Sandi
di dalam Kepramukaan adalah salah satu media pembelajaran yang baik bagi
peserta didik, karena dapat melatih: ketelitian; daya ingat; kecerdasan; dan
konsentrasi.
Kode
Morse
Sandi adalah sebuah kata dalam
bahasa Sansekerta yang kira-kira artinya adalah: “rahasia”; “menyembunyikan”. Sedangkan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata persandian yang berasal dari kata
dasar sandi, bermakna: rahasia atau kode; definisi sinonimnya dalam bahasa
Inggris, yakni: cryptography, yang
berarti: pengetahuan; studi; atau seni tentang tulisan rahasia
Samuel Fibley Breese Morse dan Alfred
Vail merupakan dua orang Amerika pertama, yang menemukan sebuah cara agar
setiap manusia dapat saling berhubungan. Cara ini kemudian dikenal sebagai Kode
Morse. Kode Morse atau Sandi Morse adalah sistem representasi huruf, angka,
tanda baca dan sinyal dengan menggunakan kode titik dan garis yang disusun
mewakili karakter tertentu pada alfabet atau sinyal (pertanda) tertentu yang
disepakati penggunaannya di seluruh dunia. Cara tersebut ditemukannya pada
tahun 1835, tetapi baru dapat diterima untuk dipergunakan di seluruh dunia pada
tahun 1851 dalam Konferensi Internasional.
Isyarat Morse dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain:
1.
Suara,
yaitu dengan menggunakan Peluit;
2.
Sinar,
yaitu dengan menggunakan Senter;
3.
Tulisan,
yaitu dengan menggunakan tanda Titik (*) dan Setrip (–); dan
4.
Bendera,
yaitu dengan menggunakan Bendera Morse.
Durasi pengiriman Kode Morse –di dalam penggunaannya secara umum melalui
jaringan radio atau media lain, diukur dalam satuan Kata Per Menit (word
per minute; disingkat WPM), dan berkisar di antara 8-50 WPM. Bila
Kode Morse disampaikan dengan cara meniup Peluit, maka tiupan dengan durasi
pendek untuk mewakili Titik dan meniup Peluit dengan durasi panjang untuk
mewakili Setrip.
Berikut ini adalah Kode Morse yang telah
disepakati bersama:
Kode Morse |
Trik
Menghafal Morse
Beberapa metode umum digunakan untuk
memudahkan penghafalan kode ini, baik visual, auditori dan metode lain yang
masih terus berkembang. Sekurangnya terdapat dua metode, yakni: Metode Koch dan
Metode Substitusi. Metode Koch adalah metode pembelajaran pengiriman Kode Morse
dengan sistem gradual. Latihan dengan Metode Koch dimulai dengan menggunakan
dua huruf yang diulang terus-menerus (umumnya E dan T untuk alasan pembiasaan
dengan interval). Setelah seseorang menguasai dua huruf ini dan dapat membaca
maupun mengirimkannya dengan cepat, maka satu huruf ditambahkan, dan seterusnya
hingga seseorang yang mempelajari Kode Morse dapat menguasai pembacaan maupun
pengiriman kode melalui pembiasaan. Metode Subsitusi ini umum digunakan di Kepramukaan
Indonesia, yaitu dengan membuat padanan kata yang berawal dari alfabet Latin,
dan setiap O mewakili Setrip (–),
dan setiap huruf vokal lain mewakili Titik (*)
Kadangkala peserta didik kesulitan
menghafal atau mengingat kembali isyarat Morse, apalagi jarang berlatih secara
periodik. Berikut ini, tips khusus menghafal Morse dengan cepat:
Diagram Kode Morse |
Petunjuk Penggunaan:
1.
Gambar
di atas terbagi menjadi dua bagian, Kanan dan Kiri;
2.
Cara
membacanya: dari Atas ke Bawah;
3.
Blok
Putih menunjukkan kode Titik (*), dan blok Hitam menunjukkan kode Setrip (–);
4.
Setiap
blok sebelah Kiri, selalu diawali Titik (Putih). Sedangkan blok sebelah Kanan,
selalu diawali Setrip (Hitam).
Contoh:
Dari Atas ke Bawah:
Putih-Putih-Putih-Putih (artinya: 4
Titik, berarti huruf: H);
Putih-Putih-Hitam (artinya: 2 Titik dan
1 Setrip, berarti huruf: U);
Hitam-Hitam-Hitam (artinya: 3 Setrip,
berarti huruf: O);
Hitam-Hitam-Putih (artinya: 2 Setrip dan
1 Titik, berarti huruf: G);
Hitam-Hitam-Hitam-Hitam (artinya: 4
Setrip, berarti huruf: KH); dan
Hitam-Hitam-Putih-Hitam (artinya: 3
Setrip dan 1 Titik, berarti huruf: Q).
Cukup mudah, bukan ?
Selamat Mencoba…
***