Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII Edisi Revisi 2017:
BAB
II
Pengaruh
Interaksi Sosial terhadap Kehidupan Sosial dan Kebangsaan
A.
Mobilitas
Sosial
1.
Pengertian
Mobilitas Sosial
2.
Bentuk-bentuk
Mobilitas Sosial
3.
Faktor
Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
4.
Saluran-saluran
Mobilitas Sosial
5.
Dampak
Mobilitas Sosial
B.
Pluralitas
Masyarakat Indonesia
1.
Perbedaan
Agama
2.
Perbedaan
Budaya
3.
Perbedaan
Suku Bangsa
4.
Perbedaan
Pekerjaan
5.
Peran
dan Fungsi Keragaman Budaya
C.
Konflik
dan Integrasi dalam Kehidupan Sosial
1.
Konflik
dalam Kehidupan Sosial
2.
Integrasi
Sosial
Bab
II
Pengaruh
Interaksi Sosial terhadap Kehidupan Sosial dan Kebangsaan
Kalian
perhatikan keragaman masyarakat Indonesia pada gambar di atas. Keragaman
masyarakat yang ada di Indonesia, merupakan salah satu kekayaan bangsa
Indonesia. Keragaman masyarakat Indonesia, melahirkan berbagai kebudayaan yang
memiliki nilai yang sangat tinggi. Interaksi masyarakat yang beragam,
melahirkan berbagai inovasi budaya yang menarik.
Keragaman
masyarakat Indonesia bukan hanya dalam hal etnis, tetapi juga faktor-faktor
lain, seperti: agama; budaya; kegiatan ekonomi; dan sebagainya. Dalam kehidupan
sehari-hari, kalian menemukan masyarakat Indonesia yang memiliki keragaman
profesi atau pekerjaan, seperti: buruh dan majikan; staf dan pimpinan; guru dan
kepala sekolah. Interaksi dalam masyarakat antara lain menghasilkan kesepakatan
yang tertulis maupun tidak tertulis, untuk menempatkan seseorang pada posisi
yang sesuai peranannya. Pekerjaan dapat terbentuk oleh adanya kesepakatan dalam
masyarakat. Setiap aspek kehidupan, diisi dengan banyak variasi pekerjaan yang
berbeda-beda.
Kalian
akan mempelajari bagaimana terjadinya mobilitas sosial masyarakat Indonesia.
Mobilitas masyarakat Indonesia yang sangat dinamis, merupakan pendorong
terjadinya keragaman. Keragaman atau pluralitas, merupakan keunggulan bangsa
Indonesia. Namun demikian, bangsa Indonesia harus waspada terhadap terjadinya
konflik. Karena itu, bangsa Indonesia harus berusaha menyelesaikan berbagai
konflik sehingga persatuan dan kesatuan tetap terjaga.
Tujuan
Setelah
mempelajari uraian pada tema ini, kalian diharapkan mampu:
1.
Menjelaskan
pengaruh interaksi sosial terhadap mobilitas sosial.
2.
Menjelaskan
pengaruh interaksi sosial terhadap pluralitas.
3.
Menjelaskan
pengaruh interaksi sosial terhadap integrasi dan konflik.
A.
Mobilitas
Sosial
1.
Pengertian
Mobilitas Sosial
Simaklah
terlebih dahulu kisah singkat berikut ini.
Kesuksesan
Mas’oed
Sebagai
seorang anak petani miskin, Mas’oed berusaha untuk memperbaiki taraf kehidupan
keluarganya. Orangtuanya hanya mampu menyekolahkan dia sampai tingkat SMP.
Walaupun demikian, Mas’oed tetap bercita-cita melanjutkan sekolah ke jenjang
yang lebih tinggi. Pada tahun 1980, pergilah Mas’oed ke kota bersama temannya.
Di kota, mereka berjualan koran di waktu pagi dan berangkat sekolah pada waktu
siang.
Dari
hasil penjualan koran, Mas’oed membiayai sekolahnya, bahkan sampai kuliah di
perguruan tinggi. Kuliah di perguruan tinggi membuat Mas’oed semakin memiliki
pengetahuan luas tentang usaha bisnis. Mas’oed tidak lagi berjualan koran di
pinggir lampu merah. Dia membuka kios koran dan majalah. Usaha Mas’oed terus
mengalami kemajuan, hingga berkembang menjadi toko buku yang laris.
Kini,
Mas’oed memiliki 4 cabang toko buku yang memperkerjakan lebih dari 200 pekerja.
Mas’oed yang masa lalunya anak petani miskin, kini telah menjadi pengusaha
terpandang di kotanya. Keberhasilan Mas’oed tidak lepas dari usahanya yang
gigih.
Perhatikan
cerita keberhasilan Mas’oed di atas. Apabila kondisi ekonomi keluargamu sama
dengan Mas’oed, mudah-mudahan kisah Mas’oed dapat menginspirasi. Seandainya
kalian saat ini lebih baik kondisinya dibandingkan saat Mas’oed di SMP, kalian
tentu harus jauh lebih sukses dari Mas’oed. Kisah keberhasilan Mas’oed pada
teks di atas, merupakan salah satu contoh mobilitas sosial.
Perhatikan
gambar seorang direktur dan bawahannya pada gambar di atas. Pernahkah kalian
memikirkan bagaimana seseorang dapat menjadi direktur perusahaan? Apakah kalian
pernah bercita-cita menjadi direktur perusahaan? Apakah staf atau bawahan
direktur perusahaan, dapat menjadi direktur? Menjadi direktur perusahaan itu
tidak mudah. Ada beragam cara untuk menjadi seorang direktur. Salah satu cara
yang paling mudah adalah merintis karier sebagai karyawan biasa, menjalankan
tugas dan tanggung jawab sebaik-baiknya sehingga mencapai prestasi dan promosi,
dan pada akhirnya menduduki jabatan direktur. Seorang karyawan yang berprestasi
hingga menduduki jabatan direktur, merupakan contoh mobilitas sosial.
Setelah
kalian memperhatikan contoh mobilitas sosial pada 2 kasus di atas, tentu kalian
memiliki sejumlah pertanyaan: Apa yang dimaksud mobilitas sosial? Mengapa
terjadi mobilitas sosial? Apa saja yang tergolong mobilitas sosial? Bagaimana
keuntungan dan kerugian terjadinya mobilitas sosial? Untuk menjawab beberapa
pertanyaan tersebut, kalian dapat menyimak penjelasan berikut ini.
Mobilitas
berasal dari bahasa Latin: mobilis, yang berarti: mudah dipindahkan atau banyak
bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial pada istilah
tersebut, mengandung makna: seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok
sosial. Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok
orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Seseorang yang mengalami
perubahan kedudukan (status) sosial dari suatu lapisan ke lapisan lain, baik
menjadi lebih tinggi maupun menjadi lebih rendah dari sebelumnya atau hanya
berpindah peran tanpa mengalami perubahan kedudukan, disebut: mobilitas sosial.
Beberapa
contoh lain mobilitas sosial dalam kehidupan masyarakat kita, misalnya: seorang
pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen, beralih pekerjaan menjadi
seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang; seorang anak pengusaha ingin
mengikuti jejak ayahnya yang berhasil, lalu membuka usaha lain namun gagal dan
akhirnya jatuh miskin. Dalam mobilitas sosial, selain terjadi perubahan dari
strata bawah ke strata atas, juga terjadi perubahan dari strata atas ke strata
bawah. Mobilitas sosial dapat berupa pergerakan sosial ke atas, tetapi juga
pergerakan sosial ke bawah.
Wawasan
Mobilitas
Sosial menurut paraahli:
·
Paul
B. Horton: mobilitas sosial adalah suatu gerak berpindah dari satu kelas sosial
ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang
lainnya.
·
Kimball
Young dan Raymond W. Mack: mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur
sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok
sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antarindividu dalam kelompok
dan hubungan antara individu dan kelompoknya.
·
Anthony
Giddens: mobilitas sosial menunjuk pada gerakan dari orang per orang dan
kelompok-kelompok diantara kedudukan-kedudukan sosial ekonomi yang berbeda.
·
Horton
& Hunt: mobilitas sosial merupakan tindakan berpindah dari satu kelas sosial
ke kelas sosial lainnya.
Aktivitas
Individu
Tugas
Individu
1.
Carilah
6 orang tetanggamu yang mengalami mobilitas sosial seperti materi yang kalian
pelajari.
2.
Tuliskan
secara singkat, proses mobilitas sosial yang terjadi pada orang tersebut.
3.
Tuliskan
faktor-faktor apa yang menyebabkan mereka mengalami mobilitas sosial.
4.
Tuliskan
hasil identifikasimu pada kertas folio bergaris.
2.
Bentuk-bentuk
Mobilitas Sosial
Kalian
telah mempelajari pengertian mobilitas sosial dan menemukan berbagai contoh
mobilitas sosial yang terjadi dilingkungan tempat tinggalmu. Untuk memperdalam
pemahamanmu tentang mobilitas sosial, kalian dapat mempelajari berbagai bentuk
mobilitas sosial. Berdasarkan bentuknya, mobilitas sosial dibedakan atas:
mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal.
Mobilitas
sosial positif/naik, yaitu: perubahan atau dampak yang akan lebih mempercepat
tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Mobilitas sosial
negatif/turun, yaitu: perubahan atau dampak yang akan lebih mempercepat tingkat
perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih buruk.
Untuk
memahami kedua mobilitas sosial tersebut, perhatikan kasus di bawah ini.
Kasus
1
Bu
Damaris Mendila adalah seorang guru di salah satu sekolah di provinsi Papua. Sebagai
guru IPS, Bu Damaris Mendila menjalankan tugas dengan baik. Bukan hanya
mengajar saja, Bu Damaris Mendila juga melaksanakan administrasi dengan penuh
tanggung jawab. Berbagai kegiatan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya,
dilaksanakan dengan baik. Karena berbagai prestasinya, Bu Damaris Mendila
diangkat menjadi kepala sekolah. Gerak sosial dari seorang guru menjadi kepala
sekolah atau naik jabatan pada kasus Bu Damaris Mendila, merupakan salah satu
bentuk mobilitas sosial vertikal.
Kasus
2
Pak
Gayus adalah seorang anak pengusaha yang memiliki usaha perkebunan teh
dibeberapa tempat di Jawa Barat. Pak Gayus mengembangkan usaha dengan membuka
usaha baru, yakni: bisnis pertambangan. Namun usaha pertambangan Pak Gayus
tidak berhasil berkembang. Bahkan usaha perkebunannya terus merugi hingga
akhirnya mengalami kebangkrutan. Kini Pak Gayus memulai sebagai pengusaha
kecil, yakni: menjadi agen penjualan teh. Gerak sosial Pak Gayus yang mengalami
penurunan pada kasus ini juga merupakan contoh mobilitas sosial vertikal.
Kasus
3
Pak
Zaenuri seorang kepala sekolah di salah satu SMP di Jawa Timur yang sudah 8
tahun menjabat. Dinas pendidikan memindahkan Pak Zaenuri ke sekolah lain dan
tetap menjabat sebagai kepala sekolah. Gerak sosial yang dialami pak Zaenuri
juga merupakan contoh bentuk mobilitas sosial horizontal.
Aktivitas
Kelompok
Tugas
Kelompok
1.
Bentuklah
kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.
Berdasarkan
bacaan pada kasus 1, kasus 2, kasus 3, diskusikan pertanyaan di bawah ini.
a.
Jelaskan
perbedaan mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal.
b.
Tuliskan
3 contoh lain mobilitas vertikal dan horizontal.
3.
Bandingkan
hasil diskusi kelompokmu dengan kelompok yang lain.
4.
Simpulkan
kembali hasil diskusimu setelah membandingkan hasilnya dengan kelompok lain.
Uraian
berikut ini membantumu untuk mengidentifikasikan pengertian mobilitas vertikal
dan mobilitas horizontal.
a.
Mobilitas
Vertikal
Apakah
yang dimaksud mobilitas vertikal? Mobilitas Vertikal: adalah perpindahan
seseorang atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain
yang tidak sederajat, baik pindah ke tingkah yang lebih tinggi (social
climbing/ mobilitas vertikal ke atas) maupun turun ketingkat yang lebih rendah
(social sinking/ mobilitas vertikal ke bawah).
1)
Mobilitas
Vertikal ke Atas (Social Climbing)
Social
climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau
kedudukan seseorang atau naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status
sosial yang lebih tinggi. Seorang karyawan yang karena prestasinya dinilai baik,
kemudian berhasil menduduki sebagai kepala bagian; manajer; bahkan direktur
suatu perusahaan, merupakan contoh mobilitas sosial jenis ini. Bentuk social
climbing lain, misalnya: terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi
daripada lapisan sosial yang sudah ada.
Kisah
Bu Damaris, dalam contoh bacaan Kasus 1, merupakan contoh mobilitas sosial ke
atas.
2)
Mobilitas
Vertikal ke Bawah (Social Sinking)
Social
sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses
social sinking seringkali menimbulkan gejolak kejiwaan bagi seseorang, karena
ada perubahan pada hak dan kewajibannya. Contoh: seorang pegawai diturunkan
pangkatnya karena melanggar aturan, sehingga ia menjadi pegawai biasa. Contoh
bacaan Kasus 2, yaitu kejadian yang menimpa Pak Gayus, merupakan contoh social
sinking dalam kehidupan sehari-hari. Social sinking dapat terjadi karena
berhalangan melaksanakan tugas; memasuki masa pensiun; turun jabatan; atau
dipecat. Social sinking merupakan pergerakan atau perubahan status sosial dari
atas ke bawah.
Aktivitas
Individu
1.
Perhatikan
orang-orang yang tinggal dilingkungan tempat tinggalmu.
2.
Carilah
contoh terjadinya social climbing dan social sinking pada orang-orang yang
kalian ketahui. Masing-masing 5 contoh.
3.
Tukarkan
hasil pekerjaanmu dengan temanmu.
No
|
Nama
|
Social Climbing/ Social Sinking
|
1
|
Pandu
|
Seorang karyawan menjadi pimpinan cabang perusahaan
|
2
|
||
3
|
||
4
|
||
5
|
b.
Mobilitas
Horizontal
Mobilitas
Horizontal: adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang
dalam lapisan sosial yang sama. Mobilitas horizontal merupakan peralihan
individu atau objek-objek sosial lainnya, dari suatu kelompok sosial ke
kelompok sosial lainnya yang sederajat. Pada mobilitas horizontal, tidak
terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang.
Contoh
bacaan Kasus 3, yaitu kejadian yang menimpa Pak Zaenuri, merupakan contoh
mobilitas horizontal. Pak Zaenuri pindah ke sekolah lain, namun tetap dalam
jabatan sebagai kepala sekolah. Kalian dapat menemukan contoh lain mobilitas
sosial horizontal dilingkungan tempat tinggalmu.
Aktivitas
Individu
Tugas
Individu
1.
Perhatikan
orang-orang yang tinggal dilingkungan tempat tinggalmu.
2.
Carilah
contoh terjadinya mobilitas horizontal pada orang-orang yang kalian ketahui.
Masing-masing 5 contoh.
3.
Tukarkan
hasil pekerjaanmu dengan temanmu.
No
|
Nama
|
Kejadian
|
1
|
Mulyani
|
Seorang pimpinan cabang bank pindah ke cabang yang
lain
|
2
|
||
3
|
||
4
|
Setelah
kalian mempelajari pengertian dan contoh-contoh mobilitas vertikal dan
horizontal, kalian tentu memperoleh pelajaran penting bagaimana gerak kehidupan
manusia. Ibarat roda yang berputar, manusia tidak selamanya menduduki jabatan
yang tinggi. Karena itulah manusia harus mampu menjaga dirinya dengan baik,
apabila telah memperoleh kedudukan yang lebih tinggi. Manusia harus sadar bahwa
kedudukan tersebut merupakan amanah yang harus dijalankan dengan baik.
Bagaimana
apabila saat ini sedang berada dilapisan social paling bawah? Orang yang merasa
dirinya berada dilapisan paling bawah, tidak perlu berkecil hati asalkan tetap
berusaha dengan tekun. Sikap pantang menyerah, merupakan kunci keberhasilan
meraih cita-cita.
3.
Faktor-faktor
Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
Kalian
mungkin bertanya, mengapa terjadi mobilitas sosial? Apakah mobilitas selalu
terjadi dalam masyarakat? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kalian perlu
mempelajari faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya mobilitas
sosial.
Dalam
setiap masyarakat, kecenderungan mengalami mobilitas sosial berbeda-beda. Ada
masyarakat yang dengan cepat dan mudah mengalami mobilitas sosial, tetapi ada
pula masyarakat yang cenderung sulit mengalami mobilitas sosial. Mengapa
demikian?
Terdapat
beragam faktor yang mendorong dan terjadinya mobilitas sosial, yaitu:
a.
Faktor
Struktural
Kalian
tentu mengenal semua presiden yang pernah memerintah Republik Indonesia,
seperti: Soekarno; Soeharto; BJ Habibie; Abdurrahman Wahid; Megawati; Susilo
Bambang Yudhoyono; dan Joko Widodo. Ketujuh tokoh Indonesia tersebut berhasil
mencapai status sosial yang tinggi berkat sistem demokrasi yang berlaku dalam
politik di Indonesia. Dengan sistem demokrasi, setiap WNI dapat mencapai status
sosial berupa jabatan politik yang tinggi. Kedudukan yang tinggi, bukan lagi
didasarkan pada keturunan, tetapi pada kemampuan hingga kemudian dipercaya
menjadi pemimpin. Rakyat biasa sebagaimana ke-7 tokoh di atas, menjadi presiden
bukan karena mereka keturunan presiden, tetapi dipilih oleh rakyat. Hal ini
tentu berbeda dengan sistem pemerintahan kerajaan, dimana pengganti raja adalah
keturunan sang raja sendiri.
Struktur
masyarakat Indonesia, sangat terbuka. Orang miskin dapat mengalami mobilitas
sosial setinggi-tingginya, bahkan menjadi presiden. Apabila kalian merupakan
anak dari keluarga kurang mampu, jangan berkecil hati. Banyak contoh tokoh
Indonesia yang berasal dari keluarga miskin. Kalian tetap dapat mengejar
cita-cita setinggi-tingginya, karena mobilitas sosial masyarakat Indonesia bukan
berdasarkan keturunan melainkan prestasi. Memang, keturunan memiliki peran
penting dalam perjuangan mobilitas sosial. Anak orang kaya mudah untuk
memperoleh modal usaha dibandingkan anak orang miskin. Namun pada masa
sekarang, banyak orang miskin yang menjadi kaya karena kegigihannya dalam
berusaha. Demikian halnya banyak kasus orang kaya tiba-tiba miskin karena
terlena dengan kekayaannya, lantas menjadi santai menjalani hidup.
b.
Faktor
Individu
Setiap
individu memiliki perbedaan dalam hal: sikap; pengetahuan; dan keterampilan.
Dua orang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relatif setara, belum
tentu menjadi berhasil dalam melaksanakan mobilitas sosial ke atas. Hal ini
disebabkan keberhasilan individu, sangat ditentukan sikap dan perilaku individu
tersebut. Sebagai contoh: 2 orang sarjana dari perguruan tinggi yang sama-sama
melamar pekerjaan disuatu perusahaan. Hanya 1 orang yang diterima karena
dianggap memiliki ambisi dan komitmen dalam hidup. Kalian dapat menemukan
berbagai contoh perbedaan individu orang-orang disekitar tempat tinggalmu, yang
memengaruhi peluang mereka mengalami mobilitas sosial ke atas.
Inspirasi
Dari
Pemungut Bola Menjadi Pengusaha Sukses
Monang,
pengusaha “Rumah Barbie”, miniatur rumah yang biasa digunakan anak-anak untuk
boneka Barbie. Usaha lelaki asal Medan ini, berhasil menembus beberapa pasar di
kota-kota besar di Indonesia. Monang merupakan salah satu contoh difabel yang
sukses. Ia yang hanya memiliki satu kaki, memulai usaha dengan penuh kerja
keras. Beberapa kali ia gagal, namun selalu punya semangat untuk bangun
kembali. Sebelum menjadi pengusaha, ia lebih dulu berkarir sebagai atlet
difabel, lalu menjadi pemungut bola dilapangan tenis.
Monang
pernah berjuang menjadi atlet difabel hingga akhirnya menjadi pengusaha rumah
boneka. Kini Monang memiliki 5 pekerja dan usahanya semakin sukses. Kegigihan
Monang perlu ditiru. Walaupun hanya memiliki satu kaki, Monang pantang menyerah
hingga mencapai keberhasilan.
c.
Faktor
Sosial
Setiap
perjuangan diawali dari ketidakpuasan. Ketidakpuasan akan status sosial,
mendorong manusia untuk terus berjuang segigih-gigihnya. Setiap manusia
dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orangtuanya. Saat ia
dilahirkan, tidak ada satu manusiapun yang dapat memilih status. Apabila ia
tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orangtuanya, ia dapat mencari
kedudukannya sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi.
Kalian
tentu juga ingin meningkatkan status sosialmu. Orangtuamu juga selalu berpesan
supaya kalian belajar giat. Mereka berharap, suatu saat kalian lebih berhasil
dari orangtuamu.
d.
Faktor
Ekonomi
Keadaan
ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Keadaan ekonomi
yang baik, memudahkan individu dan kelompok melakukan mobilitas sosial. Kalian
dapat memperhatikan berbagai fenomena masyarakat di sekeliling kita. Masyarakat
yang kondisi ekonominya baik, cenderung lebih mudah melakukan mobilitas sosial.
Dengan kondisi ekonomi yang baik, mereka mudah untuk memperoleh modal;
pendidikan; dan kesempatan lainnya. Hal ini tentu berbeda dengan masyarakat
yang mengalami kesulitan ekonomi atau bahkan kesulitan memenuhi kebutuhan
dasarnya. Pada masyarakat yang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan dasar,
prioritas utama adalah pemenuhan kebutuhan primer.
e.
Faktor
Politik
Bangsa
Indonesia patut bersyukur karena memiliki stabilitas politik yang baik. Kondisi
Negara, aman dan damai, sehingga para pemimpin dapat menjalankan roda
pembangunan dengan baik. Semua rakyat berperan aktif dalam pembangunan. Kondisi
ini tentu berbeda dengan situasi Indonesia pada tahun 1945-1950. Pada masa
tersebut, situasi politik dalam negeri tidak menentu. Belanda masih berusaha
menguasai Indonesia, sehingga memilih perang baru.
Beberapa
pemberontakan juga terjadi, yang membuat pemerintah lebih sibuk mengurus
keamanan negara daripada meningkatkan perekonomian. Hal ini jelas memengaruhi
mobilitas sosial warga negara.
f.
Kemudahan
Dalam Akses Pendidikan.
Jika
pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mudah juga bagi orang untuk
melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperolehnya.
Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang
tak menjalani pendidikan yang bagus, serta sulit untuk mengubah status karena
kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan.
Pada
zaman penjajahan, pendidikan sulit didapat bangsa Indonesia. Akibatnya,
masyarakat terkungkung dalam kebodohan. Jangankan mengembangkan IPTEK, membaca
saja sebagian besar rakyat Indonesia tidak bisa. Penduduk Indonesia yang dapat
membaca dan menulis pada akhir masa penjajahan Jepang, tidak lebih dari 10%.
Kalian dapat memperkirakan, pada masa penjajahan Belanda, jumlah buta huruf di
Indonesia tentu jauh lebih besar.
Bagaimana
dengan pendidikan di Indonesia pada masa sekarang? Kalian patut bersyukur,
karena rakyat Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses
pendidikan. Apabila kalian menginginkan pendidikan setinggi-tingginya, negara
telah menyediakan berbagai kemudahan. Untuk pendidikan SD dan SMP, negara telah
membebaskan biaya dasar pendidikan. Walaupun demikian, tentu bukan pendidikan
gratis. Sebab kalau ingin mutu sekolah semakin baik, tentu diperlukan biaya
yang tinggi juga. Untuk pendidikan tingkat menengah, beberapa daerah juga telah
membebaskan biaya pendidikan. Apabila masih terjadi kesulitan, pemerintah dan
swasta memberikan banyak beasiswa.
Bagaimana
dengan pendidikan di perguruan tinggi? Selain berbagai beasiswa yang diberikan
kepada mahasiswa berprestasi dan mahasiswa miskin selama menempuh pendidikan,
pemerintah juga memberikan beasiswa yang diberikan pada saat mahasiswa
mendaftar di perguruan tinggi. Beasiswa yang diluncurkan sejak masa Presiden
Susilo Bambang Yudoyono tersebut, bernama: BIDIKMISI (Biaya Pendidikan
Mahasiswa Miskin Berprestasi). Apabila merasa berasal dari keluarga kurang
mampu, kalian dapat mendaftarkan diri di perguruan tinggi dengan dukungan
beasiswa BIDIKMISI. Semua biaya kuliah dan biaya hidup selama studi, akan ditanggung
negara.
Aktivitas
Individu
1.
Carilah
buku biografi orang sukses di perpustakaan sekolah atau lainnya.
2.
Bacalah
buku tersebut, kemudian ceritakan kembali secara singkat:
a.
Siapa
orang sukses yang kalian baca?
b.
Bagaimana
cerita orang tersebut sebelum sukses?
c.
Bagaimana
usaha orang tersebut untuk sukses?
d.
Apakah
orang tersebut dalam berusaha selalu berhasil, atau pernah juga mengalami
kegagalan?
e.
Bagaimana
hambatan orang tersebut untuk menjadi sukses?
f.
Bagaimana
kegiatan sosial orang tersebut setelah menjadi orang sukses?
3.
Tukarkan
hasil ringkasanmu dengan 2 orang temanmu.
Selain
memahami berbagai faktor yang mendorong terjadinya mobilitas sosial, kalian
juga perlu memahami berbagai faktor penghambat mobilitas sosial. Beberapa
faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial yang telah kalian pelajari di atas
pada dasarnya juga merupakan faktor penghambat mobilitas sosial apabila
kondisinya dibalik. Sebagai contoh: pendidikan akan menjadi pendorong mobilitas
sosial apabila sistem pendidikan bersifat terbuka seperti pada masa sekarang.
Apabila sistem pendidikan seperti pada masa penjajahan, mobilitas sosial
masyarakat pasti terhambat.
Beberapa
faktor penghambat mobilitas sosial, adalah sebagai berikut:
a.
Kemiskinan
Faktor
ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai
status sosial tertentu merupakan hal yang sangat sulit. Salah satu penyebab
kemiskinan adalah pendidikan yang rendah. Masyarakat yang berpendidikan rendah
berpengaruh terhadap kualitas SDM. Akibatnya, tingkat kemudahan untuk
mendapatkan pekerjaan, terbatas.
Saat
ini negara Indonesia masih memiliki penduduk miskin 12%. Hal ini menjadi hambatan
dalam mobilitas sosial. Karena itulah pemerintah berusaha mengurangi kemiskinan
tersebut dengan berbagai cara. Dengan hilangnya kemiskinan, dengan sendirinya
masyarakat akan mudah mengakses berbagai fasilitas dasar dan memudahkan
mobilitas.
b.
Diskriminasi
Diskriminasi
berarti pembedaan perlakuan karena alasan perbedaan: bangsa; suku; ras; agama;
golongan. Pada masa penjajahan, terjadi diskriminasi pemerintah Hindia Belanda
terhadap masyarakat keturunan Eropa dan masyarakat Indonesia. Dalam memperoleh
pendidikan, masyarakat Indonesia disediakan sekolah yang kualitasnya berbeda
dengan sekolah-sekolah untuk orang-orang Eropa. Hal ini tentu mempersulit
mobilitas sosial rakyat Indonesia.
4.
Saluran-saluran
Mobilitas Sosial
Kalian
tentu berpikir, bagaimana caranya agar mobilitas sosial itu terjadi? Setiap
orang dapat mewujudkan mobilitas sosial di lingkungan atau instansi tempat ia
sedang berkarya. Sebagai contoh: bagi seorang guru yang sedang bertugas di
lembaga pendidikan, ia dapat mewujudkan mobilitas sosial di lembaga pendidikan
tersebut. Seorang politikus di partai politik, dapat melakukan mobilitas sosial
di partai politik yang ia ikuti.
Berikut
ini merupakan contoh saluran-saluran mobilitas sosial.
a.
Pendidikan
Pendidikan
merupakan saluran bagi mobilitas vertikal yang sering digunakan, karena melalui
pendidikan, orang dapat mengubah statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya
merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap
sebagai social elevator (perangkat) yang mengangkat seseorang dari kedudukan
yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan
kepada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh:
seorang anak dari keluarga miskin, mengenyam sekolah sampai jenjang perguruan
tinggi. Setelah lulus, ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan
pengetahuannya itu untuk berusaha. Setelah ia berhasil menjadi pedagang, secara
otomatis status sosialnya juga meningkat.
b.
Organisasi
Politik
Banyak
contoh orang yang meniti perjuangan karir di organisasi politik dari tingkat
rendah sampai tingkat tinggi. Sebagai contoh: Presiden RI pertama Ir. Soekarno.
Ketika mendirikan PNI, Soekarno tidak memiliki jabatan di pemerintahan. Namun
melalui perjuangan politiknya, Sukarno semakin dikenal rakyat dan penjajah.
Pada saat kemerdekaan, Sukarno dipilih menjadi Presiden RI.
Wawasan
Pendidikan
merupakan faktor penting dalam mobilitas sosial. Keberhasilan pergerakan
nasional bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah, tidak lepas dari peran
penting pendidikan. Kalian ingat bagimana organisasi pergerakan nasional
pertama Budi Utomo berdiri, yang dipelopori oleh para cerdik cendikia atau
mahasiswa kedokteran STOVIA.
Berdirinya
Budi Utoma dan berbagai organisasi sosial politik lainnya, terjadi berkat peran
pendidikan. Dapat dikatakan bahwa pendidikan telah mendorong mobilitas bangsa
Indonesia dari kelompok yang diperintah, kemudian memerintah sendiri. Apabila
kalian ingin melakukan mobilitas sosial ke atas, belajarlah dengan baik dan
kejarlah ilmu setinggi-tingginya.
Seorang
anggota partai politik yang profesional dan punya dedikasi tinggi, kemungkinan
besar akan cepat mendapatkan status yang semakin tinggi dalam partainya sampai
akhirnya menjadi anggota dewan legislatif. Kalian dapat menemukan berbagai
contoh perjuangan orang-orang di partai politik disekitar tempat tinggalmu.
c.
Organisasi
Ekonomi
Organisasi
yang bergerak itu antara lain dalam bidang perusahaan ataupun jasa, umumnya
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas
vertikal. Organisasi ekonomi itu, antara lain: koperasi dan badan usaha.
Kalian
tentu memiliki koperasi di sekolahmu. Apa tujuan didirikan organisasi koperasi?
Tentu untuk menyejahterakan anggotanya. Karena itu, koperasi akan melayani
kebutuhan anggotanya. Koperasi sekolah tentu akan mengutamakan pelayanan
terhadap para peserta didik. Demikian juga halnya dengan koperasi pasar;
petani; nelayan; dan sebagainya. Melalui organisasi koperasi, kesejahteraan
anggota dapat diperjuangkan. Keberhasilan perjuangan koperasi, mencerminkan
keberhasilan perjuangan anggota-anggotanya.
d.
Organisasi
Profesi
Contoh
organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal,
adalah: Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI); Ikatan Dokter Indonesia
(IDI); Himpunan Penguasaha Muda Indonesia (HIPMI); dan organisasi profesi
lainnya. Kalian dapat menemukan berbagai organisasi profesi yang ada di Indonesia.
Bagaimana
organisasi profesi dapat menjadi sarana saluran mobilitas vertikal? Karena
organisasi profesi merupakan himpunan orang-orang yang memiliki profesi yang
sama, sehingga mereka akan lebih kompak dan kuat memperjuangkan profesinya.
Sebagai contoh: organisasi profesi guru PGRI merupakan salah satu sarana
perjuangan para guru dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan guru. Selain
memperjuangkan pendidikan di Indonesia, PGRI juga memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan guru. Perjuangan PGRI tentu diperhatikan oleh pemerintah
Indonesia sehingga kesejahteraan guru di Indonesia terus mengalami peningkatan.
5.
Dampak
Mobilitas Sosial
Apakah
dampak terjadinya mobilitas sosial? Apabila semua mobilitas sosial bersifat ke
atas (social climbing), tentu semua orang akan merasa senang. Akan tetapi
selalu ada 3 kemungkinan mobilitas sosial, yakni: ke bawah; ke atas; dan ke
samping. Karena itulah kalian perlu memahami bahwa dampak terjadinya mobilitas
sosial bersifat dan negatif.
Apakah
dampak positif terjadinya mobilitas sosial? Berikut ini beberapa dampak positif
terjadinya mobilita sosial:
a.
Mendorong
Seseorang untuk Lebih Maju
Terbukanya kesempatan untuk
pindah dari strata ke strata yang lain, menimbulkan motivasi yang tinggi pada
diri seseorang untuk maju diberbagai bidang. Kalian dapat membedakan kondisi
Indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan. Pada masa penjajahan, banyak rakyat
kecil yang tidak memiliki cita-cita menjadi: camat; bupati; atau gubernur. Hal
ini karena tidak adanya kesempatan untuk itu. Bagaimana dengan sekarang? Banyak
rakyat kecil kemudian berhasil menjadi pemimpin diberbagai bidang.
b.
Mempercepat
Tingkat Perubahan Sosial
Mobilitas sosial akan lebih
mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik.
Contoh: Indonesia sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke
masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi, jika didukung SDM
yang berkualitas. Hal itu berarti perlu peningkatan kualitas pendidikan.
Keberhasilan mobilitas sosial di
Indonesia berarti membuat orang Indonesia memiliki kedudukan terhormat. Cerdik
cendikia yang semakin banyak, secara langsung mendorong terjadinya perubahan
sosial budaya masyarakat. Perubahan yang mudah dilihat, misalnya: pada
masyarakat desa. Penduduk yang berhasil melakukan mobilitas sosial, biasanya
akan memengaruhi teman-teman atau masyarakat lainnya. Hal ini berarti secara
langsung akan mendorong terjadinya perubahan sosial budaya di desa tersebut.
Penduduk yang sebagian besar berpendidikan rendah kemudian berpendidikan
tinggi, akan berpengaruh terhadap gaya hidup dan mata pencaharian mereka.
c.
Meningkatkan
Integrasi Sosial
Terjadinya mobilitas sosial dalam
suatu masyarakat, dapat meningkatkan integrasi social. Contohnya: ia akan
menyesuaikan diri dengan gaya hidup; nilai-nilai; dan norma-norma yang dianut
oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru, sehingga tercipta integrasi
sosial. Perubahan sosial yang terjadi pada suatu masyarakat, akan mendapat
respon yang berbeda dari masyarakat lain. Respon tersebut dapat berupa
tentangan, namun juga dapat berupa penerimaan. Penerimaan pengaruh yang
diakibatkan mobilitas sosial, tentu merupakan salah satu contoh terjadinya integrasi
dalam masyarakat.
Kalian
telah memahami dampak positif terjadinya mobilitas sosial. Tentu kalian
berpikir bahwa mobilitas sosial juga membawa dampak negatif dalam kehidupan
masyarakat. Apa dampak negatif mobilitas sosial?
a.
Terjadinya
Konflik
Mobilitas sosial merupakan salah
satu perjuangan manusia dan kelompok sosial untuk mencapai posisi sosial yang
semakin tinggi. Dalam hal ini, sangat wajar kalau kemudian timbul persaingan
yang kerap juga memicu konflik. Dalam perjalanan kehidupan manusia, persaingan
tidak dapat dihindarkan. Persaingan selalu muncul dengan berbagai kategori.
Bahkan, persaingan bisa menjelma menjadi konflik.
Perjuangan bangsa Indonesia untuk
memperoleh kemerdekaan, mendapat tentangan luar biasa dari penjajah. Konflik
ini tidak dapat dihindarkan, bahkan sampai terjadi perang. Sebagai contoh
kecil: perjuangan karyawan bawahan di suatu perusahaan untuk mencapai kedudukan
yang lebih tinggi, akan menghadapi persaingan dari karyawan lain. Bahkan, dapat
pula berhadapan dengan atasan yang takut kedudukannya digeser.
Contoh lain: perjuangan didalam
partai politik dan antarpartai politik. Semua partai politik berjuang, salah
satunya untuk memperoleh kekuasaan. Kondisi ini tentu menimbulkan persaingan
yang kadang memunculkan konflik. Kalian tentu masih ingat peristiwa Gerakan 30
September 1965. Peristiwa tersebut merupakan salah satu dampak negatif dari
ambisi mereka; jabatan; atau kekuasaan yang lebih tinggi. Persaingan
antarpartai politik di Indonesia, mengakibatkan konflik yang membahayakan kelangsungan
bangsa Indonesia.
Persaingan ataupun konflik, perlu
disikapi dengan bijaksana. Persaingan tidak dapat dihindarkan, tetapi
persaingan yang tidak sehat akan menyebabkan konflik. Karena itulah, setiap
perubahan sosial, hendaknya selalu dikelola dengan sikap positif. Dengan
demikian, tiap individu atau kelompok sosial yang berhasil atau gagal dalam
usaha melakukan mobilitas sosial ke atas, sama-sama ikhlas menerima kenyataan.
b.
Gangguan
Psikologis
Seseorang yang memiliki jabatan,
kadang khawatir kehilangan jabatan. Bahkan pada saat jabatan yang dimiliki
sudah lepas, kadang ia tidak rela melepaskan jabatan tersebut. Banyak orang
yang setelah kehilangan jabatan, baik karena diganti ataupun karena sudah
selesai masa tugasnya (pensiun), menjadi mudah gelisah. Individu yang mengalami
keadaan seperti ini, termasuk mengalami gangguan psikologis. Hal tersebut akan
membahayakan diri sendiri, karena stress yang berkepanjangan akan melahirkan
berbagai penyakit psikis dan fisik lainnya. Contoh: darah tinggi; asam lambung;
insomnia, merupakan penyakit yang salah satunya disebabkan gangguan psikologis.
Gangguan psikologis seperti di atas, tentu tidak akan terjadi pada individu
yang lapang dada menerima keadaan, dan kemudian bertekad untuk berubah.
Renungkan
Manusia
tidak dapat lepas dari mobilitas sosial, entah mobilitas vertikal ataupun
horizontal. Dalam mobilitas sosial vertikal, manusia bisa mengalami mobilitas
ke atas ataupun ke bawah. Mobilitas ke bawah tentu berusaha dihindari oleh
manusia, namun seandainya terjadi hendaknya manusia menerima dengan lapang dada
dan berusaha bangkit kembali. Untuk melakukan mobilitas ke atas, diperlukan
perjuangan yang gigih.
B.
Pluralitas
Masyarakat Indonesia
Perhatikan
gambar yang menggambarkan keragaman agama di Indonesia. Masyarakat Indonesia
dikenal sebagai masyarakat religius. Beberapa agama dan kepercayaan, dapat
ditemukan diberbagai wilayah Indonesia. Indonesia juga memiliki banyak suku
bangsa. Itulah sebabnya Indonesia kaya dengan budaya atau adat istiadat. Kondisi
geografis dan sosial Indonesia juga memengaruhi berbagai kegiatan ekonomi
masyarakat. Karena itu, kita dapat menemukan berbagai pekerjaan masyarakat
Indonesia diberbagai tempat.
Kekayaan
dan keanekaragaman masyarakat Indonesia, baik: suku; agama; ras; pekerjaan; dan
lain-lain, menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia itu bersifat plural. Kata
plural berasal dari bahasa Inggris yang yang artinya: jamak, sedangkan
pluralitas berarti: kemajemukan. Pluralitas masyarakat Indonesia memiliki arti
yang sama dengan kemajemukan masyarakat Indonesia.
Selain
istilah pluralitas, kalian juga menemukan istilah lain yang berhubungan dengan
keragaman, yakni: multikultural. Multikultural berasal dari kata multi yang
berarti banyak (lebih dari dua), dan culture artinya kebudayaan. Masyarakat
multikultural adalah masyarakat yang memiliki lebih dari 2 kebudayaan.
Masyarakat multikultural tersusun atas berbagai budaya yang menjadi sumber
nilai bagi terpeliharanya kestabilan kehidupan masyarakat pendukungnya.
Keragaman budaya tersebut berfungsi untuk mempertahankan identitas dan
integrasi sosial masyarakatnya.
1.
Perbedaan
Agama
Apakah
kalian menemukan berbagai macam agama dilingkungan tempat tinggalmu? Pernahkah
kalian mengamati pemeluk agama lain yang sedang melaksanakan upacara keagamaan?
Tentu kalian banyak menemukan perbedaan. Kalian mungkin merasa asing dengan
upacara persembahyangan agama yang berbeda dengan agama yang kalian peluk. Hal
ini wajar, karena setiap agama memiliki tuntunan dalam melaksanakan
persembahyangan atau upacara keagamaan.
Setiap
agama memiliki tuntunan cara persembahyangan yang berbeda. Kalian perlu
mengetahui bagaimana setiap umat beragama memiliki tempat ibadah dan
melaksanakan kegiatan upacara keagamaan atau persembahyangan. Mengapa kita
perlu memahami berbagai kegiatan ibadah agama selain yang kalian anut?
Hal
ini sangat penting agar dalam diri kita tumbuh sikap saling memahami dan
menghargai atau toleransi. Sebagai contoh: ketika umat Islam melaksanakan salat
Idulfitri di lapangan, umat beragama lain perlu memahami bahwa kegiatan
dilapangan tersebut merupakan upacara keagamaan/persembahyangan. Tentu saja
hanya pemeluk agama Islam yang melaksanakan kegiatan salat Idulfitri. Namun demikian,
pemeluk agama lain membantu menciptakan suasana agar salat berlangsung aman dan
nyaman. Toleransi dalam beragama bukan berarti kita mencampuradukkan ajaran
agama, tetapi saling menghormati dan membantu menciptakan keamanan dan
kenyamanan umat beragama lain dalam beribadah.
a.
Agama
Islam
Pada saat ini, agama Islam
merupakan agama yang dipeluk sebagian besar masyarakat Indonesia. Menurut
sensus tahun 2010, sebanyak 87,2% penduduk Indonesia beragama Islam. Kalian
tentu masih ingat pelajaran IPS Kelas VII, yang mengisahkan perkembangan
kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Indonesia. Agama Islam diperkirakan telah
sampai di Indonesia pada abad VII yang kemudian diikuti perkembangan
kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Indonesia. Sebelum kedatangan Islam, di Indonesia
telah berkembang agama Hindu dan Buddha sejak sekitar abad IV M.
Apabila kalian bukan beragama
Islam, kalian perlu memahami berbagai hari penting yang sering diperingati
pemeluk Islam. Hal ini bukan untuk tujuan membandingkan antaragama, tetapi supaya
kita dapat membantu kelancaran kegiatan agama lain. Umat Islam memiliki
beberapa hari besar yang dirayakan setiap tahun, seperti: hari raya Idulfitri
dan hari raya Iduladha. Hari Jumat juga merupakan hari penting bagi umat Islam.
Pada hari Jumat, semua laki-laki wajib melaksanakan ibadah salat Jumat secara
berjamaah di masjid. Selain itu, umat Islam juga memiliki beberapa hari penting
yang selalu diperingati, seperti: hari raya tahun baru Hijrah; hari kelahiran
maulid Nabi Muhammad SAW; dan hari turunnya wahyu Al-Qur’an.
b.
Agama
Kristen Protestan
Kristen
Protestan berkembang di Indonesia, selama masa kolonial Belanda (VOC) sekitar
abad XVI. Pada abad XX, Kristen Protestan berkembang dengan sangat pesat, yang
ditandai dengan kedatangan para misionaris dari Eropa ke beberapa wilayah di
Indonesia, seperti di wilayah: Papua; Sumatera Utara; Sulawesi Utara; dan Jawa.
c.
Agama
Kristen Katolik
Ada
pendapat yang menyatakan bahwa agama Kristen Katolik telah masuk ke Indonesia,
tepatnya di Sumatera Utara, sekitar abad VIII. Namun pendapat tersebut belum
didukung bukti-bukti yang kuat. Bukti yang paling kuat kedatangan agama Kristen
Katolik bersamaan dengan penjelajahan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia. Kristen
Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang diperkuat
dengan kedatangan bangsa Spanyol.
Salah
satu tujuan Portugis ke Indonesia adalah menyebarkan agama Katolik Roma di
Indonesia, yang dimulai di Kepulauan Maluku pada tahun 1534. Antara tahun 1546
dan 1547, pelopor misionaris Kristen, Fransiskus Xaverius, mengunjungi pulau
itu dan membaptis ribuan penduduk setempat. Selanjutnya para misionaris giat
menyebarkan agama Katolik ke berbagai wilayah Indonesia.
Hari
raya umat Kristen Katolik adalah: hari Natal, yang diperingati setiap tanggal
25 Desember. Selain itu, umat Katolik memiliki beberapa hari penting yang juga
selalu diperingati, misalnya: hari raya Paskah dan hari raya kenaikan Isa Almasih.
d.
Agama
Hindu
Agama
Hindu diperkirakan telah masuk ke Indonesia, sejak awal abad Masehi. Pada saat
mempelajari perkembangan kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, kalian tentu ingat
kapan agama Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia. Kalian tentu masih ingat
beberapa teori proses masuk dan berkembangnya agama Hindu di Indonesia.
Beberapa
upacara keagamaan pada hari-hari penting agama Hindu, misalnya: hari raya
Galungan; hari raya Nyepi; dan hari Saraswati. Agama Hindu, kaya akan berbagai
upacara atau tradisi keagamaan. Tradisi-tradisi warisan agama dan kebudayaan
agama Hindu juga memengaruhi kebudayaan Indonesia yang masih berkembang hingga
kini.
e.
Agama
Buddha
Perkembangan agama Buddha,
diperkirakan terjadi bersamaan dengan perkembangan agama Hindu. Kerajaan
Sriwijaya di Sumatera, merupakan salah satu pusat studi agama Buddha di Asia
Tenggara. Banyak sarjana dari Tiongkok dan bangsa-bangsa Asia Timur,
mempelajari agama Buddha di Sriwijaya.
Beberapa upacara keagamaan yang
dapat kalian kenal, misalnya: Hari Raya Waisak dan Ulambana. Waisak dirayakan
pada bulan Mei pada waktu terang bulan (purnama sidhi) untuk memperingati 3
peristiwa penting, yaitu: lahirnya Pangeran Siddharta; Pangeran Siddharta
mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha; serta wafatnya Buddha Gautama.
f.
Agama
Konghucu
Kehadiran
agama Konghucu di Indonesia, telah berlangsung berabad-abad lamanya. Kalian
dapat menemukan kelenteng yang biasa digunakan sebagai tempat ibadah umat
Konghucu diberbagai wilayah di Indonesia. Contoh: Kelenteng Ban Hing Kiong di
Manado yang didirikan pada tahun 1819; Kelenteng Boen Tjhiang Soe di Surabaya.
Umat Konghucu banyak memiliki hari penting, tetapi hari raya yang terkenal dan
telah menjadi hari libur nasional di Indonesia, adalah: Hari Raya Imlek.
Jauh
sebelum agama Islam; Kristen; Katolik; Hindu; Buddha; dan Konghucu berkembang,
di Indonesia telah berkembang berbagai aliran kepercayaan. Sampai saat ini,
kalian dapat menemukan berbagai aliran kepercayaan yang dianut sebagian
masyarakat Indonesia. Berbagai aliran kepercayaan, sebagian telah berkembang
sejak masa praaksara.
Aktivitas
Individu
1.
Carilah
temanmu yang agamanya berbeda denganmu.
2.
Tanyakan
berbagai hari penting yang diperingati dalam agamanya.
3.
Tanyakan
apa yang dapat kalian bantu, agar ibadah agamanya dapat berjalan dengan aman
dan nyaman.
2.
Perbedaan
Budaya
Kalian
hampir setiap hari mendengarkan istilah budaya atau kebudayaan. Apakah yang
dimaksud dengan budaya dan kebudayaan? Koentjaraningrat (1996) menjelaskan
bahwa kata kebudayaan berasal dari Sansekerta: buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari: buddhi yang berarti: budi atau kekal. Culture adalah kata asing
yang berasal dari kata bahasa Latin: colere (yang berarti: mengolah;
mengerjakan; dan terutama berhubungan dengan pengolahan tanah atau bertani),
memiliki makna yang sama dengan kebudayaan, yang kemudian berkembang maknanya,
menjadi: “segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan
mengubah alam”.
Wawasan
·
Menurut
Koentjaraningrat: budaya merupakan sebuah sistem gagasan dan rasa, sebuah
tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia didalam kehidupan
bermasyarakat, yang dijadikan kepunyaannya dengan belajar.
·
Menurut
E.B. Taylor: budaya ialah suatu keseluruhan yang kompleks meliputi kepercayaan,
kesusilaan, seni, adat istiadat, hukum, kesanggupan, dan kebiasaan lainnya yang
dipelajari oleh manusia sebagai bagian dari masyarakat.
·
Menurut
Linton: budaya merupakan keseluruhan dari sikap dan pola perilaku serta
pengetahuan, yang merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki oleh
suatu anggota masyarakat.
Bagaimanakah
cara melihat hasil-hasil budaya? Kalian perlu memahami wujud kebudayaan, agar
lebih mudah memahami berbagai hasil budaya manusia. Menurut sosiolog JJ
Hoenigman, terdapat 3 wujud budaya, yaitu: gagasan; tindakan; dan karya.
a.
Gagasan
(Wujud Ideal)
Wujud
ideal kebudayaan, merupakan kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide; gagasan;
nilai; norma; peraturan; dan sebagainya, yang sifatnya abstrak atau tidak
nyata, tidak dapat diraba atau disentuh. Dimanakah letak ide atau gagasan? Ide
dan gagasan, tentu berada dalam pemikiran manusia. Wujud kebudayaan berupa
pemikiran manusia, dapat dilihat dalam karya-karya tulis. Tulisan berupa
pemikiran, berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut pada waktu tertentu.
b.
Aktivitas
(Tindakan)
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat, yang disebut juga dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak,
serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu berdasarkan
adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
serta dapat diamati dan didokumentasikan.
c.
Artefak
(Karya)
Artefak
adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas; perbuatan; dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba; dilihat; dan didokumentasikan. Sifatnya paling nyata dibandingkan 2
wujud kebudayaan yang lain.
Aktivitas
Kelompok
1.
Bentuklah
kelompok beranggota 3-4 orang.
2.
Diskusikan
tentang 3 wujud kebudayaan.
3.
Carilah
contoh-contoh wujud kebudayaan yang terdapat dilingkungan tempat tinggalmu.
4.
Tuliskan
hasil diskusimu pada tabel di bawah ini.
No
|
Gagasan
|
Tindakan
|
Karya
|
1
|
|||
2
|
|||
3
|
|||
4
|
|||
5
|
5.
Bandingkan
hasil kerja kelompokmu dengan kelompok lainnya untuk memperoleh masukan.
Budaya
merupakan salah satu kekhasan manusia yang membedakan manusia dengan makhluk
lain. Manusia selalu menghasilkan budaya, karena manusia dikaruniai akal untuk
berpikir dalam rangka memperbaiki taraf hidupnya. Hal inilah yang membedakan
hewan dan manusia. Adapun hewan menggunakan naluri. Hewan cenderung bersifat
statis (tetap), sedangkan manusia dinamis (berubah). Sebagai contoh: kalian
dapat membedakan rumah burung dan rumah manusia. Dimanapun, burung pipit akan
membuat sarang yang bentuknya sama. Bandingkan dengan rumah manusia diberbagai
daerah di Indonesia.
Penjelasan
Koentjaraningrat tentang 7 unsur kebudayaan, dapat membantu kita lebih memahami
secara nyata tentang kebudayaan. 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai
budaya universal tersebut, yaitu:
a.
Peralatan
dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan; alat-alat rumah tangga,
senjata, alat-alat produksi, transpor, dsb).
b.
Mata
pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, sistem produksi, sistem
distribusi, dsb).
c.
Sistem
kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem
perkawinan).
d.
Bahasa
(lisan dan tertulis)
e.
Kesenian
(seni rupa, seni suara, seni gerak, dsb).
f.
Sistem
pengetahuan.
g.
Religi
(sistem kepercayaan).
Apa
saja yang memengaruhi perbedaan budaya masyarakat Indonesia? Banyak hal yang
memengaruhi perbedaan budaya masyarakat Indonesia.
a.
Perbedaan
Lokasi
Kalian
bandingkan bentuk rumah asli masyarakat Jawa dan Kalimantan. Perbedaan kondisi
alam di Jawa dan Kalimantan, menyebabkan perbedaan hasil kebudayaan berupa
rumah. Kalian juga dapat mengamati berbagai kerajinan yang dibuat masyarakat
pegunungan dengan kerajinan yang dibuat masyarakat pesisir.
b.
Perbedaan
Agama/Keyakinan
Agama
Hindu dan Buddha, banyak meninggalkan hasil kebudayaan berupa patung dan relief
pada dinding-dinding candi. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari sistem
kepercayaan Hindu-Buddha yang menjadikan candi sebagai salah satu tempat suci.
Relief pada dinding-dinding candi Hindu-Buddha, biasanya juga mengandung
berbagai ajaran untuk umatnya. Kalian dapat menemukan berbagai candi; patung;
dan relief, peninggalan kerajaan masa Hindu-Buddha di pusat-pusat kerajaan
tersebut. Pusat-pusat kebudayaan pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Sumatera,
dapat kalian temukan di: Riau; Jambi; Sumatera Utara; Sumatera Barat; Sumatera
Selatan; dan Lampung. Adapun di Pulau Jawa, kalian dapat menemukannya di:
Bogor; Bandung; Yogyakarta; Surakarta; Malang; dan Mojokerto (dekat Surabaya).
Pada
masa perkembangan kerajaan Islam, hasil seni bangunan dan ukir relief patung
bergeser menjadi seni ukir kaligrafi dan bangunan masjid.
Selain
kedua hal tersebut, perbedaan budaya juga disebabkan faktor-faktor lain,
seperti: adat-istiadat; kebiasaan; dan tradisi.
Kalian
sudah memahami bahwa di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa. Karena
Indonesia memiliki beragam suku bangsa, bentuk kebudayaannya juga beragam.
Setiap daerah memiliki kebudayaan daerah yang khas. Keragaman budaya daerah
dapat diketahui melalui bentuk-bentuk: pakaian adat; lagu daerah; tarian
daerah; rumah adat; alat musik; seni pertunjukkan; dan upacara adat.
3.
Perbedaan
Suku Bangsa
Bangsa
Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnis atau suku bangsa. Suku Jawa
adalah kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total
populasi. Sebagian besar suku Jawa tinggal di Pulau Jawa, terutama Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Banyak dari anggota suku ini telah bertransmigrasi dan tersebar
ke berbagai pulau di Nusantara bahkan bermigrasi ke luar negeri. Suku Sunda;
Suku Melayu; dan Suku Madura, secara berurutan adalah kelompok terbesar
berikutnya di negara ini.
Berikut
ini merupakan contoh nama suku bangsa dan lokasi atau tempat yang paling banyak
didiami/ditinggali.
Nama
Suku Bangsa dan Daerah Asal
Suku Bangsa
|
Daerah Asal
|
Aceh, Gayo, Tamiang Ulu Sangkil, Aneuk Jamee,
Kluet, Gumbak Cadek, dan Simeulue
|
Aceh
|
Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, Nias,
Simalungun, Asahan, dan Angkola
|
Sumatera Utara
|
Minangkabau, Gusci, Caniago, Tanjung Kato,
Panyali, Sikumbang, dan Mentawai
|
Sumatera Barat
|
Komering, Palembang, Pasemah, Sameda, Ranau,
Kisam, Ogan, Lematang, Rejang, rawas, dan Kubu
|
Sumatera Selatan
|
Bangka, Belitung, Mendanau, Rawas, dan Semendo
|
Bangka Belitung
|
Sunda
|
Jawa Barat
|
Betawi
|
DKI Jakarta
|
Jawa, Samin, dan Karimu
|
Jawa Tengah
|
Jawa, Madura, Osing, dan Tengger
|
Jawa Timur
|
Dayak, Ngaju, Apo Kayan, Murut, Poanan, dan Ot
Danun
|
Kalimantan Barat
|
Bulungan, Tidung, Kenyah, Berusuh, Abai, dan Kayan
|
Kalimantan Timur
|
Banjar Hulu dan Banjar Kuala
|
Kalimantan Selatan
|
Lawang, Dusun, Bakupai, dan Ngaju
|
Kalimantan Tengah
|
Sasak, Sumbawa, dan Bima
|
NTB
|
Timor, Rote, Sabu, Manggarai, Ngada, Ende Lio,
Larantuka, dan Sumba
|
NTT
|
Kaali, Kuwali, Panuma, Mori, Balatar, dan Banggai
|
Sulawesi Tengah
|
Wolia, Laki, Muna, Buton, dan Balatar
|
Sulawesi Tenggara
|
Sangir, Talaud, Minahasa, Bolaang Mongondow, dan
Bantik
|
Sulawesi Utara
|
Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Selayar, dan Bone
|
Sulawesi Selatan
|
Bali
|
Bali
|
Ambon, Alifuru, Togite, dan Faru
|
Maluku
|
Berdasarkan
data di atas, manakah suku bangsa yang paling banyak kalian temukan ditempat
tinggalmu? Pada masa sekarang, kalian dapat menemukan berbagai suku bangsa
dilingkungan provinsimu. Walaupun kita memiliki beragam suku bangsa yang
berasal dari berbagai wilayah Indonesia, namun kita bebas tinggal diberbagai
tempat di Indonesia. Sebagai contoh: Jakarta sebagai ibukota RI, dapat juga
disebut miniatur Indonesia. Di Jakarta, kalian dapat menemukan berbagai macam
suku bangsa Indonesia.
Mengapa
terjadi perbedaan suku bangsa di Indonesia? Apakah manusia dapat memilih
terlahir sebagi suku Batak; Dayak; atau Jawa? Tentu saja tidak. Manusia
terlahir karena kehendak Tuhan YME. Setiap suku bangsa memiliki derajat yang
sama. Secara ilmiah, perbedaan suku bangsa di Indonesia tidak terlepas dari
faktor sejarah nenek moyang bangsa Indonesia. Kalian dapat membuka kembali
pelajaran Kelas VII, yang membahas tentang asal-usul nenek moyang bangsa
Indonesia.
Aktivitas
Individu
Ingatlah
kembali pelajaran Kelas VII tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia,
kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1.
Suku
bangsa mana yang dianggap telah ada sebelum kedatangan bangsa Vedda?
2.
Bagaimana
proses kedatangan bangsa Vedda ke Indonesia?
3.
Bagaimana
proses kedatangan bangsa Proto-Melayu ke Indonesia?
4.
Bagaimana
proses kedatangan bangsa Deutro-Melayu ke Indonesia?
5.
Suku
bangsa mana yang merupakan keturunan Vedda, Proto Melayu, dan Deutro Melayu?
Berdasarkan
perjalanan sejarah yang telah kalian pelajari pada saat Kelas VII, sangat jelas
bahwa perbedaan suku bangsa di Indonesia tidak lepas dari faktor sejarah.
Bagaimana
interaksi antara berbagai suku bangsa di Indonesia? Sejak ribuan tahun yang
lalu, berbagai suku bangsa di Indonesia hidup berdampingan secara harmonis.
Berbagai suku bangsa di Indonesia saling memahami dan menghargai berbagai
perbedaan yang ada. Pada masa sekarang, kalian dapat menemukan berbagai suku
bangsa di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa suku bangsa
Indonesia sangat terbuka menerima kedatangan berbagai suku bangsa yang berbeda.
Mereka hidup berdampingan dan bekerja sama untuk membangun bangsa dan negara.
Bahkan, banyak masyarakat yang melakukan perkawinan campur. Mungkin saja
beberapa temanmu atau bahkan dirimu sendiri, lahir dari bapak dan ibu yang
berbeda suku bangsa.
4.
Perbedaan
Pekerjaan
Pekerjaaan
merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan. Pada saat ini kalian dapat menemukan berbagai jenis
pekerjaan, baik sektor formal maupun nonformal. Pekerjaan sektor formal adalah
berbagai pekerjaan yang dijalankan oleh pelaku usaha resmi, baik pemerintah
maupun swasta. Para karyawan perusahaan; pegawai kantor bank; pegawai
pemerintah; dan guru, merupakan contoh pekerjaan pada sektor formal. Pada jenis
pekerjaan formal ini, individu terikat secara langsung oleh sistem yang
berlaku. Dengan demikian, mereka bekerja penuh dengan aturan yang mengikat.
Kondisi
tersebut berbeda dengan pekerjaan pemilik bengkel; petani; penjual di pasar;
dan pelaku usaha mandiri lainnya. Mereka bekerja secara mandiri, tak tergantung
pada pihak lain. Sebagai contoh: pekerjaan sebagai pedagang bakso keliling,
sangat tergantung pada pedagang tersebut. Apabila ingin libur, ia dapat libur
sewaktu-waktu. Hal ini berbeda dengan orang yang bekerja sebagai karyawan
perusahaan atau lembaga pemerintah.
Semua
pekerjaan itu mulia, selama pekerjaan tersebut bermanfaat bagi diri dan orang
lain. Guru; polisi; dokter; petani; dan tukang pijat, sama-sama pekerjaan
mulia. Tidak ada yang lebih rendah atau lebih tinggi derajatnya. Semua profesi,
saling membutuhkan. Tanpa guru, tidak akan ada polisi dan dokter. Tanpa petani,
tukang pijat dan polisi dapat mengalami kelaparan, demikian seterusnya. Rantai
kehidupan manusia, tersusun sedemikian rupa sehingga saling membutuhkan.
Setelah
kalian mempelajari berbagai perbedaan masyarakat di Indonesia, tentu kalian
dapat menyimpulkan bahwa perbedaan tidak dapat dihindari. Sebagai sebuah negara
besar, bangsa Indonesia jauh lebih beragam atau heterogen dibandingkan
negara-negara lain. Perbedaan tersebut tentu harus dikelola dengan baik, agar
bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Keberagaman
budaya telah memberikan manfaat besar bagi bangsa kita. Contohnya dalam bidang
bahasa. Kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa daerah, dapat memperkaya
perbendaharaan kata bahasa Indonesia. Kosa kata dalam bahasa Indonesia, berbeda
dengan kosa kata bahasa Malaysia. Malaysia tidak memiliki kata sebanyak bangsa
Indonesia. Bahasa dominan di Malaysia adalah Melayu yang kemudian diperkaya
dengan menyerap bahasa asing seperti bahasa Inggris; bahasa Arab; dan bahasa
Tionghoa. Dalam bahasa Indonesia, kalian dapat menemukan berbagai istilah yang
diserap dari berbagai bahasa daerah.
Potensi
keberagaman budaya, dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata di Indonesia
yang bisa mendatangkan devisa. Pemikiran yang timbul dari manusia di tiap-tiap
daerah, dapat pula dijadikan acuan bagi pembangunan nasional.
5.
Peran
dan Fungsi Keragaman Budaya
Perhatikan
gambar tentang tarian Kecak dan tarian Saman. Keduanya adalah contoh tarian daerah
di Indonesia. Kalian tentu menemukan berbagai tarian dilingkungan tempat
tinggalmu. Indonesia memiliki lebih dari 100 tarian daerah yang tersebar
diseluruh Nusantara. Kekayaan tersebut menggambarkan keberagaman budaya
Indonesia.
Tarian
daerah sebagai salah satu kekayaan seni budaya bangsa Indonesia, menjadi salah
satu daya tarik bangsa-bangsa asing. Kekayaan kesenian berupa tarian daerah,
menjadi salah satu daya pikat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Apakah kalian pernah menyaksikan tarian Kecak di Denpasar Bali? Setiap hari,
ratusan wisatawan asing menyaksikan tarian Kecak dipanggung kesenian. Contoh di
atas merupakan salah satu contoh peran dan fungsi tarian daerah dalam
pembangunan nasional. Apa peran dan fungsi lain tarian daerah bagi pembangunan
nasional?
Tarian
daerah bukan hanya sekadar untuk dilihat, tetapi juga mengandung makna yang
sangat penting bagi bangsa Indonesia. Tarian daerah di Indonesia merupakan
ekspresi jiwa masyarakat Indonesia. Tarian tersebut menggambarkan nilai-nilai
penting yang dapat menjadi inspirasi dan teladan bagi masyarakat masa sekarang.
Seni tari Indonesia mengandung banyak nilai moral dan keagamaan, yang menjadi
pedoman bagi perilaku Indonesia.
Wawasan
Tahukah
kalian makna Tari Saman dan Tari Kecak? Tari Saman merupakan salah satu media
untuk menyampaikan pesan/dakwah. Tarian ini membawa pesan pendidikan;
keagamaan; sopan santun; kepahlawanan; kekompakan; dan kebersamaan. Sebelum
Tari Saman dimulai, sebagai pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau
pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat atau nasihat-nasihat yang
berguna kepada para pemain dan penonton.
Adapun
makna Tari Kecak adalah bahwa keangkaramurkaan akan kalah oleh kebenaran. Tari
Kecak menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan
Rahwana. Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang
penarinya pada kondisi tidak sadar melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh
para leluhur, kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Tarian
hanya sebagian dari keragaman budaya bangsa Indonesia. Kalian tentu menemukan
berbagai keragaman budaya selain kesenian. Keragaman budaya daerah dapat
dikenali melalui bentuk-bentuk: pakaian adat; lagu daerah; tarian daerah; rumah
adat; alat musik; seni pertunjukkan; upacara adat; dan lain-lain.
Untuk
memahami lebih dalam, peran dan fungsi keragaman budaya dalam pembangunan
nasional, kerjakan aktivitas kelompok berikut.
Aktivitas
Kelompok
1.
Bentuklah
kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.
Carilah
sumber dari buku atau internet tentang contoh peran dan fungsi keragaman budaya
di Indonesia.
3.
Tuliskan
kesimpulanmu didalam kertas.
4.
Presentasikan
hasil simpulanmu didalam kelas.
5.
Tuliskan
simpulan hasil diskusi kelas dan bagikan ke seluruh siswa.
Sudahkah
kalian selesai mengerjakan aktivitas kelompok? Jika sudah, tentu simpulan yang
kalian peroleh yang terkait dengan peran dan fungsi keragaman budaya dalam
pembangunan nasional sebagai berikut:
a.
Sebagai
Daya Tarik Bangsa Asing
Indonesia
adalah salah satu tujuan wisata dari berbagai negara. Salah satu daya tarik
wisatawan mancanegara, adalah: kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Perhatikan
gambar yang menunjukkan ketertarikan para turis saat melihat Sendra Tari Ballet
Ramayana di Prambanan Yogyakarta. Kebudayaan yang masih berkembang di
Yogyakarta, merupakan salah satu daya tarik wisatawan berkunjung ke Yogyakarta.
Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta, membantu kegiatan
perekonomian masyarakat Yogyakarta. Berbagai barang dan jasa, diperjualkan di
kota pelajar tersebut. Ratusan hotel; rumah makan; biro perjalanan; produksi
cindera mata; seni kerajinan; dan sebagainya, tumbuh subur di Yogyakarta.
b.
Mengembangkan
Kebudayaan Nasional
Kebudayaan
nasional adalah puncak dari kebudayaan-kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah
akan memperkaya kebudayaan nasional. Apa yang dimaksud kebudayaan nasional?
Kebudayaan nasional merupakan suatu kebudayaan yang didukung oleh sebagian
besar warga suatu negara dan memiliki syarat mutlak bersifat khas dan
dibanggakan, serta memberikan identitas terhadap warga. Budaya nasional adalah
budaya yang dihasilkan oleh masyarakat bangsa tersebut sejak zaman dahulu
hingga kini sebagai suatu karya yang dibanggakan yang memiliki kekhasan bangsa
tersebut dan memberi identitas warga, serta menciptakan suatu jati diri bangsa
yang kuat.
Dapatkah
kalian menemukan contoh budaya nasional? Pakaian batik merupakan salah satu
contoh budaya nasional. Batik adalah hasil dari budaya lokal. Beberapa daerah
di Indonesia dapat menciptakan batik dengan corak khas yang berbeda-beda. Batik
kemudian diangkat menjadi salah satu pakaian nasional. Dengan demikian, budaya
lokal menjadi budaya nasional.
Wawasan
Batik
Indonesia sebagai keseluruhan teknik; teknologi; serta pengembangan motif dan
budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan
untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible
Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009. Tanggal 2 Oktober selalu
diperingati sebagai: Hari Batik Nasional.
Renungkan
Batik
merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang diakui dunia. Sebagai generasi
penerus, sepantasnya bangsa Indonesia bangga dengan mahakarya bangsa Indonesia
tersebut. Pakaian batik bukan sekedar pakaian yang bermanfaat untuk melindungi
tubuh dan memperindah penampilan, tetapi juga mengandung nilai-nilai moral
tertentu. Bangsa Indonesia harus bangga dan selalu mengembangkan dan
menggunakan pakaian batik.
c.
Tertanamnya
Sikap Toleransi
Kekayaan
budaya bangsa Indonesia merupakan tantangan untuk bersikap toleran. Keragaman
budaya yang dimiliki bangsa Indonesia, semakin menambah kesadaran masyarakat
bahwa pada hakikatnya manusia memiliki perbedaan, seperti pada gambar di atas.
Karena itu, perbedaan kebudayaan adalah hal biasa, tidak perlu dipertentangkan.
Setiap budaya ingin dikembangkan. Perlu sikap saling mendukung serta
kebersamaan dalam upaya mengembangkan kebudayaan. Kebudayaan Indonesia bukan
milik satu suku bangsa, tetapi milik seluruh rakyat Indonesia.
d.
Saling
Melengkapi Hasil Budaya
Kebudayaan
sebagai hasil pemikiran dan kreasi manusia, tidak pernah sempurna.
Keanekaragaman budaya di Indonesia justru memberikan kesempatan untuk saling
mengisi, seperti tampak pada gambar di atas. Sebagai contoh: masyarakat
Indonesia diberbagai daerah memiliki berbagai corak seni bangunan; lukis; kain
tenun; dan sebagainya. Kekayaan corak seni tersebut apabila berinteraksi, akan
menghasilkan inovasi budaya baru yang sangat berharga. Pada masa lalu, seni
membatik lebih banyak dikembangkan masyarakat suku Jawa, khususnya Jawa Tengah,
dengan corak atau motif batik Jawa. Pada saat ini, masyarakat diberbagai daerah
memiliki motif batik yang khas yang mencerminkan karakteristik budaya setempat.
e.
Mendorong
Inovasi Kebudayaan
Inovasi
kebudayaan merupakan pembaharuan kebudayaan untuk menjadi lebih baik. Sebagai contoh:
kebudayaan berupa teknologi pertanian yang telah diwariskan nenek moyang.
Setiap masyarakat memiliki cara bercocok tanam yang kadang berbeda. Perbedaan
ini tentu didasari berbagai alasan. Setiap kelompok masyarakat melakukan
interaksi yang berpengaruh pada cara berpikir dan hasil kebudayaan. Itulah
hasil komunikasi cara bertani yang menghasilkan cara baru dan khas dalam
pertanian. Interaksi itu bersifat khas dan unik. Oleh karena itu, pola bercocok
tanam yang dihasilkan juga, khas dan unik.
Bentuk-bentuk
inovasi kebudayaan dapat terjadi karena akulturasi dan asimilasi. Kalian dapat
memperhatikan gambar yang memberikan informasi tentang salah satu bentuk
akulturasi kebudayaan di Indonesia. Gambar tersebut membuktikan nenek moyang
bangsa Indonesia, sangat kreatif dan sangat terbuka. Menara Masjid Kudus
memiliki bentuk yang sama dengan Bale Kul Kul pura Taman Ayun di Bali. Walaupun
bentuknya sama, tetapi fungsinya berbeda. Bale Kul Kul memiliki fungsi sebagai
tempat upacara keagamaan umat Hindu, sedangkan Menara Masjid Kudus memiliki
fungsi untuk mengumandangkan bedug dan azan. Interaksi budaya di atas,
menunjukkan sikap toleran masyarakat pada masa lalu.
C.
Konflik
dan Integrasi dalam Kehidupan Sosial
1.
Konflik
dalam Kehidupan Sosial
a.
Pengertian
Konflik
Perhatikan gambar tentang
demonstrasi kenaikan upah buruh terhadap perusahaan didaerah ibukota Jakarta.
Mengapa buruh melakukan demonstrasi? Demonstrasi tersebut tentu disebabkan
perbedaan keinginan buruh dengan perusahaan (majikan) atas pengupahan yang
berlaku. Demonstrasi yang terjadi di atas, merupakan salah satu contoh konflik
dalam kehidupan masyarakat.
Wawasan
Pengertian
konflik menurut paraahli
A.
Menurut
Robert MZ Lawang: konflik adalah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang
langka, seperti: nilai; status; kekuasaan; dan sebagainya, dengan tujuan tidak
hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya. Konflik
terjadi karena benturan kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dan
kelompok lain dalam rangka memperebutkan sumber-sumber kemasyarakatan (ekonomi,
politik, sosial, dan budaya) yang relatif terbatas.
B.
Menurut
Kartono: konflik merupakan proses sosial yang bersifat antagonistik dan terkadang
tidak bisa diserasikan karena dua belah pihak yang berkonflik memiliki tujuan,
sikap, dan struktur nilai yang berbeda, yang tercermin dalam berbagai bentuk
perilaku perlawanan, baik yang halus, terkontrol, tersembunyi, tidak langsung,
terkamuflase maupun yang terbuka dalam bentuk tindakan kekerasan.
Siapa saja yang dapat melakukan
konflik? Semua orang dapat terlibat konflik. Pada pelajaran Kelas VII, kalian
mempelajari interaksi dapat terjadi antarindividu; individu dengan kelompok;
dan kelompok dengan kelompok.
Kalian mungkin pernah mendengar
atau membaca, berita tentang pertengkaran antarteman di sekolah. Kejadian ini
digolongkan konflik antarindividu. Adapun konflik antara majikan dan buruh,
dapat dimasukkan dalam kategori konflik individu dengan kelompok. Contoh konflik
antara kelompok dan kelompok, adalah: konflik para pedagang kaki lima dengan
para petugas ketertiban. Konflik bahkan dapat melibatkan dalam skala lebih
luas. Konflik antarkelompok dan juga dapat berupa konflik antarsuku, bahkan
antarbangsa atau antarnegara. Perjuangan negara Palestina melawan penguasaan
Israel pada saat sekarang, merupakan salah satu bentuk konflik antarnegara.
b.
Faktor-faktor
Penyebab Konflik Sosial
Mengapa terjadi konflik? Akar
konflik adalah: perbedaan. Berikut ini merupakan beberapa penyebab konflik yang
biasanya terjadi dalam kehidupan manusia.
1)
Perbedaan
Individu
Manusia adalah individu yang
unik. Jangankan manusia yang berbeda orangtua; suku; dan ras, manusia yang
lahir dari dalam satu rahimpun memiliki banyak perbedaan. Walaupun secara fisik
sekilas sama, seperti dalam kasus bayi kembar, belum tentu pendirian dan
perasaan ke-2 kembar tersebut sama. Perbedaan pendirian dan perasaan akan
sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini, dapat menjadi faktor penyebab
konflik sosial. Sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu
sejalan dengan kelompoknya. Sebagai contoh: para siswa dalam satu kelasmu tentu
berbeda tanggapannya ketika mendengarkan musik dangdut. Ada yang merasa
terganggu karena suara gendang, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2)
Perbedaan
Latar Belakang Kebudayaan
Orang dibesarkan dalam lingkungan
kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam lingkup yang lebih luas, berbagai kelompok
kebudayaan bisa saja memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang
berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat mendatangkan konflik
sosial, sebab kriteria tentang sopan-tidak sopan; pantas-tidak pantas; atau
bahkan berguna-tidak bergunanya sesuatau, baik itu benda fisik maupun nonfisik,
bisa berbeda-beda.
3)
Perbedaan
Kepentingan
Kalian perhatikan gambar tentang
penolakan sebagian warga terhadap rencana pembangunan bandara di Kulonprogo,
Yogyakarta. Pemerintah dan pengusaha yakin bahwa pembangunan bandara di
Kulonprogo, akan meningkatkan ekonomi masyarakat. Namun sebagian masyarakat
tidak setuju, karena khawatir lahan pertanian akan hilang; ganti rugi kurang
jelas; dan berbagai alasan lainnya. Peristiwa ini menggambarkan bahwa dalam
melaksanakan pembangunan, pemerintah menghadapi berbagai kelompok yang memiliki
kepentingan berbeda. Kalian tentu sering menemukan berbagai kasus pembangunan
disekitar tempat tinggalmu yang memicu konflik karena perbedaan sikap antara
pemerintah dan warga.
Bentrokan kepentingan dapat
terjadi di bidang ekonomi; politik; dan sebagainya. Hal ini karena setiap
individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau
mengerjakan sesuatu. Manusia memiliki perasaan; pendirian; maupun latar
belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam waktu yang bersamaan,
masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda.
Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang
berbeda-beda. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini, dapat pula menyangkut
bidang: politik; ekonomi; sosial; dan budaya. Begitu pula dapat terjadi
antarkelompok atau antara kelompok dan individu.
4)
Perubahan-perubahan
Nilai Yang Cepat
Perundang-undangan atau peraturan
yang sifatnya mengubah kebiasaan masyarakat, biasanya dilakukan melalui
berbagai kajian terlebih dahulu. Hal ini dilakukan supaya masyarakat tidak
kaget dengan perubahan yang tiba-tiba terjadi. Sebagai contoh: peraturan
merokok di tempat umum. Pemerintah tidak langsung memberlakukannya diseluruh
masyarakat Indonesia, tetapi dibeberapa tempat yang terbatas terlebih dahulu,
lalu perlahan-lahan terus meluas dalam rangka memberi kesempatan kepada
masyarakat untuk memahami peraturan tersebut. Perubahan adalah sesuatu yang
lazim dan wajar terjadi, tetapi jika berlangsung cepat atau bahkan mendadak,
perubahan itu akan menyebabkan konflik sosial. Suatu konflik mempunyai
kecenderungan atau kemungkinan untuk mengadakan penyesuaian kembali norma-norma
dan hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan
individu maupun bagian-bagian kelompok tersebut.
c.
Akibat-akibat
Konflik Sosial
Perhatikan gambar tentang tokoh
Bung Tomo dalam Pertempuran Surabaya tahun 1945. Pertempuran tersebut merupakan
salah satu contoh akibat terjadinya konflik antarnegara. Sekutu; Belanda; dan
Indonesia, adalah kelompok yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Pertempuran
yang menyebabkan ribuan pejuang Indonesia gugur tersebut, tentu tidak muncul
tiba-tiba, tetapi melalui berbagai pertentangan dan peristiwa-peristiwa
lainnya. Peristiwa tersebut dapat menggambarkan salah satu akibat dari adanya
konflik.
Berikut ini merupakan akibat
terjadinya konflik sosial:
1)
Meningkatnya
Solidaritas Sesama Anggota Kelompok
Dalam kasus peristiwa Pertempuran
Surabaya, para pejuang tidak menghiraukan perbedaan: suku; agama; organisasi
politik; dan sebagainya. Mereka bahu-membahu melawan Inggris (Sekutu).
Terjadinya konflik dengan kelompok lain, justru dapat meningkatkan solidaritas
sesama anggota kelompok (in-group solidarity) yang sedang mengalami konflik
dengan kelompok lain.
2)
Retaknya
Hubungan Antarindividu atau Kelompok
Konflik yang terjadi
antarindividu atau antarkelompok, dapat menimbulkan keretakan hubungan.
Keretakan tersebut dapat terjadi sementara ataupun permanen. Kalian mungkin
pernah konflik dengan temanmu yang menyebabkan dalam beberapa waktu tidak terjalin
hubungan yang baik. Namun karena kemudian saling menyadari kesalahan, kalian
berdua akhirnya saling memaafkan.
3)
Terjadinya
Perubahan Kepribadian Para Individu
Perubahan kepribadian dapat
terjadi pada kedua belah pihak yang mengalami konflik. Kedua belah pihak dapat
saling menyesuaikan atau justru masing-masing mempertahankan kebenaran yang
diyakini.
4)
Rusaknya
Harta Benda dan bahkan Hilangnya Nyawa Manusia
Konflik yang berujung pada
kekerasan fisik, dapat menyebabkan kerusakan dan hilangnya nyawa manusia.
Sebagai contoh, konflik yang diakhiri dengan peperangan.
5)
Terjadinya
Akomodasi, Dominasi, bahkan Penaklukkan Salah Satu Pihak yang Terlibat dalam
Pertikaian
d.
Cara
Menangani Konflik
Bagaimana sikap individu atau
kelompok sosial atas terjadinya konflik? Terdapat 5 cara yang biasanya
digunakan individu atau kelompok dalam menyelesaikan konflik sosial.
1)
Menghindar
Kadang orang merasa tidak ada
manfaatnya melanjutkan konflik dengan orang atau kelompok lain. Hal ini mungkin
disebabkan keyakinan bahwa dia tidak akan menang menghadapi konflik. Dalam hal
ini, dia mengorbankan tujuan pribadi ataupun hubungannya dengan orang lain.
Orang ini berusaha menjauhi masalah yang menimbulkan konflik ataupun orang yang
bertentangan dengannya.
2)
Memaksakan
Kehendak
Terdapat individu atau kelompok
yang memandang bahwa pendapatnya atau idenya paling benar. Oleh karena itu,
dengan segala cara, konflik harus berakhir dengan kemenangan dipihaknya. Karena
itu, dia atau mereka berusaha menguasai lawan-lawannya dan memaksa lawan
menerima penyelesaian yang diinginkan. Tujuan pribadinya dianggap sangat
penting, sedangkan hubungan dengan orang lain kurang begitu penting. Tipe ini
tidak peduli terhadap kebutuhan orang lain. Ia tidak peduli apakah orang lain
menyukai dan menerima dirinya atau tidak. Ia menganggap bahwa konflik harus
diselesaikan dengan cara satu pihak harus menang.
3)
Menyesuaikan
Kepada Keinginan Orang Lain
Terdapat individu yang ingin
diterima dan disukai orang lain. Ia merasa bahwa konflik harus dihindari demi
keserasian (harmoni) dan ia yakin bahwa konflik tidak dapat dibicarakan jika
merusak hubungan baik. Ia khawatir apabila konflik berlanjut, seseorang akan
terluka dan hal itu akan menghancurkan hubungan pribadi dengan orang tersebut.
Ia mengorbankan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain.
4)
Tawar
Menawar
Dalam proses tawar-menawar,
individu akan mengorbankan sebagian tujuannya dan meminta lawan konflik
mengorbankan sebagian tujuannya juga.
5)
Kolaborasi
Kolaborasi memandang konflik
sebagai masalah yang harus diselesaikan. Atas dasar itu, dicarilah cara-cara
untuk mengurangi ketegangan kedua belah pihak. Ia berusaha memulai sesuatu
pembicaraan yang dapat mengenali konflik sebagai suatu masalah dan mencari
pemecahan yang memuaskan keduanya.
2.
Integrasi
Sosial
Faktor-faktor
Terbentuknya Integrasi
Integrasi
sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat
sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut, dapat
meliputi: ras; etnis; agama; bahasa; kebiasaan; sistem nilai; dan lain
sebagainya.
Menurut
Baton, integrasi adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras
dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan ras
tersebut. William F Ogburn dan Meyer Nimkoff memberi syarat terjadinya integrasi
sosial, yaitu sebagai berikut:
1.
Anggota
masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan
mereka.
2.
Masyarakat
berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai dan norma.
3.
Nilai
dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.
Faktor
yang memengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi:
1.
Homogenitas
kelompok. Pada masyarakat yang homogenitasnya rendah integrasi sangat mudah
tercapai, demikian juga sebaliknya.
2.
Besar
kecilnya kelompok. Jumlah anggota kelompok memengaruhi cepat lambatnya
integrasi karena membutuhkan penyesuaian diantara anggota.
3.
Mobilitas
geografis. Semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi, semakin
besar pengaruhnya bagi proses integrasi.
4.
Efektivitas
komunikasi. Semakin efektif komunikasi, semakin cepat pula integrasi
anggota-anggota masyarakat tercapai.
Bentuk-bentuk
Integrasi Sosial:
1.
Integrasi
normatif: integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di
masyarakat. Contoh: masyarakat Indonesia dipersatukan dengan semboyan Bhineka
Tunggal Ika.
2.
Integrasi
fungsional: integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi
tertentu dalam masyarakat. Contoh: Indonesia yang terdiri dari berbagai suku
mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing: suku Bugis
melaut, Jawa bertani, Minang berdagang.
3.
Integrasi
koersif: integrasi yang dilakukan dengan cara paksaan. Hal ini biasanya
dilakukan bila diyakini banyaknya akibat negatif jika integrasi tidak
dilakukan, atau pihak yang diajak untuk melakukan integrasi sosial enggan
melakukan/mencerna integrasi.
Proses
Integrasi dilakukan melalui 2 hal, yaitu:
1.
Asimilasi:
bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang saling memengaruhi sehingga
memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli tiap-tiap
kebudayaan.
2.
Akulturasi:
proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu
dihadapkan pada kebudayaan asing (baru) sehingga kebudayaan asing (baru)
diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa meninggalkan sifat
asli kebudayaan penerima.
Faktor-faktor
Pendorong Integrasi Sosial:
1.
Adanya
toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda.
2.
Kesempatan
yang seimbang dalam bidang ekonomi.
3.
Adanya
sikap positif terhadap kebudayaan lain.
4.
Adanya
sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.
5.
Adanya
kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
6.
Adanya
perkawinan campur (amalgamasi).
7.
Adanya
musuh bersama dari luar.
Aktivitas
Kelompok
Untuk
mempraktikkan salah satu bentuk interaksi yang bersifat asosiatif, lakukanlah
kegiatan kerja bakti di kelasmu. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain
menata kembali ruang kelas, membersihkan ruang kelas, dan lainnya. Pilihlah
aktivitas yang dapat kalian kerjakan bersama-sama dengan teman-teman satu
kelas.
Aktivitas
Individu
Kegiatan:
1.
Buatlah
kliping yang menunjukkan konflik dan integrasi dalam kehidupan sosial yang
terjadi di Indonesia.
2.
Tuliskan
pemecahan masalah dari setiap konflik yang terjadi.
3.
Berikan
kesimpulan dan alasan, mengapa kita tidak boleh melanggar pranata yang ada.
Rangkuman
Mobilitas
sosial selalu terjadi dalam kelompok masyarakat. Mobilitas sosial dapat terjadi
secara vertikal dan horizontal. Mobilitas sosial vertikal dapat menimbulkan
kekecewaan apabila bentuknya berupa mobilitas vertikal ke bawah. Agar terhindar
dari mobilitas vertikal ke bawah, individu atau kelompok hendaknya selalu
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
Bangsa
Indonesia memiliki keragaman sosial budaya dalam bentuk perbedaan suku bangsa,
bahasa, budaya, dan agama. Untuk mendukung keragaman sosial budaya sebagai
modal pembangunan nasional, harus tercipta interaksi yang positif dan
menjunjung tinggi keberagaman sosial budaya. Bangsa Indonesia harus senantiasa
menjalin interaksi positif yang mengarah pada kerjasama untuk mencapai tujuan
bersama, yakni pembangunan masyarakat Indonesia. Perbedaan harus dikelola
dengan baik sehingga mendorong tujuan pembangunan nasional. Berbagai lembaga
berperan penting dalam mengola perbedaan menjadi kekayaan bangsa.
Dalam
hidup berbangsa dan bernegara, kita juga tidak dapat lepas dari konflik. Karena
itulah, hendaknya konflik dikelola dengan baik sehingga tidak menimbulkan
dampak yang merugikan.
Uji
Kompetensi
Pilihan
Ganda
1.
Pak
Amir mengajar SMA sebagai guru. Setelah beberapa tahun, ia kini menjabat
sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Kasus ini merupakan contoh
mobilitas sosial…
a.
horizontal. c. vertikal naik e. geografis
b.
antargenerasi. d. vertikal turun
2.
Faktor
pendorong bagi kelompok masyarakat tidak mampu untuk melakukan mobilitas sosial
adalah…
a.
status
sosial c. pendidikan
rendah e. penyebab struktural
b.
keadaan
ekonomi d. situasi politik
3.
Perhatikan
beberapa contoh saluran mobilitas sosial di bawah ini.
1)
PGRI
2) APKOM DIY 3) IDI 4) PBB 5) IMI
Yang termasuk contoh saluran
mobilitas sosial pada bidang organisasi profesi, adalah…
a.
1
dan 2 c. 2 dan
4 e. 4 dan 5
b.
1
dan 3 d. 2 dan 5
4.
Di
bawah ini contoh faktor pendorong mobilitas sosial pada pada penyebab
struktural adalah…
a.
Seorang
anak yang memiliki sifat ulet dan tekun.
b.
Seorang
anak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
c.
Seorang
anak yang migrasi ke daerah lain karena ada konflik.
d.
Seorang
anak desa yang mencari pekerjaan di kota.
e.
Seorang
anak yang memiliki keluarga kerajaan.
5.
Di
bawah ini yang bukan cara untuk meningkatkan integrasi sosial yang baik,
adalah…
a.
Mematuhi
norma-norma yang berlaku
b.
Menyesuaikan
gaya hidup hedonis
c.
Berpegang
teguh pada nilai-nilai sosial
d.
Ikut
kegiatan sosial masyarakat
e.
Menyesuaikan
dengan budaya sekitar
6.
Keberagaman
suku bangsa dan budaya di Indonesia memiliki dampak positif, kecuali…
a.
potensi
dalam bidang pariwisata d.
kegagalan komunikasi bahasa
b.
bangsa
menjadi lebih luwes e.
adanya warisan kearifan lokal yang kaya
c.
objek
kajian budaya internasional
7.
Perhatikan
nama suku bangsa Indonesia
1)
Minangkabau 2) Gayo 3) Osing 4) Aneuk Jamee 5) Ngaju
Yang termasuk suku bangsa
Indonesia berasal dari provinsi NAD, adalah…
a.
1
dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 3 d. 2 dan 4 e. 4 dan 5
8.
Yang
bukan termasuk cara melestarikan budaya daerah sekitar adalah…
a.
mendokumentasikan
pagelaran budaya daerah
b.
mempelajari
tarian adat daerah
c.
mempelajari
lagu daerah
d.
mengarang
lagu bahasa daerah
e.
mempelajari
seni bela diri karate
9.
Pluralitas
budaya bangsa sebaiknya disikapi dengan…
a.
keseragaman
agar tercapai kedamaian d. mengarang
lagu bahasa daerah
b.
mempelajari
tarian adat daerah e.
mempelajari seni bela diri karate
c.
mempelajari
lagu daerah
10. Tari-tarian daerah pada saat ini
beralih fungsi untuk acara…
a.
keagamaan b. sesaji c. penyambutan tamu d. syukuran e. perang
11. Konflik antara buruh dan
pengusaha kerap sekali naik ke pengadilan. Pemberian upah yang tidak sesuai
menjadi salah satu alasan. Kasus di atas menggambarkan konflik terjadi karena
faktor…
a.
perbedaan
budaya d. perbedaan kepentingan
b.
perbedaan
kepribadian e.perbedaan kasta
c.
perbedaan
keluarga
12. Individu atau kelompok ini
memandang bahwa pendapat atau idenya paling benar sehingga memenangkan konflik
dengan cara menguasai lawan adalah jalan untuk mencapai tujuan. Hal ini
merupakan contoh cara menangani konflik, yaitu…
a.
menghindar d.
kolaborasi
b.
memaksakan
kehendak e.
tawar-menawar
c.
menyesuaikan
keinginan orang lain
13. Berikut ini adalah faktor yang
memengaruhi cepat lambatnya proses integrasi, kecuali…
a.
homogenitas
kelompok d.
efektivitas komunikasi
b.
heterogenitas
kelompok e. besar
kecilnya kelompok
c.
mobilitas
geografis
14. Berikut ini yang termasuk faktor
penghambat integrasi sosial adalah…
a.
Adanya
intoleransi terhadap kebudayaan yang berbeda.
b.
Kesempatan
yang seimbang dalam bidang ekonomi.
c.
Adanya
perkawinan campur.
d.
Adanya
sikap yang terbuka dengan golongan yang berkuasa.
e.
Adanya
persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
15. Integrasi sosial dalam kehidupan
dapat terwujud dengan adanya…
a.
Tidak
ada kesepahaman antarkelompok.
b.
Konsensus
bersama tentang nilai.
c.
Masyarakat
yang melanggar norma.
d.
Nilai
dan norma baru saja dicanangkan.
e.
Kebutuhan
masyarakat sulit dicukupi.
Esai
1.
Jelaskan
perbedaan dengan disertai contoh, mobilitas sosial naik dan mobilitas sosial
turun.
2.
Untuk
mendapatkan jabatan politik tertentu, tentu terdapat persaingan yang dapat
memunculkan konflik sosial. Apa cara kalian untuk meminimalisir interaksi
sosial tersebut agar tidak memicu konflik?
3.
Mengapa
faktor ekonomi menjadi penghambat mobilitas sosial?
4.
Hal
apa saja yang menjadikan perbedaan budaya pada masyarakat Indonesia?
5.
Apa
perbedaan antara similasi dan akulturasi?
6.
Jelaskan
syarat agar terjadi integrasi sosial.
Studi
Kasus
Perhatikan
bacaan di bawah ini.
Festival
Budaya Jawa Digelar di Surabaya
Festival
budaya Jawa dengan menghadirkan berbagai ragam kesenian dan budaya Jawa,
digelar di Jembatan Merah Plasa (JMP) Kota Surabaya mulai 13-30 Oktober 2012.
Dirut PT Lami Citra Tbk selaku pengelola JMP, Priyo Setia Budi, di Surabaya,
Kamis, mengatakan gelar festival ini merupakan upaya melestarikan budaya-budaya
Jawa yang nyaris terkikis perkembangan zaman.
“Kami
punya kepentingan membangun karakter bangsa melalui festival budaya ini.
Karakter bangsa tercermin dari kekuatan budaya,” katanya.
Menurut
dia, festival budaya tersebut akan menampilkan berbagai ragam kesenian khas
Jawa, seperti Tari Remo dari Surabaya, Tari Gembyong dari Jawa Tengah, Tari
Gandrung Banyuwangi, dan lainnya. Selain itu, dalam kegiatan ini juga akan
digelar pesta seni dan pameran kerajinan milik usaha kecil menengah (UKM). “UKM
juga pilar ekonomi. Untuk itu, kami telah menyiapkan tempat khusus bagi para
UKM binaan yang ada di Jatim,” katanya.
Adapun
barang-barang yang akan ditampilkan para UKM diharapkan masih ada unsur budaya
Jawa, seperti penjualan kain batik, kerajinan tangan, makanan, dan lainnya.
Adapun peserta dalam festival tersebut diambil dari beberapa daerah di Jatim.
“Kami juga mengundang para seniman dari Jawa Tengah untuk ikut meramaikan
festival kali ini,” katanya.
Berdasarkan
bacaan di atas, kerjakan soal-soal di bawah ini.
1.
Jelaskan
bentuk interaksi asosiatif yang terjadi dalam kegiatan festival budaya
tersebut!
2.
Jelaskan
peranan festival budaya tersebut dalam kegiatan ekonomi masyarakat!
3.
Ketua
pelaksana Priyo Setia Budi mengatakan bahwa gelar festival merupakan upaya
melestarikan budaya-budaya Jawa yang nyaris terkikis perkembangan zaman.
Festival budaya juga merupakan media membangun karakter bangsa. Jelaskan maksud
pernyataan tersebut!
4.
Untuk
mencontohi kegiatan tersebut, tuliskan ide menyelenggarakan kegiatan festival
budaya di lingkungan tempat tinggalmu! Tuliskan bentuk festival yang kalian
rencanakan, siapa saja yang terlibat, serta apa tujuan penyelenggaraan festival
tersebut!
Refleksi
dan Tindak Lanjut
Bangsa
Indonesia memiliki keragaman sosial budaya yang sangat potensial sebagai modal
pembangunan nasional. Keragaman suku bangsa; bahasa; budaya; dan agama,
dimiliki masyarakat diberbagai daerah. Kemerdekaan Indonesia menjadi modal
penting dalam mengelola keragaman sosial budaya demi pembangunan nasional.
Apakah kalian telah memahami bagaimana peran dan fungsi keragaman sosial budaya
tersebut dalam pembangunan nasional? Apakah kalian telah memahami peranan
kelembagaan dalam mengelola keragaman sosial budaya tersebut? Apabila kalian
telah menguasai materi yang dipelajari pada tema ini, kalian dapat mendalami
dengan menambah buku bacaan atau sumber-sumber lainnya.
***
jawaban nya ada
BalasHapus