1.
Persiapan
dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Perhatikan gambar pembacaan teks
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di atas. Siapakah yang
membaca teks proklamasi tersebut ? Dimana proklamasi tersebut dibacakan ?
Mengapa perlu proklamasi kemerdekaan ? Bagaimana maknanya bagi kehidupan bangsa
indonesia pada masa sekarang ?
a.
Persiapan
Kemerdekaan Indonesia
Kedudukan Jepang semakin terdesak oleh sekutu dalam Perang Dunia II di Asia Pasifik. Kekalahan Jepang, hanya tinggal menunggu waktu. akan tetapi, Jepang masih terus melawan dan mencari dukungan kepada bangsa-bangsa yang didudukinya dengan memberikan janji kemerdekaan. Pada tanggal 7 September 1944, Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Janji tersebut dikemukakan di depan Parlemen Jepang, dengan tujuan: untuk menarik simpati Indonesia. Sebagai pembuktiannya, ia mengijinkan pengibaran bendera merah putih di kantor-kantor, tetapi harus berdampingan dengan bendera Jepang. Kondisi Jepang yang semakin terdesak oleh sekutu, justru menguntungkan bangsa Indonesia. Jepang akhirnya memberikan kesempatan bangsa Indonesia, untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Bagaimana proses kemerdekaan Indonesia ? Kamu dapat menyimak informasi di bawah ini.
1)
Pembentukkan
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
Pada tanggal 1 Maret 1945, panglima
pemerintahan Jepang di Jawa, Jenderal Kumakichi Harada, mengumumkan
pembentukkan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
atau Dokuritsu Jundi Coosokai. BPUPKI bertujuan untuk menyelidiki hal-hal
penting yang berhubungan dengan persiapan kemerdekaan Indonesia.
BPUPKI terdiri dari 63 orang, didalamnya
terdapat perwakilan Cina, Arab, dan Indonesia, serta 7 orang Jepang. Pada
tanggal 29 April 1945, pengurus BPUPKI dibentuk dengan ketuanya: Dr. KRT.
Radjiman Wediodiningrat.
Sidang BPUPKI bertujuan untuk merumuskan
Dasar Negara dan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. Pembicaraan pertama
dalam persidangan adalah merumuskan Dasar Negara dengan mendengarkan pidato
dari beberapa tokoh pergerakan, seperti: Mr. Mohammad Yamin, Mr. Soepomo, dan
Ir. Sukarno.
Wawasan
Pada tanggal 22 Juni 1945, dibentuk
sebuah panitia kecil yang anggotanya sembilan prang. Panitia diketuai oleh Ir.
Sukarno, dengan anggota-anggotanya: Drs. Mohammad Hatta, Mr. Mohammad Yamin,
Mr. Achmad Soebardjo, Mr. AA. Maramis, Abdul Kahar Muzakir, KH. Wahid Hasyim,
H. Agus Salim, dan Abikusno Tjorosujoso.
Hasil terpenting dari panitia kecil atau
“Panitia Sembilan” ini adalah berupa Rancangan Pembukaan Hukum Dasar, yang
isinya tentang: Tujuan Berdirinya Negara Indonesia Merdeka. Rumusan tersebut
dikenal dengan nama: Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Piagam Jakarta memuat
Dasar Negara Indonesia (Pancasila), yang bunyinya sebagai berikut:
a)
Ketuhanan,
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
b)
(menurut
dasar) kemanusiaan yang adil dan beradab.
c)
Persatuan
Indonesia
d)
(dan)
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
e)
(serta
dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Piagam Jakarta yang dirumuskan oleh
Panitia Sembilan ini, menjadi bahan untuk dilaporkan dalam sidang pleno BPUPKI
selanjutnya. Piagam Jakarta ini kemudian menjadi Mukadimah UUD 1945. Sila
pertama dalam Piagam Jakarta diubah dari “Ketuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha
Esa”. Perubahan ini didasari karena adanya keberatan dari sebagian anggota.
Piagam Jakarta juga menunjukkan
kebesaran jiwa parapemimpin bangsa. Perbedaan yang ada, tidaklah mendorong
perpecahan. Mereka mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan. Salah satu buktinya adalah, mengenai
perdebatan sila pertama dalam Piagam Jakarta. Kalimat “dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dihilangkan dan diganti
menjadi “Yang Maha Esa”. Perubahan ini didasari karena keberatan dari sebagian anggota.
Sidang kedua membahas rencana
Undang-Undang Dasar (UUD). Sidang ini juga membicarakan mengenai Bentuk Negara.
Wacana yang muncul dalam persidangan mengenai bentuk Negara, adalah: bentuk
Republik atau Kerajaan. Pada akhirnya, mayoritas peserta sidang setuju dengan
bentuk republik.
BPUPKI membentuk panitia kecil, yang
beranggotakan 9 orang untuk mempercepat kerja sidang. Panitia ini bernama:
Panitia Perancang UUD, yang diketuai Ir. Sukarno. Panitia ini menyepakati
Piagam Jakarta dijadikan sebagai inti Pembukaan UUD. Panitia Perancang UUD juga
membentuk panitia lebih kecil, beranggotakan 7 orang, yang diketuai oleh
Soepomo untuk merumuskan Batang Tubuh UUD.
Pada tanggal 14 Juli 1945, Panitia
Perancang UUD yang diketuai Sukarno, melaporkan hasil kerja panitia, yaitu:
a)
Pernyataan
Indonesia Merdeka.
b)
Pembukaan
Undang-Undang Dasar.
c)
Batang
Tubuh Undang-Undang Dasar.
Dengan demikian, Panitia Perancang UUD
telah selesai melaksanakan tugasnya. Pada tanggal 16 Juli 1945, BPUPKI menerima
dengan bulat naskah Undang-Undang Dasar yang dibentuk oleh Panitia Perancang
UUD. Setelah menyelesaikan tugasnya, BPUPKI menyerahkan seluruh hasil kerjanya
kepada Saiko Shikikan (panglima tertinggi tentara) di Jawa. Saiko Shikikan di
Jawa menurut garis komando, berada di bawah Saiko Shikikan Nanpo Gun (panglima
militer tertinggi untuk daerah Selatan) yang bermarkas di Saigon Vietnam.
2)
Pembentukkan
PPKI
BPUPKI yang telah menyelesaikan
tugasnya, kemudian dibubarkan. Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritzu Zyumbi Inkai sebagai
pengganti BPUPKI pada tanggal 7 Agustus 1945. Tugas utama PPKI adalah:
mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan keperluan pergantian kekuasaan.
Pada tanggal 9 Agustus, Jenderal
Terauchi memanggil 3 tokoh nasional, yakni: Ir. Sukarno, Drs. Mohammad Hatta,
dan Dr. Radjiman Widyodiningrat. Mereka bertiga dipanggil ke Saigon/Dalat
Vietnam, untuk menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia. Pelaksanaan
kemerdekaan, akan adapat dilakukan dengan segera. Wilayah Indonesia adalah
seluruh wilayah bekas jajahan Hindia Belanda.
3)
Peristiwa
Rengasdengklok
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945,
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki. Kedua bom
atom tersebut mengakibatkan korban jiwa yang sangat besar, dan menghancurkan
berbagai fasilitas. Pemerintah Jepang, benar-benar dalam kesulitan. Pada
tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu.
Ketiga tokoh bangsa Indonesia yang
dipanggil pemerintah Jepang, telah kembali ke tanah air. Keadaan politik di
Indonesia telah terjadi perubahan sangat drastis. Paratokoh yang terus
mengikuti perkembangan Perang Dunia II, mempunyai ide untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan tanpa menunggu keputusan Jepang. Perbedaan
pendapat, sempat terjadi dalam mengambil keputusan: kapan proklamasi
kemerdekaan dinyatakan.
Perbedaan pendapat terjadi antara
golongan tua/paratokoh PPKI, dengan golongan muda yang terwakili dalam beberapa
perkumpulan. Beberapa perkumpulan yang termasuk golongan muda, misalnya:
a)
Kelompok
Asrama Menteng 31 yang dipelopori Chaerul Saleh dan Sukarni.
b)
Kelompok
Asrama Indonesia Merdeka yang dipelopori Mr. Soebardjo
c)
Kelompok
Asrama Mahasiswa Kedokteran yang mendukung Sjahrir.
Golongan muda mendesak, agar Indonesia
segera memproklamirkan kemerdekaan. Sementara golongan tua, menghendaki
proklamasi menunggu perkembangan keputusan Jepang. Golongan tua beralasan untuk
menghindari pertumpahan darah, mengingat pasukan Jepang masih banyak yang ada
di Indonesia. Paraanggota PPKI seperti Sukarno dan Hatta, tetap menginginkan
proklamasi dilakukan sesuai mekanisme PPKI. Mereka beralasan bahwa kekuasaan
Jepang di Indonesia, belum diambil alih. Golongan muda tetap menginginkan
proklamasi kemerdekaan dilaksanakan sesegera mungkin.
Parapemuda mendesak agar Sukarno dan
Hatta, memproklamasikan kemerdekaan secepatnya. Mereka beralasan, bahwa saat
itu Indonesia sedang mengalami kekosongan kekuasaan (vacuum of power).
Pertentangan pendapat antara golongan tua dan golongan muda inilah, yang
melatarbelakangi terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Bagaimana jalannya
peristiwa Rengasdengklok ? Dimana lokasi peristiwa Rengasdengklok ? Mari kalian
telusuri dengan mengkaji uraian berikut.
Wawasan
Rengasdengklok adalah salah satu kota
kecamatan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Kelompok pemuda revolusioner yang
menghendaki kemerdekaan Indonesia untuk segera dikumandangkan, secepatnya
membawa Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok secara paksa.
Peristiwa heroic ini dipicu oleh adanya perbedaan paham antara golongan tua
yang moderat dengan golongan muda yang revolusioner dalam pelaksanaan
proklamasi.
1)
Golongan
Tua. Mereka yang disebut sebagai golongan tua adalah paraanggota PPKI yang
diwakili oleh Sukarno dan Hatta. Mereka adalah kelompok konservatif yang
menghendaki bahwa pelaksanaan proklamasi, harus melalui PPKI sesuai dengan
prosedur maklumat Jepang, yaitu: pada tanggal 24 Agustus 1945. Mereka
beralasan, bahwa meskipun Jepang telah kalah, namun kekuatan militernya di
Indonesia harus diperhitungkan demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.
Kembalinya tentara Belanda ke Indonesia, dianggap lebih berbahaya daripada
sekedar permasalahan waktu pelaksanaan proklamasi itu sendiri.
2)
Golongan
Muda. Golongan muda tidak setuju terhadap sikap golongan tua. Golongan muda
menganggap, PPKI adalah bentukan Jepang. Oleh karena itu, mereka menolak jika
proklamasi dilaksanakan melalui PPKI. Sebaliknya mereka menghendaki,
terlaksananya proklamasi kemerdekaan adalah dengan kekuatan sendiri, terbebas
dari pengaruh Jepang. Sutan Syahrir termasuk tokoh pertama yang mendesak
Sukarno dan Hatta, untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Sikap golongan muda diputuskan dalam
rapat di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus 1945. Rapat ini
dihadiri oleh: Chairul Saleh, Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto,
Margono, Armansyah, dan Wikana. Rapat yang dipimpin Chairul Saleh ini
memutuskan, bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan masalah rakyat Indonesia
sendiri, bukan menggantungkan kepada pihak lain.
Keputusan rapat kemudian disampaikan
oleh Darwis dan Wikana kepada Sukarno dan Hatta di Pegangsaan Timur No. 56
Jakarta. Golongan muda mendesak mereka untuk memaklumatkan proklamasi
kemerdekaan, pada tanggal 16 Agustus 1945. Naumun, Sukarno tetap bersikap keras
pada pendiriannya, bahwa proklamasi harus dilaksanakan melalui PPKI. Oleh
karena itu, PPKI harus segera menyelenggarakan rapat. Pro dan Kontra yang
mencapai titik puncak inilah, akhirnya mangantarkan terjadinya peristiwa
Rengasdengklok.
Golongan muda memutuskan untuk membawa
Sukarno dan Hatta, keluar Jakarta dengan tujuan untuk menjauhkan Sukarno dan
Hatta dari pengaruh Jepang. Golongan muda memilih Shodanco Singgih untuk
melaksanakan pengamanan terhadap Sukarno dan Hatta. Sukarno dan Hatta kemudian
dibawa ke Rengasdengklok yang ada di sebelah Timur Jakarta. Kota Rengasdengklok
dipilih dengan alasan perhitungan militer. Anggota PETA Daidan Purwakarta dan
Daidan Jakarta, pernah mengadakan latihan bersama di Rengasdengklok, sehingga
terjalin hubungan yang baik diantara mereka. Letak Rengasdengklok sangat
strategis bagi pengamanan, karena letaknya yang terpencil sekitar 15 km dari
Kedunggede Karawang, pada jalan raya Jakarta-Tegal.
Di Jakarta terjadi dialog antara
golongan muda yang diwakili oleh Wikana, dan golongan tua Ahmad Subardjo.
Dialog tersebut mencapai kata sepakat, bahwa proklamasi kemerdekaan harus
dilaksanakan di Jakarta dan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Golongan
muda mengutus Yusuf Kunto untuk mengantarkan Ahmad Subardjo ke Rengasdengklok
dalam rangka menjemput Sukarno dan Hatta, setelah dialog tersebut. Kepada
para-golongan muda, Ahmad Subardjo memberi jaminan bahwa proklamasi kemerdekaan
akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan selambat-lambatnya pukul 12.00.
Adanya jaminan tersebut membuat Cudanco Subeno selaku Komandan Kompi PETA
Rengasdengklok, bersedia melepaskan Sukarno dan Hatta untuk kembali ke Jakarta
dalam rangka mempersiapkan kelengkapan untuk melaksanakan proklamasi
kemerdekaan.
Renungkan
Perbedaan antara golongan tua dan
golongan muda hingga terjadinya peristiwa Rengasdengklok, menunjukkan adanya
saling menghargai antara golongan tua dan golongan muda. Walaupun golongan muda
membawa paksa golongan tua (Sukarno dan Hatta), namun mereka tetap menghormati
kedua tokoh ini sebagai Bapak Bangsa. Golongan muda tetap memperlakukan Sukarno
dan Hatta dengan hormat. Sukarno dan Hatta pun, tidak membenci golongan muda.
Bahkan kemudian mereka menuruti keinginan golongan muda untuk memproklamasikan
kemerdekaan tanpa persetujuan Jepang. Mari, kalian galang persatuan dan
kesatuan untuk saling bermusyawarah.
4)
Perumusan
Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Sukarno dan Hatta akhirnya menyetujui
proklamasi kemerdekaan, segera dikumandangkan. Sukarno dan Hatta tiba di
Jakarta pada pukul 23.00, lalu menuju rumah kediaman Laksamana Maeda. Pertemuan
di rumah Laksamana Maeda dianggap tempat yang aman dari tindakan militer
Jepang, karena Maeda adalah Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut di daerah
kekuasaan Angkatan Darat. Di kediaman Maeda itulah, rumusan teks proklamasi
disusun. Sukarni, Mbah Diro, dan BM. Diah dari golongan muda, hadir dalam
pertemuan itu untuk menyaksikan perumusan teks proklamasi. Berdasarkan
pembicaraan antara: Sukarno, Hatta, dan Ahmad Subardjo, diperoleh rumusan teks
proklamasi yang ditulis tangan oleh Sukarno.
Permasalahan muncul mengenai siapa yang
harus menandatangani teks tersebut, setelah teks proklamasi disusun. Hatta
mengusulkan, agar teks proklamasi itu ditandatangani oleh seluruh yang hadir
sebagai Wakil Bangsa Indonesia. Sukarni dari golongan muda, mengajukan usul
bahwa teks proklamasi tidak perlu ditandatangani oleh semua yang hdir, tetapi
cukup oleh Sukarno dan Hatta saja, Atas Nama Bangsa Indonesia. Sukarno juga
diusulkan untuk membacakan teks proklamasi tersebut. Usulan dari Sukarni,
diterima. Kemudian, Sukarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah
proklamasi tersebut, disertai perubahan-perubahan yang disetujui bersama.
Renungkan
Betapa besar jiwa nasionalisme bangsa
Indonesia ditunjukkan pada masa revolusi fisik kemerdekaan, sebagaimana
ditunjukkan oleh golongan muda dan para founding father untuk mewujudkan
cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia yang bebas dari segala ikatan
belenggu tangan asing yang jahil. Masihkah ada sikap-sikap nasionalisme dan
ksatria semacam itu pada anak bangsa, sekarang ini. Bukankah bangsa yang
heterogen ini akan hancur tanpa adanya ikatan nasionalisme yang telah dengan
letih, mengukuhkan bangunan bangsa ini. Marilah kalian merenung sejenak, dan
kemudian berpikirlah, apakah nasionalisme masih ada didadamu atau sudah lumpuh sama
sekali. Karena masa depan bangsa, benar-benar berada dipundakmu.
b.
Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Parapahlawan berjuang melawan penjajah
dengan tujuan tercapainya Indonesia Merdeka. Proklamasi adalah momentum penting
bagi bangsa Indonesia. Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan langkah awal
untuk menata diri, agar diakui keberadaannya oleh dunia internasional.
Bagaimana proses pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia ? Kamu perlu
menghayati proses proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan melaksanakan
aktivitas kelompok berikut ini.
Aktivitas Kelompok
1.
Bentuklah
kelompok dengan anggota 8-10 orang.
2.
Carilah
sumber dari buku atau internet tentang kronologi proklamasi kemerdekaan
Indonesia dan peranan paratokoh dalam proklamasi.
3.
Buatlah
skenario drama untuk memerankan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
4.
Berlatihlah
untuk memerankan proses proklamasi kemerdekaan tersebut.
5.
Tampilkan
hasil latihan kelompok, pada pentas kelas.
Setelah kamu melaksanakan aktivitas
kelompok di atas, tentu kamu semakin memahami dan menghayati proses proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Untuk menambah informasi tentang proses proklamasi
kemerdekaan Indonesia, kamu simak uraian di bawah ini.
1)
Persiapan
Pembacaan Teks Proklamasi
Pagi hari tanggal 17 Agustus 1945,
parapemimpin nasional dan parapemuda kembali ke rumah masing-masing untuk
mempersiapkan penyelenggaraan pembacaan teks proklamasi setelah selesai
merumuskan dan mengesahkan teks proklamasi. Rakyat dan tentara Jepang
menyangka, bahwa pembacaan proklamasi akan dilaksanakan di lapangan Ikada.
Jepang telah mengetahui rencana pembacaan proklamasi, sehingga tentara Jepang
memblokade lapangan Ikada. Barisan Muda pun telah berdatangan ke lapangan Ikada
dalam rangka menyaksikan pembacaan teks proklamasi. Pemimpin Barisan Pelopor,
Sudiro, juga datang ke lapangan Ikada dan melihat pasukan Jepang dengan
persenjataan lengkap menjaga ketat lapangan tersebut. Sudiro melaporkan keadaan
itu kepada Muwardi, Kepala Keamanan Sukarno. Sudiro mengetahui bahwa proklamasi
akan diikrarkan di rumah Sukarno di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Halaman rumah Sukarno sudah dipadati
oleh massa, menjelang pembacaan teks proklamasi. Dr. Muwardi memerintahkan
kepada Latief Hendraningrat, untuk menjaga keamanan pelaksanaan upacara. Latief
dalam melaksanakan pengamanan dibantu oleh Arifin Abdurrahman, untuk
mengantisipasi gangguan tentara Jepang. Suasana halaman rumah Sukarno, terlihat
sangat sibuk. Suwiryo, Wakil Walikota Jakarta, meminta kepada Wilopo untuk
mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan. Wilopo meminjam mikrofon dan
beberapa pengeras suara ke took elektronik milik Gunawan.
Sudiro memerintahkan kepada S. Suhud,
Komandan Pengawal rumah Sukarno, untuk mencari tiang bendera. Suhud mendapatkan
sebatang tiang bambu dari belakang rumah, dan menancapkan bamboo tersebut
didekat teras serta memberi tali sebagai kelengkapan untuk pengibaran bendera.
Di tempat lain, Fatmawati mempersiapkan bendera yang dijahit dengan tangan.
Ukuran bendera tersebut masih belum standar seperti ukuran bendera saat ini.
Parapemuda menghendaki agar pembacaan
teks proklamasi, segera dilaksanakan karena mereka sudah tidak sabar dan sudah
menunggu sejak pagi. Mereka mendesak Muwardi agar mengingatkan Sukarno, karena
hari semakin siang dan suasana semakin panas. Akan tetapi, Sukarno menolak jika
ia harus melaksanakannya sendiri tanpa Hatta. Keteganganpun terjadi karena
Muwardi terus mendesak Sukarno, untuk segera membacakan teks proklamasi tanpa
harus menunggu kehadiran Hatta. Untunglah, lima menit sebelum pelaksanaan
upacara, Hatta datang dan langsung menemui Sukarno untuk segera melaksanakan
upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia.
2)
Pelaksanaan
Upacara Proklamasi Kemerdekaan
Upacara dipimpin oleh Latief
Hendraningrat, tanpa protokol. Latief segera memimpin barisan untuk berdiri,
dengan sikap sempurna.
Latief dan Suhud mengibarkan bendera
merah putih secara perlahan-lahan, setelah pembacaan proklamasi selesai.
Bendera merah putih dinaikkan dan diiringi lagu Indonesia Raya, yang secara
spontan dinyanyikan oleh parahadirin.
3)
Penyebaran
Berita Proklamasi
Kelompok pemuda yang cukup berperan
dalam penyebarluasan berita proklamasi, adalah: kelompok Sukarni. Kelompok ini
bermarkas di Bogor Lama (sekarang menjadi Jalan Dr. Sahardjo, S.H.). Sukarni
dan kelompoknya berusaha mengatur strategi untuk menyebarluaskan berita
proklamasi. Seluruh alat komunikasi yang tersedia dipergunakan, seperti:
pengeras suara, pamflet, dan bahkan mobil-mobil, dikerahkan ke seluruh kota
Jakarta. Propaganda ini dimaksudkan pula untuk mengerahkan massa agar hadir
dalam pembacaan teks proklamasi di Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Penyebaran berita proklamasi tidak
terbatas melalui udara, tetapi juga melalui pers dan selebaran-selebaran
kertas. Peran buruh kereta api sangat besar dalam membawa berita proklamsi
melaui surat-surat selebaran. Pada tanggal 20 Agustus 1945, hamper seluruh
harian di Jawa memuat berita proklamasi dan UUD Negara Republik Indonesia yang
baru saja dibentuk. Selanjutnya, berita proklamasi dengan cepat tersebar ke
seluruh penjuru tanah air. Berita tersebut segera mendapat sambutan dari
rakyat.
Aktivitas Individu
1.
Carilah
kliping atau buku yang menceritakan tentang peranan salah satu tokoh dalam
peristiwa proklamasi kemerdekaan.
2.
Buatlah
biografi singkat tokoh tersebut, dan bagaimana peran tokoh itu dalam peristiwa
proklamasi kemerdekaan.
3.
Bagimana
kegiatan tokoh tersebut setelah Indonesia merdeka.
4.
Tuliskan
hasil pencarianmu dalam analisis kliping 2-3 halaman.
Nama Tokoh
|
|
Sejarah Singkat
|
|
Peranan pada peristiwa Proklamasi
Kemerdekaan
|
|
Peranan pada masa kemerdekaan
|
|
Keteladanan
|
5.
Tukarkan
hasil karyamu dengan teman yang lain, kemudian berikan komentar hasil karya
temanmu.
Kamu telah mempelajari bagaimana proses
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Indonesia telah menjadi negara merdeka,
berikutnya kamu akan mempelajari bagaimana perjalanan bangsa Indonesia untuk
membentuk pemerintahan yang lengkap.
2.
Proklamasi
Kemerdekaan sebagai Pintu Gerbang Pembangunan
Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju
keberhasilan pembangunan nasional. Bagaimana makna kalimat tersebut ?
Pembangunan yang dicita-citakan masyarakat Indonesia, hanya dapat dilakukan
setelah Indonesia merdeka.
a.
Pengesahan
UUD 1945
Rapat PPKI beragendakan untuk
menyepakati Pembukaan dan UUD Negara Republik Indonesia. Piagam Jakarta yang
dibuat oleh BPUPKI menjadi rancangan awal, dan dengan sedikit perubahan,
disahkan menjadi UUD yang terdiri atas: Pembukaan, Batang Tubuh yang terdiri
dari 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan dan 2 Pasal Aturan Tambahan disertai
dengan penjelasan. Dengan demikian, Indonesia memiliki landasan hukum yang kuat
dalam hidup bernegara dengan menentukan arahnya sendiri.
b.
Pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden
Sukarna dan Hatta ditetapkan sebagai
presiden dan wakil presiden pertama Republik Indonesia, secara aklamasi dalam
musyawarah untuk mufakat. Lagu kebangsaan Indonesia Raya, mengiringi penetapan
presiden dan wakil presiden terpilih.
c.
Pembagian
Wilayah Indonesia
Rapat PPKI tanggal 19 Agustus 1945
memutuskan pembagian wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi di seluruh
bekas jajahan Hindia Belanda. Kedelapan provinsi tersebut, adalah: Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat, Borneo (Kalimantan), Maluku, Sulawesi, Sunda Kecil
(Nusatenggara), Sumatera, dan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta.
d.
Pembentukkan
Kementerian
Mr. Ahmad Subarjo melaporkan hasil rapat
Panitia Kecil yang dipimpin olehnya, hasil rapat Panitia Kecil mengajukan
adanya 13 kementerian.
e.
Pembentukkan
Komite Nasional Indonesia
Pada tanggal 22 Agustus 1945, PPKI
kembali menyelenggarakan rapat pembentukkan KNIP (Komite Nasional Indonesia
Pusat) yang akan menggantikan PPKI. Sukarno dan Hatta mengangkat 135 orang
anggota KNIP yang mencerminkan keadaan masyarakat Indonesia. Seluruh anggota
PPKI, kecuali Sukarno dan Hatta, menjadi anggota KNIP yang kemudian dilantik
pada tanggal 29 Agustus 1945.
Tugas dan wewenang KNIP adalah
menjalankan fungsi pengawasan dan berhak ikut serta dalam menetapkan
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).
f.
Membentuk
Kekuatan Pertahanan dan Keamanan
Pada tanggal 23 Agustus, Presiden
Sukarno mengesahkan secara resmi Badan Keamanan Rakyat (BKR) sebagai badan
kepolisian yang bertugas menjaga keamanan. Sebagian besar anggota BKR terdiri
dari mantan anggota PETA, KNIL, dan Heiho. Pada tanggal 5 Oktober, berdirilah
TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Supriyadi (tokoh perlawanan tentara PETA
terhadap Jepang di Blitar), terpilih sebagai pimpinan TKR. Atas dasar maklumat
itu, Urip Sumohardjo segera membentuk Markas Besar TKR yang dipusatkan di Yogyakarta.
Wawasan
Sambutan Rakyat terhadap Proklamasi
Kemerdekaan
Puncak perjuangan bangsa dalam merebut
kemerdekaan dari tangan penjajah, adalah dengan diproklamasikannya Kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebagian besar rakyat Indonesia, dapat
dengan cepat menanggapi hakikat dari makna proklamasi itu. Namun demikian, ada
juga yang menanggapi kemerdekaan itu adalah bebas dari segala-galanya, sehingga
mereka berusaha melawan kekuatan yang selama ini membelenggunya. Kondisi ini
kerap kali memunculkan apa yang disebut: revolusi sosial. Sikap rakyat yang
berbeda inilah yang pada gilirannya memunculkan perlawanan-perlawanan, baik
terhadap tentara Jepang maupun kepada penguasa pribumi yang pada zaman kolonial
Belanda maupun Jepang, berpihak kepada penjajah.
1)
Rapat
Raksasa di Lapangan Ikada
Rakyat
Indonesia, baik di pusat maupun daerah, pada umumnya melakukan aksi-aksi yang
mendukung diproklamasikannya Kemerdekaan Indonesia. Parapemuda yang dipelopori
oleh Komite van Aksi Menteng 31, di pusat, dalam hal ini Jakarta, menghendaki
agar parapemimpin perjuangan kemerdekaan, mau bertemu dengan rakyat dan
berbicara di hadapan mereka mengenai kemerdekaan Indonesia sebagai puncak
perjuangan bangsa. Rencana ini dilaksanakan dengan dua cara, yaitu: persiapan pengerahan massa, dan menyampaikan rencana itu kepada presiden. Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta yang terpilih secara aklamasi oleh PPKI, menyetujui rencana tersebut, demikian pula dengan paramenteri yang telah dilantik. Masalah yang menjadi perhatian adalah: sikap tentara Jepang dengan rencana tersebut. Presiden harus mempertimbangkan rencana tersebut dengan matang, agar tidak terjadi bentrokan dengan massa. Presiden memutuskan untuk mengadakan sidang kabinet di kediaman presiden. Sidang kabinet diselenggarakan pada tanggal 9 September 1945 dan berlangsung sampai tengah malam, sehingga sidang ditunda sampai pukul 10.00 pagi keesokan harinya. Pada pagi harinya, sidang dilanjutkan lagi di Lapangan Banteng Barat dan dihadiri oleh parapemimpin pemuda atau parapemimpin Badan Perjuangan. Parapemimpin pemuda menghendaki agar pertemuan antara pemimpin bangsa dengan rakyatnya, tidak dibatalkan. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, rapat menyetujui rencana itu. Presiden dan wakil presiden serta paramenteri, kemudian menuju ke Lapangan Ikada. Ternyata, Lapangan Ikada telah dipenuhi oleh massa yang lengkap dengan senajata tajam. Tampak pula, tentara Jepang bersiap siaga dengan senjata lengkap dan tank-tanknya. Melihat kondisi ini, tampaknya bentrokan antara pasukan Jepang dengan massa, dapat terjadi sewaktu-waktu. Mobil presiden dan wakil presiden diberhentikan sebentar oleh komandan jaga, sebelum dipersilahkan masuk ke Lapangan Ikada. Sukarno menuju panggung dan menyampaikan pidato singkat, meminta dukungan dan kepercayaan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mematuhi kebijaksanaan-kebijaksanaannya serta disiplin. Sukarno juga memerintahkan massa untuk bubar dengan tertib. Imbauan tersebut ternyata dipatuhi oleh massa yang memadati Lapangan Ikada. Melihat fenomena ini, Rapat Raksasa di Lapangan Ikada ini adalah manifestasi pertama dari kewibawaan pemerintah Republik Indonesia kepada rakyatnya. Sekalipun rapat ini berlangsung singkat, tetapi telah berhasil mempertemukan rakyat dengan para-pemimpinnya dan sekaligus memberikan kepercayaan rakyat kepada para-pemimpinnya.
2)
Tanggapan
di berbagai Daerah terhadap Proklamasi
Berita proklamasi
segera menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Pekik merdeka mewarnai salam
masyarakat Indonesia disetiap gang, pasar, lembaga pendidikan, dan berbagai tempat umum lainnya. Sebagian masyarakat merasa tidak percaya, akan tetapi luapan kegembiraan menghiasi hari-hari setelah tanggal 17 Agustus 1945. Rasa syukur atas kemerdekaan, dilakukan dengan berbagai cara. Doa sykur berkumandang di tempat-tempat ibadah, sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
Rasa syukur
terhadap kemerdekaan, bukan hanya diucapkan dengan lisan, tetapi juga
dibuktikan dengan perbuatan. Semangat kemerdekaan, telah membakar keberanian rakyat Indonesia diberbagai daerah. Pada bagian yang akan datang, kalian akan mempelajari bagaimana besarnya semangat dan keberanian rakyat Indonesia dalam mempertahankan proklamasi kemerdekaan. Jiwa dan raga dipertaruhkan, dalam rangka menjaga kelangsungan negara Indonesia.
Aktivitas Individu
Carilah buku di perpustakaan atau
membuka internet yang tersedia di sekolah.
1.
Carilah
salah satu peristiwa reaksi masyarakat di berbagai daerah, dalam mendukung
Proklamasi 17 Agustus 1945.
2.
Ceritakan
kembali dengan bahasamu sendiri, salah satu peristiwa yang terdekat dengan
tempat tinggalmu.
3.
Tuliskan
dalam kertas 1-2 halaman.
4.
Serahkan
tugasmu kepada guru.
Renungkan
Rakyat Indonesia bersuka cita menyambut
kemerdekaan. Kemerdekaan tersebut diperjuangkan parapendahulu, dengan penuh
pengorbanan. Selayaknya bangsa Indonesia yang hidup pada pembangunan jaman
sekarang, selalu bercermin pada parapejuang kemerdekaan. Jiwa semangat
berkorban, kerjasama, dan saling menghargai, ditunjukkan pada perilaku
parapejuang dalam memperjuangkan proklamasi dan mendirikan Republik Indonesia.
Apabila kamu menjadi pemimpin, dahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan.
Apakah kamu telah menguasai materi
tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia ? Untuk mengetahui tingkat pemahamanmu
tentang materi di atas, kerjakan latihan soal di bawah ini.
Latihan
Tingkatan
|
Soal
|
Menjelaskan
|
Jelaskan upaya Jepang dalam menarik
simpati rakyat Indonesia, untuk mendukung Jepang dalam Perang Dunia II.
|
Menerapkan
|
Tuliskan bukti-bukti bahwa Jepang
menjajah Indonesia, menyebabkan penderitaan berat bagi bangsa Indonesia.
|
Menganalisis
|
Bagaimana hubungan kekalahan Jepang
terhadap Sekutu, dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
|
Mengevaluasi
|
Para pemuda memaksa bung Karno dan
bung Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bertujuan agar
kemerdekaan Indonesia bukanlah sebagai hadiah Jepang. Bagaimana pendapatmu
terhadap tindakan para pemuda tersebut. Apakah kamu setuju dengan tindakan
mereka. Jelaskan alasanmu.
|
Mengkreasi
|
Susunlah sebuah rencana kegiatan yang
merupakan salah satu pengamalan semangat perjuangan para pemuda dalam
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
|
Apakah kamu dapat menyelesaikan soal di
atas dengan baik ? Apabila kamu telah mampu menjawab soal di atas, lanjutkan
pada kegiatan berikutnya.
Proyek
Kondisi Sosial Budaya sebagai Modal
Dasar Pembangunan Nasional
Kompetensi:
1.
Mengidentifikasi
bentuk-bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat.
2.
Mengidentifikasi
keragaman sosial budaya (Suku Bangsa, Bahasa, Budaya, dan Agama).
3.
Menjelaskan
peran kelembagaan (Keluarga, Agama, Ekonomi, Pendidikan, Budaya, Politik) dalam
mengelola keragaman sosial budaya untuk pembangunan nasional.
4.
Mengidentifikasi
bentuk-bentuk kegiatan masyarakat dalam mengisi kemerdekaan.
Proyek/Kegiatan Kelas
1.
Tetapkan
Tema Proyek yang akan dikerjakan. Misalnya: “Peran Kesenian dan Budaya Daerah
untuk Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Masyarakat”.
2.
Diskusikan
bagaimana caranya, kalau kalian akan mengembangkan “Kesenian dan Budaya Daerah
untuk Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Masyarakat” di daerah/kotamu.
Misalnya:
a.
Apa
saja bentuk-bentuk kesenian daerah yang ada di daerah/kotamu (jenis kesenian
dan atau budaya) ?
b.
Jenis
kegiatan kesenian dan atau budaya apa saja yang sudah ada dan yang akan muncul
di daerah/kotamu ?
c.
Bagaimana
perkembangan kesenian dan kebudayaan daerah yang sudah ada dan yang mungkin
akan ada, termasuk siapa saja yang dapat diharapkan menjadi penyandang dana dan
pengelolanya jika akan dikembangkan kesenian atau budaya di daerah/kotamu ?
d.
Apa
simpulan kalian tentang kesenian dan budaya daerah untuk membangun rasa
persatuan dan kesatuan masyarakat di daerah/kotamu ?
3.
Bagilah
kelasmu menjadi 4-5 kelompok, masing-masing kelompok bertugas mencari informasi
dari berbagai sumber yang ada untuk menjawab kelima pertanyaan di atas. Jika
tersedia, carilah sumber dari: buku, koran, majalah, atau sumber internet di
sekolahmu, untuk membantu mendapatkan informasi serta menemukan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan di atas.
4.
Laporkan
hasil kegiatan proyekmu dalam laporan yang berisi:
No.
|
Komponen
|
Uraian
|
1.
|
Halaman Judul
|
“Peran Kesenian dan Budaya Daerah
untuk Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Masyarakat”
|
2.
|
Daftar isi Laporan Proyek
|
I.
Kondisi Geografis Wilayah dengan Peta Wilayah yang
menggambarkan sebaran pusat-pusat kesenian atau budaya daerah.
II.
Jenis-jenis Kesenian atau Budaya Daerah
III.
Kegiatan Kesenian atau Budaya
IV.
Perkembangan Kesenian dan Kebudayaan Daerah
V.
Simpulan
|
3.
|
Isi Laporan Proyek
|
I.
Deskripsi Kondisi Geografi Wilayah
II.
Jenis-jenis Kesenian atau Budaya yang ada atau
yang akan ada.
III.
Kegiatan Kesenian atau Budaya yang ada atau yang
akan ada.
IV.
Perkembangan Kesenian dan Kebudayaan Daerah yang
sudah ada dan yang mungkin akan ada.
V.
Kesimpulan
|
5.
Presentasikan
hasil diskusimu di depan kelas.
***
Terimakasih kang aade,
BalasHapus