Borobudur |
Borobudur
tersingkir ?
Candi Borobudur berdiri megah di
pusatnya Jawa Tengah, tetapi kemegahan itu tidak dapat mengantarkannya menjadi
salah satu dari “Tujuh Keajaiban Dunia” versi baru. Tersingkirkah Borobudur ?
Jangan buru-buru mengambil kesimpulan.
Kita coba tengok ke belakang : Pernahkah
candi Borobudur termasuk ke dalam “Tujuh Keajaiban Dunia” ? Ternyata, tak satu
pun sumber resmi dalam berbagai literatur internasional mengatakan demikian.
Berbagai situs di internet juga tidak ada yang menyebut candi Budha terbesar di
tanah air itu sebagai bagian dari tujuh keajaiban dunia. Dalam beberapa buku
pelajaran sekolah di Indonesia, Borobudur memang ditulis sebagai salah satu
situs atau bangunan dari tujuh keajaiban dunia. Tapi, itu nampaknya hanya
merupakan pengakuan dari dalam negeri saja. Situs-situs yang mengklaim bahwa
Borobudur termasuk “Tujuh Keajaiban Dunia”, sebagian besar juga ditulis oleh
orang Indonesia.
Kalau mau dirunut lagi, sebenarnya
Borobudur tidak pernah menjadi bagian dari tujuh keajaiban dunia versi
Antipater Sidon yang paling populer itu. Antipater –sastrawan sekaligus
sejarawan dari Sidon yang hidup pada abad ke-2 SM, membagi daftar tersebut dalam
sebuah puisi (sekitar 140 SM) sebagai berikut :
"Aku telah melihat tembok Babilonia yang agung
yang di atasnya terbentang jalanan untuk kereta-kereta perang, dan patung Zeus
di Alfeus, dan taman-taman gantung, dan Kolosus Matahari, dan karya besar yang
membangun piramida-piramida tinggi, serta kuburan yang besar dari Mausolus;
namun ketika aku melihat rumah Artemis yang menjulang ke awan-awan, yang lain
itu semuanya kehilangan keindahannya, dan aku berkata, 'Tengoklah, selain
Olympus, Matahari tidak pernah lagi melihat apapun yang sedemikian agung.'"
(Antipater, Greek Anthology IX.58).
Jadi
menurut Antipater, yang termasuk keajaiban dunia adalah :
1.
Piramida Giza di Mesir, dipakai sebagai makam untuk firaun
Mesir Khufu, Khafre,
dan Menkaure.
Dibangun pada dinasti ke-4 Mesir (sekitar 2575 – 2465 SM);
2.
Taman Gantung Babilonia di Irak, dibuat oleh Nebukadnezar
II, sekitar abad
ke-8 SM–abad
ke-6 SM;
3.
Patung Zeus di Olympia Yunani, dipahat oleh Fidias kira-kira 457
SM;
4.
Kuil Artemis di Efesus Turki,
kira-kira 550 SM;
5.
Mausoleum Mausolus (Makam Mausolus)
di Halicarnassus Turki, dibuat pada tahun 353–351 SM;
6.
Colossus Rhodes/Rodos (Patung
Helios) di Yunani, dibuat sekitar tahun 292–280 SM
oleh Chures; dan
7.
Mercusuar Pharos di Iskandaryah
Mesir, mercusuar dibangun sekitar tahun 270
SM di pulau Pharos dekat Alexandria pada masa pemerintahan Ptolemeus II oleh arsitek Yunani Sostratus.
Daftar
tersebut disempurnakan pada abad pertengahan berdasarkan gambaran arsitek
Belanda, Maerten van Heemskerck.
Keajaiban
dunia kuno yang berumur paling pendek adalah Colossus of Rhodes, yang hanya
bertahan selama 56 tahun sebelum dihancurkan oleh gempa
bumi.
Lalu apa sesungguhnya kategori dan
predikat candi Borobudur dalam literatur budaya internasional ?
Dalam situs wonderclub.com, Borobudur ditulis
sebagai “The Forgotten Wonders” –keajaiban yang terlupakan, bersama-sama dengan
Tembok Besar (Cina); Colosseum (Italia); dan Machu Picchu (Peru). Barangkali,
masyarakat di tanah air sudah saatnya menyadari fakta bahwa dari dulu candi
Borobudur memang kurang dikenal di percaturan budaya internasional.
Pertanyaannya, mengapa Tembok Besar;
Colosseum; dan Machu Picchu –yang sama-sama tergolong keajaiban yang
terlupakan, dapat terpilih masuk tujuh keajaiban dunia ? sementara Borobudur,
tidak ! Bahkan penyelenggara Tujuh Keajaiban Dunia yang Baru yakni The New Open
World Corporation (NOWC) sama sekali tidak mencantumkan Borobudur dalam daftar
177 nominasi.
Ini mencerminkan betapa Indonesia tidak
cukup cepat masuk ke pasar informasi, terutama untuk berpromosi. Ingat,
pemilihan versi NOWC dilakukan lewat internet. Bandingkan saja, ketika NOWC
mulai mengumumkan akan melakukan pemilihan tujuh keajaiban dunia baru,
banyak negara –yang memiliki situs warisan dunia, aktif meresponnya dengan
antusias. Mereka berkampanye mempromosikan situs budayanya dengan berbagai kiat
dan strategi jitu.
1.
Pemerintah Cina, meminta semua
mahasiswa dan pelajarnya memberikan suara agar Tembok Besar masuk nominasi.
2.
Bintang-bintang Bollywood India
ikut mengkampanyekan Taj Mahal dengan meminta masyarakat membuka internet dan
memilihnya.
3.
Pemerintah Yordania menyediakan
dana khusus agar warganya berpartisipasi memilih Petra masuk dalam nominasi.
4.
Pemerintah Meksiko mengajak
Coca-Cola berpartisipasi dengan cara setiap kalengnya diberi gambar Chichen Itza
dan bagaimana memilihnya.
5.
Pemerintah Peru menyediakan
komputer gratis beserta jaringan internet di tempat umum agar masyarakat
memilih Machu Picchu.
6.
Pemerintah Italia terus menerus
mempromosikan Colosseum, baik di dalam maupun luar negeri.
7.
Presiden Brasil berkampanye di TV
dan radio, agar rakyatnya memilih Patung Kristus.
Hasilnya, luar biasa positif. Patung
Kristus; Kota Kuno Petra; Tembok Besar; Machu Picchu; dan Chichen Itza akhirnya
terpilih sebagai bagian dari Tujuh Keajaiban Dunia Baru.
Nah, bagaimana dengan Indonesia ?
Sudahkah mengkampanyekan Borobudur agar masuk nominasi NOWC ? Rasanya, tidak
pernah. Tampaknya pemerintah adem-ayem dalam merespon, bahkan terkesan tidak
begitu peduli sehingga akhirnya candi Borobudur pun lepas. Kita baru ribut
setelah semuanya terjadi.
Sekarang, semua telah berlalu. Mari kita
menatap ke depan dengan optimis, kita juga perlu bersyukur karena candi
Borobudur hingga saat ini masih tetap diakui secara resmi oleh United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan
budaya dunia. Unesco sendiri telah memperbarui daftar situs World Heritage
–warisan dunia, menjadi 830 tempat. Borobudur, salah satunya. Bahkan,
perwakilan ahli Unesco Paris telah mengunjungi Bali pada bulan November 2006,
guna memonitor 3 situs yang diusulkan pemerintah menjadi warisan dunia yakni :
Pura Taman Ayun; situs pertapaan sepanjang Sungai Pakerisan; dan sistem
pengairan Subak di Jatiluwih.
Pada berikutnya Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif (dahulu Kemenbudpar-Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata)
sempat terlibat dengan dukungan Pulau Komodo sebagai keajaiban dunia, namun
seperti diketahui bersama bahwa Indonesia akhirnya menolak menjadi tuan rumah
deklarasi yang akan diadakan pada 11 November 2011 yang diusulkan yayasan
New7Wonders. Jero Wacik (mantan
Menteri Budpar) saat itu mengatakan bahwa alasan penolakan adalah keberatan
dengan komitmen fee. Indonesia harus membayar Rp 400 miliar promosi
komodo sebagai tuan rumah dan belum tentu menang. Biaya yang dibayar dinilai
tidak sebanding dengan manfaat.
Bagi kita, candi Borobudur adalah kebanggaan
bangsa Indonesia. Karena itu, sah-sah saja andai masyarakat kita menyebutnya
sebagai bagian dari Keajaiban Dunia.
Kategori Tujuh Keajaiban Dunia
Sampai sekarang tidak ada definisi resmi
tentang apa keajaiban dunia itu. Daftar paling populer mengelompokkannya dalam
3 kategori, yakni : Keajaiban Kuno; Keajaiban Abad Pertengahan; dan Keajaiban
Modern. Di samping itu terdapat daftar lain dalam kategori yang lain pula,
yakni : Keajaiban Yang Terlupakan; Keajaiban Alam; dan Keajaiban Bawah Air.
Yang dimaksud dengan keajaiban yang
terlupakan adalah situs kuno yang keberadaannya kurang dikenal oleh para
sejarawan dan arsitek secara internasional –candi Borobudur, masuk dalam
kategori ini.
Sedangkan keajaiban alam dan keajaiban
bawah air ditujukan bagi suatu tempat (di daratan/lautan) yang dianggap
memiliki nilai luar biasa sehingga harus dilindungi keberadaannya –Pulau
Krakatau di Indonesia merupakan salah satu situs Keajaiban Alam, dan Great
Barrier reef di Australia tergolong Keajaiban Bawah Air.
Adapun yang selama ini dinilai sebagai
Tujuh Keajaiban Dunia, sesungguhnya adalah Tujuh Keajaiban Kuno yang terkait
dengan sejarah Herodotus pada abad ke-5 SM. Tetapi catatan lengkap Herodotus
lenyap, sehingga tidak banyak data dan fakta yang bisa diungkapkan. Sekitar 2
abad kemudian, Callimachus –yang menjabat sebagai kepala perpustakaan
Alexandria Mouseion, menuliskan catatan tentang Koleksi Keajaiban Dari Seluruh
Dunia. Sayang, hanya sedikit yang diketahui dari koleksi tersebut –karena
dikabarkan, tulisannya punah tak terselamatkan bersamaan dengan hancurnya
perpustakaan tersebut. Selanjutnya, Philon –seorang filosof Yunani dari
Bizantium, telah membuat daftar tujuh keajaiban dunia yang pertama. Namun
seperti sebelumnya, manuskrip tentang hal ini juga tidak pernah terungkap
seutuhnya. Sementara itu, daftar yang kemudian muncul dan dikenal hingga saat
ini didasarkan pada puisi kuno Antipater.
UNESCO
Sejauh ini, kategorisasi Tujuh Keajaiban
Dunia tersebut tidak pernah tercatat secara resmi dan diakui sebagai program
hasil konvensi komite Unesco (Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi
masalah : pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya). Oleh sebab itu, tidak
mengherankan apabila kemudian muncul pengakuan-pengakuan berbeda dari banyak
negara tentang daftar tujuh keajaiban dunia –contoh paling aktual bagi kita
adalah candi Borobudur. Unesco (United Nations Education, Scientific, and
Cultural Organization) hanya mengelompokkan sejumlah World Heritage Site –situs
warisan dunia, sesuai kriteria dan standar yang telah dibakukan dalam konvensi
resmi. Hingga saat ini terdapat lebih dari 850 situs warisan dunia, secara
resmi masuk dalam daftar Unesco dan mendapat perlindungan internasional –setiap
tahun, situs warisan dunia Unesco tersebut terus bertambah seiring dengan
penemuan-penemuan baru.
Daftar tujuh keajaiban dunia (kuno)
versi Antipater, bukanlah daftar resmi yang disahkan PBB. Daftar tersebut
hanyalah catatan sejarah Antipater yang secara turun temurun dikutip sebagai
Pilihan Resmi Masyarakat Dunia –padahal bila melihat nama dan tempatnya, dapat
disimpulkan bahwa ‘dunia yang dijelajahi oleh Antipater masih sangat kecil’ di
sekitar Mediterania dan Timur Tengah (Mesir, Yunani, Turki, Irak).
Dari 7 monumen purba dalam daftar
Antipater tersebut –yang berdiri sejak 2500 hingga 200 SM, yang tersisa tinggal
Piramida Giza saja. Sedangkan ke-6 bangunan lainnya telah lama musnah, maka
tidak mengherankan apabila muncul rekaan gambar dari ke-6 situs purba yang
beraneka ragam sesuai dengan imajinasi dan referensi para pelukisnya.
Bernard Weber |
New Open World Corporation (NOWC)
Bernard Weber –seorang kurator museum;
pembuat film; dan pilot, mulai menggagas New Seven Wonder of The World –Tujuh
Keajaiban Dunia yang Baru, pada bulan September 1999. Gagasan tersebut menguat
manakala Weber –yang sering berkeliling dunia dan mengunjungi berbagai situs
budaya dunia –pada tahun 2001 menyaksikan hancurnya patung Budha raksasa
(dibagun pada abad ke-4) di Bamiyan Afghanistan, akibat perang berkepanjangan
di negara tersebut. Pria asal Swiss (berdarah campuran Swiss-Perancis) ini
begitu prihatin dan menyadari bahwa setiap saat, situs-situs besar dan ajaib di
seluruh dunia bisa lenyap oleh banyak sebab dan kemungkinan.
Itulah yang mendorong Weber untuk segera
mewujudkan niatnya untuk memilih dan menetapkan tujuh keajaiban dunia yang baru
dengan mendirikan NOWC sebagai wadah gagasannya. Weber berharap, dunia akan memiliki
Tujuh Keajaiban Dunia Baru selain Tujuh Keajaiban Dunia Lama yang hampir
semuanya telah punah.
Jajak Pendapat
Bernard Weber beralasan bahwa Tujuh
Keajaiban Dunia Baru ini (harus) merupakan pilihan banyak orang dan mewakili
kebudayaan sejak manusia berada di muka bumi –tidak seperti tujuh keajaiban
dunia kuno yang ditetapkan oleh hanya satu orang. Perlu diketahui bahwa
pemilihan tersebut dilakukan Weber dan NOWC melalui polling (jajak
pendapat) internet dan telepon. Pesertanya bisa siapa saja dan tidak dijamin
mereka paham akan sejarah; kultur; dan nilai arsitektur bangunan yang
dipilihnya. Ini pula yang mendorong banyak pihak mengkritik pemilihan tersebut,
tak beda dengan ajang American Idol atau Indonesian Idol. Namun
semua kritik tersebut, tak membuat Weber surut. Dia mendapat dukungan dari
Frederico Mayor Zaragoza (mantan Direktur Jendral Unesco), yang kemudian oleh
Weber dijadikan sebagai Ketua Dewan Juri Pemilihan. Jose Freitas do Amaral,
komisaris NOWC mengatakan : “Saya gembira karena untuk pertama kalinya dalam
sejarah, dunia bisa memilih dan memutuskan”.
Amaral kemudian mengumumkan, jajak
pendapat bisa diikuti melalui internet pada situs http://www.new7wonders.com dan telepon. Masyarakat
internasional diundang untuk menominasikan situs budaya yang ada di negara
mereka dan merepresentasikan negaranya masing-masing. Kriterianya berkaitan
dengan keindahan, kompleksitas, nilai historis, hubungan kebudayaan, dan makna
arsitekturalnya. Cara memilihnya sangat mudah, para pemilih hanya meng-klik
salah satu gambar yang ada di situs itu. Hasilnya luar biasa, lebih dari 100
juta orang mengikuti pemilihan itu.
Lembaga New Seven Wonders menerima
sekitar 200 pengajuan peninggalan sejarah dan arsitektur dari seluruh dunia
untuk dipilih menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Dewan juri
kemudian menyeleksinya menjadi 77 situs pada tahun 2005, kemudian pada awal
2006 ditetapkan 21 situs sebagai finalis.
07 – 07 – 07
Pemungutan suara berakhir pada tanggal 6
Juli 2007, pengumuman pemenang digelar di stadion sepakbola Benfica
Lisbon-Portugal pada Minggu malam tanggal 07; bulan 07; tahun ’07; serta pukul
07 malam. Tanggal 7 Juli 2007 sengaja dipilih untuk menetapkan Tujuh Keajaiban
Dunia Baru ini. Dengan dihadiri ribuan orang –termasuk tokoh dunia dan
selebritis seperti PM Portugal Jose Socrates; astronot Neil Armstrong; dan
artis Jennifer Lopez,- sedangkan acara dipandu oleh aktor Inggris Ben Kingsley
dan aktris Hillary Swank peraih Piala Oscar Amerika Serikat serta disiarkan ke
170 negara dan disaksikan sekitar 1,6 miliar penduduk bumi, maka Tujuh
Keajaiban Dunia baru pun telah lahir, yakni :
No
|
Nama
|
Lokasi
|
Perlambang
|
1.
|
Tembok Besar
|
Cina
|
Perlindungan dan Terus Menerus
|
2.
|
Taj Mahal
|
India
|
Cinta dan Hasrat
|
3.
|
Petra
|
Yordania
|
Teknik dan Perlindungan
|
4.
|
Chichen Itza
|
Meksiko
|
Pemujaan dan Ilmu Pengetahuan
|
5.
|
Machu Picchu
|
Peru
|
Komunitas dan Dedikasi
|
6.
|
Colosseum
|
Italia
|
Kesenangan dan Penderitaan
|
7.
|
Patung Kristus Penebus
|
Brazil
|
Penerimaan dan Keterbukaan
|
Begitu pengumuman disiarkan, kritik pun
mencuat. “Tujuh Keajaiban Dunia yang baru itu hanyalah hasil dari sebuah
inisiatif privat,” demikian pernyataan resmi Unesco. Bagaimana tidak, Unesco
sebenarnya memiliki daftar 850 monumen yang disebut situs peninggalan dunia.
Namun, Unesco tidak dilibatkan.
Kendati ditolak Unesco, namun masyarakat
yang situs budaya negaranya terpilih menyambutnya dengan suka cita. Surat kabar
USA Today dari Amerika Serikat, menulis : “Untuk segala kekurangannya,
daftar tujuh keajaiban dunia baru ini merupakan sebuah pengingat akan
kreativitas manusia sepanjang masa yang begitu mengagumkan. Apalagi jika
dihadapkan di tengah panggung dunia internasional yang dipenuhi terorisme dan
kekerasan.”
Koran itu juga menggarisbawahi bahwa
jajak pendapat itu menunjukkan betapa teknologi mengubah bumi menjadi sebuah
desa elektronik, makanya USA Today menobatkan “internet” sebagai salah satu
keajaiban dunia versinya. Selengkapnya Tujuh Keajaiban Dunia versi USA Today
adalah :
1.
Potala Palace (Tibet);
2.
Kota Tua Yerussalem;
3.
Kubah Es (Kutub);
4.
Monumen Nasional Kelautan
Papahanaumokuakea (Hawaii);
5.
Reruntuhan Mayan (Mesoamerica);
dan
6.
Great Migration of Serengeti and
Masai Mara (Tanzania dan Kenya); serta
7.
Internet.
Tujuh Keajaiban Dunia Baru
Great Wall |
1.
Tembok Besar – Cina
(Perlindungan
dan Terus Menerus)
Tembok Besar –juga dikenal dengan nama
Tembok Sepanjang 10.000 Li- merupakan bangunan terpanjang yang pernah
dibuat oleh manusia. Pada tanggal 18 April 2009, setelah investigasi secara
akurat oleh pemerintah Republik Rakyat Cina, diumumkan bahwa tembok raksasa
yang dikonstruksikan pada periode Dinasti Ming itu panjangnya
adalah 8.851 km; tinggi 8 m; lebar 5 m (bagian atas) dan 8 m (bagian bawah).
Pada jarak 180 hingga 270 meter, dibangun menara pengintai yang tingginya
mencapai 11 hingga 12 meter.
Menurut catatan sejarah, setelah tembok
panjang dibangun oleh Ming, barulah dikenal istilah "changcheng" ("tembok
besar" atau "tembok panjang"). Sebelumnya istilah tersebut tidak
ditemukan. Istilah Tembok Besar Cina dalam Bahasa Mandarin adalah
"wanli changcheng", bermakna "tembok yang panjangnya 10 ribu
li". Pada masa sekarang, istilah inilah yang resmi digunakan. Tembok Besar
Cina disebut-sebut sebagai salah satu bangunan buatan manusia yang terlihat
dari ruang angkasa dengan mata
telanjang. Namun, setelah dilakukan investigasi oleh para astronot, persepsi
tersebut tidak benar. Dari orbit yang rendah, bangunan buatan manusia seperti jalan, kapal laut, kota dan lain-lain memang dapat terlihat,
namun pada saat melewati orbit bumi dengan tinggi puluhan ribu kaki, tak satu
pun benda di permukaan bumi yang dapat terlihat, termasuk Tembok Besar Cina.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan NASA: "The Greatwall can barely be
seen from the Shuttle, so it would not be possible to see it from the moon with
the naked eye". –Tembok Besar Cina ini hampir tidak terlihat
dari dalam kapsul pesawat (antariksa), sehingga tidak mungkin
dapat terlilat dari bulan dengan mata telanjang. Astronot Cina pertama
yang diluncurkan di ruang angkasa pada tahun 2004, Yang Li-Wei, juga menyatakan bahwa ia tidak dapat
melihat bangunan tersebut.
Pendirian tembok ini memakan waktu
ratusan tahun dan melewati kekuasaan beberapa kaisar. Semula diperkirakan
Kaisar Qin Shi-huang (dinasti Qin) 2 abad sebelum masehi yang memulai
pembangunan tembok itu, namun menurut penelitian dan catatan literatur sejarah,
tembok itu dibuat sebelum dinasti Qin berdiri. Qin hanya meneruskan
pembangunan; merenovasi; dan mengokohkannya. Bentuk tembok yang sekarang
merupakan hasil pembangunan dan renovasi di zaman dinasti Ming (1368 – 1644).
Bentangan Tembok Besar |
Pada 221 SM, Kaisar Qin Shi-huang
berhasil menyatukan Tiongkok. Ia lalu memerintahkan agar tembok-tembok yang
dibangun oleh berbagai negara kepangeranan itu disambung menjadi satu tembok
besar. Tembok itu dijadikan sebagai kubu pertahanan untuk menangkis serangan
pasukan kavaleri etnis nomadic di padang rumput Mongolia –bagian Utara
Tiongkok.
Saat ini Tembok Besar bukan lagi
berfungsi sebagai kubu pertahanan militer, ia sudah menjadi cagar budaya; situs
warisan dunia; sekaligus sebagai obyek wisata. Tembok Besar adalah hasil jerih
payah yang dibasahi keringat; darah; jiwa; serta diresapi kecerdasan rakyat
Tiongkok pada zaman kuno. Kini, Tembok Besar itu telah menjadi monumen semangat
bangsa Cina.
Taj Mahal |
2.
Taj Mahal – India
(Cinta dan
Hasrat)
Taj Mahal merupakan musoleum (makam) di
sebuah kota bernama Agra yang terletak di kawasan utara India Uttar Pradesh yang
sekilas bentuknya mirip masjid. Makam ini memang dikenang sebagai persembahan
cinta abadi Sultan Syihabuddin Shah Jahan I untuk mendiang istri Persianya : Arjumand
Banu Begum juga dikenal sebagai Mumtaz-ul-Zamani atau Mumtaz Mahal.
Bangunan itu
berawal dari 4 janji Shah Jahan I, saat Mumtaz Mahal terbaring sekarat di sisi
suaminya Shah Jehan, setelah melahirkan anak ke-14 bagi sang raja. Perempuan
itu menagih empat janji dari sang raja. Pertama memohon dibangunya sebuah Taj,
kedua memintanya tidak kimpoi –menikah- lagi, ketiga menuntut perlakuan baik
suaminya pada anak-anak mereka, dan terakhir memintanya untuk mengunjungi
makamnya secara teratur. Tak lama kemudian Mumtaz Mahal pun meninggal.
Shah Jahan,
awalnya bernama Khurrum Shihab-ud-din Muhammad, merupakan pangeran dari Dinasti
Mughal. Ia lahir dari 1592 di Lahore, dan menjadi putra ketiga yang paling
disayang kaisar Jahangir. Ia diplot sang kaisar untuk menggantikannya kelak,
dan ia pun dididik secara khusus termasuk dalam bidang budaya, pengetahuan, dan
seni beladiri serta kemiliteran. Di usia 16 tahun
ia mengejutkan ayahnya dengan desain markasnya di dalam benteng Kabul dan
mendesain ulang benteng Agra, setelah diberi wewenang oleh sang ayah untuk
memimpin sejumlah pasukan. Ia kemudian menikah dengan Akbarabadi Mahal menyusul
istri kedua Kandahari Mahal. Tetapi cinta sejati justru berkembang saat ia
jatuh hati pada gadis belia 14 tahun Arjumand Banu Begum, cucu bangsawan
Persia.
Ia terpaksa menunggu selama lima tahun sebelum diizinkan
menikahi gadis menawan itu pada 1612. Dan seusai pesta pernikahan yang megah
itu, istri ketiganya itu diberi julukan Mumtaz Mahal Begum. Mumtaz Mahal justru
menjadi istri yang paling disayang dan dimanjakannya. Begitupun sang istri ini
selalu menemaninya dalam setiap penugasan ke luar daerah. Setia menemani di
dalam istana, maupun di tenda-tenda dalam perjalanan sang pangeran. Cinta kedua
anak manusia ini memang sangat romantis, intim, dan harmonis.
“….Di sini, pada bumi yang berdebu,
kematian yang lemah lembut telah menutup kehidupan dalam bungkus kenangan yang
teramat indah…” –sebait puisi, ditulis penyair India Rabindranath Tagore untuk
melukiskan keindahan bangunan Taj Mahal itu.
Pembangunan Taj Mahal memakan waktu
selama 22 tahun (1630 – 1653), menyerap 20 ribu orang pekerja. Menggunakan
material pualam putih dari Rajastan; batu permata Kristal dari Cina; batu pirus
hijau dari Tibet; dan batu safir dari Srilangka –diperlukan 1.000 ekor gajah
untuk mengangkut bahan-bahan itu. Taj mahal dirancang khusus oleh para arsitek
Persia dan Arab, di bawah pimpinan Ustadz Ahmad Lahori –arsitek asli India. Namun
sejumlah penelitian merujuk bahwa sang arsitek utama yang misterius itu
kemungkinan besar adalah seorang Italia. Seseorang yang bernama Geronimo
Veroneo. Dugaan muncul berdasarkan pernyataan Father Manrique, seorang
Augustinian Friar, yang berkunjung ke Agra pada 1640 dalam upaya menjemput
Father Antony yang akan dibebaskan dinasti Mughal dari penjara. Tapi kesaksian
ini justru sangat ditentang oleh banyak orang yang meragukan ada seniman besar
Italia di abad ke 17 yang berada di India. Akan tetapi sejumlah makam Kristen
Padres Santos di Agra memang menjadi satu bukti bahwa orang Eropa sudah berada
di Agra saat pembangunan Taj Mahal dan masa sesudahnya. Sultan Shah Jahan
membuat Taj Mahal sebagai persembahan bagi istri ke-3 nya Mumtaz Mahal yang
meninggal dunia pada 1631 dalam usia 39 tahun, setelah melahirkan putrinya yang
ke-14 –yang diberi nama Gauhara Begum.
Jean-Baptiste
Travernier mungkin menjadi "turis" Eropa pertama yang mengunjungi Taj
Mahal. Dari kunjungannya tahun 1665, ia menuliskan bahwa kemungkinan Shah Jahan
berencana membangun Taj Mahal dengan marmer hitam. Namun Shah Jahan mungkin
sudah tidak berkuasa lagi digantikan anaknya Aurungzeb sebelum Taj Mahal
dibangun. Sehingga akhirnya dibuat dengan marmer putih. Sisa-sisa marmer hitam masih terlihat di seberang sungai di
Moonlight Garden, Mahtab Bagh, yang tampaknya mendukung versi legenda ini.
Namun hasil penelitian dan penggalian di sana pada 1990 menemukan bahwa marmer
itu adalah marmer putih yang berubah warna menjadi hitam. Teori tersebut juga
sudah diuji coba pada 2006 di lokasi tersebut dan membuktikan bahwa marmer yang
digunakan adalah memang marmer putih dan bukan hitam. Masih banyak lagi mitos dan kontroversi soal Taj Mahal. Termasuk
keraguan apakah Taj Mahal memang dibangun khusus untuk mengenang kisah cinta
Shah Jahan bagi sitrinya Mumtaz Mahal, atau lebih daripada itu yaitu merupakan
refleksi cinta yang lebih murni dalam konsep spiritual ilahi. Atau sekadar
propaganda dinasti Mughal untuk menunjukkan kajayaan mereka semata? Belum ada
yang bisa memastikan. Bangunan yang mengusung
konsep simetris itu merupakan satu pertanyaan lain. Lalu penataan kolam dan
refleksi langsung Taj Mahal di atas air menjadi bahan perdebatan lainnya.
3.
Petra – Yordania
(Teknik dan
Perlindungan)
Petra adalah kota yang didirikan dengan
memahat dinding-dinding batu di Wadi Araba, sebuah lembah bercadas di Yordania.
Petra –yang berarti : batu, dalam bahasa Yunani –merupakan ibukota Kerajaan
Nabatean. Didirikan pada 9 SM hingga 40 M oleh Raja Aretas IV, sebagai kota
yang sulit ditembus musuh dan aman dari bencana alam. Nabatean membangun Petra
dengan sistem pengairan yang luar biasa rumit. Terdapat terowongan air dan
bilik air yang menyalurkan air bersih ke kota, juga berguna untuk mencegah
banjir mendadak. Mereka memiliki teknologi hidrolik untuk mengngkat air,
terdapat pula sebuah teater yang mampu menampung 4.000 orang. Hingga kini, istana
Makam Hellenistis yang memiliki tinggi 40 m masih berdiri impresif di sana.
Kota Petra bagi orang Eropa lebih terkenal dengan nama The Rose Red
City.
Penduduk kota Petra adalah penyembah
berhala, dengan dewa utamanya bernama Dushara –yang berbentuk batu hitam, juga
menyembah Allat –dewa Arab kuno. Dari tujuan utama sebagai pertahanan, Petra
kemudian berkembang menjadi kota perdagangan, karena terletak di jalur distribusi
barang antara Eropa; Timur Tengah; dan Cina –jalur Sutera.
Kawasan Petra merupakan wilayah
tertinggi (1.350 m dpl) di seluruh padang gurun Yordania –sering disebut Jabal
Harun (gunung Harun); El Barra atau gunung Hor, tempat nabi Harun as meninggal
dan dimakamkan oleh nabi Musa as. Nabi Harun as tiba di wilayah itu ketika
mendampingi nabi Musa as yang membawa umatnya keluar Mesir untuk menghindari
dari kejaran firaun. Konon wilayah Petra merupakan tempat melarikan diri bangsa
Israel pada masa tribulasi (pertengahan) dari kejaran tentara Antikris.
Beberapa gua berukuran raksasa yang berada jauh dari permukaan tanah, menjadi
tempat perlindungan kuat bagi Israel selama 1.260 hari.
Pada tahun 106 M, Kerajaan Romawi
mencaplok Petra. Sekitar tahun 700 M, Petra menjadi kota mati setelah sistem
hidrolik dan beberapa bangunan utamanya hancur menjadi puing. Usai Perang Salib
pada abad ke-12, Petra sempat menjadi kota yang hilang –lebih dari 500 tahun-
hanya penduduk lokal di wilayah Arab yang mengenalnya dan tetap merahasiakan
keberadaannya. Baru pada 1812, Johann Ludwig Burckhardt –seorang petualang dari
Swiss- menemukan kota itu dengan menyamar sebagai seorang muslim.
Petra kemudian dikenal luas di Eropa
setelah dikampanyekan oleh David Robert dari Skotlandia yang mengunjungi Petra
pada bulan Maret 1839. Dia menemukan Petra setelah lebih 5 bulan mengelilingi
Timur Tengah.
Piramida Chichen Itza |
4.
Chichen Itza – Meksiko
(Pemujaan dan
Ilmu Pengetahuan)
Reruntuhan Kota Chichen Itza di
Semenanjung Yukatan Meksiko, merupakan kota yang dibangun oleh suku Maya. Masa
kejayaan peradaban suku Maya (500 SM – 800 M) ditandai dengan seni arsitektur;
pahat; patung; dan keramik. Mereka juga pandai dalam ilmu perbintangan;
matematika; teknologi pertanian; dan mencatatkan sejarah mereka di
bangunan-bangunan penting. Kota Chichen Itza menjadi semacam pusat pemerintahan
suku Maya di dataran rendah Utara, wilayah Semenanjung Yukatan. Ia juga menjadi
semacam ‘kiblat’ ibadah bagi suku-suku Indian di Amerika Tengah.
Kota kuno ini dibangun pada penanggalan
tahun 514 M. Chichen Itza, berarti : di bibir sumur Itza –bahasa suku Maya.
Penamaan itu berhubungan dengan penemuan 2 buah sumber air bersih yang jernih
dan melimpah, oleh suku Maya di wilayah itu. Setelah 150 tahun berdiri, Chichen
Itza akhirnya ditinggalkan oleh suku Maya. Alasan perginya seluruh penduduk
kota, sampai sekarang masih menjadi misteri. Lebih dari 300 tahun, kota Chichen
Itza menghilang ditelan belukar dan hancur. Baru kemudian ditemukan oleh suku
Maya lainnya dan mereka membangun permukiman kembali. Oleh sebab itu, catatan
sejarah membagi peradaban suku Maya di Chichen Itza menjadi 2 bagian :
Pertama, Chichen Viejo (Chichen Lama)
yang ditemukan pada 500 M dengan arsitektur yang merepresentasikan Chaac –Dewa
Hujan Suku Maya.
Kedua, Chichen Nuevo (Chichen Baru) yang
berdiri sekitar 850 M dengan arsitektur yang merepresentasikan Kukulcan –Dewa
Ular Berbulu Suku Maya.
Suku Maya Yukatan adalah pemuja dewa
matahari, maka mereka membangun kuil-kuil pemujaan yang berbentuk piramida
bertangga/berundak di atas bukit. Puncak piramida tidak runcing, melainkan
datar. Setiap sisinya terdapat tangga dengan 91 anak tangga. Jumlah keseluruhan
anak tangga dari 4 sisi piramida dan ditambah 1 anak tangga di bagian puncak,
adalah 365 anak tangga –konon, menggambarkan jumlah hari dalam setahun.
Kejayaan suku Maya akhirnya surut
seiring hadirnya suku Toltec dan Aztec. Menurut literatur, suku Toltec-lah
yang kemudian menguasai Yukatan dan membangun Chichen Itza tanpa mengubah
tradisi dan ciri peradaban Maya sebelumnya. Dengan demikian, periode kejayaan
Chichen Itza merupakan campuran kebudayaan Maya dan Toltec. Ratusan tahun
kemudian, Chichen Itza dikuasai oleh suku Aztec yang tetap mempertahankan
tradisi dan ciri peradaban Maya dan Toltec. Puing-puing peninggalan Kota Chichen
Itza dewasa ini menjadi bukti yang menunjukkan betapa kota itu kerap menjadi
korban peperangan antarsuku.
Reruntuhan Kota Machu Picchu |
5.
Machu Picchu – Peru
(Komunitas dan
Dedikasi)
Machu Picchu adalah kota berlapis emas
yang dibangun suku Inca di ketinggian 2.350 m di atas permukaan laut. Machu
Picchu -"Gunung Tua" dalam bahasa Quechua; sering juga
disebut "Kota Inca yang hilang" –berada di atas lembah Urubamba di Peru, sekitar 70 km barat laut Cusco. Kota ini dibangun antara 1440 dan 1470
SM oleh Pachacuti Inca Yupanqui –penguasa suku Inca. Ditinggalkan
seratus tahun kemudian, ketika bangsa Spanyol berhasil
menaklukan Kerajaan Inca –namun para
ahli menduga wabah cacarlah yang menyebabkan Machu Picchu ditinggalkan, lebih
dari 50 persen populasinya terbunuh akibat wabah itu pada tahun 1527. Ketika Pizzaro –penakluk dari Spanyol- tiba di Cuzco
pada tahun 1532, Machu Picchu keburu menjadi kota hantu di atas awan. Akhirnya situs
ini kembali ditemukan oleh Hiram Bingham III –arkeolog dari Universitas Yale- pada tahun 1911.
Muncullah berbagai teori mengenai
puing-puing kota yang berdiri di atas perbukitan itu. Beberapa peneliti percaya
Machu Picchu adalah makam Pachacutec, karena terdapat bangunan-bangunan yang
dilapisi emas. Peneliti
lain berteori Machu Picchu adalah ‘Ilacta’ atau kota untuk mengontrol ekonomi
daerah-daerah taklukan dan melindungi para bangsawan Inca. Teori lainnya adalah
Machu Picchu sebagai ‘vila’ para pembesar Inca, sekaligus sebagai tempat
upacara pengamatan musim dan astrologi.
Hidung Orang Inca |
Siluet gunung (Huayna Picchu atau
‘gunung muda’) yang berada di latar belakang Machu Picchu menunjukkan hidung
orang Inca yang melihat ke langit. Machu Picchu ini bertingkat-tingkat, semakin
tinggi tingkatannya, semakin tinggi tingkat kekuasaan orang yang menempatinya.
Di tempat tertinggilah tempat para pendeta Inca mengadakan upacara menghormati
matahari setiap harinya. Di wilayah itu terdapat sebuah batu seukuran piano
yang disebut sebagai ‘intihuatana’ (tempat tambatan matahari) –dimana matahari
terikat. Batu ini sebagai jam matahari.
Pintu Masuk Machu Picchu yang didesain dengan mekanisme tutupan
internal, dibagi dalam beberapa bagian yakni sektor hanan (atas) dan hurin
(bawah) yang mereka bagi berdasarkan partisipasi sosial dalam hirarki
masyarakat Inca. Pembagian ini dipisahkan oleh sebuah plaza (tanah lapang) yang
panjang, yang dibangun di atas sebuah teras dalam berbagai level berdasarkan
struktur tanah pegunungan ini. Salah satu bangunan yang paling penting di
daerah perumahan ini adalah Menara Templo del Sol (Menara Tempat Pemujaan
kepada Matahari) –di Templo del Sol ini, tepat jam 12 siang orang berebutan
untuk merasakan kekuatan tenaga magnet matahari di puncaknya. Di tempat ini
pula diselenggarakan perayaan yang berhubungan dengan peredaran matahari,
seperti perpindahan posisi matahari dari utara ke selatan –biasanya bulan Juni.
Di Cusco khususnya di Sacsayhuaman dirayakan Perayaan Inti Raymi –pemujaan
kepada Dewa Matahari.
Selain itu terdapat pula Perumahan Raja di mana Pachacutec
dan keluarganya tinggal. Ini merupakan perumahan yang paling halus, besar dan
menempati sebagian besar zona perumahan ini. Ada dua ruangan besar yang rapih,
salah satu kamarnya memiliki akses ke kamar kecil tempat aliran air. Selain
itu, terdapat juga kandang untuk binatang llama dan sebuah teras pribadi untuk
melihat pemandangan ke arah timur kota ini.
Batu Intihuatana |
Sektor Hurin (bawah) merupakan bagian paling utara dari kota Machu
Picchu dan dari sini terdapat jalan menuju Huayna Picchu (Gunung Kota Muda). Bagian yang terbesar dari sektor ini adalah bangunan yang hanya
mempunya satu pintu masuk yang mereka namakan
Acllahuasi –rumah bagi para perempuan terpilih- yang mendedikasikan diri
mereka untuk pelayanan religius dan keindahan murni.
Colosseum |
6.
Colosseum – Italia
(Kesenangan dan
Penderitaan)
Colosseum adalah sebuah peninggalan
bersejarah berupa arena gladiator, berbentuk elips yang disebut amfiteater atau dengan nama aslinya Flavian
Amphitheatre. Nama Coloseum diambil dari nama sebuah patung setinggi 130 kaki atau 40 m, Colossus. Patung Colossus dibuat ulang
sebagai pengganti Nero sebagai
perumpamaan dari Sol
dewa matahari, dengan menambahkan mahkota matahari. Di waktu
pertengahan tahun, patung colossus telah menghilang. Seorang ahli mengatakan
bahwa sejak patung itu terbuat dari tembaga, patung itu
telah dileburkan untuk digunakan kembali. Di Italia, Coloseum ini diberi nama
il colosseo tapi bahasa Roma lainnya menggunakan nama le colisée dan el coliseo
untuk menyebutkan Colosseum.
Situs ini terletak di kota kecil di Italia, Roma, yang didirikan oleh Walikota Vespasian tahun 72 M pada
masa Domitianus dan
diselesaikan oleh anaknya Titus tahun 80 M.
Pertunjukan Gladiator |
Di Coloseum inilah penyelenggaraan serbagai
pertunjukan yang spektakuler digelar, yaitu pertarungan antara binatang (venetaiones),
pertarungan antara tahanan dan binatang, eksekusi tahanan
(noxii), pertarungan air (naumachiae) dengan cara membanjiri
arena, dan pertarungan antara gladiator (munera).
Selama ratusan tahun itu, diperkirakan ribuan orang maupun binatang mati di
pertunjukkan Coloseum.
Tempat duduk di Coloseum dibagi menjadi
tingkatan-tingkatan yang berbeda berdasarkan status sosial dalam masyarakat
Romawi. Podium utama di yang terletak di bagian utara dan selatan untuk Kaisar
dan keluarganya, Kemudian pada tingkat yang sama dengan platform yang lebih
luas merupakan podium khusus untuk para senator Roman, yang boleh membawa kursi sendiri. Pada
tingkat berikutnya disebut maenianum primum, yang dikhususkan untuk para bangsawan Roman. Selanjutnya pada tingkat ketiga adalah
maenianum secundum yang dibagi-bagi lagi menjadi
tiga bagian. Bagian paling bawah (immum) digunakan untuk para orang kaya, di bagian atasnya
lagi (summum), digunakan untuk rakyat jelata. Dan yang terakhir, di bagian kayu
(maenianum secundum in legneis) adalah tempat
yang strukturnya dari kayu di paling atas bangunan. Tempat itu merupakan tempat
untuk berdiri saja yang digunakan untuk para wanita rendahan.
Christ Redeemer |
7.
Patung Kristus Penebus – Brazil
(Penerimaan dan
Keterbukaan)
Patung Kristus Penebus –Christ Redeemer (bahasa Portugis: Cristo
Redentor) adalah patung dengan gaya
arsitektur Art Deco terbesar (selesai
dibangun serta diresmikan pada 12 Oktober 1931) dan terdapat di Rio de Janeiro, Brazil. Patung ini memiliki tinggi 38 meter
dan terletak di puncak dari Gunung Corcovado yang tingginya 710 m di Taman Nasional Hutan Tijuca, yang menghadap ke kota. Didesain oleh Heitor da Silva Costa dan dipahat oleh Paul
Landowski asal Prancis. Butuh lima tahun membangun patung ini dari beton dan
batu. Jalan kereta api pun dibangun untuk membawa potongan-potongan besar
patung ke puncak gunung. Gagasan untuk membangun sebuah patung yang
besar di puncak Corcovado telah muncul sejak pertengahan 1850-an, ketika imam Katolik Pedro Maria
Boss meminta dana dari Putri Isabel untuk membangun sebuah monumen keagamaan yang
besar. Putri Isabel tidak menanggapi gagsan itu, yang kemudian sama sekali
dilupakan pada 1889, ketika Brazil
menjadi republik, dengan
undang-undang yang mewajibkan pemisahan gereja dari negara. Usul kedua dilontarkan
pada 1921 oleh Keuskupan Agung Rio de Janeiro. Keuskupan
Agung mengorganisir sebuah acara yang disebut Semana do Monumento
("Minggu Monumen") untuk menarik para penyumbang, yang kebanyakan
berasal dari Katolik Brazil. Rancangan-rancangannya dipertimbangkan
untuk "Patung Kristus" termasuk sebuah representasi dari salib Kristen, sebuah patung
Yesus dengan bola dunia di tangannya, dan sebuah pedestal yang melambangkan dunia. Akhirnya
patung Kristus Sang Penebus dengan tangan yang terbuka yang dipilih.
Hanya menempuh
waktu sekitar 15 menit dari pantai Copacabana Rio de Janeiro yang luar biasa
indah, kita bisa tiba di gerbang masuk area Patung Yesus Kristus Penebus di Taman
Nasional Hutan Tijuca Gunung Corcovado, Brazil. Wajah
dan tangan patung Christ Redeemer itu menghadap ke arah kota Rio dan pantai
Copacabana di bawahnya, seakan menerima segala kesalahan dan dosa umat untuk
ditebusnya.
Mugia aya Manfaatna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar