Pemberontakan ini juga
merugikan pergerakan nasional lainnya. Akibat pemberontakan tersebut, Belanda
semakin menekan aktivis pergerakan kebangsaan.
c.
Tekad
Sumpah Pemuda
Teks sumpah pemuda diikrarkan parapemuda
dari berbagai daerah, pada tanggal 20 Oktober 1928 di Jakarta. Ikrar tersebut
merupakan tekad untuk memulai jalan baru, mengusir penjajah melalui pergerakan
nasional. Bagaimana pengaruh sumpah pemuda terhadap pergerakan nasional bangsa
Indonesia ? Uraian berikut ini, akan membantu kamu untuk menelusuri sejarah
pergerakan nasional Indonesia.
Perjuangan parapemuda untuk mengikatkan
diri dalam bingkai bangsa Indonesia, tidak terbendung. Pada tahun 1925, secara
tegas Perhimpunan Indonesia mengeluarkan pernyataan yang berisi tentang:
penegasan tekad untuk bersatu dalam mengusir penjajah. Pernyataan tahun 1925
tersebut, sering dikenal dengan: Manifesto Perhimpunan Indonesia, yang mendapat
dukungan berbagai organisasi. Manifesto 1925, sangat menggugah kesadaran bangsa
Indonesia dan mempengaruhi pola pergerakan nasional bangsa Indonesia. Gagasan
Manifesto 1925 terealisasi, saat sumpah pemuda pada Kongres Pemuda II tahun
1928.
Kongres Pemuda II merupakan kelanjutan
Kongres Pemuda I tahun 1926. Berdirinya berbagai organisasi pergerakan yang
bersifat modern, telah mendorong keinginan untuk bekerja sama. Kongres
menyadari akan persamaan banyak kepentingan. Berbagai dialog dilakukan
antarpergerakan.
Kesadaran membentuk bingkai pergerakan
kebangsaan, mulai tampak dengan berdirinya berbagai organisasi nasionalis yang
bersifat terbuka. Mereka tidak lagi memandang latar belakang: etnis, daerah
asal, maupun agama. Beberapa organisasi yang awalnya bersifat etnis dan
kedaerahan pun kemudian berubah menjadi nasionalis. Komunikasi antartokoh
pergerakan, semakin membuka pandangan nasionalisme yang lebih tegas.
Langkah-langkah jelas untuk berjuang bersama-sama, dibuktikan dengan
terselenggaranya kongres-kongres pemuda.
Wawasan
Panitia Kongres Pemuda II dibentuk pada
tanggal 12 Agustus 1928, dengan ketuanya Sugondo Joyopuspito. Susunan panitia,
mewakili wilayah di seluruh Indonesia. Beberapa tokoh panitia kongres, adalah:
Sugondo (PPPI), Joko Marsaid (Jong Java), M Yamin (Jong Sumatranen Bond), Amir
Syarifuddin (Jong Batak), Senduk (Jong Celebes), J Leimena (Jong Ambon), Johan
Muh Cai (Jong Islamieten Bond(, dan tokoh-tokoh lainnya.
Kongres Pemuda II diselenggarakan pada
tanggal 27-28 Oktober 1928, dihadiri perwakilan organisasi pemuda dari seluruh
Indonesia. Dalam kongres ini, keinginan untuk membentuk Negara Indonesia
Merdeka semakin tegas. Pada tanggal 28 Oktober 1928, dibacakan keputusan hasil
Kongres Pemuda II yang berupa ikrar pemuda, yang terkenal dengan: Sumpah
Pemuda.
Selain menghasilkan ikrar Sumpah pemuda,
Kongres II juga menetapkan lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman, sebagai:
Lagu Kebangsaan Indonesia, dan menetapkan Bendera Merah Putih sebagai Lambang
Negara Indonesia. Selanjutnya, didirikanlah Indonesia Muda tahun 1930
berasaskan kebangsaan dan bertujuan: Indonesia Raya.
Berkat Sumpah Pemuda, persatuan bangsa
Indonesia semakin kuat. Rakyat dari Sabang (Aceh) sampai Merauke (Papua),
bertekad untuk mengusir penjajah bersama-sama.
Bagaimana sikap pemerintah Belanda
terhadap Kongres Pemuda II ? Tentu saja sangat marah dan menekan rapat-rapat
yang diselenggarakan paratokoh pemuda. Lagu Indonesia raya, dilarang. Dan
penyebutan Indonesia Merdeka, tidak diperbolehkan.
Paratokoh pemuda mencari siasat lain.
Pada Kongres III di Yogyakarta tahun 1938, tujuan kemerdekaan Nusa dan Bangsa
diganti dengan: menjunjung tinggi martabat nusa dan bangsa. Sejak diikrarkan
sumpah pemuda, maka persatuan Indonesia semakin kuat. Perjuangan dilakukan
secara bersama-sama, terorganisir, dan tidak tergantung pada satu pemimpin.
Perjuangan nasional tersebut akhirnya membuahkan kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus 1945.
Renungkan
Kemerdekaan yang dinikmati bangsa
Indonesia pada masa sekarang, merupakan jerih payah perjuangan pada masa lalu.
Kemerdekaan diperjuangkan melalui kerjasama dan semangat persatuan. Sudah
sepantasnya bangsa Indonesia saat ini, selalu menjaga persatuan dan kesatuan
agar selalu kuat menahan berbagai ancaman.
Perjuangan parapemuda untuk menunjukkan
identitas Indonesia, benar-benar menghadapi kesulitan, tetapi parapemuda tidak
pernah putus asa.
Untuk lebih memahami makna pergerakan
nasional dan sumpah pemuda bagi kehidupan bangsa Indonesia pada masa sekarang,
kerjakan aktivitas di bawah ini.
Aktivitas Kelompok
1.
Bentuklah
kelompok dengan anggota 4-5 orang.
2.
Diskusikan
makna pergerakan nasional dan Sumpah Pemuda bagi kehidupan bangsa Indonesia
masa sekarang. Temukan nilai-nilai yang perlu diamalkan dari peristiwa Sumpah
pemuda.
3.
Buatlah
rencana kegiatan yang merupakan pengamalan nilai-nilai Sumpah pemuda.
4.
Tuliskan
hasil diskusimu pada tabel berikut ini.
No.
|
Nilai Penting
|
Pengamatan
pada masa sekarang
|
1.
|
Persatuan
|
o
Menjaga
kerukunan masyarakat
o
Menghindari
terjadinya perpecahan (tawuran pelajar, bentrok antarkelompok)
o
……………………………………
|
2.
|
||
3.
|
||
4.
|
||
5.
|
5.
Presentasikan
hasilnya di depan kelas.
3.
Penduduk
dalam Pembangunan Nasional
a.
Penduduk
sebagai Modal Dasar Pembangunan Nasional
Kamu tentu sering mendengar istilah
penduduk dan pembangunan nasional. Apakah yang dimaksud dengan pembangunan
nasional ?
Bagaimana untuk mewujudkan tujuan
pembangunan nasional tersebut ? Syarat utama tentu bangsa Indonesia harus
memiliki modal dasar. Modal dasar pembangunan nasional adalah segala sumber
kekuatan nasional yang dimiliki dan didayagunakan bangsa Indonesia dalam
pembangunan nasional. Modal dasar pembangunan nasional Indonesia, antara lain:
Kemerdekaan dan Kedaulatan, Jiwa dan Semangat Persatuan, Wilayah Nusantara,
Kekayaan Alam Yang Beranekaragam, Penduduk, serta Adat Istiadat dan Budaya
Bangsa.
Apabila semua potensi tersebut
dimanfaatkan secara optimal, tentu keberhasilan pembangunan nasional akan
tercapai.
Apakah kamu memahami peranan penduduk
dalam pembangunan nasional ?
Tujuan dari pembangunan ekonomi adalah:
meningkatkan kesejahteraan penduduk negara yang bersangkutan. Tingkat
kesejahteraan penduduk, biasa diukur dengan kenaikan penghasilan riil per
kapita. Penghasilan riil per kapita adalah sama dengan pendapatan nasional riil
secara keseluruhan yang dihasilkan selama satu tahun, dibagi dengan seluruh
jumlah penduduk. Dari pengertian di atas terlihat, bahwa: tingkat kesejahteraan
penduduk akan tercapai jika pendapatan nasional riil meningkat lebih cepat
dibandingkan pertumbuhan penduduk.
Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi
tinggi-rendahnya pendapatan riil suatu negara. Kedua faktor tersebut adalah:
penduduk dan tenaga kerja (human resources). Dilihat dari peranannya, penduduk
memiliki dua peranan penting dalam meningkatkan hasil pembangunan ekonomi suatu
negara.
Renungkan
Bagaimana peranan penduduk dalam
pembangunan ekonomi di Indonesia ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kamu
perlu memahami kualitas penduduk di Indonesia. Jika kualitas penduduk di
Indonesia tinggi, maka akan dapat menjadi modal dasar pembangunan. Jika tidak,
akan menjadi beban/masalah dalam pembangunan ekonomi. Sekarang yang perlu kamu
pikirkan adalah: bagaimana cara meningkatkan kualitas penduduk di Indonesia ?
Tentu jawabnya, mulai sekarang kalian harus belajar dengan baik agar di masa
depan, kamu dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga dapat
menjadi modal dasar dalam pembangunan.
Dari segi permintaan, penduduk bertindak
sebagai konsumen. Sedangkan dari segi penawaran, penduduk bertindak sebagai
produsen. Oleh karena itu, perkembangan penduduk yang cepat, tidaklah selalu
merupakan penghambat bagi jalannya pembangunan ekonomi, jika penduduk ini
mempunyai kapasitas yang tinggi untuk menghasilkan dan menyerap hasil produksi
yang dihasilkan.
Seperti telah dipaparkan di atas,
pertambahan penduduk yang pesat, justru menyumbang terhadap kenaikan
penghasilan riil per kapita, jika penduduk itu berkualitas. Hal ini disebabkan
karena penduduk yang berkualitas, pada umumnya mempunyai tabungan yang siap
untuk melayani kebutuhan investasi, sehingga tambahan penduduk yang berkualitas
akan menambah potensi masyarakat sebagai konsumen potensial (captive market).
Bertambahnya penduduk, justru akan menciptakan/memperbesar
permintaan secara keseluruhan, terutama untuk investasi. Pertambahan penduduk
itu, tidak sekedar sebagai tambahan penduduk, melainkan juga sebagai suatu
kenaikan dalam daya beli (purchasing power). Oleh karena itu, apabila terjadi penurunan
jumlah penduduk, maka akan menyebabkan turunnya rangsangan untuk mengadakan
investasi sehingga mengakibatkan permintaan juga akan turun.
Namun sebaliknya, jika penduduk tidak
berkualitas, maka perkembangan penduduk yang cepat, justru akan menghambat
perkembangan ekonomi.
Selain penduduk, ada beberapa faktor
yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan, yaitu: sosial budaya, wilayah,
sumber daya alam, teknologi, modal, disiplin nasional, manajemen nasional,
serta perkembangan regional dan global.
Setelah kamu mempelajari tentang
penduduk sebagai modal dasar pembangunan, kamu perlu mengetahui indikator dari
pembangunan. Salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan,
adalah: menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Apakah IPM itu ? Untuk
memahaminya, bacalah uraian berikut ini.
b.
Indeks
Pembangunan Manusia dan Pembangunan Nasional
1)
Pengertian
Indeks Pembangunan Manusia
Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI), merupakan indeks
pembangunan manusia yang digunakan untuk mengukur pencapaian hasil pembangunan
dari suatu wilayah/daerah dalam tiga dimen dasar pembangunan, yaitu: Lamanya
Hidup, Pengetahuan/Tingkat Pendidikan, dan Standar Hidup Layak.
IPM dikembangkan
oleh ahli ekonomi dari India (Amartya Sen) dan Pakistan (Mahbub ul-Haq),
dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari
London School of Economics pada 1990. Sejak itu, indeks ini dipakai oleh
Program Pembangunan PBB pada laporan IPM tahunannya.
2)
Unsur
Dasar IPM
Sesuai dengan
pengertian di atas, untuk mengukur IPM, digunakan tiga unsur dasar pembangunan
manusia, yaitu: Usia Harapan Hidup, Pengetahuan, dan Standar Hidup Layak.
a)
Usia
Harapan Hidup
Usia harapan
hidup mencerminkan usia maksimum yang diharapkan seseorang untuk bertahan
hidup. Pembangunan manusia, harus lebih mengupayakan agar penduduk dapat
mencapai usia harapan hidup yang panjang. Indikator Harapan Hidup, meliputi
antara lain:
(1)
Angka
Kematian Bayi.
(2)
Penduduk
yang diperkirakan tidak mencapai usia 40 tahun.
(3)
Persentase
penduduk dengan keluhan kesehatan.
(4)
Persentase
penduduk yang sakit (morbilitas).
(5)
Rata-rata
Lama Sakit.
(6)
Persentase
penduduk yang melakukan pengobatan sendiri.
(7)
Persentasi
kelahiran ditolong oleh tenaga medis.
(8)
Persentase
balita kurang gizi.
(9)
Persentase
rumah tangga yang mempunyai akses ke sumber air minum bersih.
(10)
Persentase
rumah tangga yang menghuni rumah berlantai tanah.
(11)
Persentase
penduduk tanpa akses terhadap fasilitas kesehatan.
(12)
Persentase
rumah tangga tanpa akses terhadap sanitasi.
b)
Pengetahuan
Pengetahuan/tingkat
pendidikan juga diakui secara luas sebagai unsur mendasar dari pembangunan
manusia. Indikator pendidikan meliputu antara lain: Angka Melek Huruf,
Rata-rata Lama Sekolah, Angka Partisipasi Sekolah, Angka Putus Sekolah (drop
out/DO), dan lain-lain.
c)
Standar
Hidup Layak
Unsur dasar
pembangunan manusia yang ketiga adalah: standar hidup layak. Indicator standar
hidup layak, dilihat dari daya beli, meliputi antara lain:
(1)
Jumlah
yang bekerja.
(2)
Jumlah
pengangguran terbuka.
(3)
Jumlah
dan persentase penduduk miskin.
(4)
PDRB
riil per kapita.
3)
Kegunaan
IPM
Kegunaan IPM
adalah untuk mengklasifikasikan, apakah sebuah negara adalah: Negara Maju,
Negara Berkembang, atau Negara Terbelakang.
Rumus IPM secara
sederhana menggunakan perhitungan: IPM = 1/3 (A+B+C)
Keterangan: A =
Indeks Harapan Hidup, B = Indeks Pendidikan, C = Indeks Hidup Layak
4)
IPM
Indonesia
IPM di Indonesia
digunakan sebagai indikator keberhasilan upaya membangun kualitas hidup manusia
(masyarakat/penduduk) yang dijadikan sebagai salah satu ukuran kinerja daerah.
Perhatikan tabel
2.3 IPM setiap provinsi tahun 2008-2012 berikut.
No.
|
Provinsi
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
1.
|
Aceh
|
70.76
|
71.31
|
71.70
|
72.16
|
72.51
|
2.
|
Sumatera Utara
|
73.29
|
73.80
|
74.19
|
74.65
|
75.13
|
3.
|
Sumatera Barat
|
72.96
|
73.44
|
73.78
|
74.28
|
74.70
|
4.
|
Riau
|
75.09
|
75.60
|
76.07
|
76.53
|
76.90
|
5.
|
Jambi
|
71.99
|
72.45
|
72.74
|
73.3
|
73.78
|
6.
|
Sumatera Selatan
|
72.05
|
72.61
|
72.95
|
73.42
|
73.99
|
7.
|
Bengkulu
|
72.14
|
72.55
|
72.92
|
73.4
|
73.93
|
8.
|
Lampung
|
70.30
|
70.93
|
71.42
|
71.94
|
72.45
|
9.
|
Bangka Belitung
|
72.19
|
72.55
|
72.86
|
73.37
|
73.78
|
10.
|
Kepulauan Riau
|
74.18
|
74.54
|
75.07
|
75.78
|
76.20
|
11.
|
DKI Jakarta
|
77.03
|
77.36
|
77.60
|
77.97
|
78.33
|
12.
|
Jawa Barat
|
71.12
|
71.64
|
72.29
|
72.73
|
73.11
|
13.
|
Jawa Tengah
|
71.60
|
72.10
|
72.49
|
72.94
|
73.36
|
14.
|
DI Yogyakarta
|
74.88
|
75.23
|
75.77
|
76.32
|
76.75
|
15.
|
Jawa Timur
|
70.38
|
71.06
|
71.62
|
72.18
|
72.83
|
16.
|
Banten
|
69.70
|
70.06
|
70.48
|
70.95
|
71.49
|
17.
|
Bali
|
70.98
|
71.52
|
72.28
|
72.84
|
73.49
|
18.
|
Nusa Tenggara Barat
|
64.12
|
64.66
|
65.20
|
66.23
|
66.89
|
19.
|
Nusa Tenggara Timur
|
66.15
|
66.60
|
67.26
|
67.75
|
68.28
|
20.
|
Kalimantan Barat
|
68.17
|
68.79
|
69.15
|
69.66
|
70.31
|
21.
|
Kalimantan Tengah
|
73.88
|
74.36
|
74.64
|
75.06
|
75.46
|
22.
|
Kalimantan Selatan
|
68.72
|
69.30
|
69.92
|
70.44
|
71.08
|
23.
|
Kalimantan Timur
|
74.52
|
75.11
|
75.56
|
76.22
|
76.71
|
24.
|
Sulawesi Utara
|
75.16
|
75.68
|
76.09
|
76.54
|
76.95
|
25.
|
Sulawesi Tengah
|
70.09
|
70.70
|
71.14
|
71.62
|
72.14
|
26.
|
Sulawesi Selatan
|
70.22
|
70.94
|
71.62
|
72.14
|
72.70
|
27.
|
Sulawesi Tenggara
|
69.00
|
69.52
|
70.00
|
70.55
|
71.05
|
28.
|
Gorontalo
|
69.29
|
69.79
|
70.28
|
70.82
|
71.31
|
29.
|
Sulawesi Barat
|
68.55
|
69.18
|
69.64
|
70.11
|
70.73
|
30.
|
Maluku
|
70.38
|
70.96
|
71.42
|
71.87
|
72.42
|
31.
|
Maluku Utara
|
68.18
|
68.63
|
69.03
|
69.47
|
69.98
|
32.
|
Papua Barat
|
67.95
|
68.58
|
69.15
|
69.65
|
70.22
|
33.
|
Papua
|
64.00
|
64.53
|
64.94
|
65.36
|
65.86
|
Rata-rata
|
70.88
|
71.40
|
71.86
|
72.37
|
72.87
|
Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik, diketahui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di berbagai daerah di
Indonesia, cenderung membaik. Data tersebut seiring hasil evaluasi dari Program
Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Development Programme/
UNDP), Pemerintah indonesia, dan Badan Kerjasama Internasional Jerman (GIZ).
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai
salah satu indikator kesejahteraan masyarakat, ternyata semakin membaik selama
dua dekade terakhir.
Mengenal Tokoh
Mahbub ul-Haq (1934-1998), merupakan
tokoh Pakistan yang mengembangkan Indeks Pembangunan Manusia/Human Development
Indeks, bersama Amartya San. IPM dipakai oleh Program Pembangunan PBB pada
laporan IPM tahunannya.
Untuk lebih memahami kondisi IPM di
Indonesia, lakukan aktivitas kelompok berikut.
Aktivitas Kelompok
1.
Bentuklah
kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.
Berdasarkan
tabel di atas, hitunglah rata-rata IPM tahun 2012 pada setiap kawasan wilayah
di tabel berikut.
3.
Tuliskan
hasil perhitunganmu dalam tabel berikut.
No.
|
Kawasan/Provinsi
|
Rata-rata IPM
2012
|
Perbandingan
dengan Rata-rata Nasional
|
1.
|
Sumatera, Jawa, dan Bali.
|
Di atas Rata-rata Nasional
|
|
2.
|
Kalimantan dan Sulawesi
|
||
3.
|
Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
|
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada
tahun 2011, IPM kawasan Sumatera, Jawa, dan Bali, pada umunya berada di atas
rata-rata nasional.
Peningkatan IPM ini ditunjukkan oleh
penurunan tingkat kemiskinan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada
tahun 2009, tingkat kemiskinan di pedesaan mencapai 17,35% dari jumlah penduduk
di pedesaan, sedangkan di perkotaan sebesar 10,72%.
Peningkatan lainnya pada sektor
pendidikan yang diprediksi pada tahun 2014, semua warga negara Indonesia usia
sekolah dasar atau sederajat dan SMP atau sederajat, akan melampauinya.
Pemerintah Indonesia menyampaikan,
bahwa: Hasil evaluasi awal pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) periode 2010-2014, menemukan kekuatan ekonomi baru (emerging
economy), yakni: Sulawesi dan Kalimantan.
Perlu kamu ketahui juga, posisi IPM
Indonesia relatif tertinggal dibanding dengan negara-negara tetangga.
Nilai IPM Indonesia pada 2012, meningkat
menjadi 0,629. Menjadikannya naik tiga posisi ke peringkat 121 dari peringkat
124 pada 2011 (0,624) dari 187 negara. Menduduki peringkat yang sama dengan
Indonesia, adalah: Afrika Selatan dan Kiribati. Antara tahun 1980 dan 2012,
nilai IPM Indonesia meningkat dari 0,422 menjadi 0,629 (atau meningkat 49
persen), dikarenakan kenaikan angka harapan hidup pada periode yang sama, dari
57,6 tahun menjadi 69,8 tahun saat ini.
Tingkat harapan lamanya bersekolah,
meningkat dari 8,3 tahun (pada 1980) menjadi 12,9 tahun (pada 2012), artinya:
anak usia sekolah di Indonesia, memiliki harapan mengenyam bangku pendidikan
selama 12,9 tahun atau mencapai tingkat pertama jenjang perguruan tinggi.
Meski naik tiga peringkat, IPM Indonesia
masih dibawah rata-rata dunia 0,694 atau regional 0,683. Indonesia
dikategorikan sebagai “Negara Pembangunan Menengah” bersama 45 negara lainnya.
Peringkat Indonesia masih jauh dibawah
beberapa negara anggota ASEAN, termasuk: Singapura, Brunei Darussalam,
Malaysia, Thailand, dan Filipina. Singapura memiliki IPM tertinggi diantara
negara-negara ASEAN dengan 0,895 dan peringkat 18 di seluruh dunia. Brunei
memiliki IPM 0,855 dan berada diperingkat 30, sementara Malaysia memiliki IPM
0,769 dengan peringkat 64. Thailand dan Filipina, masing-masing ada diperingkat
103 dan 104 dengan IPM 0,690 dan 0,654. Negara ASEAN lain, seperti: Vietnam,
Laos, dan Kamboja, ada di bawah Indonesia.
Negara yang menduduki peringkat pertama,
adalah: Norwegia, diikuti oleh Australia dan Amerika Serikat. Sementara, IPM
terendah dicatat oleh Republik Demokratik Kongo dan Nigeria.
IPM/HDI Indonesia pada tahun 2012,
Indonesia berada pada urutan 124 dari 178 negara. Tahun 2013 naik peringkat,
berada di urutan 121 dari 185 negara. Indonesia termasuk dalam kelompok
negara-negara berkembang. Karena itu, bangsa Indonesia harus terus berjuang
untuk mencapai peningkatan IPM/HDI.
Renungkan
IPM sangat dipengaruhi oleh: pendidikan,
kesehatan, dan pendapatan masyarakat. Meningkatnya pendapatan masyarakat, akan
mengakibatkan meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat. Demikian juga,
naiknya tingkat pendidikan masyarakat, akan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Karena itu, kalian harus belajar giat dan menuntut ilmu setinggi-tingginya,
agar dapat berpartisipasi dalam mengisi pembangunan nasional.
Latihan
Untuk melatih kemampuanmu dalam
menguasai materi di atas, kerjakan latihan di bawah ini.
Tingkatan
|
Soal
|
Menjelaskan
|
Jelaskan indikator kualitas penduduk
yang baik.
|
Menerapkan
|
Jelaskan alasan tingkat kesehatan
penduduk, menjadi salah satu indikator kualitas penduduk di Indonesia.
|
Menganalisis
|
Bagaimana hubungan politik ethis
terhadap munculnya golongan terpelajar dan pergerakan nasional Indonesia.
|
Mengevaluasi
|
Bagaimana kelebihan perjuangan
pergerakan nasional dibandingkan perjuangan perlawanan rakyat diberbagai
daerah dalam mengusir penjajah.
|
Mengkreasi
|
Susunlah salah satu kegiatan yang
dapat kamu lakukan sebagai pelajar, untuk mendukung peningkatan kualitas
penduduk dalam bidang pendidikan.
|
Setelah kamu memahami materi tema 2,
untuk meningkatkan penguasaanmu tentang tema 2, kerjakan tugas proyek berikut
ini.
Proyek
A. Perhatikan
perintah di bawah ini.
1.
Berdasarkan
uraian yang telah kalian pelajari pada tema ini, buatlah proyek untuk menjawab
beberapa pertanyaan berikut ini.
2.
Lakukan
pengamatan di kantor desa dan wawancara kepada perangkat desa di tempat
tinggalmu, tentang: jumlah, persebaran, pertumbuhan, komposisi, dan migrasi.
3.
Lakukan
analisis terhadap data yang kamu peroleh.
4.
Hasil
analisis, kamu gunakan untuk menjawab pertanyaan di bawah ini.
a.
Jelaskan:
jumlah, persebaran, dan pertumbuhan penduduk di desa/kelurahan tempat tinggal.
b.
Gambarkan
komposisi penduduk di desa/kelurahan tempat tinggal.
c.
Deskripsikan
tentang kejadian migrasi di desa/kelurahan tempat tinggal.
B. Buatlah laporan
hasil proyek kalian, sesuai petunjuk pada tabel di bawah ini.
Kegiatan
|
Aktivitas
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Persiapan
|
Mempersiapkan bahan-bahan, alat-alat
serta cara kerja alat atau bahan yang dibuat.
1.
Bahan yang disiapkan, antara lain:
o
Sumber data yang akan diminta informasi (orang
atau sumber)
o
Penjelasan/definisi tentang: jumlah, persebaran
dan pertumbuhan, komposisi dan migrasi.
2.
Alat-alat atau instrumen yang digunakan, antara
lain:
Lembar
observasi berupa tabel isian, tentang: jumlah, persebaran dan pertumbuhan,
komposisi dan migrasi.
Tabel Jumlah
Penduduk Desa/Kelurahan Tiga Tahun Terakhir
3.
Cara kerja: dijelaskan cara mengisi instrumen dan
sumber informasi
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengumpulan Data
|
Teknik yang digunakan
Pengumpulan data (bergiliran atau
dibagi menjadi kelompok kecil)
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengolahan Data
|
Melakukan tabulasi data yang diperoleh
dari tabel sesuai dengan: jumlah, persebaran, pertumbuhan, dan komposisi
serta migrasi.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pelaporan Tertulis
|
Pelaporan ditulis dalam kertas ukuran…
font… jenis huruf…
Urutan laporan: 1) pendahuluan (latar
belakang dan pertanyaan penelitian), 2) kegiatan observasi, 3) hasil dan
pembahasan, 4) kesimpulan.
Laporan dipresentasikan di depan
kelas.
Waktu pengumpulan laporan, ditentukan
oleh guru.
|
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar